Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Frame Relay”. Penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Jaringan Telekomunikasi. Saya berharap dengan adanya
makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan saya khususnya dalam bidang
telekomunikasi.
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para Mahasiswa/i Teknik Elektro ,
khususnya diri saya sendiri dan semua yang membaca makalah ini . Semoga bisa
dipergunakan dengan semestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Frame Relay merupakan jenis pelayanan yang tepat bagi mereka yang
menginginkan bare-bones connection-oriented yang mutlak untuk transfer antar
machine dengan kecepatan tinggi dan biaya yang ekonomis. Terbentuknya Frame
Relay disebabkan oleh adanya perubahan teknologi selama dua dekade terakhir ini.
Dua puluh tahun yang lalu, komunikasi dengan menggunakan kabel telepon
sangat lamban dan mahal, sehingga diperlukan protokol-protokol yang rumit untuk
error handling, serta biaya yang sangat besar untuk mengoperasikannya. Namun,
keadaan sekarang ini telah berubah secara radikal.
Saat ini, saluran telepon sangat cepat dan dapat diandalkan. Pelanggan
menyewa sebuah permanent virtual circuit antara dua point dan kemudian dapat
mengirim frame-frame sampai 1600 byte. Berkaitan dengan hal ini, Frame Relay
menyediakan pelayanan yang seminimal mungkin dalam cara penentuan awal dan
akhir dari masing-masing frame, dan error detection pada transmisi.
Call Control Signalling: dilakukan pada logical connection yang terpisah dari user
data, sehingga intermediate node tidak perlu maintain state tables/process message
yang berhubungan dengan call control pada sebuah per-connection basis.
Multiplexing dan switching dari logical connection terjadi pada layer 2 bukan
layer 3.
Tidak ada hop-by-hop flow control dan error control. End-to-end flow control dan
error control terdapat pada layer yang lebih tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Frame Relay adalah sebuah protocol yang berorientasi pada packet switching,
yang umumnya dipergunakan oleh perusahaan telepon, yang mengandalkan kecepatan
tinggi dan biaya ekonomis. Frame Relay pada dasarnya adalah sebuah software yang
khusus didesain untuk menyediakan koneksi digital yang lebih efisien dari suatu point
tertentu ke point yang lain. Jadi, Frame Relay merupakan sebuah teknologi yang
menawarkan metode yang lebih cepat dan lebih ekonomis dalam menjalankan computer
networking.
Struktur dasar sebuah frame adalah seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 1. (a) Struktur dasar frame, (b) Field informasi pada X.25
(c) Struktur frame pada Frame Relay, dan (d) Format header pada Frame Relay
Gambar 1a, sedang Gambar 1b menyatakan uraian isi information field pada paket
X.25. Gambar 1c dan 1d masing masing menyatakan struktur frame dan header (kepala
paket) pada Frame Relay. Header merupakan data tambahan pada informasi yang
dikirimkan, berisi tanda pengenal pengirim maupun penerima serta tanda-tanda lain
yang diperlukan untuk menjamin penyampaian yang benar dari seluruh informasinya
(lihat Gambar 1b dan 1d).
1. Aliran data pada dasarnya pengarahannya berbasis pada header yang memuat DLCI
(Data-link Connection Identifier) sebagai jalur pada tujuan suatu Frame. Jika suatu
jaringan mempunyai masalah yang menangani frame tersebut, baik yang disebabkan
masalah jaringan maupun kemacetan, maka frame tersebut akan dibuang.
2. Frame-Relay membutuhkan laju kesalahan yang rendah (low error rate) untuk
mencapai hasil kerja baik. Suatu jaringan tidak dapat melakukan koreksi masalah
terhadap jaringan, maka frame-relay butuh protocol diatas nya melakukan koreksi
kesalahan tersebut untuk menjaga suatu frame yang akan ditansmisikan.
3. Koreksi kesalahan yang dilakukan protocol-protocol lapisan lebih tinggi tidak akan
efektif ditinjau dari segi penundaan pemrosesan packet data yang memakan delay
waktu. Maka dari itu suatu jaringan harus meminimumkan pembuangan suatu frame.
Contoh :
Source destination
Intermediate Node
Source destination
Gambar 3. Packet Switching Network
Gambar diatas menggambarkan aliran data link frame yang dibutuhkan untuk
transmisi dari source end system ke destination end system, dan kembalinya acknowledge.
Data link control protocol akan mengatur exchange data dan acknowledge frame, dimana
pada tiap intermediate node state tables harus di-maintain dua kali untuk tiap virtual circuit.
Dengan metode ini, error possibility dari tiap link di suatu network besar, sehingga tidak
cocok untuk fasilitas komunikasi digital modern.
Untuk menjaga mekanisme dasar Frame Relay sesederhana mungkin, ada satu aturan
dasar, yakni apabila muncul suatu masalah dengan penanganan suatu frame, maka frame
tersebut akan langsung di-discard. Dua prinsip yang menyebabkan adanya data discarding ini
adalah hasil dari adanya error detection pada data atau adanya overloading pada network.
Bagaimana suatu network dapat men-discard frame-frame tanpa menghancurkan integrity
dari komunikasi? Jawabannya terletak pada adanya intelegensi pada software di endpoint
seperti PC, workstation dan host. Software pada endpoint ini beroperasi dengan protokol-
protokol multilevel yang dapat detect dan recovery data yang hilang dalam network.
2.4 PROTOCOL RECOVERY PADA HIGHER LAYER
Sebuah protokol pada layer yang lebih tinggi melakukan sebuah recovery pada
sebuah frame dengan menjaga path dari urutan angka-angka berbagai frame yang di-
send dan di-receive. Suatu kode balasan atau acknowledgement di-transmit untuk
memberitahukan kepada sisi sender, nomor-nomor frame mana yang telah diterima
dengan baik. Jika suatu urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode time
out tertentu, sisi receiver akan meminta retransmission. Dengan demikian software di
kedua sisi tersebut akan menjamin bahwa semua frame pada akhirnya diterima tanpa
kesalahan. Fungsi ini terjadi pada lapisan 4 (Transport layer), dalam protokol-protokol
seperti TCP/IP dan Lapisan Transport (level 4) OSI. Sebaliknya, jaringan X.25
membentuk fungsi ini pada lapisan 2 dan 3, dan endpoint tidak perlu menduplikasi
fungsi tersebut dalam la pisan 4. Sebuah frame yang hilang akan menyebabkan
retransmission dari semua frame yang tidak memiliki sinyal acknowledge. Recovery
seperti ini akan memerlukan siklus ekstra dan memori dalam komputer-komputer di
masing-masing endpoint, dengan menggunakan bandwidth dari additional network
untuk retransmit frame-frame. Akibat terburuk dari kondisi ini adalah menyebabkan
suatu delay yang besar bagi periode time out pada layer yang lebih tinggi, yakni
waktu yang dipakai untuk menunggu frame tersebut untuk datang sebelum
menyatakannya sebagai frame yang hilang, serta waktu yang dipakai untuk
melakukan retransmission. Oleh sebab itu, walaupun layer yang lebih tinggi dapat
melakukan recovery ketika frame discarding terjadi, faktor terbesar yang
menyumbang kinerja keseluruhan dari sebuah network adalah kemampuan dari
network tersebut untuk meminimumkan terjadinya frame discarding. Pertanyaan
berikutnya yang muncul adalah apa yang menyebabkan frame discarding tersebut?
Ada dua sebab yang paling utama, yakni bit error dan congestion.
Frame Discarding yang Disebabkan oleh Error Bit
Jika error terjadi di dalam frame, maka error tersebut akan terdeteksi melalui
FCS setelah frame di-receive. Tidak seperti pada X.25, node yang mendeteksi error
tidak meminta sender-nya untuk retransmit frame. Node tersebut langsung discard
frame dan melanjutkan untuk menerima next frame. Kondisi ini tergantung pada
kecerdasan PC atau workstation tempat data berasal untuk mengenali bahwa error
telah terjadi dan me-retransmit datanya. Dikarenakan oleh biaya tinggi, yang
disebabkan oleh adanya recovery pada layer-layer yang lebih tinggi, pendekatan ini
akan mengundang permasalahan pada efisiensi network, apabila path-nya memiliki
derau yang cukup besar dan hal ini jelas akan memicu banyaknya error. Namun
demikian, kini semakin banyak network-based-fiber-optic yang mempunyai error
flow sangat rendah, yang berdampak pada frekuensi error yang sangat rendah,
sehingga bukan merupakan suatu masalah lagi. Dengan demikian, Frame Relay
memiliki keunggulan hanya pada jalur-jalur network memiliki tingkat error yang
rendah.
Frame discarding yang lebih sering terjadi adalah merupakan akibat dari
network congestion. Congestion terjadi disebabkan oleh suatu network node yang
menerima lebih banyak frame dibandingkan kemampuan untuk memprosesnya
(disebut congestion pada receiver), atau ketika suatu network node dituntut untuk
mengirimkan lebih banyak frame melewati path yang dipilihnya daripada kecepatan
yang diijinkan oleh path tersebut (disebut path congestion). Dalam kasus lainnya,
suatu rangkaian node buffer yakni memori yang bersifat temporary untuk frame-
frame yang masuk ketika menunggu pemrosesan atau antrian frame-frame yang ke
luar menjadi terisi penuh dan node tersebut harus men-discard frame-frame sampai
buffer mempunyai space yang cukup.
Frame Relay umumnya dipergunakan pada aplikasi internet, karena transmission rate
yang tinggi dan berbagai kelebihan lain yang dimilikinya. Menurut standar ANSI TI. 606, ada
3 contoh aplikasi yang dapat mengambil keuntungan dari pemanfaatan Frame Relay ini,
antara lain:
3.1 Kesimpulan
1. Frame Relay, yang berorientasi pada packet switching adalah sebuah software yang
khusus didesain untuk menyediakan koneksi digital yang lebih efisien dari suatu point
tertentu ke point yang lain.
Data flow pada dasarnya memiliki pengarahan yang berbasis pada header yang
memuat DLCI, yang mendeskripsikan destination dari frame-nya. Jika suatu
network mempunyai problem dalam menangani sebuah frame, baik yang
disebabkan oleh kesalahan pada network atau congestion, secara praktis
network tersebut akan men-discard frame tersebut.
Frame Relay membutuhkan network dengan low-error rate untuk mencapai
kinerja yang baik. Dikarenakan tidak adanya kemampuan untuk error
correction, maka Frame Relay bergantung pada protokol-protokol pada layer
yang lebih tinggi di dalam piranti pengguna yang memiliki kecerdasan untuk
melakukan recovery dengan retransmit frame-frame yang hilang.
Error recovery oleh protokol-protokol pada layer yang lebih tinggi, walaupun
itu otomatis dan dapat diandalkan, adalah tidak ekonomis dipandang dari segi
process-delay dan bandwidth. Maka mau tidak mau network harus
meminimumkan terjadinya frame discarding.
3. Data Discarding adalah suatu cara yang dilakukan apabila muncul suatu masalah
dengan penanganan suatu frame -bila frame yang diterima error- yang bertujuan untuk
menjaga mekanisme dasar Frame Relay sesederhana mungkin. Yang menyebabkan
frame discarding tersebut yakni bit error dan congestion.
4. Prinsip kerja Protocol Recovery pada Higher Layer adalah melakukan sebuah
recovery pada sebuah frame dengan menjaga path dari urutan angka-angka berbagai
frame yang di-send dan di-receive. Acknowledgement ditransmit untuk
memberitahukan kepada sisi sender, nomor-nomor frame mana yang telah diterima
dengan baik. Jika suatu urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode time
out tertentu, sisi receiver akan meminta retransmission. Dengan demikian software di
kedua sisi tersebut akan menjamin bahwa semua frame pada akhirnya diterima tanpa
kesalahan.
5. Keuntungan Frame Relay antara lain lebih reliable, menghemat dimensi fisik, kabel,
serta kompleksitas. Sedangkan kerugiannya antara lain adalah delay yang besar, dan
adanya resiko kehilangan frame.
http://achmadrifqi05.blogspot.com/2013/11/pengertian-frame-relay-dan-prinsip.html
https://www.google.com/search?client=firefox-b&q=makalah+frame+relay