1 Pembuatan Pereaksi
1 Pembuatan Pereaksi
PEMBUATAN PEREAKSI
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I
SIFAT-SIFAT BAHAN
Natrium hipoklorit (NaOCl) adalah salah satu zat kimia yang bersifat
mempunyai konsentrasi 10% - 14% klorin yang tersedia. Larutan ini dipengaruhi
waktu, suhu, kontak terhadap cahaya, serta kontaminasi dengan ion metal (Arifah,
2009).
larutan natrium hipoklorit menjadi tiksik serta lebih kaustik. Efek dari toksisitas
NaOCl yang mengenai jaringan periapikal ini dapat menyebabkan timbul rasa
rumus kimia C2H5OH. Etanol adalah zat cair jernih tak berwarna yang mudah
terbakar dan mudah bercampur dengan air serta mudah menguap. Etanol biasa
digunakan sebagai antiseptik (alkohol 70%), bahan minuman keras, bahan bakar,
dan sebagai bahan mentah dalam beberapa industri kimia (Hart dkk., 2003).
Buffer fosfat memiliki bentuk berupa cairan, tak berwarna, tidak berbau,
nilai pH 7,4, titik didih 100 0C, merupakan toksisitas akut dimana sifat bahaya
tidak bisa diabaikan, tetapi relatif mustahil terjadi karena rendahnya konsentrasi
dari bahan terlarut dan bahan ini harus ditangani dengan hati-hati lazimnya jika
menangani bahan kimia, adapun penyimpanannya tertutup sangat rapat pada suhu
Buffer fosfat memiliki bentuk berupa cairan, tak berwarna, tak berbau, nilai
pH 6,8, titik lebur -5 0C, titik didih 109 0C, larut dalam air, penyimpanannya
tertutup sangat rapat adapun suhunya tidak ada batasan (Keenan dkk., 1989).
1.5. Na2CO3
skala kecil, menghilangkan reaksi kimia antara panas, oksigen, dan bahan bakar.
Pemadam busa memisahkan oksigen dari bahan bakar. Pemadam yang
menggunakan air menghilangkan api dan panas dari bahan yang terbakar.
(Mulyono, 2005).
Berat molekulnya adalah 106 gr/mol, titik lebur pada tekanan 1 atm adalah
851 0C, kelarutan pada suhu 0 0C adalah 7,1 g/100 g H2O, Kelarutan pada suhu
100 0C adalah485 g/100 g H2O, densitasnya pada suhu 200 0C adalah 2,533 gr/
ml, energi bebas Gibbsnya pada suhu 25 0C adalah -1.128.229 kj/mol, tekanan
parsialnya pada suhu 30 0C adalah 388,08 psi, panas spesifik pada suhu 30 0C
adalah 0,89 cal/ mol, panas penguapannya adalah 7.000 cal/ mol, kapasitas
1.6. Alanin
Alanin atau yang biasa disingkat Ala adalah sebuah asam α-amino dengan
proteinogenik asam amino yang membangun protein. kodnya adalah GCU, GCC,
1.7. Glisin
Glisin atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana.
Rumus kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan merupakan asam
merupakan satu-satunya asam amino yang tidak memiliki isomer optik karena
gugus residu yang terikat pada atom karbon alfa adalah atom hidrogen sehingga
terjadi simetri. Jadi, tidak ada L-glisin atau D-glisin (Hart dkk., 2003).
Glisin merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan
satu-satunya asam amino internal pada heliks kolagen, suatu protein struktural.
hemoglobin, glisina selalu berada pada posisi yang sama sepanjang evolusi
(terkonservasi). Penggantian glisin dengan asam amino lain akan merusak struktur
kolagen yang dua per tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisin. Glisin
berperan dalam sistem saraf sebagai inhibitor neurotransmiter pada sistem saraf
1.8. Serin
Serin merupakan asam amino penyusun yang umum ditemukan pada protein
hewan. Protein hanya memiliki L-serin. Serin bukan merupakan asam amino
essensial bagi amnesia. Namanya diambil dari bahasa latin, sericum (berarti
sutera) karena pertama kali diisolasi dari protein sutera pada tahun 1865.
Strukturnya diketahui pertama kali pada tahun 1902. Sintesis serin (dan glisin)
katalisator enzim. Ia diketahui berada pada bagian aktif kimotripsin, tripsin, dan
banyak enzim lainnya. Berbagai gas-gas perangsang saraf dan aktif yang dipakai
sehingga melumpuhkan enzim itu sepenuhnya. Akibatnya, asetilkolin (suatu
neurotransmitter) yang seharusnya segera diuraikan oleh enzim itu segera setelah
merupakan satu dari tiga asam amino yang biasanya terfosforilasi oleh enzim
kinase pada saat transduksi signal pada eukariota. Serin memiliki rumus kimia
C3H7NO3, titik leburnya 228 0C, massa jenisnya 1,537 g/cm nama sistematiknya
1.9. NaOH
melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain, sangat basa,
keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat
menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan
dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318 0C serta titik didih
0
1390 C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1 molekul air
(Mulyono, 2005).
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni
(Mulyono, 2005).
1.10. Ninhidrin
padatan kristal berwarna putih yang larut dalam air dan alkohol. Ninhidrin
digunakan sebagai pereaksi untuk uji adanya gugus amino bebas dan karboksil
Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan
triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna
PERHITUNGAN
Dik : M1 = 12%
M2 = 2%
V2 = 100 mL
Dit : V1 = ….
M1 x V1 = M2 x V2
Peny : 12 x V1 = 2 x 100 mL
2 x 100 mL
V1 = = 16,67 mL
12
M1 x V1 = M2 x V2
100 x V1 = 95 x 100 mL
95 x 100 mL
V1 = = 95 mL
100
N 10 N
M NaOH = = = 10 M
α 1
M1 x V1 = M2 x V2
10 M x V1= 2,5 M x 100 mL
2,5 M x 100 mL
V1= = 25 mL
10 M
%xV 2 % x 200 mL
b = 100 = = 4 gram
100
0,2 𝑀 𝑥 𝑉2
3,9811 x 10-8 M = 9,3 x 10-9 x
0,2 𝑀 𝑥 𝑉1
9,3 𝑥 10−7
V1 = = 19
4,9111 𝑥 10−8
V2 = 100 – V1 = 100 – 19 = 81
V1 : V2 = 19 : 81
larutan B.
𝑀 𝑁𝑎2 𝐻𝑃𝑂4 𝑥 𝑉2
[H+] = Ka x
(𝑀 𝑁𝑎3 𝑃𝑂4 𝑥 𝑉1)
0,2 𝑀 𝑥 𝑉2
1,5849 x 10-7 M = 1,65 x 10-7 x
0,2 𝑀 𝑥 𝑉1
1,65 𝑥 10−5
V1 = = 51
3,2349 𝑥 10−7
V2 = 100 – V1 = 100 – 51 = 49
V1 : V2 = 51 : 49
larutan B.
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 M x 100 mL
V1 =
0,5 M
= 20 mL
Na2CO3 2% 100 mL
gr
Na2CO3 = x 100 %
mL
gr
2% = x 100 %
100 mL
= 2 gram
2.8. Alanin 50 mL, 0,01 M
Massa 1000
M x
Mr V (mL)
Massa 1000
0,01M x
89,09 50 mL
Massa 1000
M x
Mr V (mL)
Massa 1000
0,01M x
105,09 50 mL
Massa 1000
M x
Mr V (mL)
Massa 1000
0,01M x
75,07 50 mL
PROSEDUR PERCOBAAN
gelas kimia setelah itu ditambahkan sedikit akuades lalu diaduk, kemudian
Diambil larutan A yang terbuat dari 0,2 M Na-fosfat monobasis (27,8 gram
dalam 1000 mL sebanyak 51 mL) dan dimasukkan kedalam gelas ukur, kemudian
dimasukkan pula larutan B yang terdiri dari 0,2 M Na-fosfat dibasis (52,65 gram
Na2HPO4.7H2O atau 71,7 gram Na2HPO4.12H2O dalam 1000 mL) kedalam gelas
ukur sebanyak 49 mL. Setelah itu, kedua larutan dituangkan kedalam gelas kimia
Diambil larutan A yang terbuat dari 0,2 M Na-fosfat monobasis (27,8 gram
dalam 1000 mL sebanyak 19 mL) dan dimasukkan kedalam gelas ukur, kemudian
dimasukkan pula larutan B yang terdiri dari 0,2 M Na-fosfat dibasis (52,65 gram
Na2HPO4.7H2O atau 71,7 gram Na2HPO4.12H2O dalam 1000 mL) kedalam gelas
ukur sebanyak 81 mL. Setelah itu, kedua larutan dituangkan kedalam gelas kimia
gelas kimia, lalu ditambahkan aseton 100 mL dan diaduk agar homogen.
kimia, setelah itu ditambahkan akuades sampai volume 100 mL. diaduk sampai
homogen.
𝐛
3.7. Ninhidrin 2% ( )200 mL
𝐯
gelas kimia, lalu ditambahkan aseton sebanyak 200 mL dan diaduk agar homogen.
3.9. Alanin
kimia, setelah itu ditambahkan air sebanyak 5 mL atau 0,005 L dan diaduk sampai
homogen.
3.10. Serin
kimia, setelah itu ditambahkan air sebanyak 5 mL atau 0,005 L dan diaduk sampai
homogen.
3.11. Glisin
kimia, setelah itu ditambahkan air sebanyak 5 mL atau 0,005 L dan diaduk sampai
homogen.
LAMPIRAN : BAGAN KERJA
a. NaOCl 2 % 100 mL
NaOCl 12 %
Hasil
49 mL larutan A + 51 mL larutan B
Hasil
19 mL larutan A + 81 mL larutan B
- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Ditambahkan akuades sebanyak 100 mL
- Diaduk
Hasil
d. Etanol 95 %
Etanol 100 %
Na2CO3 2%
Hasil
f. Glisin
Glisin
Hasil
g. Serin
Serin
Hasil
h. Alanin
Alanin
Hasil
i. Ninhidrin 0,1 % 100 mL
Ninhidrin 0,1 %
Hasil
j. Ninhidrin 2 % 200 mL
Ninhidrin 2 %
Hasil
NaOH 10 N
- Diambil sebanyak 25 mL
- Ditambahkan akuades sampai volume 100 mL
- Diaduk agar homogen
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, S., 2009, Natrium hipoklorit Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar, USU
Repository, Sumatera Utara.
Daintith, J., 2008, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.
Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, D.J., 2003, Kimia Organik: Edisi Sebelas,
Erlangga, Jakarta.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H., 1989, Ilmu Kimia untuk
Universitas: Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Mulyono, 2005, Kamus Kimia, Bumi Aksara, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Praktikan