Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada Era sekarang tentulah diperukan furniture untuk pelengkap interior rumah ,
dimana memberikan kesan yang sangat indah pada ruangan. Furniture ataupun merupakan
aspek yang sangat penting di segala bidang maupun perumahan ], perkantoran,dan suasana
lainnya.
Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang
seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa
bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu
besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa
Prancis fourniture (1520–30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang
artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya
arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya Baik
buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir dari mutu
beton yang dikerjakan.
Meja adalah sebuah mebel atau perabotan yang memiliki permukaan datar dan
kaki-kaki sebagai penyangga, yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam.[1] Meja
sering dipakai untuk menaruh barang atau makanan. Meja umumnya dipasangkan
dengan kursi atau bangku.

1.2. Tujuan Praktek

Tujuan dari pelaksanaan praktikum perancah dan bekisting ini adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan target materi perkuliahan semester II (Dua) untuk kelas Regular B
Stambuk 2018 , prodi Pendidikan Teknik Bangunan.
2. Mahasiswa diharapkan memahami pengertian, fungsi, dan pelaksanaan dari
pengerjaan kayu.
3. Mahasiswa mampu menjual hasil suatu produk yang di kerjakan guna memberikan
kesan bahsa setiap aspek dapat memberikan rezeki.

1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian dan Fungsi Meja
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat
perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan
banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada
dinding sel berbagai jaringan di batang.Ilmu kayu (wood science) mempelajari
berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika
kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
Meja adalah salah satu produk furniture yang berupa permukaan datar yang
disokong oleh beberapa kaki. Meja sering dipakai untuk menyimpan barang dan
makanan dengan ketinggian tertentu supaya mudah dijangkau saat kita duduk. Meja
umumnya memiliki empat kaki dan dipasangkan dengan kursi, salah satunya adalah
meja makan. Meja Makan adalah sebuah parabotan rumah tangga yang digunakan
untuk menyajikan makanan.
Meja makan hadir dengan beragam bentuk, tinggi, dan bahan pembuat yang
ditujukan untuk membangun desain, gaya, dan tujuan penggunaan. Termasuk meja
makan yang terbuat dari mebel jati, saat ini meja makan terdiri dari berbagai bentuk,
ada meja makan yang berbentuk persegi panjang, persegi kotak, bulat, dan elips.
Masing-masing bentuk meja makan ini memiliki ketinggian yang disesuaikan dengan
kursi yang dipasangkannya.

2.2. Syarat-Syarat Acuan Perancah


Ada beberapa jenis meja kantor jika dilihat dari ukuran dan fungsinya, yaitu:
1. Meja besar
Ukuran: panjang:121,5cm, lebar: 71 – 80cm dan tinggi: 74 cm
Meja besar biasanya digunakan untuk direktur. Umumnya model bagian depan
dari atas sampai kaki-kaki tertutup
2. Meja sedang
Ukuran : panjang: 96,5cm, lebar: 71cm dan tinggi: 74cm
Meja sedang biasanya digunakan oleh bagian personalia atau kepala bagian.
3. Meja biasa
Ukuran : panjang : 120cm, lebar: 70-72cm dan tinggi: 75cm
Meja sedang biasanya digunakan oleh para pegawai
4. Meja khusus
Meja khusus ukuran dan modelnya berbeda-beda, disesuaikan dengan fungsi
dan kegunaannya. Misalnya meja untuk desainer biasanya ukurannya lebih lebar
kadang bagian depannya didesain diberi alas yang agak miring ke depan biasanya
digunakan untuk memudahkan proses menggambar atau untuk menyimpan desain.
5. Meja rapat
Meja rapat ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan ruangan dan jumlah
orang yang biasa melakukan kegiatan rapat. Tersedia jenis model meja rapat untuk
pertemuan kecil maupun dalam jumlah besar.

2
Menurut the Liang Gie, meja yang baik hendaknya memenuhi syarat-syarata
sebagai berikut:
a. Dari permukaan meja sampai lantai tidak seluruhnya tertutup.
b. Permukaan meja tidak berkilat-kilat sehingga tidak meyilaukan mata.
c. Luas meja tidak terlampau berlebihanUkuran meja kerja pada umumnya

2.3. Keuntungan dan Kerugian Kayu


Dikarenakan Material Meja dari kayu Maka keuntungan dan kekurangan kayu
Sebagai berikut
Keuntungan Kayu :
1. Mudah di dapat, karena di Indonesia masih banyak tersedia dan ketersediaannya
bisa didaur ulang lagi dengan reboisasi.
2. Jenis kayu solid awet dan tahan lama.
3. Mudah dibentuk dan dikerjakan sesuai dengan selera dan kebutuhan.
4. Sebagai bahan bangunan termasuk harga yang relatif murah dibandingkan bahan
bangunan lainnya.
5. Untuk jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah sehingga memiliki nilai
lebih untuk membuat dekorasi atau designnya
6. Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
7. Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia cukup baik.
8. Dapat kedap suara.

Kekurangan Kayu :
1. Bersifat kurang homogen
2. Mudah terpengaruh oleh iklim
3. Terdapat cacat bawaan dan cacat alam, seperti mata kayu dan pecah – pecah
4. Agak mudah terbakar
5. Kerusakan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi
6. Mudah terserang jamur dan serangga

3
BAB III
ALAT, BAHAN, dan Langkah Pengerjaan

3.1. Pengenalan Alat


1. Gergaji Potong
Gergaji dengan mata pisau sedang & pendek, digunakan untuk memotong
kayu.

Gambar 3.1 gergaji potong

2. Pahat
Adalah alat yang biasa digunakan untuk memahat kayu dan
membersihkan lobang pada sambungan kayu.

Gambar 3.2 pahat

3. Palu Plastik
Palu berfungsi untuk memukul ujung pahat agar bisa menekan dan
memperkuat tekanan pada mata pahat sehingga dengan mudah membersihkan
lobang pada sambungan kayu. Terbuat dari plastik agar tidak merusak pahat
yang dipukulnya.

Gambar 3.3 palu plastik

4
4. Palu Besi
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan
kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu
benda, penempaan logam dan menghancurkan suatu objek. Palu dirancang
untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk dan struktur. Bentuk umum
palu terdiri dari gagang palu dan kepala palu, dengan sebagian besar berat
berada di kepala palu. Desain dasar palu agar mudah digunakan, tetapi ada
juga model palu mekanis yang dioperasikan untuk keperluan yang lebih besar.
Palu besar dalam Bahasa Indonesia disebut dengan godam.

Gambar 3.4 Palu Kambing

5. Rol Siku
Digunakan untuk mengukur, melihat atau memastikan kesudutan suatu
konstruksi sudut.

Gambar 3.5 rol siku


6. Meter Gulung kecil
Meteran panjang yang dapat digulung sehingga berukuran pendek.
Digunakan untuk mengukur bahan yang akan digunakan/ diolah.

Gambar 3.6 meter gulung

5
7. Mesin Potong
Mesin ini digunakan untuk memotong kayu sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan, memiliki engsel putar untuk memotong kayu dengan derajat
kemiringan tertentu. Cara mengoperasikannya, tekan tombol pada gagang lalu
turunkan gergaji secara perlahan.

Gambar 3.7 mesin potong


8. Mesin Belah
Digunakan untuk membelah kayu/triplek sesuai dengan ukuran dan
kemiringan tertentu. Cara mengoperasikannya, tekan tombol on pada mesin,
lalu dorong kayu/triplek yang ingin dibelah.

Gambar 3.8 mesin belah


9. Mesin Ketam
Digunakan untuk mengetam dan menghaluskan permukaan kayu yang akan di
olah. Cara menggunakannya, masukkan sebagian kayu yang akan diketam, atur
ketinggian pada landasan agar kayu dapat masuk dan mengenai pisau, lalu tekan
tombol on pada mesin. Dorong kayu secara perlahan menggunakan alat bantu. Ambil
kayu yang telah diketam di sisi lain mesin.

Gambar 3.9 mesin ketam

6
3.2. Bahan yang Digunakan
1. Kayu 2. Triplek

3. Paku 0.5-2.5” 4. Lem Kayu

5. Kertas Pasir 6. Dempul/ Filler

7
3.3 Langkah – Langkah Pengerjaan.
1. Pilih Kayu yang akan digunakan.

8
BAB IV
JOBSHEET

4.1. Perancangan Denah dan Titik Kolom


Langkah awal yang harus dilakukan sebelum membuat maket bekisting adalah
membuat gambar denah yang berisi informasi tentang layout gedung, nama-nama ruangan,
titik kolom, perletakan balok, tangga dan lift yang dilengkapi dengan ukuran tiap jenis
struktur tsb. Gambar dapat dibuat manual, maupun dengan bantuan program komputer dan
harus sesuai dengan kaidah/ aturan gambar arsitektur. Kali ini, gambar yang kami buat
menggunakan program AutoCAD 2007.
 Alat :

a) Laptop
b) Mesin cetak (printer)

 Bahan :

a) Kertas A4
b) Tinta

 Dokumentasi :

9
4.2. Pemilihan dan Pengolahan Bahan
Setelah tahap perancangan dan desain layout selesai, selanjutnya adalah memilih
bahan yang sesuai dengan spesifikasi rancangan dan kebutuhan agar maket perancah dan
bekisting dapat dibuat.
Bahan-bahan tersebut selanjutnya diolah, dipotong, dibentuk dan dipoles sehingga
tercapai bentuk yang serupa dan sesuai dengan hasil rancangan. Pengolahan bahan
dilakukan dengan bantuan mesin dan juga secara manual, yaitu dipotong dengan alat
maupun dipoles dengan tangan kosong.
 Alat :

a) Mesin potong
b) Mesin belah
c) Mesin ketam
d) Gergaji
e) Meter gulung kecil
f) Rol Siku

 Bahan :

a) Broti / balok kayu
b) Multiplek 12 mm
c) Triplek 5mm

 Dokumentasi :

Gambar 4.2 Pemotongan broti Gambar 4.3 Pengetaman broti agar halus

10
4.3. Pembuatan Bingkai Alas Dasar Maket
Jobsheet pertama dalam project pembuatan maket perancah dan bekisting ini
dimulai dari pembuatan bingkai untuk alas dasar. Bahan-bahan yang telah dibentuk dan
dipotong, kemudian dirakit dan disatukan sehingga membentuk suatu bingkai . Di atas
bingkai ini nantinya akan didirikan tiang-tiang dan balok struktur utama bekisting rumah
tinggal tingkat 2 yang kami buat (Kelompok 1).
 Alat :

a) Palu
b) Pahat
c) Gergaji

 Bahan :

a) Broti / balok kayu
b) Multiplek 12 mm
c) Triplek 5mm
d) Paku
e) Lem kayu
f) Kertas pasir

 Dokumentasi :

Gambar 4.4 Triplek untuk alas dasar Gambar 4.5 Pembuatan rangka bingkai

11
4.4. Penggambaran Titik-Titik Kolom Pada Bingkai Alas

Setelah bingkai jadi, langkah selanjutnya adalah pemberian tanda dengan


menggambar grid/ titik-titik kolom sesuai denah yang dibuat pada permukaan alas sebagai
letak kolom-kolom bekisting.

 Alat & Bahan yang digunakan :



a) Pulpen / pensil
b) Penggaris panjang
c) Kayu tipis yang panjang dan lurus / rata
d) Meter gulung

 Langkah Kerja :

1) Tarik meter gulung pada salah satu sisi alas maket / bingkai, dan ukur sesuai dengan
ukuran pada denah.
2) Beri tanda pada tiap ukuran dengan menggunakan pensil / pulpen.
3) Ulangi langkah 1 pada sisi diseberangnya.
4) Hubungkan titik pada tiap sisi tadi dengan menarik garis lurus menggunakan
penggaris panjang / potongan kayu panjang sehingga terbentuk grid / garis kotak-
kotak.
5) Beri tanda silang dengan pensil, pada persilangan garis yang akan didirikan kolom
bekisting.

 Dokumentasi :

Gambar 4.6 Pengukuran Gambar 4.7 Plotting pada alas maket sebelum
diberi tanda

12
4.5. Perakitan Bekisting Kolom & Cincin (untuk lantai 1 dan 2)
Setelah tahap plotting, selanjutnya adalah proses perakitan kolom dan cincin
bekisting. Bekisting tiang/ kolom terbuat dari triplek 5 mm, sedangkan cincinnya dibuat
dari potongan-potongan multiplek 12 mm. Kolom bekisting lantai (1) berukuran 3 x 3 x 20
cm dan kolom bekisting lantai (2) 1.5 x 1.5 x 20 cm, dari skala pengecilan dengan ukuran
asli sebesar 30 x 30 x 400 cm dan 15 x 15 x 400 cm. Sedangkan cincinnya berukuran 0,5 x
0,5 x 5 cm.

 Alat : • Bahan :
a) Mesin belah a) Multiplek 12 mm
b) Pahat b) Triplek 5 mm
c) Penggaris panjang c) Lem kayu
d) Palu d) Paku
e) Pensil d) Kertas pasir

 Langkah Kerja :

1) Triplek 5mm yang masih utuh digambar dengan pola persegi panjang.
2) Triplek kemudian dipotong menggunakan pisau cutter sesuai pola yang telah
digambar.
3) 4 potong triplek dirangkai jadi satu menggunakan lem kayu, hingga berbentuk
seperti kolom.
4) Tunggu hingga kering, kemudian amplas kolom hingga rata dan halus pada tiap
sisinya.
5) Untuk bagian cincin, potong multiplek 12 mm dengan menggunakan mesin potong,
karena bagian ini cukup kecil sehingga sulit apabila dipotong dengan gergaji, dan
terlalu tebal untuk dipotong dengan cutter.
6) Beri alur pada potongan cincin tadi sebanyak 2 buah pada kedua ujungnya
menggunakan pahat. Alur yang seperti sambungan bibir lurus berkait ini berfungsi
agar potongan-potongan cincin dapat mengunci satu sama lain.
7) Ambil 4 buah potongan cincin bekisting, rekatkan dan susun hingga menyerupai
bentuk persegi.
8) Lem rangkaian cincin tadi pada bagian bawah, tengah dan atas bekisting kolom.
9) Kemudian letakkan dan lem rangkaian bekisting kolom pada titik yang telah
ditentukan pada alas maket.

13
 Dokumentasi :

Gambar 4.8 Bekisting kolom yang telah jadi Gambar 4.9 Proses perakitan

Gambar 4.10 Contoh cincin kolom Gambar 4.11 Pembuatan cincin kolom

4.6. Perakitan Bekisting Balok (lantai 1 dan 2)


Saat seluruh kolom maket bekisting telah berdiri, maka langkah berikutnya adalah
perakitan dan penyetelan bekisting balok-balok. Di lapangan, penyetelan balok dilakukan
dengan perancah, baik dari tiang-tiang kayu maupun scafolding. Pembuatan bekisting
untuk balok-balok beton bertulang haruslah kaku, tidak mudah lendut, cepat dalam
pemasangan dan mudah untuk dibongkar.
Balok bekisting yang direncanakan dalam pembuatan maket ini berukuran 4 cm x 3
cm x 3,2 cm untuk lantai 1 dan berukuran 2cm x 1.5cm x1.7cm untuk lantai 2 cm. Tinggi
papan triplek di sisi luar balok dibuat lebih tinggi, karena pada sisi dalam balok akan
menyatu dengan plat (lantai), sehingga sengaja dibuat lebih rendah.

14
 Alat : • Bahan :
a) Mesin belah a) Triplek 5 mm
b) Pensil b) Lem kayu
c) Penggaris panjang c) Kertas pasir / amplas

 Langkah Kerja :

1) Ukur jarak bentangan balok di atas kolom yang telah berdiri
2) Catat panjang bentangan balok pada tiap sisi dan baris denah maket
3) Gambar pola ukuran-ukuran tersebut pada triplek 5mm yang masih utuh
4) Potong triplek yang sudah diberi pola dengan mesin belah
5) Rangkai potongan triplek di atas kolom. Pertama letakkan alas balok yang bertumpu
pada cincin atas kolom/ bibir atas kolom.
6) Letakkan bagian sisi balok, di atas alas balok yang telah dirangkai.
7) Tekan-tekan bagian balok yang telah direkatkan agar menyatu dan lurus, dan tunggu
hingga kering
8) Amplas sisi atas dan samping balok hingga halus dan rata.

 Dokumentasi :

Gambar 4.12 Proses merangkai bekisting Gambar 4.13 Bekisting balok yang
telah jadi balok

15
4.7. Pembuatan Tiang Perancah & Sokongan Balok
Bentangan bekisting balok dan plat di lapangan tidak akan dapat berdiri kokoh
tanpa penyangga di bawahnya. Penyangga ini biasa disebut sebagai perancah. Selain tiang
penyangga/ perancah, ada pula rangkaian broti yang digunakan untuk menyokong balok.
Sokongan ini biasanya terletak di bagian luar bekisting dan dipasang dalam jarak tertentu.
Dalam pembuatan maket ini, tiang-tiang perancah dan sokongan balok dibuat dari
kepingan stick broti dan multiplek yang tersisa. Tiang perancah dibentuk seperti “huruf T”
dengan sokongan di kedua sisinya dengan ukuran penampang 1 x 1 cm. Sedangkan ukuran
sokongan balok yang dipakai adalah 0,5 x 0,5 x 4,8 cm (balok vertikal) dan 0,2 x 0,5 x 5
cm (balok pengaku diagonal) untuk sokong sisi luar balok. Dan untuk sokong sisi dalam
balok terdiri dari stick berukuran 0,5 x 0,5 x 3,7 cm (balok vertikal) dan 0,2 x 0,5 x 3,4 cm
(balok pengaku diagonal).
 Alat & Bahan :

a) Mesin belah
b) Palu/ Martil
c) Triplek 5 mm
d) Multiplek 12 mm
e) Lem Kayu
f) Paku

 Langkah Kerja Tiang Perancah :



1) Ukur dan potong sisa triplek/ multiplek sampai ukuran penampangnya 0,5 x 0,5 cm
2) Setelah itu potong stick tersebut dengan ukuran yang telah ditentukan
3) Rangkai dua buah stick berpenampang 1 x 1 cm, letakkan salah satu stick di atas stick
lainnya, dengan pertemuan secara tegak lurus, sehingga membentuk seperti huruf “T”.
4) Paku kedua stick tersebut, lalu beri pengaku pada kedua sisi/ flens-nya dengan lem
kayu.
5) Letakkan tiang penyangga yang telah jadi, di bawah bekisting balok, dengan jarak
tertentu hingga dirasa pas.

 Langkah Kerja Sokongan Balok :



1) Hitung kebutuhan sokongan luar dan dalam, berdasarkan jumlah dan sisi tiang
perancah.

16
2) Ukur papan triplek yang tersisa, sesuai dengan ukuran sokongan yang telah
ditentukan.
3) Bedakan antara jumlah sokong luar dan dalam
4) Rekatkan balok vertikal, di atas salah satu sayap tiang perancah dan menempel pula
di dinding bekisting balok
5) Rekatkan balok pengaku diagonal sehingga menempel pada balok vertikal dan sayap
tiang perancah.
6) Lakukan langkah no (4) dan (5) pada sayap di sisi lain tiang perancah
7) Ulangi langkah no (4), (5) dan (6) pada tiang-tiang perancah lainnya.

 Dokumentasi :

Gambar 4.15 Pengeleman balok vertikal


sokongan balok luar
Gambar 4.14 Proses
merangkai tiang perancah

4.8. Pembuatan perancah tangga

Pada dasar teori tangga hampir sama dengan dasar teori pelat lantai, karena harus
sama – sama memperhitungkan kekuatan dan daya lentur momennya serta tegangan tumpuan
dari tangga bagian bawah ( dasar tangga / ujung bawah tangga ). Ketebalann tangga juga
ditetapkan dan distandarkan adalah berkisar antara 10 cm – 15 cm tetapi kebiasaan yang
diterapkan adalah 12 cm. Ditetapkan sedemikian rupa untuk mengingat gaya dan momen
yang diterima oleh tumpuan tangga. Seandainya lantai tangga agak terlalu tebal tentu saja
tumpuan tangga dari berat sendiri belum lagi ditambah beban tambahan ( beban hidup dan
benda lain yang berada diatasnya ).
Dalam pembuatan perencanaan tangga harus diperhatikan untuk mengetahui dan mengerti
akan bentuk tangga yang ada kesetimbangan dan keserasian untuk menjaga kestabilan dan
keindahan untuk bentuk tangga tersebut.

17
Adapun bagian – bagian dari tangga adalah sebagai berikut :
1. Pondasi Tangga
Pondasi tangga adalah sebagai dasar tumpuan agar tangga tidak mengalami penurunan
dan pergeseran kearah mendatar.
2. Anak tangga ( Trede )
Anak tangga adalah konstruksi yang berfungsi untuk berpijak atau melangkah pada
arah orizontal atau vertikal.
3. Ibu Tangga ( Boom )
Ibu tangga merupakan bagian yang berfungsi untuk mendukung anak tangga.
4. Bordes
Bordes adalah suatu antrede yang mempunyai lebar minimum sama dengan lebar
tangga ( Antrede yang terpanjang ). Fungsinya adalah :
a) Sebagai tempat istirahat / berhenti sementara
b) Sebagai daerah belokan / putar
5. Pegangan Tangga

a. Ditinjau dari segi bahan yang digunakan


 Tangga kayu
 Tangga besi / baja
 Tangga beton

b. b. Ditinjau dari segi bentuknya


 Tangga yang berbentuk lurus
 Tangga dengan belokan 90o
 Tangga dengan belokan 180o
 Tangga dengan belokan 270o
 Tangga dengan belokan 360o
 Tangga lengkung

Adapun hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan tangga :


1) Penempatan tangga diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan
2) Ruangan untu tangga dibatasi sekecil kecilnya atau sesuai syarat yang ditentukan
3) Tempat tangga harus mendapatkan sinar matahari yang cukup pada siang hari.
4) Bentuk dibuat sederhana dan konstruksi yang mudah.

18
 Bahan – bahan yang dibutuhkan Peralatan yang digunakan
1. Multiplek 1. Pensil/pena
2. Kayu dengan ukuran 6/12 2. Siku
3. triplek 3. meter
4. benang 4. gergaji
5. lem kayu 5. palu

 Langkah Kerja
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Pelajari gambar kerja dan mengkalkulasi kebutuhan bahan.
3. Memotong, membelah triplek
4. Rangkailah triplek sebagai sisi tegak cetakan tangga.
5. Membuat bordes dengan ukuran 100 cm x 200 cm dengan tinggi 200 cm
Dengan diskalakan 1: 20 menjadi 5cm x 10 cm dengan tinggi 10cm
6. buat ibu tangga 200cm x 100 cm dengan di skalakan menjadi 10cm x 5 cm
7. kemudian Membuat alas anak tangga 20cm x 100 cm dengan diskalakan menjadi 1cm
x 5 cm.
8. Terakhir di pasang dengan dilengketkan di kolom.

 Dokumentasi

4.9. Pembuatan Bekisting Plat Lantai


Bagian struktur yang tak kalah penting dan harus dibuat bekistingnya adalah plat
lantai. Bekisting plat merupakan tempat bertumpunya tulangan-tulangan pada plat, dan
juga berfungsi sebagai cetakan beton, sehingga dapat menjadi plat seutuhnya.
Pembuatan bekisting plat pada maket yang kami buat hanya berupa lembaran
triplek yang ditempatkan pada blok-blok atau “bolongan” yang ada di tengah rangkaian
bekisting balok. Sehingga bekisting plat tersebut hanya terlihat sebagai penutup bagi
bukaan-bukaan yang ada di tengah susunan balok.

19
 Alat : • Bahan :
a) Mesin belah a) Triplek 5 mm
b) Pensil b) Lem kayu
c) Penggaris panjang c) Kertas pasir

 Langkah Kerja :

1) Ukur dimensi blok/bukaan yang akan diberi plat.
2) Gambar pola plat berdasarkan ukuran yang didapat pada langkah (1) di atas triplek
5mm
3) Potong pola tersebut menggunakan mesin belah
4) Letakkan lembaran tersebut pada blok yang telah ditentukan
5) Bila kurang pas, silahkan gosok sisi plat triplek menggunakan amplas
6) Jika sudah pas, beri lem pada sekeliling plat, lalu letakkan dan setel pada tempatnya
7) Jika terdapat celah antara plat dan balok, gunakan filler dengan mencampur serbuk
kayu dan lem Fox.
8) Rapikan dan tunggu hingga kering, lalu amplas bagian permukaannya sehingga rata
dan tampak menyatu dengan bekisting balok.
9) Ulangi langkah-langkah tersebut pada sisi lain maket.

 Dokumentasi :

Gambar 4.16 Perletakan triplek sebagai bekisting


plat lantai

20
4.9. Proses Finishing
Langkah yang paling akhir dari pembuatan maket bekisting ini adalah proses
pembersihan. Pembersihan dilakukan mulai dari menyingkirkan bahan-bahan sisa yang
masih ada pada bagian-bagian balok dan kolom, pembersihan dari debu dan serbuk-serbuk
kayu, kotoran, coretan pensil dan mengamplas sisi-sisi yang masih kasar dan kurang halus.
 Alat & Bahan :

a) Kertas Pasir/ Ampelas
b) Kuas

 Dokumentasi :

Gambar 4.17 Proses finishing dengan mengamplas


sisi yang masih kasar

4.10. Dokumentasi Hasil Kerja Kelompok II

Gambar 4.19 Hasil akhir maket bekisting bangunan Rumah Sakit

21
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa proses praktek perancah dan bagesting yang dilakukan antara
lain :
1. Pengenalan alat dan bahan
2. Perancangan desain produk
3. Pemilihan bahan
4. Pengukuran dan pemotongan bahan
5. Pembuatan alas dasar
6. Penentuan layout pada alas
7. Perakitan bekisting kolom, balok dan perancah
8. Penghalusan bahan & pembersihan

5.2. Saran
Setelah melakukan praktek perancah dan bagesting disimpulkan bahwa tiap-tiap
pekerjaan dalam praktek tersebut harus direncanakan dengan baik dan sistematis. Hal ini
dimaksudkan agar proses pembuatan dan perakitan maket berjalan dengan baik dan lancar,
serta meminimalisir masalah, yang akan menghambat pekerjaan.
Selain itu kerjasama dan pembagian tugas antar anggota juga harus ditegaskan
dengan jelas di awal pekerjaan, agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau
kekosongan sub-pekerjaan, misalnya: anggota yang memotong menjadi terlalu banyak,
sedangkan anggota yang merakit atau mengelem sedikit, sehingga terjadi penumpukan
bahan dan mengakibatkan kehilangan atau kesulitan mengelompokkan bahan.

22
LAMPIRAN

A. Informasi Tugas & Anggota Kelompok


 Nomor Kelompok : Kelompok 1
 Jenis Maket : Maket Bekisting Rumah tinggal tingkat 2
 Luas Lahan : 11m x 14.5m (159,5m2)
 Luas Bangunan : Lantai 1  9m x 14.5m (130,5m2)
Lantai 2  6m x 7.5 m (45m2)

 Jumlah Lantai : 2 Lantai


 Daftar Nama :
No. Nama NIM Tugas Dalam Praktek
1. Kari Sulaiman 5152111012  Mengolah bahan
 Memaku & memotong bahan
2. Alfredo S. Lingga 5153111005  Plotting denah ke alas maket
 Perakitan Tiang
3. Aris Labora  Pengeleman & perakitan
bekisting

4. Irhan 5152111010  Mengolah bahan


 Memaku & memotong bahan

5. Gita Febrina Tarigan 5152111008  Pembentukan keping kayu


bekisting
 Perakitan & Mengelem
6. Suwarno  Pembentukan keping kayu
bekisting
 Perakitan & Mengelem
7. Irma Yunita Pardede 5152111011  Mengolah bahan
 Memaku & memotong bahan

8. Fingki Amelia 5152111007  Desain denah


 Mengatur perletakaan tiang &
balok pada maket
 Perakitan & Mengelem

23

Anda mungkin juga menyukai