Penerapan CRM Pada Bank Bri
Penerapan CRM Pada Bank Bri
Disusun oleh :
1. Ahmad Mahrus A12.2012.04760
CRM merupakan salah satu jenis manajemen yang secara khusus membahas
teori mengenai penanganan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya
dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata para pelanggannya; Atau
juga merupakan sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang digunakan untuk
merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas
prapenjualan dan pascapenjualan dalam sebuah organisasi.
Tujuan CRM adalah untuk menjalin suatu hubungan atau relasi yang
“intim” antara perusahaan dengan masing-masing customer-nya,
sehingga customer yang bersangkutan menjadi loyal dengan perusahaan terkait.
Dengan salah satu contoh fokus dari CRM dalam dunia perbankan berarti
pelanggan yaitu nasabah. Yang termasuk didalamnya pusat panggilan
(call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis
(technical support) dan layanan lapangan (field service). Dengan Formulasi
CRM: Ketepatan Layanan + Teknologi + Kemudahan = Kepuasan Customer.
Layanan yang bersifat customer-facing merupakan layanan yang sifatnya
langsung pada pelanggan. Penerapannya bisa dilihat di bagian front office sebuah
bank. Sebagai contoh, pegawai di bagian customer service akan membantu
nasabah melakukan transaksi pembukaan rekening, pengaduan, atau permintaan
informasi mengenai produk-produk perbankan.
Layanan yang bersifat customer-touching bisa diterapkan melalui
pembuatan media yang bisa digunakan oleh nasabah untuk berinteraksi dengan
bank. Contohnya ATM (Automatic Teller Machine), layanan Mobile Banking,
dan Internet Banking. Dari mesin ATM, nasabah sudah bisa melakukan hampir
semua transaksi perbankan mulai dari pengecekan saldo, transfer antar-rekening,
pembayaran listrik dan telepon, dan penarikan uang.
Melalui penelitian yang telah kita lakukan dengan cara wawancara dan
membuka informasi tentang BRI melalui media internet, maka kita ketahu bahwa
bank BRI telah menerapkan CRM, karena hal-hal tersebut telah diterapkan dalam
bank BRI guna memperoleh pelanggan yang loyal.
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia perbankan saat ini tidaklah sesederhana dunia perbankan sepuluh tahun
yang lalu. Menjamurnya banyak bank, diikuti dengan berbagai masalah merger
dan akuisisi bank, membuktikan bahwa daya saing antar-bank di Indonesia masih
sangat kecil. Hal ini, bila diusut akan menuntun kita pada satu faktor penting, di
luar kekuatan modal, yang dibutuhkan untuk menghidupi bank tersebut –
kepercayaan nasabah terhadap bank. Pelayanan terhadap nasabah yang notabene
adalah pelanggan bank merupakan satu dari sekian banyak faktor yang harus
diperhatikan demi kemajuan bank. Seperti apakah nasabah? Apa saja kebutuhan
mereka? Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa menggiring bank untuk
menemukan sebuah solusi yang berorientasi pada nasabahnya.
Maka dari itu kami akan melakukan penelitian pada Bank Rakyat Indonesia
(Persero) yang didirikan sejak tahun 1895, yang tetap konsisten memfokuskan
pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan
fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Dan seiring dengan
perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka BRI juga meluncurkan
sistem e-Tax, yaitu layanan penerimaan pajak daerah secara online melalui
layanan cash management.
Dari sini peneliti melihat bahwa bank BRI sedang berada pada tahap retensi
menurut customer relationship lifecycle. Di mana dalam customer relationship
lifecycle ini terdiri dari empat tahap yakni customer acquisition (tahap
memperoleh hubungan dengan konsumen), development (tahap mengembangkan
hubungan konsumen), retention (tahap mempertahankan pelanggan). Dengan
adanya sistem CRM (Customer Relationship Management), maka diharapkan agar
para pelaku bisnis dapat mengetahui bagaimana langkah langkah atau cara cara
melayani konsumen, agar konsumen merasa puas sehingga keuntungan yang
diperoleh semakin meningkat, karena apabila konsumen merasa puas dengan
pelayanan kita, maka secara otomatis konsumen tersebut akan membeli lagi, atau
bahkan menjadi pelanggan tetap bagi bisnis kita.
BAB II
LANDASAN TEORI
Ada tiga tahap yang terjadi dalam CRM, hal ini dikemukakan oleh
Kalakota dan Robinson (2001, p174) sebagai berikut :
Tujuan pada tahap ini adalah untuk memberikan pelayanan yang sifatnya
one stop service kepada para pelanggan. Memberikan nilai tambah atas produk
atau jasa yang diberikan.
PEMBAHASAN
CRM
1. Identify : - Tingkat persepsi nasabah atas penggunaan database.
2. Acquire : - Tingkat atas pelayanan yang sesuai keinginan nasabah
- Tingkat atas hadiah yang diberikan.
3. Retain : - Tingkat pemberian reward pada nasabah.
- Tingkat pelayanan profesional.
- Tingkat penanganan keluhan.
- Tingkat menjalin hubungan baik.
4. Develop : - Tingkat persepsi pelanggan atas ketersediaan teknologi
- Tingkat persepsi pelanggan atas informasi dari internet
- Tingkat kemudahan transaksi dengan teknologi
- Tingkat kemudahan aksesibilitas ATM
LOYALITAS
1. Repeat purchase : Tingkat kontinuitas pembelian produk dan jasa Bank BRI
2. Reward : Melakukan pembelian produk/jasa selain produk
tabungan.
3. Recommendation : Memberi informasi mengenai produk Bank BRI kepada
orang lain.
4. Refuse : Ketidaktertarikan dengan produk pesaing mengutamakan
produk dan jasa Bank BRI.
KPR bank BRI yang dikelola ada dua yaitu nasabah dan developer.
Strategi CRM kepada nasabah, yaitu melakukan open house gunanya
untuk menarik nasabah agar dapat memperkenalkan produk-produk yang
dikeluarkan oleh bank BRI seperti KPR pembelian rumah baru, dan KPR
pembelian rumah bekas (second), disitu mereka menjelaskan penawaran
produknya ke nasabah.
Untuk membedakan nasabah yang loyal dan tidak loyal KPR BRI.
Pelanggan yang loyal, dia akan di top up lagi pinjamannya atau seperti di
perpanjang lagi, sedangkan pelanggan yang tidak loyal itu ketika melakukan
proses KPR selama 20 tahun dan ternyata ditengah jalan nasabah tersebut berhenti
sebelum jangka waktu yang ditentukan, maka perusahaan akan meng-take offer
nasabah tersebut ke bank lain.
Dari segi pengelompokan nasabah yaitu nasabah yang prioritas dan non
prioritas. Nasabah yang diprioritas plafond yaitu nasabah yang pinjaman
nya diatas satu miliyar sedangkan nasabah non prioritas yaitu yang
pinjamannya dibawah satu miliar.
KPR bang BRI juga menggunakan perangkat lunak atau aplikasi yang
digunakan selain media iklan. Yaitu KPR juga menggunakan excel untuk
menghitung angsuran seorang nasabah dan menampilkan simulasi
angsuran nasabah melalui handphone.
Salah satu kegunaan pengolahan hubungan pelanggan ini yaitu seorang nasabah
bisa memberikan sebuah rekomendasi dengan membawa kerabat atau saudaranya
untuk pengajuan pinjaman serta manfaat CRM yang diterapkan di KPR bank BRI
yaitu menjaga nasabah agar tetap loyal adalah hal yang utama dan bisa
mendatangkan nasabah nasabah yang baru dari referal nasabah yang lama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berbagai macam strategi relationship marketing yang dilakukan oleh bank BRI ini
terbukti dapat mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal ini dapat dilihat bahwa
saat ini nasabah bank BRI telah berada dalam tahap loyal, yang
merekomendasikan produk bank BRI pada lingkungan sekitarnya. Selain itu,
indikator loyalitas konsumen menurut bank BRI juga menyebutkan bahwa
konsumen bank BRI saat ini telah loyal.
Dari segala indikator dan pengukuran loyalitas yang telah dilakukan oleh tim
Marketing, dapat diketahui bahwa saat ini konsumen bank BRI telah loyal. Hal ini
dapat dilihat bahwa konsumen telah merekomendasikan produk bank BRI pada
lingkungan sekitarnya. Konsumen yang seperti ini dalam ‘relationship marketing
ladder of loyalty’ disebut dengan ‘advocate’ yakni konsumen yang aktif
merekomendasikan produk suatu perusahaan kepada orang lain . Bahkan strategi
komunikasi pemasaran lebih banyak didorong oleh rekomendasi pelanggan karena
saat ini konsumen lebih percaya rekomendasi dari seorang teman daripada bahasa
iklan .