Anda di halaman 1dari 11

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 1/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012
DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH
KANIT I DALMAS KASAT SABHARA KAPOLRES POHUWATO

SOPHAN MOHAMMAD EFENDI MOINTI S U H E R U, SIK


BRIPKA NRP 78060296 AJUN KOMISARIS POLISI NRP 64060852 AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 71040401

1. Tujuan

Perkembangan situasi global mempengaruhi semua aspek kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sampai pada lingkup regional
memunculkan beragam feed back dari berbagai golongan maupun kelompok
masyarakat, baik yang bersifat pro maupun kontra produktif.
Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum merupakan hak setiap
warga negara secara bebas dan bertanggung jawab sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, Sesuai dengan perkembangaan situasi, khususnya di
wilayah hukum Polres Pohuwato , bahwa kegiatan unjuk rasa masyarakat
mengalami peningkatan angka kegiatan yang cukup signifikan. Untuk itu
pelayanan dan pengendalian massa yang dilakukan perlu disikapi dengan arif,
bijaksana, tegas konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Menyikapi hal tersebut, kiranya perlu dibentuk suatu Standar Operasional Prosedur
(SOP) dalam pengendalian massa sehingga dapat terwujud profesionalisme
penanganan unjuk rasa yang proposional, humanis, tegas dan terukur,Sebagai
pedoman bagi personil Polri pengemban fungsi pengendalian massa, sehingga
dalam pelaksanaan tugasnya di lapangan diharapkan tidak ada keraguan,
proposional dalam segala tindakan, tetap humanis dan tegas serta melakukan
tindakan secara terukur sehingga pelayanan Polri dalam pengamanan unjuk rasa
dapat terlaksana dengan baik dan professional Untuk menyamakan persepsi
sehingga terjadi keseragaman tata cara dan cara bertindak anggota di lapangan
dalam pelaksanaan tugas pengendalian massa.

2. Pedoman / Acuan

2.1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia;
2.2 Undang-Undang nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum.
2.3 Peraturan Kapolri nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Masa.
2.4 Keputusan Kapolri Nomor Kep/53/I/2010 tentang Renstra Polri Tahun 2010-2014.

/3. Pengertian………
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 2/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012

3. Pengertian

3.1 Pengendalian Massa yang selanjutnya disebut Dalmas adalah kegiatan yang
dilakukan oleh satuan Polri dalam rangka menghadapi massa pengunjuk rasa.

3.2 Dalmas Awal adalah Satuan Dalmas yang tidak dilengkapi dengan alat-alat
perlengkapan khusus Kepolisian, digerakkan dalam menghadapi kondisi massa
masih tertib dan teratur/situasi hijau.

3.3 Dalmas Lanjut adalah Satuan Dalmas yang dilengkapi dengan alat-alat
perlengkapan khusus Kepolisian, digerakkan dalam menghadapi kondisi massa
sudah tidak tertib/situasi kuning.

3.4 Lapis Ganti adalah kegiatan peralihan kendali dari satuan Dalmas Awal ke Dalmas
Lanjut.

3.5 Lintas Ganti adalah kegiatan peralihan kendali dari satuan Kompi Dalmas Lanjut
kepada satuan Kompi/Detasemen Penanggulangan Huru - Hara Brimob.

3.6 Negosiator adalah seorang anggota Polri yang melaksanakan perundingan


dengan cara tawar menawar untuk mendapatkan kesepakatan bersama melalui
komunikasi.

3.7 Penanggulangan Huru - Hara yang selanjutnya disebut PHH adalah rangkaian
kegiatan atau proses/cara dalam mengantisipasi atau menghadapi terjadinya
kerusuhan massa atau huru hara guna melindungi warga masyarakat dan ekses
yang ditimbulkan.

3.8 Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan, pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di

/Bawah……………

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 3/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012

bawah permukaan tanah, dan atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

3.9 Gedung/Bangunan Penting adalah bangunan yang meliputi ruangan, halaman,


dan sekitarnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan pemerintah, kegiatan
usaha, dan gedung-gedung/bangunan lainnya yang digunakan sebagai pusat
kegiatan kemasyarakatan secara umum (vital) yang menjadi sara unjuk rasa.

3.10 Lapangan/Lahan Terbuka adalah tempat tertentu yang digunakan sebagai sarana
oleh massa dalam melakukan unjuk rasa.

3.11 Kendali adalah kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Kapolisian Sektor,
(Kapolsek), Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsek Urban), Kepala, Kepala
Kepolisian Resort (Kapolres), Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta),, Kepala
Kepolisian Daerah (Kapolda) untuk mengatur segala tindakan pasukan di
lapangan pada lokasi unjuk rasa atau areal tertentu dalam rangka mencapai
suatu tujuan.

3.12 Alih Kendali adalah peralihan kendali dari kapolsek/kapolsekta urban/kepada


kapolres/kapolresta, dari kapolres/kapolresta kepada Kapolda.

3.13 Kendali Taktis adalah pengendalian oleh Kapolsek, Kapolsekta Urban,, Kapolres,
Kapolresta, Kapolda yang berwenang mengatur segala tindakan pasukan di
lapangan pada lokasi unjuk rasa atau.

3.14 Kendali Teknis adalah pengendalian oleh pejabat pembina fungsi atau pimpinan
pasukan dan atau perwira lapangan di kesatuan masing - masing yang
bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan tugas semua anggota yang menjadi
tanggung jawabnya.

/3.15 Kendali..............

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 4/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012

3.15 Kendali umum adalah pengendalian oleh Kapolda untuk mengatur seluruh
kekuatan dan tindakan pasukan di lapangan dalam unjuk rasa pada kondisi di
mana massa pengunjuk rasa sudah melakukan tindakan-tindakan melawan
hukum dalam bentuk pengancaman, pencurian dengan kekerasan, perusakan,
pembakaran, penganiayaan berat, teror, intimidasi, penyanderaan, dan lain
sebagainya selanjutnya disebut dalam situasi merah.

4. Alat

4.1 Rantis AWC


4.2 Rantis APC
4.3 Rantis Security Barier Dalmas
4.4 Rantis Satwa bersama anjing Dalmas
4.5 Ranmor R 6 Truck Pengangkut Alat Dalmas
4.6 Bus pengangkut Pasukan Dalmas
4.7 Rantis Penerangan Dalmas
4.8 Rantis pengurai massa
4.9 Tameng, Tongkat, Helm, pelindung kaki dan tangan Dalmas
4.10 Plashball Gas air mata Dalmas
4.11 Multi Louncer Gas air mata
4.12 Senjata Api laras Licin dan amunisi Hampa, karet dan tajam
4.13 Camera dan Handycam Digital Dalmas
4.14 Tali Dalmas
4.15 Mega Phone
4.16 Handy Talky
4.17 Gas masker
4.18 Toilet Mobile

/5. Prosedur pelaksanaan…………

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 5/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012
5. Prosedur Pelaksanaan

5.1 Setiap menerima pemberitahuan akan dilaksanakan unjuk rasa, maka lakukan
kegiatan persiapan, yaitu :
5.1.2 Siapkan surat perintah;
5.1.3 Siapkan kekuatan Anggota Dalmas yang memadai dengan jumlah dan
karakteristik massa;
5.1.4 Lakukan pengecekan personel, perlengkapan/peralatan Dalmas,
konsumsi dan kesehatan.
5.1.5 Siapkan rute pasukan Dalmas menuju obyek dan rute penyelamatan
(escape) menentukan route berangkat dan route kembali;
5.1.6 Siapkan sistem komunikasi seluruh unit satuan Polri yang dilibatkan;
5.1.7 Berikan AAP yang jelas kepada anggota khususnya tentang karakteristik
massa, jumlah massa, tuntutan massa, situasi obyek tempat unjuk rasa
serta rencana urutan langkah dan tindakan yang akan dilakukan Satuan
Dalmas dalam menghadapi para demonstran.
5.2 Mengingatkan kembali kepada personel dalmas tentang larangan dan kewajiban
yang harus dilakukan selama menghadapi unjuk rasa. Adapun larangan dan
kewajiban yang dimaksud, adalah:

5.2.1 Larangan
5.2.1.1. Bersikap arogan dan terpancing oleh perilaku massa;
5.2.1.2. Melakukan tindakan kekerasan yang tidak sesuai dengan
prosedur;
5.2.1.3 Membawa peralatan diluar peralatan Dalmas;
5.2.1.4 Membawa senjata tajam dan peluru tajam;
5.2.1.5 Keluar dari ikatan/Formasi kesatuan dan lakukan
pengejaran massa secara perorangan;
5.2.1.6 Mundur membelakangi massa pengunjuk rasa;

/5.2.1.7 Mengucapkan……….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 6/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012
5.2.1.7 Mengucapkan kata-kata kotor, pelecehan seksual dan
memaki pengunjuk rasa;
5.2.1.8 Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar peraturan
perundang-undangan.
5.2.2. Kewajiban
5.2.2.1 Menghormati hak asasi manusia dari setiap orang yang
melakukan unjuk rasa;
5.2.2.2 Melayani dan mengamankan pengunjuk rasa sesuai
ketentuan.
5.2.2.3 Setiap pergerakan Pasukan Dalmas selalu dalam ikatan
kesatuan
5.2.2.4 Melindungi jiwa dan harta benda.
5.2.2.5 Tetap menjaga dan mempertahankan situasi hingga unjuk
rasa selesai.
5.2.2.6 Patuh dan taat kepada perintah kepala kesatuan lapangan
yang bertanggung jawab sesuai tingkatannya.

5.3 Cara bertindak Dalmas pada situasi tertib/hijau adalah :

5.3.1 Pada saat massa unjuk rasa bergerak dan/atau pawai, dilakukan
pelayanan melalui pengawalan dan pengamanan oleh anggota
Sabhara/Lantas;
5.3.2 Satuan Dalmas dan/atau satuan pendukung memberikan himbauan
kepolisian;
5.3.3. Pada saat massa unjuk rasa tidak bergerak/mogok, Komandan
Kompi (Danki) dan/atau Komandan Peleton (Danton) Dalmas Awal
membawa pasukan menuju objek dan turun dari kendaraan langsung

/5.3.4 Membentuk...........

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 7/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012
5.3.4 membentuk formasi dasar bersaf satu arah dengan memegang tali
Dalmas yang sudah direntangkan oleh petugas tali Dalmas.
5.3.5 Petugas yang telah ditunjuk merekam jalannya unjuk rasa dari situasi
umum sampai khusus selama unjuk rasa berlangsung;
5.3.6 Negosiator berada di depan pasukan Dalmas Awal, melakukan
perundingan/negosiasi dengan Koordinator Lapangan (Korlap) untuk
menampung dan menyampaikan aspirasi;
5.3.7 Negosiator melaporkan kepada Kapolsek dan atau Kapolres tentang
tuntutan pengunjuk rasa untuk diteruskan kepada pihak yang dituju;
5.3.8 Negosiator dapat mendampingi perwakilan pengunjuk rasa menemui
pihak yang dituju untuk menyampaikan aspirasi;
5.3.9 Apabila massa pengunjuk rasa tuntutannya meminta kepada pimpinan
instansi/pihak yang dituju untuk datang di tengah-tengah massa
pengunjuk rasa guna memberikan penjelasan, maka negosiator
melaporkan kepada Kapolsek/Kapolsek Urban, Kapolres/Kapolresta, dan
Kapolda meminta agar pimpinan instansi/pihak yang dituju dapat
memberikan penjelasan di tengah-tengah pengunjuk rasa;
5.3.10 Kapolsek/Kapolsek Urban, Kapolres/Kapolresta, dan Kapolda dan
negosiator mendampingi pimpinan instansi/pihak yang dituju atau yang
mewakili pada saat memberikan penjelasan;
5.3.11 mobil Penerangan Dalmas berada di belakang pasukan Dalmas Awal
untuk melakukan himbauan kepolisian oleh Kapolsek/Kapolsek Urban
selaku pengendali taktis;
5.3.12 Danton dan/atau Danki Dalmas melaporkan setiap perkembangan situasi
kepada Kapolsek/Kapolsekta Urban, Kapolres, dan Kapolda;
5.3.13 Apabila situasi meningkat dari tertib/hijau ke tidak tertib/kuning, maka
dilakukan lapis ganti dengan Dalmas Lanjut.

/5.4 Cara Bertindak............

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 8/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012
5.4 Cara bertindak pada Dalmas untuk situasi tidak tertib/kuning adalah:

5.4.1 Pada saat massa menutup jalan dengan cara duduk-duduk, tidur-
tiduran, aksi teatrikal, dan aksi sejenisnya, maka pasukan Dalmas Awal
membantu menertibkan, mengangkat dan memindahkan ke tempat
yang netral dan atau lebih aman dengan cara persuasif dan edukatif;
5.4.2 Negosiator tetap melakukan negosiasi dengan Korlap semaksimal
mungkin;
5.4.3 Dapat menggunakan unit satwa dengan formasi bersaf di depan Dalmas
Awal untuk melindungi saat melakukan proses lapis ganti dengan
Dalmas Lanjut;
5.4.4 Atas perintah Kapolres/Kapolresta/Kapolrestabes Pasukan Dalmas Lanjut
maju dengan cara lapis ganti dan membentuk formasi bersaf di
belakang Dalmas Awal, kemudian saf kedua dan ketiga Dalmas Awal
membuka ke kanan dan kiri untuk mengambil perlengkapan Dalmas
guna melakukan penebalan kekuatan Dalmas Lanjut, diikuti saf
kesatu untuk melakukan kegiatan yang sama setelah tali Dalmas
digulung;
5.5.5 Setelah Dalmas Lanjut dan Dalmas Awal membentuk formasi lapis
bersaf, unit Satwa ditarik ke belakang menutup kanan dan kiri Dalmas;
5.5.6 Apabila pengunjuk rasa semakin memperlihatkan perilaku
menyimpang maka Kapolres/Kapolresta, memberikan himbauan
kepolisian.
5.5.7 Apabila eskalasi meningkat dan/atau massa melempari petugas dengan
benda keras, Dalmas lanjut melakukan sikap berlindung, selanjutnya
Kapolres/Kapolresta/Kapolrestabes memerintahkan Danki Dalmas Lanjut
untuk melakukan tindakan hukum sebagai berikut:

/5.4.7.1 Kendaraan.........

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 9/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2013
5.5.7.1 Kendaraan taktis pengurai massa bergerak maju melakukan
tindakan mengurai massa, bersamaan dengan itu Dalmas Lanjut
maju melakukan pendorongan massa;
5.5.7.2 Petugas pemadam api dapat melakukan pemadaman api
(pembakaran ban, spanduk, bendera dan alat peraga lainnya)
dan;
5.5.7.3 Melakukan pelemparan dan penembakan gas air mata.
5.5.8 Evakuasi terhadap VIP/pejabat penting lainnya dapat menggunakan kendaraan
taktis penyelamat;
5.5.9 Danki Dalmas melaporkan setiap perkembangan situasi kepada
Kapolres/Kapolresta dan
5.5.10 Apabila situasi meningkat Kapolres/Kapolresta melaporkan kepada Kapolda
selaku pengendali umum agar dilakukan lintas ganti dengan Detasemen/Kompi
Penanggulangan Huru-Hara (PHH) Brigade Mobil (Brimob).
5.5 Cara bertindak pada PHH dalam situasi melanggar hukum/merah adalah:

5.1 Kapolda memerintahkan Kepala Detasemen/Kompi PHH Brimob untuk


lintas ganti dengan Dalmas Lanjut;

5.2 Detasemen/Kompi PHH Brimob maju membentuk formasi bersaf sedangkan


pasukan Dalmas Lanjut melakukan penutupan serong kiri dan kanan
(situasional) terhadap pasukan Detasemen/Kompi PHH Brimob dan diikuti Unit
Satwa, Rantis Pengurai Massa Sabhara membentuk formasi sejajar dengan
Rantis Pengurai Massa Detasemen PHH Brimob;

5.3 Dalmas Lanjut dan Rantis Pengurai Massa Samapta bergerak mengikuti
aba-aba dan gerakan Detasemen/Kompi PHH Brimob;\

/Apabila .............

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 10/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012
Apabila pada satuan kewilayahan yang tidak ada Detasemen/Kompi PHH
Brimob, maka Kapolda selaku pengendali umum memerintahkan
Kapolres/Kapolresta menurunkan Peleton Penindak Sabhara untuk melakukan
penindakan hukum yang didukung oleh satuan Dalmas Lanjut Polres/Polresta
terdekat.

/6. Mekanisme……………

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH GORONTALO
RESOR POHUWATO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SATUAN SABHARA
TENTANG PENGENDALIAN MASSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SOP/SAT SABHARA/DALMAS/01 00 11/11
TANGGAL TERBIT: 31 Desember 2012
6. Mekanisme

KAUR MINTU KASAT SABHARA


Surat masuk/Nota dinas Menganalisa Surat/
diterima oleh Nota dinas
Surat Masuk dari KAURMINTU setelah di selanjutnya di
Kapolres
register diajukan kepada disposisikan
Kasat Sabhara

KAUR BIN OPS


Memerintahkan
Kaurmintu
untuk
membuat
Sprin Disposisi Kasat
KAURMINTU
MengajukanSurat Perintah Anggota Sabhara
untuk ditandatangani oleh Dalmas diteruskan
Kasat Sabhara, Memerintahkan kepada Kaur Bin
Kanit 1 dan
Ops
2 Dalmas
untuk
menyiapkan
personil
bersama
perlengkapa
n Dalmas.
KANIT DALMAS KAUR MIN
Membuat Renpam
Setelah menerima
Dalmas dengan melalui KASAT SABHARA
disposisi surat dan diskusi dgn staf di Tidak
perintah, langsung lingkungan Satpung Sat merekomendasikan
menyiapkan sarana Sabhara dan apabila untuk ditindak lanjuti
prasarana alat dalmas perlu dapat di rapatkan (di file)
dan personil. dengan melibatkan
Satuan Fungsi terkait.

Anda mungkin juga menyukai