Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

DI SUSUN OLEH :

1. Nurul Mitha 213303010226


2. Ivanna Angela Br Surbakti 213303010213
3. Muhammad Abdhu 213303010216
4. Ayub Simatupang 213303010218
5. Ika Verawasty Situmorang 223303010218

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
MODUL 1. PENGUKURAN DAN PEMOTONGAN.....................................................................................1
1.1 Pendahuluan.........................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................................................1
1.3 Landasan teori.......................................................................................................................1
1.4 Alat dan Bahan.......................................................................................................................2
1.5 PROSES PEMBUATAN KURSI..................................................................................................6
MODUL 2. PROSES PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI........................................................................8
2.1 Tujuan Praktikum...................................................................................................................8
2.2 Landasan Teori.......................................................................................................................8
2.3 Pengertian Sistem..................................................................................................................8
2.4 Cara Pembuatan Virgin Coconut Oil (VOC)..........................................................................10
2.5 Uji Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)...................................................................................11
2.6 Alat dan Bahan.....................................................................................................................13
Modul 3. Rekayasa Nilai Pada Barang Bekas.......................................................................................15
3.1 Tujuan Praktikum.................................................................................................................15
3.2 Landasan Teori.....................................................................................................................15
3.2.1 Teknik Pembuatan...........................................................................................................16
3.3 Alat dan Bahan.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18

ii
MODUL 1. PENGUKURAN DAN PEMOTONGAN

1.1 Pendahuluan
Saat ini perabot dan bahan bangunan yang terbuat dari kayu semakin banyak
dibutuhkan oleh masyarakat. Dan seperti yang kita ketahui kayu merupakan salah satu
material konstruksi yang paling banyak terdapat di alam dan pertama kali digunakan dalam
sejarah umat manusia. Kayu dipilih sebagai bahan konstruksi selain karena alasan mudah
didapat, harganya relatif murah dan memiliki nilai estetika yang tinggi.

Jika orang yang sudah mempunyai rumah sendiri, pastinya tidak akan lepas dari yang
namanya peralatan rumah tangga. Salah satu contohnya adalah perabot. Saat ini peralatan
seperti ini sangat mudah dicari, karena sudah banyak tersedia di mana saja. Berbagai barang
dibuat dengan menyesuaikan dari keinginan konsumen, sehingga kita akan sangat leluasa
untuk menentukan perabotan apa saja yang akan ada di rumah kita. Di setiap sudut rumah
yang kita miliki tentunya akan dilengkapi dengan peralatan rumah tangga sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya, seperti di ruang tamu, pastinya membutuhkan perlengkapan seperti
tempat duduk, meja, lemari atau hiasan lainnya.

1.2 Tujuan Praktikum


Dengan melaksanakan praktikum pengukuran dan pemotongan ini diharapkan :
1. Mengetahui alat-alat dan juga fungsi dari alat tersebut
2. Mengetahui cara pembuatan kursi dengan benar

1.3 Landasan teori


Kerja bangku adalah jenis kegiatan yang menggunakan keterampilan penggunaan
alat-alat tangan. Semua kegiatan tersebut pastinya berbeda tergantung peralatan yang
dipakai. Karena namanya adalah pekerjaan bangku tentunya segala proses akan diselesaikan
dan dikerjakan di atas meja atau bangku. Praktek kerja bangku melatih mahasiswa agar
mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja
yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan.

1
1.4 Alat dan Bahan
1. Roll meter / Meteran
Roll meter, alat ini berfungsi untuk mengukur panjang, jarak serta lingkaran.
Umumnya alat ini berbahan plat baja tipis atau plastik. Pada roll meter berbahan baja
memiliki konstruksi khusus yang dapat membuat meteran ini menggulung kembali secara
otomatis dan terdapat tuas untuk menggulung. Roll meter memiliki satuan mm, cm, feet
dan inchi. Biasanya tersedia dalam ukuran panjang 5 meter, 10 meter, 30 meter hingga 50
meter.

2. Alat pengukur sudut


Alat pengukur sudut berfungsi untuk mengukur kemiringan sudut dengan akurat.
Salah satunya adalah siku-siku silang 90°, alat ini memiliki sudut permanen 90° dengan
konstruksi mati sehingga hanya bisa memeriksa kerataan permukaan dan membuat garis
sudut 90°. Selain itu terdapat alat ukur siku putar yang lebih fleksibel penggunaannya.
Alat ini mempermudah pekerjaan yang melibatkan sudut karena alat ini bisa diputar
sesuai dengan kemiringan sudut yang ingin dibuat.

3. Gergaji
Gergaji atau handsaw merupakan alat manual untuk memotong kayu dengan ukuran
yang berbeda-beda sesuai dengan tebal media. Alat ini berbahan baja tipis berkualitas

2
tinggi dengan gigi runcing, umumnya alat ini memiliki panjang 200mm hingga 300mm
dengan jarak ujung gigi 0,8 sampai dengan 1,8mm. Adapula gergaji yang menggunakan
mesin seperti jigsaw dan circular. Pada gergaji jigsaw mesin ini cocok untuk memotong
media yang tipis seperti triplek. Alat ini memiliki mata pisau yang tipis dan pergerakan
matanya naik turun saat digunakan. Selain itu pada gergaji circular alat ini cocok untuk
memotong media kayu yang tebal tergantung dengan jari-jari mata pisau yang digunakan.
Seperti pada gerinda, gergaji circular memiliki sistem kerja yang sama yaitu mempunyai
pisau berbentuk lingkaran dengan gerakan memutar.

4. Mesin bor
Mesin bor atau drilling machine merupakan alat yang berfungsi untuk membuat
lubang pada media kayu yang diameter lubangnya dapat disesuaikan dengan mata bornya.
Ada beberapa jenis mata bor yang sering digunakan untuk pekerjaan kayu yang tidak terlalu
keras yaitu mata bor baja soft law carbon steel dan mata bor baja high speed untuk
pengerjaan jenis kayu keras.

5. Alat serut kayu (Wood Planer)


Alat serut kayu atau wood planer berfungsi untuk menghasilkan permukaan kayu
yang rata dan halus. Mesin ini mempunyai pahat pemotong bolak-balik. Hasil penyerutan ini
menjadi proses yang penting sebelum kayu di finishing.

3
6. Mesin profil pahat (Scroll Saw)
Mesin profil pahat atau scroll saw alat ini mempermudah pembuatan lubang pada
kayu dengan ketebalan 55mm, seperti pada pembuatan lubang kunci. Selain itu alat ini dapat
digunakan untuk membuat ukiran 2D hingga 3D, serta juga dapat dipakai untuk
menghasilkan kerajinan tangan.

7. Palu besar dan palu kecil


Palu atau hammer berfungsi untuk menancapkan paku dan memukul permukaan suatu
media atau membuat pahatan secara manual.

4
8. Obeng minus dan plus
Obeng atau screwdriver merupakan kelengkapan kerajinan kayu yang digunakan
untuk memasang aneka aksesoris. Contohnya seperti pada pemasangan slot kunci, grandel
dan lain sebagainya.

9.  Wood Router


Wood router, perkakas listrik ini biasa digunakan untuk mengupas material kayu yang
relatif keras. Cara menggunakannya dengan genggam dan ikat media kayu yang ingin
dikerjakan agar permukaan kayu yang ingin dikupas tidak goyang sehingga memberikan hasil
yang sejajar dan rapi.

10.  Wood chisel


Alat pahat kayu atau wood chaisel digunakan untuk art woodworking dan dapat juga
digunakan untuk memahat kayu biasa. Penggunaanya cukup simple dan memerlukan
konsentrasi serta keterampilan tangan. Alat ini umum digunakan pekerja kayu untuk
membentuk, mengupas dan mengukir kayu.

5
1.5 PROSES PEMBUATAN KURSI
1. Membuat Kaki Kursi
Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk membuat kursi kayu adalah membuat
kaki-kakinya. Anda bisa menggunakan kayu jati untuk membuat kaki kursi. Potonglah kayu
jati tersebut dengan ukuran 3 cm x 6 cm. Saat memotong, gunakanlah gergaji serkel tangan
karena lebih memudahkan proses pemotongan kayu. Setelah selesai dipotong, pangkaslah
bagian ujung kayu dengan bentuk agak lancip. Hal ini berfungsi untuk dijadikan penempatan
papan sandaran.

2. Memotong Kayu Sesuai Ketebalan


Langkah selanjutnya adalah memotong kayu sesuai dengan ketebalan yang
dibutuhkan. Potonglah kayu untuk digunakan sebagai kaki kursi bagian depan dengan ukuran
panjang sekitar 45 cm dan juga ketebalan yang sama dengan kaki depan, yakni 3 cm x 6 cm.
Biasanya, orang-orang yang membuat kursi kayu menggunakan mal saat memotong kayu.
Pasalnya, mal mampu menyesuaikan dengan kebutuhan serta mencegah ada yang tidak
terpotong. Oleh karena itu, sebelum Anda memotong kaki-kaki kursi tersebut, Anda harus
menghitung terlebih dahulu ukurannya agar sesuai dengan yang Anda perlukan.
 
3. Membuat Pegangan Kursi
Tahap selanjutnya yang harus Anda lakukan setelah memotong kayu sesuai dengan
ketebalannya adalah membuat pegangan kursi. Buatlah pegangan tangan tersebut dengan
bagian samping dengan ukuran 32 cm.
Selanjutnya, Anda harus menyetel bagian depan serta belakangnya. Panjangnya juga
masih sama, yakni 32 cm termasuk dengan pelurusnya. Meskipun demikian, bagian pegangan
bisa diambil 1 cm untuk keperluan penyetelan dengan menggunakan paku.
 
4. Menyerut Potongan Kayu Supaya Halus
Jika semua kebutuhan bahan telah lengkap dan jumlahnya sudah cukup, Anda bisa
masuk ke tahapan menyerut. Saat membuat kursi kayu minimalis, sebaiknya Anda
menggunakan mesin serut agar hasilnya rata dan juga halus. Selain itu, Anda juga harus
menyesuaikan dengan ukuran yang diperlukan agar bisa selesai dengan cepat.
 

6
5. Mengukur Potongan Kayu
Setelah proses menyerut kayu jati selesai, Anda bisa melanjutkan ke tahapan
berikutnya, yakni mengukur kursi kayu. Anda harus memotong kayu jati tersebut. Sebaiknya,
Anda bisa menggunakan mesin gergaji duduk agar bisa selesai dengan cepat.

6. Memahat Potongan Kayu


Langkah berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah memahat potongan kayu. Dalam
tahap ini, Anda harus membuat lubang dengan cara menatah atau memahatnya. Untuk
memahat potongan kayu tersebut, sebaiknya Anda menggunakan pisau tatah. Pasalnya,
dengan menggunakan pisau tatah, Anda bisa memahatnya dengan mudah dan cepat.
 
7. Membuat Sandaran Kursi
Langkah terakhir dari cara membuat kursi kayu adalah membuat sandaran untuk kursi
kayu tersebut. Tidak hanya sandaran, Anda juga perlu membuat alas duduk pada kursi kayu
tersebut. Untuk itu, Anda harus membuat rangka kursi terlebih dahulu. Pasalnya, dengan
membuat rangka kursi, Anda bisa mengetahui ukuran yang diperlukan dalam membuat
sandaran serta alas duduk kursi tersebut.

7
MODUL 2. PROSES PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI

2.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan yang hendak dicapai dari praktikum modul proses produksi minyak
kelapa murni (Virgin Coconut Oil)
1. Membuat minyak kelapa murni (VCO) dari daging buah kelapa dengan
metode penggaraman.
2. Menentukan kondisi optimum dalam pengambilan minyak VCO dengan
metode Penggaraman.
3. Menganalisa sifat fisis dan kimia yang terkandung dalam minyak kelapa
murni (VCO) yang dihasilkan.

2.2 Landasan Teori


Minyak kelapa merupakan hasil olahan yang paling berharga dari buah kelapa.
Kandungan minyak pada daging buah kelapa sebanyak 30%. Secara garis besar, proses
pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Minyak kelapa diekstrak dari daging kelapa segar, atau dikenal dengan proses basah.
b. Minyak kelapa diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan (kopra) atau
dikenal proses kering.

2.3 Pengertian Sistem


Sistem adalah suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang saling berhubungan
satu sama lain untuk melakukan kegiatan bersama-sama ataupun untuk mencapai tujuan
kolektif. Komponen-komponen sistem saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
suatu tujuan.

Setiap komponen memiliki nilai tertentu. Nilai komponen menjelaskan keadaan


sistem sebagai perangkat yang memiliki kegiatan pengendalian dan satu atau lebih
kendala. Keterkaitan atau interaksi antara komponen sistem dengan atribut tertentu
menentukan tujuan dari sistem. Properti dari komponen sistem menjelaskan sifat-sifat
dari komponen tersebut yaitu:
a. Sifat-sifat dan prilaku setiap komponen dalam perangkat komponen memberikan
efek terhadap sifat-sifat dan prilaku seluruh perangkat dalam sistem.

8
b. Sifat-sifat dan prilaku masing-masing komponen bergantung pada sifat-sifat dan
prilaku sedikitnya salah satu komponen lainnya.
c. Setiap sub-set dari komponen juga memiliki sifat-sifat dan karakteristik yang sama
tetapi komponen-komponen tidak dapat dibagi kedalam sub-set yang independen.

Sistem yang terdiri dari Input, Proses, dan Output yang dimana Input melibatkan
variabel bahan, tenaga kerja, alat dan mesin (proses) merupakan metode kerja sedangkan
Output itu mengenai hasil atau produk. Yang dimana adapula Input,Proses dan Output
dari Minyak Kelapa Murni (VCO) sebagai berikut :
Input Proses Output
1. Buah 9. Menyediakan buah kelapa yang sudah Minyak
Kelapa tua, kemudian parut Kelapa
2. Parutan 10. Menambahkan air kedalam Murni
3. Wadah parutan kelapa dengan (VCO)
4. Kertas perbandingan 4 liter air untuk 3
Saring kg kelapa lalu mengambil
5. Timbanga santannya.
n 11. Setelah itu, masukkan santan dalam
6. Gelas wadah tertutup dan biarkan selama 2
ukur jam hingga terpisah santan kanil
7. Pendingin dengan air.
8. Pengaduk 12. Saring atau pisahkan santan kanil
dengan air.
13. Santan kanil lalu diaduk dengan mixer
atau secara manual selama 30 menit,

lalu tutup dan diamkan selama 12 jam
hingga terbentuk 3 lapisan: minyak
(lapisan atas), blondo (lapisan tengah),
dan air (lapisan bawah).
14. Pisahkan minyak dari blondo dengan
bantuan saringan dan kertas saring.
15. Kemudian dapat disaring kembali
dengan bentonit

9
2.4 Cara Pembuatan Virgin Coconut Oil (VOC)
Pembuatan Virgin Coconut Oil ini akan diarahkan pada pembuatan dengan
menggunakan proses basah yaitu dengan metode penggaraman. Adapun langkah-langkah
pembuatannya sebagai berikut:
1. Pembuatan krim/kanil
- Menyiapkan daging kelapa yang sudah tua.
- Mengupas kulit kelapa dari dagingnya.
- Memarut daging kelapa.
- Memeras daging kelapa parut diatas saringan hingga diperoleh santan.
- Menambahkan air kedalam parutan kelapa dengan perbandingan 4 liter
air untuk 3 kg kelapa lalu mengambil santannya.
- Menyaring semua santan yang dihasilkan.
- Mengendapkan santan yang telah disaring selama 2 jam, sehingga
terbentuk dualapisan yaitu: lapisan bawah (air) dan lapisan atas (kanil).
- Memisahkan krim kanil dan air dan membuang air yang tidak
diperlukan.

2. Pembuatan Larutan Garam


- Menimbang garam dapur dengan berat 2gr NaC1/1 liter kanil.
- Melarutkan garam dalam sedikit air.

3. Pembuatan Minyak VCO


- Menampung krim/kanil yang terbentuk kedalam toples transparan.
- Menambahkan larutan garam kedalam kanil sedikit demi sedikit.
- Mengaduk campuran tersebut.
- Mendiamkan campuran tersebut selama 12 jam, hingga terbentuk 3
lapisan. Lapisan atas (Minyak kelapa murni) lapisan tengah blondo
(Ampas kanil) dan paling bawah (air).
- Memisahkan minyak kelapa murni tersebut dari air dan blondi dan
melakukan penyaringan pada minyak.

10
2.5 Uji Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Setelah produk jadi, uji kualitas diperlukan untuk mengetahui kualitas produk yang
dihasilkan, apakah sudah layak untuk dapat dikonsumsi. Uji kualitas Virgin Coconut Oil
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa sifat, yaitu :
1. Kadar Air
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah
(yang disebut juga kelembapan tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya.
Semakin tinggi kadar air pada bahan akan menyebabkan produk akan cepat rusak.
Menurut SNI 2886: 2015, kadar air dalam pangan maksimal sebesar 4%. Atau dengan
menggunakan SNI 01-0018-2006 dengan standar sebesar maksimal 0,1%. Berikut ini
merupakan langkah-langkah dalam menguji Kadar Air, yaitu: (Sudarmadji dkk, 1997)
1) Menimban sampel sebanyak 10 gram dengan botol timbang
2) Memanaskan dengan oven pada suhu 105°C selama 1 jam
3) Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit
4) Menimbang botol timbang tersebut
5) Mengulangi pemanasan dan penimbangan sampai diperoleh berat konstan
6) Lalu kadar air dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebegai berikut
Berat awal – Berat akhir
Kadar air = x 100%
Berat awal

2. Penentuan Angka Asam


1) Menimbang 10 gram contoh minyak atau lemak dan masukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml
2) Menambahkan 50 alkohol netral 96% kemudian memanaskan selama 10 menit
3) Menitrasi dengan menggunakan KOH 0,1 N dengan indicator larutan
phenolphthalein
4) Mengakhiri jika terbentuk atau terlihat warna merah jambu
5) Mencatat volume KOH yang digunakan
Bilangan Asalam (Acid Value) = A x N x 56,1
G
A : Jumlah ml KOH untuk titrasi
N : Normalitas larutan KOH
G : Bobot contoh minyak (gram)

11
56,1 : Bobot molekul KOH

3. Penentuan Angka Penyabunan


1) Menimbang 5 gram contoh minyak atau lemak dan masukkan kedalam
Erlenmeyer 250 ml
2) Menambahkan 50 ml KOH beralkohol 0,5 N secara perlahan-lahan dengan
menggunakan pipet tetes
3) Menghubungkan erlenmayer dengan pendingin tegak, kemudian mendidihkan
dengan hati-hati ssampai semua contoh tersabunkan dengan sempurna yaitu jika
sudah diperoleh larutan yang bebas dari butir-butir lemak
4) Mendinginkan larutan dan membilas pendingin tegak dengan sedikit aquadest
5) Menitrasi dengan menggunakan HCL 0,5 N deangan indicator larutan
phenolphthalein hingga larutan merah jambu menghilang
6) Melakukan titrasi blanko
7) Mencatat volume HCL yang digunakan
Bilangan Penyabunan = (A-B) x 28,05
G
A : Jumlah ml HCL untuk titrasi blanko
B : Jumlah ml HCL untuk titrasi contoh
G : Bobot contoh minyak (gram)
28,05 : Setengah dari bobot molekul KOH

4. Penentuan Angka Peroksida


1) Menimbang minyak seberat 5 gram, kemudian memasukkan kedalam erlenmayer
250 ml
2) Menambahkan 30 ml campuran pelaurat yang terdiri dari 60% asam asetat dan
40% kloroform
3) Menambahkan 0,5 ml lautan kalium iodide jenuh sambal dikocok setelah minyak
larut
4) Menambahkan aquadest sebanyak 30 ml
5) Menitrasi dengan larutan natrium thiosulfate 0,01 N
6) Mencatat volume larutan thiosulfate yang digunakan
Miliekuivalen per 1000 gram = A x N x 1000
G

12
A : Jumlah ml larutan natrium thiosulfate
N : Normalitas larutan narium thiosulfate
G : Berat contoh minyak (gram)

5. Berat Jenis
1) Menimbang picnometer kosong
2) Mengisi picnometer dengan aquadest sampai meluap dan tidak terbentuk
gelembung udara kemudian menutupnya
3) Menimbang picnometer dan isinya
4) Mengukur suhu aquadest
5) Melakukan hal yang sama pada contoh minyak

6. Viskositas (kekentalan)
1) Memasukkan aquadest kedalam viscosimeter bersamaan dengan menghidupkan
stopwatch
2) Mencatat waktu yang diperlukan cairan untuk sampai garis batas
3) Mengulangi Langkah-langkah diatas untuk minya

2.6 Alat dan Bahan


2.6.1 Alat
Alat yang diperlukan utuk pembuatan minyak kelapa murni sebagai berikut :
1. Timbangan 10. Pipet volume
2. Wadah plastic transparan 11. Pipet tetes
3. Kertas saring 12. Corong kaca
4. Pemanas mantel dan magnetic stirrer 13. Pengaduk kaca
5. Thermometer 14. Botol timbang
6. Buret 15. Picnometer
7. Gelas ukur 16. Viscometer
8. Gelas beaker 17. Pendingin tegak
9. Erlenmayer 18. Klem dan statif

13
2.6.2 Bahan
2.6.2.1 Bahan baku
1. Kelapa yang diperoleh dari pasar atau kebun
2. Aquadest yang diperoleh dari laboratorium
3. Garam dapur (NaC1) diperoleh dari pasar
4. Garam CaCl2 yang diperoleh dari laboratorium

2.6.2.2 Bahan Analisa


1. Aquadest 6. Asam asetat glasial
2. Alcohol 96% 7. Kloroform
3. KOH 8. Kalium Iodida
4. Indicator larutan phenolphtelien 9. Natrium Thiosulfat
5. HCL

14
Modul 3. Rekayasa Nilai Pada Barang Bekas

3.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui berbagai macam kerajinan dari bahan limbah terutama limbah
domestic (rumah tangga) dari kardus
2. Membuat kerajinan dari bahan limbah (kardus)
3. Merencanakan atau mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan kerajinan dari bahan limbah (kardus)
4. Mengetahui nilai estetika dan ergonomis dari kerajinan bahan limbah (kardus)

3.2 Landasan Teori


Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang
tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Kerajinan tangan dari bahan limbah adalah bentuk
pemanfaatan, penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan. Banyak orang yang
sering membuang barang-barang bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat
dimanfaatkan. Barang-barang ini sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus
jeli memanfaatkan barang tersebut. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain
untuk menghemat,kita juga telah turut menjaga lingkungan.
Limbah domestik adalah suatu limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.
Salah satu limbah domestik yaitu limbah kardus atau sisa kardus yang merupakan wadah atau
bungkus, boks, dan kemasan makanan, minuman, atau produk lainnya. Kardus merupakan
bahan yang mudah dibentuk, dipotong, dan dilipat. Pemanfaatan kardus dalam kerajinan dari
bahan limbah sangat beragam, terutama kerajinan “Wadah Alat Tulis dan Aksesoris
Handphone” ini yang merupakan kerajinan dari bahan limbah yang berbahan dasar kardus.
Selain mudah dibentuk, kardus mempunyai sifat ringan dan lembut, sehingga dapat digunakan
dengan nyaman.
Kerajinan “Wadah Alat Tulis dan Aksesoris Handphone” merupakan kerajinan
bahan limbah yang dibuat tidak hanya sekedar hiasan saja, tapi untuk menaruh alat-alat tulis
seperti pensil, penghapus, penggaris, spidol, stipo, jangka, rapido, dll serta aksesoris
handphone seperti Handphone, Charger Handphone, Chasing Handphone, Earphone,
Flashdisk, Memory Card, Kabel USB, dll. Kerajinan ini merupakan kerajinan yang tak
berbeda dari kerajinan dari kardus lainnya, yang membuat kerajinan kami berbeda sedikit

15
yaitu dengan adanya lapisan dari kertas sukun yang berwarna biru dan kuning. Meskipun
lapisan luarnya terbuat dari kertas sukun, kerajinan ini tetap mempunyai nilai estetika yang
cukup tinggi.
Manfaat dari kerajinan yang kami buat tidak hanya sekedar sebagai benda pakai dan
hiasan, tetapi untuk menjadikan ruangan terasa lebih lengkap, nyaman, dan serasi. Bahan
dasar kardus menjadikan kerajinan ini mudah dibawa kemana-mana dan ringan. Tak hanya itu
sebenarnya masih ada banyak manfaat lain yang mungkin tergantung bagaimanaselera kita
terhadap kerajinan-kerajinan yang ada.
Kami membuat kerajinan ini atas dasar mudahnya bahan kardus itu didapat dan
menurut kami kerajinan dari kardus itu sangat menarik sehingga kerajinan “Wadah Alat
Tulis dan Aksesoris Handphone” ini kami buat.
Pengertian kerajinan kami di atas tidak hanya mencakup pengertian bahan dasar, nilai
estetika, dan manfaat, tetapi hal-hal apa saja yang berhubungan dengan kerajinan bahan
limbah domestik dari kardus. Selain itu, kerajinan dari kardus yang kami buat ini, juga
memberikan pengertian yang cukup luas. Sehingga kerajinan ini bisa dipahami lebih detail.

3.2.1 Teknik Pembuatan


Dari alat dan telah disediakan, Adapun cara pembuatan kerjainannya sebagai berikut :
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Dari kardus yang telah disediakan, buatlah garis dengan bolpoin dan penggaris agar
lurus dan memudahkan untuk memberikan tanda pada kardus yang nantinya akan
dipotong
3. Potong kardus sesuai dengan tandanya
4. Lapisi potongan kardus yang telah dipotong menggunakan kertas sukun, untuk
merekatkannya menggunakan lem glukol
5. Gabungkan potongan kardus yang telah dipotong dan dilapisi dengan kertas sukun tadi
menggunakan lem tembak dan staples agar lebih kuat dan sesuai dengan bentuk yang
diinginkan
6. Pada pojok – pojok atau sudut lapisi dengan kertas sukun lagi, supaya leih halus dan
tidak terasa kasar
7. Setelah dilapisi keras sukun pada sisi sudut, tambahkan motif hiasan bunga dengan
kertas sukun pada tampak depan agar lebih menarik
8. Kerajinan “Wadah Alat Tulis dan Aksesoris Handphone” pun selesai dan dapat
digunakan

16
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Bahan
1. Kardus
2. Kertas Sukun

3.3.2 Alat
1. Gunting
2. Silet
3. Lem Tembak
4. Lilin
5. Korek Api
6. Bolpoin
7. Staples
8. Lem Glukol

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/424716783/VCO
Abubakar, Syaubari dan Syahidin. 1998. Fermentasi Minyak Kelapa
dengan Enzim Papain Kasar. Fakultas Teknik. Universitas Syiah Kuala. Aceh.
Barlina, R. dan H. Novarianto. 2005. Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak
Kelapa Murni. Depok: Penebar Swadaya.
Nagamachi, Mitsuo,. 1995. Kansei Engineering : A New Ergonomic Consumer-Oriented
Technology for Product Development. Japan: International Journal of Industrial
Ergonomics Vol.15 (1995) 3-11.
Raharjo, Feriyanto. 2007. Ekonomi Teknik Analisa Pengambilan Keputusan. Andi:
Yogyakarta.
Sugiyono. 1997. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.
https://www.academia.edu/35865741/
Laporan_Kerajinan_Dari_Bahan_Limbah_Wadah_Alat_Tulis_dan_Aksesoris_Handph
one_SMK_Negeri_1_Mojokerto_TEKNIK_GAMBAR_BANGUNAN

18

Anda mungkin juga menyukai