Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PENGOLAHAN LIMBAH TAHU MENJADI


BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

Diusulkan sebagai persyaratan pelaksanaan kegiatan


Tugas Akhir Pendidikan Sarjana Terapan (DIV)
Pada Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknologi Kimia Industri

OLEH :

HAFIZH RASI HARAHAP


061640421948

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2019
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PENGOLAHAN LIMBAH TAHU MENJADI BIOGAS


SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

OLEH :

HAFIZH RASI HARAHAP


061640421948

Palembang, 4 Juli 2019


Pembimbing,

Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si


NIDN

1
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i


DAFTAR ISI ........... ..................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 5


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 5
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 6
1.3 Tujuan ........... ........................................................................................... 7
1.4 Manfaat ......... ........................................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8


2.1 Sejarah Singkat Tahu ................................................................................ 8
2.2 Limbah Ampas Tahu ............................................................................... 11
2.3 Karakteristik Air Limbah Tahu ................................................................ 12
2.4 Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu ................................................... 14
2.5 Macam-Macam Pembangkitan Biogas Atau Digester .............................. 15
2.6 Hasil Produksi Tahu ................................................................................ 20

BAB III. METODELOGI PENELITIAN .................................................. 21


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 21
3.2 Bahan dan Alat ......................................................................................... 21
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................... 22
3.4 Alur Penelitian ......................................................................................... 22

BAB IV. JADWAL DAN BIAYA PENELITIAN ...................................... 25


4.1 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 25
4.2 Biaya Penelitian ........................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Floating Type ............................................................................... 16


Gambar 2. Fixed Dome Digester .................................................................... 17
Gambar 3. Anaerobik Baffled Reactor .......................................................... 19
Gambar 4. Reaktor Balon .............................................................................. 20

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kualitas Tahu Berdasarkan SNI 01-3142-1998 ..................... 10


Tabel 2. Komposisi Kimia dalam 100g Tahu ................................................... 11
Tabel 3. Anggaran Biaya Habis Pakai ............................................................... 25
Tabel 4. Anggaran Untuk Analisis ..................................................................... 26
Tabel 5. Rekapitulasi Biaya Anggaran............................................................... 26

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tahu merupakan makanan tradisional sebagian besar masyarakat di Indonesia,
yang digemari hampir seluruh lapisan masyarakat. Selain mengandung gizi yang
baik, pembuatan tahu juga relatif murah dan sederhana. Rasanya enak serta
harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Usaha tahu di Indonesia
rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana sehingga tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku) dirasakan masih rendah
dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi. Kegiatan industri tahu di
Indonesia didominasi oleh usaha-usaha skala kecil dengan modal yang terbatas.
Dari segi lokasi, usaha ini juga sangat tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sumber daya manusia yang terlibat pada umumnya bertaraf pendidikan yang
relatif rendah, serta belum banyak yang melakukan pengolahan limbah.
Kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang subur menjadikan budidaya kedelai
sebagai bisnis yang prospektif. Hasil kedelai banyak diolah menjadi tempe, tahu
atau jenis makanan lainnya yang berbahan dasar kedelai. Industri tahu dalam
proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair.
Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan, limbah ini
kebanyakan oleh pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk
ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung ampas tahu yang akan
dijadikan bahan dasar pembuatan roti kering dan cake. Sedangkan limbah cairnya
dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu,
oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu
dengan karakteristik mengandung bahan organik tinggi dan kadar BOD, COD
yang cukup tinggi pula, jika langsung dibuang ke badan air, jelas sekali akan
menurunkan daya dukung lingkungan. Sehingga industri tahu memerlukan suatu
pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran

5
yang ada. Mengingat industri tahu merupakan industri dengan skala kecil, maka
membutuhkan instalasi pengolahan limbah dengan perangkat sederhana, biaya
operasional murah, dan memiliki nilai ekonomis serta ramah lingkungan.
Pengolahan limbah tahu harus dikelola dengan baik dan dipelihara secara
rutin. Berbagai teknologi pengolahan limbah yang sudah ada, maka akan
dilakukan kajian untuk mengetahui teknologi pengolahan limbah tahu yang
efektif dan efisien beserta kelebihan dan kekurangannya, dan dampaknya
terhadap masyarakat dan lingkungan. Indonesia memiliki potensi kekayaan alam
yang sangat melimpah untuk menghasilkan sumber energi alternatif. Oleh karena
itu, pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif yang terbaharukan dan ramah
lingkungan menjadi pilihan.
Salah satu energi terbaharukan yang sedang dikembangkan adalah biogas.
Keberadaan biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya.
Energi biogas dapat diperoleh dari limbah rumah tangga; kotoran cair dari
peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik dari pasar; industri makanan dan
sebagainya. Selain potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan digester
biogas memiliki keuntungan, yaitu mengurangi efek rumah kaca, mengurangi bau
tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya
(mekanisme atau energi listrik), serta hasil samping berupa pupuk cair dan padat.
Pemanfaatan limbah dengan cara ini secara ekonomi akan sangat kompetitif
seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk organik.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Bagaimana cara mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas, dan
mengurani dampak negative yang ditimbulkan oleh limbah cair pabrik tahu?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

6
 Mencegah dampak negative dari limbah tahu.
 Mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


 Tahu cara mengurangi dampak negative yang ditimbulkan oleh limbah tahu.
 Memberikan jalan alternatif untuk membuat biogas dari limbah tahu yang
selama ini hanya menjadi limbah.
 Menaikkan nilai tambah limbah tahu yang terbuang sia – sia.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEJARAH SINGKAT TAHU


A. Tahu
Tahu adalah makanan yang terbuat dari kedelai. Makanan yang empuk dan gurih
rasanya itu, disukai banyak orang. Hampir setiap hari orang makan tahu, baik sebagai
lauk teman nasi, maupun sebagai camilan. Konon, tahu ditemukan oleh Liu An, cucu
Kaisar Han Gaozu, pada masa pemerintahan dinasti Han. Liu An suka memasak.
Pada suatu hari ia punya banyak kedelai di rumahnya. Bosan dengan makanan yang
itu-itu saja, Liu An ingin membuat makanan baru dari kedelai. Tetapi ia bingung mau
membuat apa. Liu An lalu mengeringkan kedelai itu. Kedelai yang sudah kering
ditumbuknya sampai halus. Setelah itu Liu An merebus bubuk kacang itu dengan
menambahkan sedikit garam. Tanpa sepengetahuannya, ternyata garam membuat
rebusan bubuk kacang jadi padat. Liu An mencicipinya. Ternyata rasanya enak. Liu
An memberi nama makanan itu tao-hu. Tao artinya kacang kedelai. Sedangkan hu
artinya hancur menjadi bubur. Dari kata taohu itulah akhirnya menjadi tahu.

Tahu digemari banyak orang. Selain enak rasanya, tahu dianggap makanan sehat.
Dari Tiongkok akhirnya tahu menyebar ke Jepang, Korea, bahkan sampai ke Asia
Tenggara. Ada yang mengatakan bahwa tahu masuk ke Nusantara dibawa oleh orang-
orang Tionghoa sekitar abad ke-10. Awalnya tahu hanya dimasak oleh kalangan elit
saja. Pendapat lain mengatakan tahu diperkenalkan di Nusantara pada akhir abad ke-
13 oleh tentara Kubilai Khan yang mendarat di Kediri. Pada abad ke-19, tahu
bersama tempe menjadi penyelamat orang Jawa yang kelaparan sampai kurang gizi.
Saat itu penjajah Belanda menerapkan sistem kerja paksa. Yaitu memaksa penduduk
untuk bertanam tetapi hasilnya digunakan untuk kepentingan Belanda. Tidak ada
yang mengetahui kepastian waktu datangnya tahu di Indonesia. Menurut ahli sejarah

8
9

JJ Rizal mengatakan bahwa tahu mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-10 yang
dibawa oleh orang - orang Tiongkok Cina, namun pada saat itu hanya bisa di
konsumsi oleh kalangan atas saja. Menurut Suryatini N. Genie dalam Dapur Naga
Indonesia dan orang - orang Kediri mengatakan bahwa kota Kediri pertama kali yang
mengenal tahu yang di bawa oleh tentara Kubilal Khan pada tahun 1292 saat
mengunjungi kota tersebut. Karena di Kediri terdapat tempat berlabuhnya jung-jung
Mongol atau orang - orang menyebutnya Jung Biru. Armada ini mempunyai jung-
jung khusus yang digunakan untuk mengurus makanan tentara, salah satunya untuk
menyimpan kedelai dan membuat tahu. Hingga sekarang di Indonesia banyak sekali
makanan yang berbahan dasar tahu, seperti bakso tahu, tahu isi, tahu bacem, tahu
guling, tahu krispi dan lain - lain. Ada juga makanan yang berasal dari Jepang dan
sangat populer di Indonesia yaitu dimsum.

Tahu merupakan makanan padat yang dibuat dengan cara memekatkan protein
kedelai dan dicetak dengan proses pengendapan atau penggumpalan protein pada titik
isoletrik globulinkacang kedelai yang memiliki pH 4,5.19 Standart kualitas tahu dapat
dilihat padaTabel
10

Komposisi kimia tahu pada umumnya adalah sebagai berikut : kadar air 84-90%,
protein 5-8%, lemak 3-4%, dan karbohidrat 2-4%.20Dalam Tabel Komposisi Pangan
atau TKPI tahu mengandung energi 80 kkal, protein 10,9 gram, lemak 4,7 gram, dan
karbohidrat 0,8 gram per 100 gram bahan. Selain itu tahu mengandung kalsium dalam
yang cukup tinggi sebesar 223 gram per 100 bahan. Komposisi kimia tahu dapat
dilihat pada Tabel 2.
11

2.2 LIMBAH AMPAS TAHU


Industri tahu pada umumnya banyak menggunakan air dalam proses maupun
untuk pencucian alat dan biji kedelai. Sebagian besar air yang telah digunakan
langsung dibuang ke lingkungan. Beberapa jenis buangan dariindustri tahu.
1. Buangan padat
Pabrik tahu membuangan buangan padat pada saat pencucian yaitu berupa biji
yang jelek. dan batu kerikil yang ikut dalam biji. Pada saat kedelai diproses
menjadi susu kedelai dan disaring mengeluarkan ampas. Pemanfaatan limbah
padat sampai pada saat sekarang adalah untuk makanan ternak. Juga dapat
dibuat tempe gembus.
2. Buangan cair
Sebagian besar dari buangan industri tahu adalah limbah cair yang
mengandung sisa dari susu tahu yang tidak tergumpal menjadi tahu. Biasanya
air limbah tahu mengandung zat organik misalnya protein, karbohidratdan
lemak. Disamping zat tersebut juga mengandung padatan zat tersuspensi atau
padatan terendap misalnya potongan tahu yang hancur pada saat pemrosesan
yang kurang sempurna. Padatan tersuspensi maupun terlarut tersebut akan
mengalami perubahan fisik, kimia dan hayati yang menghasilkan zat toksin
12

atau zat cemar lingkungan. Juga apabila dibiarkan dilingkungan akan menjadi
busuk dan sangat mengganggu estetika. Dan juga akan mempengaruhi
lingkungan (Nurhasan,1999).
Salah satu contoh penggunaan bahan llimbah lokal adalah menggunakan
limbah cair tahu. Limbah tahu dapat dipakai sebagai pupuk dan pestisida
bahkan fungisida organik dengan bantuan tambahan dari bahan yang lain,
diantaranya adalah menggunakan bahan empon-empon atau tanaman herba
melalui proses fermentasi. Sedangkan limbah cair tahu banyak mengandung
sisa protein dan asam cuka sehingga mampu mendukung efektifitas
fermentasi (Lasantha,2011).

2.3 KARAKTERISTIK AIR LIMBAH TAHU


1. Temperatur
Temperatur air limbah pabrik tahu biasanya lebih tinggi dari
temperaturnormal dibadan air. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatan
tahu selalu pada temperatur panas baik pada saat penggumpalan atau pada
saatmenyaring yaitu pada suhu 60–80°C.Pencucian yang mempergunakan air
dingin selama proses berjalan tidak mampu menurunkan suhu limbahtahu.
Limbah panas yang dikeluarkan adalah sisa air susu tahu yang tidak
menggumpal menjadi tahu, biasanya berwarna kuning muda dan apabila
diperam dalam satu hari akan berasa asam.
2. Warna
Warna air buangan transparan sampai kuning muda dan disertai
adanyasuspensi warna putih. Zat terlarut dan tersuspensi yang mengalami
penguraian hayati dan kimia akan berubah warna. Hal ini merupakan proses
yang merugikan, karena adanya proses dimanakadar oksigen didalam air
buangan menjadi nol maka air buangan berubah menjadi warna hitam dan
busuk.
13

3. Bau
Bau air buangan industri tahu dikarenakan proses pemecahan protein
olehmikroba alam. Bau sungai atau saluran menyengat apabila
disalurantersebutsudah berubah an aerob. Bau tersebut adalah
terpecahnyapenyusun dari protein dan karbohidrat sehingga timbul bau
busukdari gas.
4. Kekeruhan
Padatan yang terlarut dan tersuspensi dalam air limbah pabrik
tahumenyebabkan air keruh. Zat yang menyebabkan airkeruh adalah
zatorganik atau zat-zat yang tersuspensi dari tahu atau kedelai yang
terceceratau zat organik terlarut yang sudah terpecah sehingga air limbah
berubahseperti emulsi keruh.
5. BOD (biological oksigen demand)
Padatan yang terdapat dalam air buangan terdiri darizat organik dan zat
anorganik. Zat organik tersebut misalkan protein, karbohidrat, lemak dan
minyak. Protein dan karbohidrat biasanya lebih mudah terpecah secaraproses
hayati menjadi amoniak, sulfida dan asam-asam lainnya.Sedangkan lemak
lebih stabil terhadap pengrusakan hayati, namun apabila ada asam mineral
dapat menguraikan asam lemak menjadi glicerol. Pada limbah tahu adanya
lemak ditandaibanyak zat-zat terapung berbentukskum.Untuk mengetahui
berapa besarnya jumlah zat organikyang terlarut dalam air limbah tahu dapat
diketahui dengan melihat besarnya angka BOD atau kebutuhan oksigen
biokimia (KOB). Angka BOD ini menunjukkan jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk keperluan aktifitas mikroba dalam memecah zat organik
biodegradasi didalam air buangan, angka BOD dalam satuan mg per liter atau
ppm (part per million) dan biasanya dinyatakan dalam beban yaitu gram atau
kg per satuan waktu.
14

6. COD (Chemical oksigen demand)


Parameter ini dalam air buangan menunjukkan juga zat organik, terutama zat
organik non biodegradasi selain itu zat dapat di oksidasi oleh bahan kimia
K2Cr2O7 dalam asam, misalnya SO3 ( sulfit ), NO2 ( nitrit ) kadar tinggi dan
zat-zat reduktor lainnya. Besarnya angka COD biasanya lebih besar dari
BOD, biasanya 2 sampai 3 kali besarnya BOD.
7. pH
pH dalam air limbah sangat dipengaruhi oleh kegiatan mikroorganisme dalam
memecah bahan organik. Air limbah tahu cenderung asam, danpada keadaan
asam ini terlepas zat-zat yang mudah menjadi gas (Nurhasah,1999).

2.4 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU


Sebagian besar industri tahu merupakan industri kecil (home industry),
yang notabene adalah masyarakat pedesaan dengan tingkat pendidikan yang
relative rendah,maka operasional pengolahan air limbah menjadi salah satu
pertimbangan yang cukup penting. Untuk pengolahan air limbah industri tahu
biasanya dipilih sistem dengan operasional pengolahan yang mudah dan
praktis serta biaya pemeliharaan yang terjangkau.Pemilihan sistem
pengolahan air limbah didasarkan pada sifat dan karakter air limbah tahu itu
sendiri. Sifat dan karakteristik air limbah sangat menentukan di dalam
pemilihan sistem pengolahan air limbah, terutama pada kualitas air limbah
yang meliputi parameter-parameter pH, COD (Chemical Oxygen Demand),
BOD (Biological Oxygen Demand), dan TSS (Total Suspended
Solid).Melihat karakteristik air limbah tahu diatas maka salah satu alternative
yang cukup tepat untuk pengolahan air buangan adalah dengan proses
biologis. Cara ini relative sederhana dan tidak mempunyai efek samping yang
serius. Salah satu cara proses pengolahan limbah tahu ialah,
15

 Anaerobik–Biogas

Secara umum proses anaerobik akan menghasilkan gas Methana


(Biogas). Biogas (gasbio) adalah gas yang dihasilkan dari pembusukan
bahan-bahan organik oleh bakteri pada kondisi anaerob (tanpa
adaoksigen bebas). Biogas tersebut merupakan campuran dari
berbagaimacam gas antara lain : CH4 (54%-70%), CO2 (27%-45%), O2
(1%-4%), N2 (0,5%-3%), CO (1%), dan H2 <. (KLH, 2006). Sifat
penting dari gas metan ini adalah tidak berbau, tidak berwarna,beracun
dan mudah terbakar. Karena sifat gas tersebut, maka gas metanini
termasuk membahayakan bagi keselamatan manusia (Sugiharto,2005).
Penggunaan biogas ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi
pencemaran lingkungan, karena dengan fermentasi bakteri anaerob
(bakteri metan) maka tingkat pengurangan pencemaran lingkungan
dengan parameter BOD, COD akan berkurang sampai 90%. Sistem ini
banyak dipakai dengan pertimbangan ada manfaat yang bisa diambil
yaitu pemanfaatan biogas yang sangat memungkinkan digunakan
sebagai bahan sumber energi karena gas metan sama dengan gas elpiji
(liquid petroleum gas/LPG), perbedaannya adalah gas metan
mempunyai satuatom C,sedangkan elpiji lebih banyak. Contoh
pemanfaatan biogas misalnya untuk memasak, lampu penerangan,
listrik generator, dan dapat menggantikan bahan bakar yang lain, dsb
(KLH, 2006).

2.5 MACAM-MACAM PEMBANGKIT BIOGAS ATAU DIGESTER


1. TipeTerapung (Floating Type)
Tipe terapung ini banyak dikembangkan di India yang terdiri atas sumur
pencerna dan diatasnya ditaruh drum terapung dari besiterbalik yang
berfungsi untuk menampung gas yang dihasilkan oleh digester. Sumur
16

dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk


membuatfondasi rumah, seperti pasir, batu bata, dan semen. Karena
banyak dikembangkan di India, maka digester ini disebut juga dengantipe
India.

Gambar 1. Floating type

2. Tipe Kubah (Fixed Dome Digester)

Tipe ini merupakan tipe yang paling banyak dipakai di Indonesia. Tipe
kubah adalah berupa digester yang dibangun dengan menggali tanah
kemudian dibuat dengan bata, pasir, dan semen yang berbentuk seperti
20 rongga yang kedap udara dan berstruktur seperti kubah (bulatan
setengah bola). Tipe ini dikembangkan di Cina sehingga disebut juga
17

tipe kubah atau tipe Cina. Dengan sistem anaerobik-biogas, gas yang
dihasilkan tergantung pada kandungan protein, lemak dan karbohidrat
yang terkandung dalam limbah,amanya waktu pembusukan minimal 30
hari karena semakin lama pembusukan semakin sempurna prosesnya,
suhu di dalam digester yaitu 15ºC-35ºC, kapasitas kedelaiminimal
untukdapat menghasilkan biogas adalah ± 400 kg, untukproduksi tahu
dengan kapasitaskedelai 700 kg/hari dihasilkan tidakkurang dari 10.500
liter gas bio per hari, kebutuhansatu rumah tanggadengan 4-5
oranganggota ± 1.200–2.000 liter gas bio per hari(KLH,2006).Adapun
sistem pengolahan biogas meliputi inlet (masuknya airlimbah),
bakequalisasi, bak pengendapan, bakAnaerobik Filter,bakpeluapan, bak
pengurasan, dan outlet (keluarnya airlimbahyang telahdiolah) (KLH,
2006).
Bentuk dasar peralatan proses biogas tipe kubah (fixed dome
digester)adalahsebagai berikut:

Gambar 2.fixed dome digester


18

Keuntungan atau keunggulan dari sistem anaerobik-biogas adalah


mengurangi potensi kerusakan hutan yaitu mengurangi penebangan
pohon yang digunakan untuk kayu bakar, mencegah erosi tanah, dan
menghemat pemakaian bahan bakar minyak. Biogas merupakan
energiyang ramah lingkungan dan merupakan cara yang aman
untukmenempatkan bahan organik jika dikelola dengan baik, sehingga
meningkatkan sanitasi dan kesehatan lokal. Sisa padatan dari produksi
biogas (lumpur hasil pembangkitan biogas) dapat digunakan untuk
pembuatan pupuk kompos. Ini dapat mengurangi polusi air tanah dan
meningkatkan kualitas udara. Gas metan termasuk gas rumah kaca
(greenhouse gas), bersama dengan gas karbon dioksida CO2
memberikan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena
pemanasan global. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat
berperan positif dalam upaya penyelesaian permasalahan global
(efekrumah kaca), sehingga upaya ini dapat diusulkan sebagai bagian
dari program internasional Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean
Development Mechanism/CDM) (Inforce, 2006). Untuk biogas ini
sistem yang diterapkan harus dirawat dan dibersihkan secara periodik
untuk menghilangkan lumpur (residu padatan) hasilpembangkitan
biogas dan tindakan pencegahan serta keselamatan untuksistem
pendistribusian gas harus terus diamati .

3. Anaerobik Baffled Reactor

Anaerobik baffled reactor merupakan salah satu sistem proses


pengolahan air limbah anaerobik dengan mengatur aliran dari bawahke
atas menggunakan sekat-sekat. Seperti pada sebagian besar sisteman
aerobik, sistem ini sangat membutuhkan pengaturan distribusi
aliran,sehingga lumpur aktif bisa kontak dengan air limbah secara
19

merata.Reaktor ini berbentuk tangki persegi panjang, dibagi empat


kompartemen berukuran sama. Masing-masing kompartemen
dipisahkan dinding dari arah atap dan dasar tangki. Zat cair dialirkan
menuju ke atas lalu kebawah antar dinding dan menuju ke atas
lagimelalui sludge anaerobik blanket hingga melalui kompartemen
keempat. Dalam reaktor ini terjadi kontak antara air limbah
denganbiomassa aktif, dimana dengan reaktor ini biomassa akan
tertahansebanyak mungkin. Pengolahan air limbah industri tahu yang
dilakukan menggunakan proses anaerobik dengan bentuk reactor
bersekat (anaerobic baffled reactor), mempunyai keuntungan
karenacocok untuk daerah tropis (mikroorganisme mesofilik),
sedangkan bentuk reaktor memberikan keuntungan karena memberi
kontak yang lebih baik antara lumpur aktif yang ada dengan air limbah
(up flowdandown flow). Skema proses pengolahan limbah dengan
sistem anaerobik baffled reactor adalah sebagai berikut:

Gambar 3.Anaerobik Baffled Reactor


20

4. Type balon

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan


padaskala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga
lebihefisien dalampenanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor
initerdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan
penyimpangas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa
sekat.Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat
yanglebihbesar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.

Gambar 4 Reaktor Balon

2.6 Hasil Produksi Tahu


Dalam pengolahan tahu perhari berkisar 78kg, membutuhkan 2400 kg
air,menghasilkan tahu 26 masak atau 104 kg dan permasak
menghasilkan 338 potong. Untuk limbah padat di dapat 150kg, limbah
padat ini digunakan sebagai pakan ternak oleh warga sekitar. Dan
limbah cair ini langsung dibuang kesungai sehingga menyebabkan
pencemaran lingkungan.
21

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Politeknik Negeri Sriwijaya. Dilakukan
selama 3 bulan, pada bulan Maret 2019 sampai Juli 2019.

3.2 ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tower air kapasitas 1000 l
Digunakan untuk menampung limbah dengan kapasitas 1000 liter.
2. Pipa
Pipa digunakan sebagai penyambung limbah untuk dimasukkan dalam
digester dan sebagai penyalur biogas ke penampung gas.
3. Kran
Sebagai pembuka dan penutup biogas yang telahdi tamping dalam
penampung gas.
4. Bor
Digunakan sebagai alat untuk menyambung pipa.
5. Gergaji
Digunakan sebagai alat untuk memotong pipa.
6. Plastik penampung
Bahan digunakan sebagai penampung biogas.
7. Lem pipa
Digunakan sebagai perekat pipa agar tidak terjadi kebocoran.
8. Corong
Digunakan sebagai alat untuk memasukan limbah cair kedalam digesteragar
tidak tumpah-tumpah.
22

3.3. PROSEDUR PENELITIAN


Proses pembuatan energy biogas dari limbah cair tahu sebagai berikut:
1. Saluran masuk slurry ( air limbah masuk)
Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry ke dalam reactor utama.
2. Saluran keluar residu
Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan limbah yang telah difermentasi
oleh bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan
hidrostatik. Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry masukan yang
pertama setelah waktu retensi tertentu ( 20–30 hari ).
3. Katup pengaman tekanan (control valve)
Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan gas dalamreaktor
biogas. Katup pengaman ini menggunakan prinsip pipa T. Bilatekanan gas
dalam saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas akankeluar melalui
pipa T, sehingga tekanan dalam reaktor biogas akan turun.
4. Saluran Gas
Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer atau plastik sepertipipa
paralon untuk menghindari korosi. Ujung saluran pipa bisadisambung dengan
pipa baja anti karat untuk bagian pembakarangas.
5. Plastik Penyimpanan Gas
Pada penyimpanan gas ini harus benar-benar rapat dan tidak adakebocoran
agar gas dapat maksimal.

3.4. ALUR PENELITIAN


Urutan langkah pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini dijabarkan dalam
flowchart percobaan yang akan ditampilkan sebagai berikut.
.
23
24

BAB IV
JADWAL DAN BIAYA PENELITIAN

4.1 JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4

1. Studi literatur

2. Pemesanan alat dan


bahan
3. Persiapan alat dan
bahan
4. Percobaan:
a. Pengukuran Digester
b. Pengujian Digester
c. Pengolahan Data
5. Penyusunan laporan:
a. Pembuatan laporan

b. Pembuatan artikel
jurnal
c. Pengumpulan
laporan akhir
25

4.2 BIAYA PENELITIAN


Tabel 3. Anggaran untuk bahan habis pakai

Harga Satuan
No. Jenis Bahan Jumlah Jumlah (Rp)
(Rp)
1 Aquades 40 liter 3.500 / liter 140.000
2 Tahu 100 bungkus 6.000 / lbungkus 600.000
3 Corong 1 buah 50.000/buah 50.000
4 Harga lem pipa 10 Buah 83.000/buah 830.000
5 Bor 1 buah 510.000/buah 510.000
6 Kran 10 buah 70.000/buah 700.000
7 Pipa ½” 10 buah 20.000/buah 200.000
8 Pipa ¾” 10 Buah 28.000/buah 280.000
9 Pipa 1” 10 buah 39.000/buah 390.000
10 Kertas A4 3 rim 45.000/rim 135.000
11 Tinta printer 1 kotak 40.000/kotak 40.000
12 Jilid 4 kali 6.000/jilid 24.000
13 Gergaji 2 buah 40.000/buah 80.000
14 Transportasi - - 400.000

Sub Total Anggaran 4.379.000


26

Tabel 4. Anggaran untuk analisis

Harga
No. Jenis Analisis Jumlah Jumlah (Rp)
Satuan(Rp)
1 Analisis Biogas 10 sampel 60.000/sampel 600.000

Sub total anggaran 600.000

Tabel 5. Rekapitulasi biaya penelitian

No. Keperluan Jumlah (Rp.)

1 Anggaran untuk bahan habis pakai 4.379.000

2 Anggaran untuk analisis 600.000

Total biaya 4.979.000


DAFTAR PUSTAKA

EMDI – Bapedal, 1994, Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia: Sumber,


Pengendalian dan Baku Mutu, EMDI – BAPEDAL
Suriawiria, U., 1996, Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara
Biologis, Penerbit Alumni, Bandung.
Triyasa, A. (2014). Analisis Kelayakan Lingkungan dan Ekonomi Instalasi
Pengolahan Air Limbah Biogas pada Industri Tahu. Seminar Nasional Kimia
(pp. 80–89). Bandung: ISBN 978-602-0951-00-3.
Marsudi. (2012). Produksi Biogas dari Limbah Rumah Tangga sebagai Upaya
Mengatasi Krisis Energi dan Pencemaran Lingkungan.
Ridhuan, K. (2009). Pengolahan Limbah Cair Tahu Sebagai Energi Alternatif Biogas
yang ramah lingkungan, (115), 1–9.

27

Anda mungkin juga menyukai