Layout berorientasi produk adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan
aliran dari produk tersebut. Tipe layout produk/garis ini merupakan tipe paling populer dan
sering digunakan untuk pabrik yang menghasilkan produk secara massal dengan tipe produk
relative kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak
seperti ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi.
=
∑ waktu pengerjaan tugas i
waktu siklus
Efisiensi
=
∑ waktu pengerjaan tugas
( jumlah stasiun kerja aktual ) x (waktu siklus)
Daftar Pertanyaan :
1. Khalisha (kel 7) : bagaimana cara menghitung kombinasi di process oriented layout?
2. Salfa (kel 3): Perbeedaan workcell, focus work center, dan focus factory?
4. Cecilia (kelompok 5): Apakah jika menambah sartu station lagi akan mempengaruhi
efisiensi produknyqa (ex: Toyota tahun 1992 ada 11 section, lalu diubah jadi 6
section, lalu jadi 8 section?
Jawab :
Dalam perhitungan penyeimbangan lini, jika menambah 1 stasiun lagi akan
menyebabkan penurunan tingkat efisiensi apabila setelah ditambah, jumlah stasiun
melebihi waktu pengerjaan tugas dibagi dengan waktu siklusnya.
Untuk kasus Toyota, yang menyebabkan perubahan station pada tahun tahun
tersebut adalah waktu kerja total dibagi dengan unit yang mau di produksi disesuaikan
dengan waktu yang digunakan dan unit yang ingin diproduksi menyesuaikan dengan
demand yang ada di masyarakat akan mobil Toyota. karena demand konsumen tidak
akan sama setiap tahunnya, tergantung oleh income, dan preferensi masyarakat
terhadap produk atau variasi dari mobil merk Toyota.
5. Yonathan (kel 8) :cara menyiasati jika demand berubah pada product oriented layout?
Jawab :
Cara perusahaan menyiasati perubahan demand pada product oriented layout
terutama dalam menginvestasikan modalnya ke dalam mesin-mesin baru adalah
dengan melihat history dari demand terhadap produk tersebut.
Apabila terlihat pattern dari demand konsumen, anggaplah dalam 3 atau 5
tahun terakhir, perusahaan juga bias menambahkan cara lain dengan melakukan
forecasting terhadap demand yang akan dating, sekaligus memberikan survey kepada
kelompok-kelompok konsumen untuk mengetahui minat atau trend pada masa yang
akan datang.
Selanjutnya, perusahaan bisa memutuskan untuk menginvestasikan modalnya
ke dalam mesin-mesin yang memproduksi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
dari konsumen.