Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI PENAMBANGAN ENDAPAN BAUKSIT

PENDAHULUAN

Penambangan yaitu kegiatan yang ditujukan untuk membebaskan dan mengambil bahan
galian dari dalam kulit bumi untuk dimanfaatkan. Penentuan cara penambangan sangat
tergantung pada berbagai faktor dan pertimbangan. Pertimbangan utama dalam
menentukan sistem penambangan adalah keadaan endapan, sifat fisik dan kimia endapan
bahan galian, sifat fisik dan kimia batuan samping, keadaan topografi, morfologi dan
geologi sekitar endapan. Pada umumnya penambangan dibagi menjadi 3, yaitu (1) sistem
penambangan tambang terbuka, (2) penambangan tambang bawah tanah dan (3)
penambangan bawah air.

Bauksit adalah salah satu bahan galian logam yang keterdapatannya tidak jauh dari
permukaan bumi dengan kata lain keadaan tanah penutup tidak terlalu tebal, hal ini bisa
kita lihat dari genesa bauksit itu sendiri dimana bauksit merupakan hasil pelapukan yang
terlarutkan. sehingga dalam proses penambangannya dapat dilakukan dengan Metoda
Penambangan Terbuka.

Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain
nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic,
shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan,
mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral alkali, sedangkan
mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.

Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan
lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan
oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang
cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.

Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam
pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses
laterisasi.

Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum
adalah ;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
Gambar. 1. Proses Pembentukan Endapan Bauksit di Alam

METODA PENAMBANGAN

Metoda penambangan bauksit dilakukan dengan metoda tambang terbuka sistem open pit
dimana open pit ini diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung logam. Open pit dan
open cut dapat dibedakan dari arah penambangannya, penambangan dengan metoda open
pit dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar ke bawah mengikuti endapan bijih,
sedangkan open cut dilakukan pada lereng suatu bukit. Jadi penerapan open pit dan open
cut sangat tergantung pada letak dan bentuk endapan bijih yang akan ditambang.

Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor – faktor kendala antara lain ;
1. Faktor teknik – ekonomi yang diwujudkan dalam usaha mendapatkan perolehan
tambang semaksimal mungkin dengan biaya yang sekecil mungkin.
2. Faktor keamanan dan keselamatan kerja yang diwujudkan dalam usaha memperkecil
kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan kegiatan penambangan
3. Faktor keserasian lingkungan hidup yang diwujudkan dalam usaha mencegah
terjadinya perusakan alam, serta pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh
kegiatan penambangan

Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan bauksit adalah


menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining) sebab kita dapat ketahui bahwa
endapan bauksit berada di permukaan dengan over burden yang tidak terlalu dalam
pengupasannya.

Gambar. 2. Metoda Penambangan Tambang Terbuka Sistem Open Pit


Gambar. 2. Proses Penggalian Bauksit

A. Pengupasan Tanah Penutup (Land Clearing)

Pengupasan tanah penutup merupakan langkah awal dimana proses penambangan


endapan bahan tambang akan dilakukan, kegiatan ini dimulai dari pembersihan tempat
kerja dari semak – semak, pohon – pohon besar dan kecil, kemudian membuang tanah
atau batuan yang menghalangi pekerjaan – pekerjaan selanjutnya. Setelah pekerjaan di
atas selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan pembabatan atau penebasan yang meliputi
; meratakan, membuat jalan darurat untuk lewatnya alat-alat mekanis. Dalam pekerjaan
ini yang harus selalu diperhatikan ialah mempergunakan keuntungan dari gaya berat.

Gambar. 3. Metoda Land Clearing

Gambar. 4. Proses Pengupasan Tanah Penutup dengan Ripper


Proses pengupasan tanah penutup dilakukan untuk menghilangkan material yang
menutupi endapan bauksit yang akan ditambang agar dihasilkan endapan bauksit
dengan kadar yang lebih tinggi, dan menghilangkan serta mengurangi pengotor pada
saat dilakukan pencucian.

B. Penggalian dan Pemuatan (Excavation and Loading)

Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membongkar dan melepaskan
endapan bahan tambang dari batuan induknya atau batuan samping. Beberapa alat gali
yang dapat digunakan dalam penggalian yaitu Power Shovel, Back Hoe, dan lain – lain.
Setelah penggalian dilakukan maka material atau bahan tambang yang telah ditambang
dimuat.

Untuk material yang tidak tertentu keras, kegiatan pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan ripper. Alat ini pada hakekatnya sebuah bajak yang gigi – giginya terbuat
dari baja yang keras. Sehingga kepadanya dapat diberikan tekanan yang cukup besar
untuk lebih memaksakannya ke dalam tanah / batuan.

Untuk menghitung produksi ripper, perhitungan yang digunakan adalah dengan ”cross
section”, yang dapat menentukan volume pekerjaan ripping ini, kemudian mencatat
waktu yang diperlukan, setelah pekerjaan ripping selesai. Volume ripping dibagi
dengan waktu ripping adalah produksi ripping.

Gambar. 5. Aktivitas Pengangkutan (Hauling) Material dan terlihat alat garu (Ripper)
untuk memudahkan dalam pengupasan tanah penutup.
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil
dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Material hasil
pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan dikumpulkan dengan alat wheel loader
agar dapat dimuat. Dalam pemilihan alat muat yang digunakan harus sesuai dengan
beberapa faktor diantaranya ;
1. Kapasitas alat angkut
2. Besar produksi yang diiginkan
3. Keadaan lapangan
4. Jenis material atau batuan
5. Keterampilan Operator
6. Iklim atau cuaca
2

Gambar. 6. Aktivitas Loading Material

Gambar. 7. Proses Pemuatan (Loading) dengan Wheel Loader pada Penambangan


Bauksit
C. Pengangkutan (Hauling)

Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut ke lokasi pengolahan
(Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin penghancur. Operator pengangkutan
material produktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;
1. Kondisi jalan dari tempat penambangan ke Crushing Plant
2. Jarak angkut dari lokasi penambangan
3. Digging Resistance
4. Waktu Edar alat angkut
5. Waktu Kerja efektif pengangkutan
6. Produksi alat angkut
7. Jumlah alat angkut

Proses pengankutan dilakukan untuk pemindahan material dari lokasi penggalian atau
front penambangan ke lokasi penampungan sementara dimana nanti selanjutnya akan
dilakukan pencucian pada proses pengolahan bauksit itu sendiri. Proses pengangkutan
ini bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa macam alat angkut seperti dump
truck, lori, belt conveyor, dll. Pada penambangan bauksit alat angkut yang digunakan
yaitu dump truck dengan berbagai macam ukuran dan kemampuan muatnya.
3

Gambar. 8. Aktivitas Hauling Material

Gambar. 9. Lokasi Penampungan Bauksit Hasil Penambangan

Anda mungkin juga menyukai