Anda di halaman 1dari 22

UPAYA PERBAIKAN INFRASTRUKTUR DAN SDM DI PAPUA

SEBAGAI AKTUALISASI PEMBANGUNAN NASIONAL


BERLANDASKAN WAWASAN NUSANTARA

Dosen Pembimbing:
Dr. Muh. Kadarisman, SH, M.Si
Disusun Oleh:
Kelas 2KS2

1. Asti Desmaria Samosir (221810202)


2. Ihza Fikri Zaki Karunia (221810336)
3. M. Hafiz Al Ihsan (221810407)
4. M. Tharif Arkandana (221810402)
5. Ulya Adiwena (221810637)

POLITEKNIK STATISTIKA STIS


JAKARTA
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kami haturkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Upaya
Perbaikan Infrastruktur dan SDM di Papua Sebagai Aktualisasi Pembangunan Nasional
Berlandaskan Wawasan Nusantara”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata
yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan makalah ini selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka makalah ini tidak
dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis,

Kelompok 2
iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................ii


Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Pendahuluan ...............................................................................................................1
Latar Belakang ...........................................................................................................1
Rumusan Msalah ........................................................................................................2
Landasan Teori ...........................................................................................................3
Wawasan Nusantara ...................................................................................................3
Ketahanan Nasional ...................................................................................................4
Pembangunan Nasional ..............................................................................................5
Pembahasan ................................................................................................................6
Wawasan Nusantara sebagai Landasan Pembangunan Nasional ...............................6
Kondisi Sumber Daya Manusia di Papua ..................................................................7
Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan SDM di Papua ...........................................8
Kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan SDM di Papua .........................8
Kondisi Infrastruktur di Papua ...................................................................................9
Upaya Perbaikan Infrastruktur di Papua ....................................................................10
Kendala dalam Perbaikan Infrastruktur di Papua.......................................................14
Penutup.......................................................................................................................16
Kesimpulan ................................................................................................................16
Saran ...........................................................................................................................17
Daftar Pustaka ............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara yang berhasil dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya


adalah bangsa yang mampu memadukan pemikiran, sikap dan tindakan disertai
kekuatan, tekad dan semangat bangsa, yang bahu membahu berjuang bersama demi
tercapainya cita –cita dan tujuan yang diinginkan. Keterpaduan upaya yang dsertai
dengan tekad dan semangat yang tinggi ini didasarkan adanya kesamaan presepsi dan
cara pandang terhadap bangsa yang biasa disebut wawasan dalam mencapai tujuan
nasional. Wawasan mencapai tujuan nasional Indonesia dinamakan wawasan
nusantara.
Wawasan nusantara merupakan dasar dalam mengembangkan konsepsi
ketahanan nasional dan pembangunan nasional. Ketahanan nasional pembangunan di
Indonesia masih perlu ditingkatkan yang juga berarti wawasan nusantara penduduk
Indonesia masih perlu ditingkatkan. Kurangnya pendidikan wawasan nusantara
merupakan salah satu penyebab rendahnya wawasan nusantara penduduk Indonesia.
Provinsi Papua merupakan provinsi yang masih perlu ditingkatkan lagi
pembangunan nasional di daerahnya. Secara umum, Papua dikenal memiliki potensi
ekonomi dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah bahkan merupakan salah
satu daerah terkaya di Indonesia terutama di sektor pertambangan. Namun dilihat dari
data penduduk miskin di Provinsi Papua menurut data Susenas 2010, persentase
penduduk miskin di Provinsi Papua masih relatif tinggi yakni sekitar 36 persen
meskipun angka kemiskinan ini cenderung menurun dalam sepuluh tahun dari sekitar
46 persen pada tahun 2000. Berdasarkan data tersebut, Provinsi Papua dan Papua Barat
menjadi daerah paling miskin di Indonesia. Begitu pula dengan pembangunan di Papua
yang jauh tertinggal dibandingkan daerah daerah lain di Indonesia. Dari segi politik
dan keamanan, Papua berstatus sebagai daerah bermasalah karena kekerasan politik
termasuk konflik berkepan jangan terkait dengan isu separatis.

1
2

Keberhasilan membangun Papua merupakan indikator penting untuk mengurangi


rasa ketidakpercayaan Papua terhadap pemerintah Indonesia. Kesetaraan menjadi
syarat penting untuk mengurangi rasa ketidakpercayaan Papua terhadap pemerintah
Indonesia. Oleh karena itu, perlunya dilakukan pembangunan nasional seperti
perbaikan infrastruktur dan sdm di Papua. Hal dasar yang harus dilakukan agar
pembangunan nasional tersebut berjalan dengan baik adalah meningkatkan wawasan
nusantara penduduk papua. Peningkatan wawasan nusantara akan mampu memadukan
pemikiran, sikap dan tindakan mereka sehingga dapat bahu membahu berjuang
bersama demi mencapai tujuan pembangunan nasional di Papua.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana hubungan wawasan nusantara terhadap ketahanan nasional dan
pembangunan nasional?
2) Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan
SDM dan infrastruktur di Papua?
3) Apa saja kendala yang dihadapi pemerintah dalam meningkatkan SDM dan
infrastruktur di Papua?
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Wawasan Nusantara


Berdasarkan ketetapan MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN Wawasan
Nusantara merupakan Wawasan Nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasarkan UUD 1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia menenai diri
dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Wawasan Nusantara memiliki kedudukan sebagai ajaran yang perlu didalami,
difahami, dan diamalkan dalam membina sistem kehidupan nasional sebagai landasan
visional. Wawasan Nusantara sebagai penggerak dan pendorong serta rambu-rambu
sebagai arah dan pedoman segala kebijaksanaan dan keputusan para penyelenggara di
tingkat pusat dan daerah, maupun pedoman sikap perilaku setiap warga
masyarakat/rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Wawasan Nusantara memiliki tujuan menumbuh kembangkan rasa sikap
nasional yang tinggi, rasa senasib dan sepenanggungan, sebangsa setanah air, satu
tekad bersama dengan mengutamakan kepentingan nasional tanpa mengobarkan
kepentingan perorangan, kelompok golongan suku bangsa atau daerah.
Sejalan dengan dinamika perkembangan lingkungan strategis, baik global,
nasional maupun lokal (daerah), maka aktualisasi Wawasan Nusantara dalam
kehidupan nasioanl perlu dilakukan dengan langkah-langkah yang sesuai. Dalam
kehidupan berpolitik misalnya menumbuhkembangkan rasa dan semangat kebangsaan
yang selanjutnya dapat dijadikan landasan bagi pengembangan jiwa nasionalisme dan
pembentukan jati diri. Dalam kehidupan ekonomi menumbuhkan kehidupan
perekonomian daerah yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
seluruh rakyat serta daya saing bangsa. Dalam kehidupan sosial budaya
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi meningkatkan kualitas sumber

3
4

daya manusia yang diabdikan bagi peningkatan harkat dan martabat bangsa. Dalam
kehidupan pertahanan keamanan diarahkan untuk menumbuhkembangkan kesadaran
cinta tanah air dan bangsa pada diri setiap warga negara.

2.2. Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional merupakan kemampuan suatu bangsa dalam menata
kehidupan berbangsa dan bernegara yang tersusun secara sistematik, berwujud dari
rangkaian fungsi-fungsi utama penyelenggaraaan kehidupan bernegara diistilahkan
sebagai ketahanan nasional. Kemampuan nasional sebagai ketahanan nasional adalah
integrasi segenap aspek kehidupan nasional yang tertuang dalam aspek (ideology,
politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan dan keamanan) Ipoleksosbud
Hankam. Berdasarkan pengertian yang ada, ketahanan nasional juga dapat diartikan
sebagai kondisi hidup dan kehidupan nasional yang harus senantiasa diwujudkan dan
dibina secara terus menerus serta sinergik. Hal demikian dimulai dari lingkuangan
terkecil yaitu dari diri pribadi, keluarga, masyarakat dan sebagainya dengan modal
dasar keuletan dan ketangguhan yang mapu mengembangkan kekuatan nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
Dengan kata lain Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman
(sarana) untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan
keamanan.
Ketahanan Nasional pun memiliki sifatnya sendiri dan terdapat arti dalam
setiap sifatnya. Yang pertama mandiri, artinya percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dan ridak mudah menyerah. Yang kedua dinamis, srtinya tidak tetap, naik turun
tergantung situasi dan kondisi bangsa dan Negara serta lingkungan strategisnya. Yang
ketiga wibawa, artinya semakin tinggi tingkat ketahanan nasional maka akan semakin
tinggi Negara dan pemerintah sebagai penyelenggara kehidupan nasional. Yang
5

keempat konsultasi dan kerjasama, artinya adanya saling menghargai dengan


mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

2.3. Pembangunan Nasional


Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahterhaan umum, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamain abadi, dan keadilan sosial. Keseluruhan
semangat, arah, dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai pengamalan semua sila
Pancalisa secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh.
Rumusan Wawasan Nusantara sebagai Wasantara pembangunan nasional
dirumuskan dan ditetapkan oleh TAP MPR NO. IV TH 1973, isi lengkap Wasantara
TAP MPR NO. II TH 1993. GBHN 1993 mengariska bahwa wawasan dalam
menyelenggarakan pembangunan nasional adalah Wasantara yang mnegutamakan
persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
mencakup. Seperti yang pertama perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan politik yang emiliki arti bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi
dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan
matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan menjadi modal dan milik bersama
bangsa. Kedua perwujudan Kepulauan Nusantara untuk satu kesauan ekonomi berarti
bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa. Ketiga perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
sosial dan budaya yang berarti bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu.
Yan terakhir perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan
keamanan yang berarti bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Pembangunan Nasional

Salah satu fungsi dari wawasan nusantara adalah untuk dijadikan konsep dalam
pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan. Pembangunan
nasional sangat penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkan tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Tujuan
tersebut antara lain adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
indonesia, memajukan kesejahteraan umum, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Peningkatan sumber daya manusia tidak kalah penting untuk dijadikan prioritas
dalam pembangunan nasional. Sebab keutuhan dan keberlangsungan negara ini
ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengantarkan Indonesia
mencapai tujuan nasional yang dicita-citakan. Maka dari itu diperlukan peningkatan
kualitas sumber daya manusia di berbagai daerah yang tidak hanya dilakukan
pemerintah melainkan juga butuh dukungan dari masyarakat. Karena jika
masyarakatnya sendiri tidak mendukung atau bahkan menghambat pembangunan
nasional, maka tujuan nasional negara ini akan sulit untuk dicapai. Salah satu
pembangunan yang mendapat penolakan oleh oknum masyarakat adalah pembangunan
di daerah Papua.

Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan luas
wilayahnya lebih dari tiga kali luas pulau Jawa, ditambah jumlah penduduk yang masih
sedikit dengan kekayaan alam yang begitu melimpah dan belum digali seperti hasil
hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Banyaknya sumber daya
alam yang belum termanfaatkan dengan baik ini salah satunya disebabkan oleh
kurangnya infrakstruktur dan sumber daya manusia yang memadai. Untuk itu,

6
7

pemerintahan dirasa perlu mengusahakan adanya perbaikan terhadap infrastruktur dan


peningkatan kualitas sumber daya manusia di tanah Papua.

3.2 Kondisi Sumber Daya Manusia di Papua


Semua orang paham bahwa tanah Papua sangat kaya, potensi sumber daya
alamnya tersimpan dari dasar laut sampai puncak pegunungan. Namun semua itu
belum bisa mengantarkan penduduk Papua pada jenjang kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat provinsi Papua masih dipandang sebagai masyarakat yang miskin, bodoh,
dan terpinggirkan. Pandangan itu semakin kuat dengan sifat-sifat masyarakat lokal
sendiri yang kurang produktif. Kompleksnya persoalan tersebut yang harus segera
dicari jalan keluarnya agar sumber daya manusia provinsi Papua dapat sejajar dengan
daerah lain.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan di Papua harus menjadi prioritas, karena masih
banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi. Rendahnya pendidikan di Papua
menyebabkan kurangnya pemahaman penduduk Papua tentang wawasan nusantara.
Rendahnya tingkat pendidikan di Papua disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

 Penggunaan anggaran untuk pendidikan tidak efisien


 Jarak antar sekolah dengan pemukiman sangat jauh
 Kualitas pendidikan masih rendah
 Keterbatasan ekonomi
 Pengajar yang ditempatkan di daerah terpencil banyak menghadapi hambatan
dan juga kurangnya pelatihan untuk para pengajar

Selama ini sektor pendidikan menjadi tolak ukur peningkatan sumber daya
manusia (SDM). Pendidikan memang menjadi salah satu masalah bagi Papua. Begitu
luasnya wilayah dengan medan yang berat menjadi kendala utama dalam
penyelenggaraan pendidikan. persebaran penduduk yang tidak merata juga
menyulitkan dalam pembangunan fasilitas pendidikan. Belum lagi kendala minimnya
8

jumlah tenaga pengajar. Tidak heran jika masih banyak anak Papua yang belum
menikmati bangku sekolah, terutama di daerah-daerah pedalaman yang terisolasi.

3.3 Upaya Pemerintah dalam Meningkatkan SDM di Papua


Sumber daya manusia di Papua dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
pendidikan di Papua demi terpenuhinya masyarakat yang paham Wawasan Nusantara.
Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Papua antara lain:
1. Pemerintah membuat program beasiswa bagi anak Papua. Salah satu contoh
beasiswa yang pernah dibuat pemerintah Papua adalah program beasiswa
Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem). Program beasiswa Adem merupakan
beasiswa kepada siswa yang baru lulus SMP dan akan melanjutkan tingkat
pendidikan di daerah Jawa.
2. Mendikbud membuat Tim Percepatan Pembangunan Pendidikan di Papua yang
ditugaskan khusus untuk menangani permasalahan pendidikan di tanah Papua.

3.4 Kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan SDM di Papua


Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Papua, kendala yang paling
menonjol adalah kondisi geografis di Papua. Kebanyakan pengajar enggan untuk
ditugaskan di daerah terpencil di sana karena minimnya infrastruktur di daerah tersebut
seperti listrik, puskesmas, dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan banyak sekolah di
Papua yang kekurangan pengajar. Ditambah lagi jarak antara pemukiman warga
dengan sekolah yang jauh dan jalan yang ditempuh cukup ekstrim, membuat anak
kesulatan untuk bersekolah.
9

3.5 Kondisi Infrastruktur di Papua


a. Jalan
Kondisi jalan yang menghubungkan kawasan – kawasan di Papua dapat
dikatakan masih belum memadai. Letkol CZI Aji Sujiwo seorang pasukan TNI
yang bertugas membuka jalur untuk pembuatan Jalan Trans Papua mengabarkan
masih banyak kampung yang mereka temui yang tidak memiliki akses darat
(dengan kendaraan) untuk menuju kesana. Kampung – kampung itu hanya dapat
diakses melalui jalan kaki ataupun udara menggunakan helikopter. Dalam
mencapai kampung – kampung tersebut, beliau dan tim – nya berenang melewati
derasnya air sungai dan mendaki daratan – daratan yang terjal.

Akses darat yang sulit bagi masyarakat Papua menghambat interaksi


mereka dengan wilayah – wilayah lain seperti wilayah Timika, Kenyam, dan
Wamena. Interaksi tersebut terutama untuk membangun perekonomian
masyarakat seperti untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan pokok. Keberadaan
jalan sangat dibutuhkan untuk memperlancar perekonomian di wilayah tersebut.

Beberapa masyarakat ada yang menghasilkan komoditas – komoditas


seperti bumbu – bumbu yang dapat dijual di kota. Namun akses untuk kepasar
terdekat memakan waktu berhari – hari karena dilakukan dengan berjalan kaki.
Hasil penjualan komoditas tersebut pun tidak seberapa karena komoditas yang
dibawa dapat rusak saat di perjalanan.

b. Listrik
Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat
(UIWP2B) mencatat bahwa rasio elektrifikasi di wilayah Papua dan Papua Barat
memasuki triwulan IV 2019 sudah mencapai 97 persen. Hal ini berarti 97 dari
100 kepala keluarga di papua telah mendapat sambungan listrik. Hal ini tentu
merupakan hasil yang sangat diharapkan bagi masyarakat Papua.

Didapatkannya sambungan listrik bukan berarti masyarakat dapat


menikmatinya 24 jam selama seminggu. Di Manokwari, Papua Barat,
10

pemadaman listrik pernah terjadi 12 jam dan selama beberapa hari, cerita Duma
Sanda, warga setempat.

"Waktu siang dimatikan lampu, malam baru dinyalakan. Kan merugikan


masyarakat yang berbisnis," kata Duma tentang mati listrik yang terjadi tiga
bulan lalu.

Di Teluk Bintuni, Papua Barat, mati listrik sangat parah dan bisa
berlangsung selama satu bulan, kata warga setempat Arif Prianto.

"Maka tempat kami dikenal sebagai kota genset," kata warga Teluk
Bintuni, Arif Prianto.

3.6 Upaya Perbaikan Infrastruktur di Papua

a. Jalan Trans - Papua


Salah satu proyek besar dalam pembangunan di daerah Papua adalah Jalan
Trans – Papua. Jalan Trans-Papua adalah jalan nasional yang menghubungkan
Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua, membentang dari Kota Sorong di
Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua dengan total panjang
mencapai 4.330,07 kilometer (km). Dari total panjang tersebut, terbagi atas
3.259,45 km di Provinsi Papua dan 1.070,62 km di Provinsi Papua Barat. Jalan
Trans-Papua memiliki arti penting sebagai infrastruktur penghubung antara
daerah-daerah di kedua provinsi tersebut, termasuk yang terisolasi.

Pembangunan Jalan Trans-Papua sudah mulai sejak pemerintahan Presiden


B. J. Habibie diteruskan hingga Presiden Joko Widodo.

Pembangunan infrastruktur di Papua menjadi fokus pemerintahan didasari


atas tujuan yakni untuk menciptakan keadilan, mengurangi kesenjangan
pendapatan dan kesenjangan antarwilayah, serta mengurangi tingginya harga di
masing-masing wilayah.
11

Dari sejak kepemimpinan B.J.Habibie Sampai dengan Februari 2017, total


Jalan Trans-Papua yang sudah berhasil dibangun mencapai 3.851,93 km. Pada
tahun 2015 pemerintah membangun 169 km jalan baru di Papua, dan jalan baru
yang dibangun pada 2016 mencapai 231,27 km. Hingga 2019 ini, Trans Papua
yang sudah beraspal sepanjang 743 km dan sisanya masih agregat atau
perkerasan tanah.

b. Listrik
Papua merupakan wilayah yang menjadi fokus pemerintah untuk
menyambung listrik keseluruh wilayah disana. Untuk itu, PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) meluncurkan program ‘1.000 Renewable Energy for Papua’.
Program tersebut merupakan tindak lanjut dari Ekspedisi Papua Terang yang
melibatkan 165 mahasiswa pecinta alam dari lima kampus perguruan tinggi
negeri di Indonesia.

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik


mengatakan, program ini merupakan inisiatif PLN untuk mencapai target rasio
elektriflkasi 100 persen pada tahun 2020. dengan tantangan geografis, kerapatan
hunian yang sangat rendah, dan infrastuktur yang terbatas, Program 1.000
Renewable Energy for Papua dipandang sebagai solusi paling efektif untuk
percepatan elektriflkasi di Papua dan Papua Barat melalui implementasi model
Wireless Electricity.

Optimalisasi energi lokal berbasis energi baru terbarukan (EBT) juga


diharapkan akan memperbaiki kinerja Bauran Energi sekaligus menurunkan
Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik. Dari hasil kajian survei PLN, ada empat
alternatif pembangkit listrik EBT yang ditawarkan dalam Program 1.000
Renewable Energy for Papua. Keempatnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Pikohidro; Tabung Listrik (Talis); Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(PLTBm); serta PLTS ( Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
12

Rinciannya, 314 desa direncanakan untuk dilistriki menggunakan


teknologi tabung listrik (Talis), 65 desa menggunakan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pikohidro (PLTPH). Lalu, 158 desa akan
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), 116 Desa
dilistriki menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), 34 Desa
dilistriki menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut, 184 desa akan
diterangi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 151 set.
Selebihnya 252 desa rencananya akan disambungkan ke sistem jaringan listrik
(grid) PLN yang telah ada.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, Rasio Elektriflkasi (RE) di Provinsi


Papua saat ini sebesar 94,28 persen dan Papua Barat 99,99 persen. Jika
diakumulasikan, saat ini rasio eletrifikasi di dua provinsi itu adalah sebesar 95,75
persen. Perkiraan rasio elektrifikasi pada akhir tahun 2019 di Provinisi Papua
adalah sebesar 96.79 persen dan Provinisi Papua Barat sebesar 99.99 persen,
dengan tambahan desa yang dilistriki oleh PLN sebanyak 399 desa dan LTSHE
sebanyak 230 desa.

c. Bandara di Tanah Papua


Papua menjadi wilayah yang mendapat perhatian lebih selama empat tahun
masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Perhatian
tersebut diwujudkan dengan banyaknya pembangunan infrastuktur transportasi
udara di daerah itu. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya mengatakan,
dipilihnya Papua itu tak terlepas dari kondisi wilayah yang masih sulit dijangkau
dengan moda transportasi darat. Hal itu kemudian berdampak terhadap sulitnya
akses distribusi barang dan orang.
13

Banyak tempat di deretan Pegunungan Jayawijaya yang masih sulit


terjangkau. Maka dibangunlah bandara disana sebagai solusi agar konektivitas
dan suplai logistik berjalan dengan baik. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi
Karya mengatakan bahwa kurang lebih kini ada 48 bandara di Papua. Fakta
tersebut menjadikan Papua menjadi lokasi dengan jumlah bandara paling banyak
di antara provisi lainnya di Indonesia.

Berdasarkan data Kemenhub, sejak empat tahun lalu beberapa bandara


baru dan pengembangan bandara lama sudah dilakukan di Papua. Mereka di
antaranya adalah pengembangan Bandara Nop Goliat Dekai di Kota Dekai,
Kabupaten Yahukimo, Papua yang pembangunannya dimulai pada 2014 dan
rampung pada 2017 silam. Kemudian pembangunan terminal baru Bandara
Wamena yang selesai pada 2015 dan renovasi Bandara Mopah Merauke pada
periode sama.

Budi Karya mengatakan, dalam empat tahun terakhir Kemenhub juga


melanjutkan pembangunan bandara yang sempat terhenti.Oleh karena itu lanjut
Budi Karya, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara menggelontorkan 40
persen dari anggaran yang ada guna membangun bandara-bandara di Papua.

d. Pelabuhan Laut
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya mengatakan di sektor
perhubungan laut akan membangun sejumlah pelabuhan yaitu : Pelabuhan
Depapre, Pelabuhan Nabire, Pelabuhan Pomako, Pelabuhan Moor, dan
Pelabuhan Serui untuk Provinsi Papua serta Pelabuhan Kaimana di Provinsi
Papua Barat.

“Selain itu, beberapa pelabuhan utama yang kita bahas adalah yang di
Sorong. Kita akan memilih antara Pelabuhan di Arar dengan Pelabuhan Seget
untuk dikembangkan. Tetapi di Sorong juga ada pelabuhan rakyat, sehingga itu
juga akan kita berikan jalan akses melalui tanah kita” terangnya.
14

Pemerintah tengah fokus membangun kedua Provinsi di Papua dengan


berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2019 tentang Percepatan
Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Pemerintah akan terus membangun infrastruktur di seluruh pelosok, khususnya
di desa, daerah pinggiran dan perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional

3.7 Kendala dalam Perbaikan Infrastruktur di Papua

Banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur di Papua.


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sulitnya membangun di infrastruktur
di Papua. Kesulitan mulai dari medan hingga cuaca menjadi tantangan utama dalam
membangun infrastruktur di tanah Papua.

“Saya mau menambahkan sedikit bahwa pembangunan di Papua itu emang


sangat sulit sekali medannya sangat sulit. Geografisnya, cuacanya, ketinggian 3.000-
4.000 meter di atas permukaan air laut seperti yang kita liat dari Wamena ke Mamugu
sepanjang 278 km, itu ketinggian di atas 3.000, membawa alat beratnya saja ke sana
pakai helikopter, membawa aspal juga pakai helikopter," kata Jokowi di Istana Negara,
Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2018).

Untuk pembangunan Jalan Trans – Papua, Direktur Jenderal Bina Marga


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi
Moerwanto mengatakan setidaknya ada enam permasalahan dan tantangan dalam
pembangunan Jalan Trans-Papua, dan Jalan Perbatasan.

Permasalahan tersebut antara lain:

1. Belum terhubungnya jaringan jalan antar-kota yang menyebabkan harga barang


menjadi mahal dan aksesabilitas jalur distribusi jadi terhambat.
2. Kendala operasional diantaranya adalah pembebasan lahan hak ulayat, dan
aspek lingkungan berupa kawasan konservasi.
3. Keamanan dari pekerja konstruksi Jalan Trans – Papua masih belum terjamin
mengingat pada 2016 lalu adanya pekerja yang tewas akibat ulah kelompok
bersenjata dan oknum lainnya.
15

4. Kondisi geografi dan topografi di beberapa kawasan yang sangat sulit dan iklim
ekstrim yang menyebabkan waktu efektif bekerja menjadi terhambat.
5. Terbatasnya penganggaran dan sumber daya manusia (SDM) di Papua.
6. Konflik sosial masyarakat yang menyebabkan terganggunya pelaksanaan
pekerjaan.
.BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Wawasan nusantara merupakan dasar dalam mengembangkan konsepsi
ketahanan nasional dan pembangunan nasional. Wawasan nusantara ini kemudian
dijadikan sebagai landasan untuk pembangunan nasional. Pembangunan nasional
sangat penting untuk dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Pembangunan di daerah Papua kemudian menjadi salah satu
bentuk aktualisasi terhadap pembangunan nasional yang dilandasi oleh wawasan
nusantara. Pemerintah berupaya membangun infrastruktur seperti Jalan Trans – Papua,
listrik, bandara, dan pelabuuhan. Harapannya untuk mengurangi ketimpangan
pembangunan wilayah papuan dengan daerah lain, menekan harga kebutuhan pokok,
meningkatkan roda perekonomian.
Sumber daya manusia di Papua dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
pendidikan di Papua. Pemerintah mengadakan program beasiswa Afirmasi Pendidikan
Menengah (Adem), dan membentuk Tim Percepatan Pembangunan Pendidikan di
Papua.
Kendala yang dihadapi dalam peningkatan SDM adalah tidaka adanya tenaga
pendidik dan sulitnya infrastruktur seperti jalan dan listrik yang menyulitkan anak –
anak untuk bersekolah. Sedangkan kendala pembangunan infrastruktur adalah
pembebasan hak lahan, perlindungan lahan konservasi, adanya ancaman dari kelompok
bersenjata, kondisi geografis, terbatasnya SDM, dan konflik sosial masyarakat
setempat.

16
17

4.2 Saran
Pemerintah diharapkan dapat melakukan pendekatan – pendekatan yang baik
dengan masyarakat Papua untuk memberikan pesan terutama kepada kelompok dan
oknum bersenjata bahwa Pemerintah Indonesia sungguh – sungguh dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua. Pendekatan tersebut bertujuan agar tidak
ada lagi oknum bersenjata yang mengganggu jalannya proses pembangunan di wilayah
Papua. Pemerintah perlu segera menyelesaikan proses pembangunan infrastruktur di
Papua sehingga tenaga pendidik mudah untuk menjangkau masyarakat di wilayah –
wilayah terpencil. Sehingga dari situ, tenaga pendidik dapat memberikan pengajaran
anak – anak tentang Pancasila, UUD 1945, wawasan nusantara yang selanjutnya dapat
meningkatkan ketahanan nasional dan menjaga integrasi Papua untuk sekarang dan
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

AL. Suryanto. Modul Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Polstat


STIS, 2008, hal 94-118.
Dirwan A (2011). Meningkatkan Ketahanan Nasional dapat Mewujudkan Tegaknya
Supremasi Hukum Penyelenggara Negara
(https://journal.ugm.ac.id/jkn/article/view/19092/12342) (Diakses 30 Oktober
2019)
Gokkon, Basten. Pembangunan Infrastruktur di Papua, Mengapa Penting Dilakukan?
(https://www.mongabay.co.id/2017/11/07/pembangunan-infrastruktur-di-
papua-mengapa-penting-dilakukan/) (Diakses 30 Oktober 2019)
Jordan, Roy. Jokowi: Pembangunan di Papua Sangat Sulit, Bertaruh Nyawa.
(https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4331208/jokowi-pembangunan-di-
papua-sangat-sulit-bertaruh-nyawa) (Diakses 30 Oktober 2019)
Jusuf, A. Gani (2008). Konsepsi Ketahanan Nasional dalam Pengembangan Kualitas
Materi Pancasila dan Kewarganegaraan.Vol 7
(journals.itb.ac.id/index.php/sostek/article/view/998/607) (Diakses 30
Oktober 2019)
Kusrahmadi, Sigit Dwi. Ketahanan Nasional
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655977/pendidikan/KETAHANAN+NASI
ONAL+UPT+MKU+Penting+Sekali+A1+04-02-06_0.pdf) (Diakses 30
Oktober 2019)
Kusrahmadi, Sigit Dwi. Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/WAWASAN%20NUSANTARA%20%2
0Jurnal%20Penting.pdf) (Diakses 30 Oktober 2019)
Pitoko, Ridwan Aji. Cerita di Balik Sulitnya Membangun Jalan Trans-Papua.
(https://properti.kompas.com/read/2017/02/13/190000321/cerita.di.balik.sulit
nya.membangun.jalan.trans-papua?page=all) (Diakses 30 Oktober 2019)
Pratama, Akhdi Martin. PLN Akan Pasang 1.000 Pembangkit Listrik EBT di Papua.
(https://money.kompas.com/read/2019/10/18/213900626/pln-akan-pasang-

18
19

1.000-pembangkit-listrik-ebt-di-papua) (Diakses 30 Oktober 2019)


Yuliastuti, Nusarina. Rasio Elektrifikasi Papua dan Papua Barat Capai 97 Persen.
(https://www.antaranews.com/berita/1136707/rasio-elektrifikasi-papua-dan-
papua-barat-capai-97-persen) (Diakses 30 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai