Anda di halaman 1dari 8

TERJEMAHAN JURNAL REMOVABLE ORTHODONTIC APPLIANCES : NEW

PERSPECTIVES ON CAPABILITES AND EFFICIENCY


Mata Kuliah Orto 4

DISUSUN OLEH :
Shania 20161114
Kelas C

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2019
ALAT ORTODONTIK LEPASAN : PERSPEKTIF BARU DALAM EFISIENSI DAN KAPABILITAS

Abstract

Tujuan dari alat lepasan adalah pilihan yang dapat diandalkan bagi banyak pasien, tetapi seperti semua
peralatan ortodontik, alat ini memiliki beberapa batasan dalam penggunaan. Pemilihan pasien dan
desain alat yang tepat adalah kunci untuk perawatan yang sukses. Banyak pasien, khususnya dewasa,
lebih memilih alat intra-oral daripada alat ekstra-oral. Terkadang alat lepasan intra-oral dapat
menyelesaikan masalah gigi dalam periode waktu yang lebih singkat daripada alat ortodonti tetap, dan
hal ini juga berulang kali terlihat pada distalisasi molar. Dari perspektif interseptif, alat lepasan dapat
mencegah atau mengurangi crowding saat gigi insisif erupsi.

Case report

Artikel ini menjelaskan 5 pasien dengan masalah ortodontik yang berbeda: crowding yang akan terjadi
karena erupsi gigi caninus atas dengan 2 pendekatan provsion ruang untuk cuspid atas, resolusi dari
atrisi kronik gigi anterior, menghilangkan kekurangan ruang untuk erupsi caninus atas, dan pengurangan
kelebihan overjet . Semua subjek akan dirawat dengan alat ortodonti lepasan dengan desain yang
berbeda.

Pengantar

Alat ortodonti lepasan memiliki sejarah terpanjang dalam literature dan praktik ortodonti. Pada awal
tahun 1900, alat lepasan dipelopori oleh George Crozat di US [Proffit et al., 2007]. Namun alat ini
dikembangkan lebih lanjut dan diintegrasikan ke dalam banyak modalitas perawatan yang beragam di
eropa. Sayangnya, dalam beberapa decade, alat lepasan intra-oral kurang dibahas dalam literature
ortodontik dan sedikit peneliti yang meneliti indikasi dan keuntungannya. Dengan ditemukannya inovasi
alat ortodonti cekat, alat ortodonti lepasan semakin sedikit digunakan. Namun, ada banyak kondisi
dimana alat ortodonti lepasan dipilih untuk pergerakan gigi, terutama jika intervensi dini diperlukan dan
alat ortodonti cekat tidak diindikasikan. Alat ortodonti lepasan memili kelebihan dan kekurangan [Proffit
et al., 2007]: memiliki harga lebih terjangkau, mudah digunakan oleh dokter gigi secara teknis.

Visibilitas dari alat ekstra-oral kurang diminati oleh pasien dewasa bahkan untuk sebagian besar anak-
anak. Sementara penggunaan alat ortodonti lepasan memberikan keuntungan yang jelas bagi orang
yang aktif secara social, keberhasilan perawatan bisa sangat tergantung pada pasien. Meskipun skeletal
anchorage adalah alternative baru dalam kasus-kasus tertentu, perawatan ini tidak berlaku untuk semua
pasien dan juga memili beberapa batasan dalam penggunaan [Chung et al., 2010].

Namun, dalam kasus tertentu, perawatan dengan alat cekat dapat dipersingkat dengan piranti lepasan
dalam perawatan sebelumnya. Yang terakhir adalah pilihan yang baik jika kebersihan mulut dengan alat
cekat tidak dapat dikelola, terutama pada anak muda yang tidak kooperatif. Seringkali alat intra-oral
merupakan pilihan ideal untuk beberapa pasien, terutama orang dewasa. Untuk anak-anak atau remaja,
jika alat ekstra-oral tidak dapat ditoleransi dan rusak berulang kali, alat I tra-oral biasanya diterima
dengan baik.(fig 1)

Perlu ditekankan bahwa alat ortodonti lepasan hanya dapat digunakan dalam perawatan “tooth
tipping”, yang berarti bahwa setelah reposisi sumbu panjang gigi harus menjadi ideal dalam angulasi dan
torsi. Dengan demikian, case yang dipilih untuk piranti lepasan membutuhkan sumbu gigi yang panjang
sehingga setelah pergerakan gigi dapat ditempatkan pada torsi mahkota-akar yang tepat. Konsep
biomekanik ini menentukan dokter gigi untuk harus akurat dalam pemilihan kasus. Dengan demikian,
teknik piranti lepasan tidak dianggap sebagai metode alternatif jika pasien membutuhkan perawatan
ortodontik yang komprehensif.

Secara teknis, desain alat merupakan kunci keberhasilan dalam perawatan. Lokasi dan jenis
klamer(untuk retensi yang baik dan tidak ada iritasi jaringan), lokasi finger springs (untuk rentang
aktivitas maksimum), dan arahnya (untuk tingkat aktivasi tertinggi) sangat penting dalam pertimbangan
desain alat.

Ada beberapa poin penting yang perlu dipertimbangjan ketika menggunakan alat piranti lepasan untuk
pergerakan gigi :

› Alat piranti lepasan biasanya menjadi pilihan utama pasien dibandingkan alat ekstra-oral
(contoh : headgear).
› OH lebih mudah dijaga. Terkadang alat piranti lepasan dapat mendorong potensi pertumbuhan
penuh dan dapat menjaga gigi erupsi dalam posisi yang tepat. Dapat juga digunakan dalam
kasus yang memerlukan mekanis unilateral.
› Dapat mempersingkat perawatan ortodontik cekat ketika digunakan pada tahap awal rencana
perawatan. Sebagai metode interseptif, alat ini dapat direkomendasikan bagi pasien yang
memiliki kelebihan overjet pada usia gigi campuran menengah.
› Memiliki tingkat relaps yang lebih rendah dibandingkan alat ortodonti cekat selama periode
retensi. Dalam kasus lain, hasil perawatan harus dipertahankan dengan perawatan ortodonti
cekat berikutnya. Alat ini lebih terjangkau ketika digunakan untuk kasus-kasus tertentu yang
membutuhkan desain spesifik.
Material dan Metode

Lima kasus dengan masalah yang berbeda dan berbagai desain alat disampaikan dalam journal ini. Dua
kasus memerlukan distalisasi molar karena kekurangan ruang untuk erupsi gigi cuspid atas: satu kasus
dirawat dengan alat yang menggunakan pegas untuk mendorong molar pertama dan kedua atas (kasus
1) dan yang lain dengan alat yang menggunakan 2 pegas untuk setiap molar (kasus 2). Dalam satu kasus,
rencana perawatan bertujuan untuk menutup diastema anterior untuk memberikan ruang saat gigi
lateral atas erupsi (kasus 3). Kasus 4 memiliki anterior crossbite menggunakan lingual tipping pada insisif
bawah. Kasus kelima bertujuan untuk merawat gigi anterior atas yang protrusif.

Kasus 1

FB seorang gadis berusia 14 tahun lebih memilih menggunakan alat piranti lepasan intra-oral. Oleh
karena itu, alat itu bertujuan untuk membenarkan posisi dari gigi caninus atas kanan yang sedang erupsi.
Ini dilakukan dengan alat piranti lepasan yang akan mendistalisasi molar atas kanan yang secara
bertahap memberikan ruang untuk caninus. Serat transeptal diantara gigi memberikan kemiringan distal
secara bertahap ke gigi premolar dua dan kemudian gigi premolar pertama setelah reloksi distal molar.
Perawatan dimulai pada juni 2009 dan aktivasi berakhir pada september 2009 (3 bulan periode). Alat
terus dipakai selama 5 bulan tambahan (maret 2010) sebagai retainer (Gbr 2).

Kasus 2

MAT pasien laki-laki berusia 13 tahun yang tidak menggunakan headgear yang telah diinstruksikan.
Dengan demikian, setelah 6 bulan ia diberikan alat ortodonti lepasan untuk aplikasi distalisasi unilateral
pada molar pertama dan kedua kiri atas. Kali ini dia mau mematuhi metode baru ini. Alat ini dilengkapi
dengan dua finger springs untuk mendistalisasi kedua molar atas kiri disaat bersamaan. Labial bow
diletakkan diantara caninus atas kanan dan incisor lateral atas kiri untuk memungkinkan caninus erupsi
tanpa hambatan pada posisi yang sesuai. Sebuah ball clasp diantara premolar atas kanan, dan C clasp
pada molar atas kanan juga mempertahankan alat pada tempatnya. Menariknya, perawatan berakhir
setelah hanya 5 bulan. Alat ini digunakan sebagai retainer hingga gigi caninus atas kiri erupsi seutuhnya
(gbr 3).

Kasus 3

HER pasien laki-laki berusia 9 tahun yang ibu nya khawatir mengenai kedua gigi lateral atas nya yang
erupsi pada space yang sempit. Alat yang dipakai dibuat dengan dua finger springs distal di bagian atas.
Proses ini memakan waktu 4 bulan dan periode retensi selama 7 bulan hingga insisif lateral atas erupsi
seutuhnya. Tampaknya ada potensi pertumbuhan lateral anterior rahang atas selama perawatan yang
akan mengimbangi pertambahan ruang untuk incisor lateral. Dengan demikian, alat ini adalah fasilitator
yang sempurna untuk potensi pertumbuhan untuk memungkinkan penyelarasan lateral. Proses ini
terjadi pada tahap pertumbuhan gigi campuran diantara usia 8 dan 9 tahun (gbr 4) [Pinkham,2010].
Kasus 4

PJ adalah seorang wanita 42 tahun yang mencari perawatan ortodontik untuk crowding anterior rahang
bawah yang mengakibatkan atrisi insisal yang parah karena zero overjet. Dia khawatir about lama nya
waktu perawatan. Dia juga memiliki crowding pada lengkung atas dan bawah. Rencana kombinasi
perawatan ortodontik dan prosedur restorative dirancang untuknya. Alat piranti lepasan lebih
diindikasikan daripada piranti cekat, untuk pasien dengan crowding anterior rahang bawah,
menggerakkan incisor central bawah secara lingual dan incisor lateral sedikit labial. Prosedur tambahan
adalah reproximasi pada central incisor. Pasien melakukan restorasi estetik pada incisor atas dan bawah,
dan kasus selesai dengan normal overjet dan overbite (gbr 5).
Kasus 5

KO gadis berusia 14 tahun yang mengeluh mengenai gigi anterior atasnya yang menonjol karena
kelebihan overjet. Pada kasus ini, retainer hawley dengan kawat circumferencial untuk lengkuh rahang
atas dengan pengencangan bertahap dapat mengurangi overjet. Resin akrilik dikurangi secara selektif
pada sisi palatal gigi anterior. Pemeliharaan ruang digunakan untuk lengkung rahang bawah.
Membutuhkan waktu sekitar 7 bulan untuk mencapai hasil yang dapat diterima. Stabilitas perawatan
dapat terlihat setelah 1 tahun (gbr 6).

Pembahasan

Dalam kasus-kasus ini, dipilih dari kelompok besar kasus yang berhasil, alat piranti lepasan dengan
desain yang berbeda digunakan untuk menguji kesesuaian teknik ini. Banyak anak-anak dan khususnya
pasien dewasa, lebih memilih alat yang kurang terlihat. Jika pasien kooperatif, gangguan bicara akan
hilang dalam waktu singkat. Lidah biasanya akan beradaptasi dengan ruang intra-oral yang baru.
Meskipun finger spring mampu memindahkan dua gigi molar pada saat yang sama, tidak dapat
dibenarkan jika memutuskan untuk memindahkan gigi molar secara berurutan (kasus 1). Empat factor
harus dipertimbangkan saat menggunakan pegas: pertama lokasi dan kedua arah dari loop pegas sangat
penting untuk efisiensi pergerakan gigi. Finger spring harus diletakkan pada tengah-tengah mesiodistal
dari molar, sedangkan loop berlawanan dengan arah gerakan. Ketiga, untuk memungkinkan drifting
pasif distal dari caninus dan premolar, tidak ada kait yang diletakkan pada kedua gigi tersebut. Keempat,
ekstensi akrilik interdental diantara caninus dan premolar pada alat harus dihilangkan untuk tujuan
diatas.

Caninus rahang atas adalah gigi terakhir yang erupsi pada rahang atas, dank arena itu seringkali terjadi
kekurangan ruang yang mengakibatkan impaksi yang membutuhkan prosedur perawatan tambahan
dengan banyak pertimbangan [Zafarmand et al, 2009]. Potensi pertumbuhan juga memegang peranan
penting dalam perawatan. Alat piranti lepasan dapat memfasilitasi erupsi gigi caninus pada posisi yang
tepat. Upaya untuk mereproksimasi kaninus primer sama sekali tidak dapat dibenarkan. Meskipun
hasilnya dapat meluruskan gigi lateral, hal ini dapat menyebabkan hilangnya lengkungan.

Kesimpulan

Alat ortodonti intra-oral lebih banyak diminati anak muda dan khususnya orang dewasa. Pasien yang
kurang kooperatif lebih cenderung menggunakan alat yang tidak terlihat. Terlebih lagi, finger springs
dari alat ini lebih efektif daripada piranti dengan desain rumit dan dilengkapi dengan sekrup. Dari segi
biaya, alat ini pilihan terbaik bagi pasien. Keuntungan lain adalah keseimbangan OH lebih terjaga. Alat ini
mudah disesuaikan untuk dokter gigi, dan manajemen alat yang mudah oleh pasien menempatkannya
sebagai pilihan perawatan yang sangat diandalkan dalam ortodontik.

References

› Akin E, Gurton AU, Sadegic D- Effects of a segmented removable appliance in molar distalization- Eur J
Orthod 2006; 28:65-73.
› Chung K-R, Kim S-H, Chaffee MP, Nelson G- Molar distalization with a partially integrated mini-implant
to correct unilateral Class II malocclusion- Am J Orthod Dentofacial Orthop 2010; 138:810-9 .
› Clemmer EJ, Hayes EW- Patient cooperation in wearing orthodontic headgear- Am J Orthod 1979;
75:517-524.
› El-Mangory NH- Orthodontic cooperation- Am J Orthod 1981; 80:604-622. › Pinkham JR- Pediatric
Dentistry: Infancy Through Adolescence- in Part 4, Capt 29: The Dynamic of Change- Elsevier Saunders,
4th ed. 2005, 464-476.
› Proffit WR, Fields, Jr HW, Sarver DM- Contemporary orthodontic appliances- Chapt 11, in:
Contemporary Orthodontics- Mosby Elsevier 4th ed 2007, :396-432.
› Satley RN, Reske NT- Treatment of Class I non-extraction problems, principles of appliance
construction, and retention appliances- Chapt 19 in: Bishara SE, Textbook of Orthodontics- W B
Saunders Company 1st ed 2001, :290-324.
› Sheridan JJ, LeDoux W, McMinn R: Essix retainers: fabrication and supervision for permanent
retention- J Clinical Orthodontics. 1993; 27:37-45.
› Zafarmand AH, Gholami GA- Evaluation of the periodontal status of palatally impacted maxillary canine
after exposure using “Modified Window Technique”- WJO 2009; 10:295-300.

Anda mungkin juga menyukai