Anda di halaman 1dari 45

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO MIDTERM

PT INDAH KIAT PULP AND PAPER

Oleh :

KELOMPOK 3
MARGARETA CHANDRA MUKTI 041611233075
GIYANTI MAHARANI 041611233088
MUHAMMAD FACHRUR RAHMAWAN 041611233186

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk adalah salah satu perusahaan kertas terbesar
di dunia yang terintegrasi secara vertical. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1967.
Pada tahun 1990, saham perseroan mulai dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya yang saat ini keduanya bergabung menjadi Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan catatan Biro Administrasi Efek, komposisi pemegang
saham Perseroan per tanggal 31 Desember 2017 adalah, PT. Purinusa Ekapersada
sebesar 52,72% dan sisanya masyarakat sebesar 47,28%.
Saat ini, Perseroan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu di
Perawang-Riau, Tangerang dan Serang, Banten. Perseroan memproduksi bubur
kertas (pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan
tulis dan cetak (berlapis dan tidak berlapis), kertas fotocopy, kertas industri seperti
kertas kemasan yang mencakup containerboard (linerboard dan corrugated
medium), corrugated shipping containers, boxboard, food packaging dan kertas
berwarna.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi
Menjadi yang terdepan di bidang pulp dan kertas dengan memberikan yang terbaik
bagi pelanggan, masyarakat, para karyawan serta pemegang saham secara
bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Misi

a) Meningkatkan pangsa pasar di dunia.


b) Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan produk baru serta
penerapan efisiensi pabrik.
c) Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.
d) Mewujudkan komitmen usaha berkelanjutan di semua kegiatan operasional
C. Kondisi Keuangan Perusahaan

PT Indah Kiat Pulp and Paper mengalami peningkatan terhadap kinerjanya


pada tahun 2017 yang dicerminkan dari peningkatan laba yaitu peningkatan dari
US$ 2.720,5 juta pada tahun 2016 menjadi US$ 3.127,9 juta pada tahun 2017 atau
naik sebesar 15,0%.
Laba usaha konsolidasian mengalami peningkatan dari US$ 287,0 juta pada
tahun 2016 menjadi US$ 602,7 juta pada tahun 2017 atau naik sebesar 110,0%.
Laba neto konsolidasian Perseroan mengalami peningkatan dari US$ 202,8 juta
pada tahun 2016 menjadi US$ 413,3 juta pada tahun 2017 atau naik sebesar 103,8%.
BAB I
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO

1.1. Manajemen Risiko PT. Indah Kiat Pulp and Paper

Dalam menjalankan bisnis, risiko pasti akan muncul baik risiko yang secara
umum ada pada perusahaan maupun risiko khusus yang muncul tergantung industri
dan lingkungan bisnis perusahaan. Dalam kegiatan operasional perusahaan, PT
INKP pasti menghadapi berbagai risiko, dan manajer perusahaan harus siap dalam
melakukan alternatif untuk meminimalisir risiko.
Perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper merupakan salah satu produsen
terbesar yang memproduksi berbagai jenis kertas, termasuk kertas cetak dan tulis,
dan produk kemasan, seperti papan isi dan kotak. Bahan utama pembuatan kertas
adalah dari hasil pulp BHK yang merupakan bahan baku utama untuk produk kertas
dan juga digunakan dalam produksi kemasan.

1.2 Risiko Fluktuasi Harga

Harga jual pulp dan kertas sangat tergantung dari harga yang berlaku di
pasaran internasional yang memiliki kecenderungan berfluktuasi tergantung tingkat
permintaan dan penawaran. Disamping itu, harga jual produk-produk perseroan
juga tergantung pada beberapa faktor lain yang berada di luar kendali perseroan,
seperti kondisi perekonomian global dan perubahan kurs mata uang.

a) Kasus Risiko Fluktuasi Harga dari PT INK


Penjualan Neto Perseroan sebesar US$ 2.720,5 juta
Selama tahun 2016, dalam upaya meningkatkan kinerjanya, perseroan
menghadapi beberapa kendala utama yang disebabkan oleh melambatnya
pemulihan perekonomian global, permintaan pasar yang lemah, fluktuasi
harga jual produk, harga bahan baku, tingkat kompetisi industri yang sangat
ketat, fluktuasi kurs mata uang serta peningkatan biaya operasional
khususnya biaya sumber daya manusia yang mempengaruhi operasional dan
kinerja Perseroan.
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“Indah Kiat” atau “Perseroan”) yang
sebagian besar pendapatannya berasal dari pasar ekspor ikut pula merasakan
dampaknya. Harga jual produk Perseroan cenderung mengalami penurunan
dan berdampak pada penurunan kinerja Perseroan pada tahun 2016.
Penjualan neto konsolidasian Perseroan mengalami penurunan dari US$
2.834,3 juta pada tahun 2015 menjadi US$ 2.720,5 juta pada tahun 2016
atau turun sebesar 4,0%. Laba usaha konsolidasian mengalami penurunan
dari US$ 327,1 juta pada tahun 2015 menjadi US$ 287,0 juta pada tahun
2016 atau turun sebesar 12,3%. Dan laba neto konsolidasian Perseroan
mengalami penurunan dari US$ 222,7 juta pada tahun 2015 menjadi US$
202,8 juta pada tahun 2016 atau turun sebesar 8,9%.
b) Pengukuran risiko Fluktuasi Harga pada PT INKP :

Risiko fluktuasi harga termasuk risiko pasar yang dapat mempengaruhi


penjualan dan pendapatan dari PT INKP. Risiko terjadi jika perubahan permintaan
dan penawaran harga produk kertas di pasar internasional bergerak ke arah yang
tidak menguntungkan. Dalam hal ini risiko Fluktuasi harga dapat diatasi dengan
teknik VAR (dibahas pada BAB selanjutnya), dan stress-testing.

1.3. Risiko Persaingan

Di pasar internasional, tingkat persaingan penjualan produk pulp dan kertas


cukup tinggi dan melibatkan banyak produsen di seluruh dunia. Beberapa pesaing
memiliki lokasi yang dekat dengan pasar utama dunia, sehingga hal tersebut
merupakan kelebihan dari pesaing. Adanya tuduhan dumping dari negara tertentu
terhadap produk Perseroan akan berdampak terhadap kinerja Perseroan.

a) Kasus Risiko Persaingan Industri Pulp :

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tuduhan dumping, industri bubur kertas


dan barang kertas masih optimistis masih bisa tumbuh 5% pada tahun ini.
Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam
menyatakan di tengah tuduhan dumping, pihaknya masih optimistis industri
pulp dan kertas masih bisa tumbuh 5% pada tahun ini. Apalagi, peluang
pasar masih terbuka dan kapasitas produksi pulp dan kertas meningkat
karena ada perluasan. “Harga juga masih bagus, apalagi tahun ini ada
permintaan kertas untuk pemilu,” katanya, Senin (25/2/2019).
Lebih jauh, dia menyatakan saat ini pasar dinilai sedang bertumbuh dengan
baik dan permintaan dunia masih meningkat sekitar 2%. Namun, tuduhan
dumping menjadi penyebab industri pulp dan kertas tumbuh tidak optimal.
Beberapa negara yang melayangkan tuduhan tersebut antara lain Amerika
Serikat, Australia, India, Pakistan, dan Korea Selatan. Seperti diketahui, AS
dan Australia menganggap Indonesia melakukan praktik Particular Market
Situation (PMS). Menurut Aryan, tudingan aksi dumping pulp dan kertas
asal Indonesia oleh AS disebabkan oleh kesalahan Negara Paman Sam
dalam menentukan harga acuan komoditas tersebut.
Dalam kasus tersebut, AS mengacu pada harga pulp asal Malaysia yang
lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Akibatnya, produsen Indonesia
dituding memberikan subsidi atas produk ekspornya. Pada 2017, AS
menuding produk coated paper dan uncoated paper dari Indonesia dikenai
subsidi sehingga harga jualnya lebih rendah. Adapun, di Australia tudingan
serupa ditujukan kepada produk A4 copy paper yang masih dalam proses
negosiasi di Organisasi Dagang Internasional (World Trade
Organization/WTO).
Saat ini tercatat, kapasitas produksi kertas Indonesia sebesar 16 juta ton per
tahun dan pulp sebesar 11 juta ton per tahun. Pasar utama ekspor pulp dan
kertas Indonesia adalah kawasan Asia, seperti China, Korea Selatan, India,
Arab Saudi, dan Jepang. Secara global, industri pulp Indonesia merupakan
produsen terbesar kesepuluh sementara industri kertas menempati peringkat
keenam. Di wilayah Asia, Indonesia merupakan produsen peringkat ketiga
untuk industri pulp dan keempat untuk industri kertas.
b) Pengukuran Risiko Persaingan PT INKP pada Industri Pulp:

Risiko yang akan dihadapi oleh PT INKP dalam kegiatan bisnis khususnya
pada sektor internasional (kegiatan ekspor) salah satu nya adalah praktik dumping.
Praktik dumping merupakan praktik menjual barang di pasar luar negeri dengan
harga yang lebih rendah dari harga di pasar dalam negeri (harga normal). Dengan
adanya kemungkinan potensi dumping yang di tuduhkan pasar internasional pada
industri pulp di Indonesia akan menyebabkan risiko pertumbuhan ekonomi dalam
industri pulp tidak normal.
Hal ini dapat diukur dengan terus membandingkan harga dan pergerakan
pasar pada industri pulp internasional dan paling tidak membandingkan dengan
industri negara tetangga. Risiko ini dapat diukur melalui transparansi komposisi
penetapan harga dalam produk untuk ekspor. Berdasarkan materi, resiko ini bisa
diukur dengan menggunakan value at risk, stress testing. Menurut teori risiko
persaingan dapat dikategorikan dengan tipe risiko pasar sehingga teknik
pengukuran yang bisa dilakukan adalah VAR, dan stress-testing.
1.4. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang terjadi baik secara nasional maupun global dapat
mempengaruhi permintaan dan harga produk perseroan yang pada akhirnya
berdampak pada kinerja perseroan.

a) Kasus Krisis Ekonomi berpengaruh pada industri Pulp:

Industri Pulp dan Kertas merupakan industri yang bergerak dan


berproduksi tentang pulp dan kertas. Industri ini begitu dahsyat sekali. Pada
sumber makalah Cifor menyebutkan industri Pulp dan paper di Indonesia
mengalami perkembangan yang cepat yaitu hampir 700% sejak akhir
1980an. Kapasitas produksi pulp Indonesia meningkat 606.000 ton/th pada
1988 menjadi 4,9 juta pada tahun 1999, sementara kapasitas
pengelolahan kertas bertambah dari 1,2 juta menjadi 8,3 juta ton dalam
periode yang sama. Pada tahun 2006 bahkan Indonesia pernah menjadi
produksi pulp peringkat 9 dunia dan produksi kertas peringkat 12 dunia.
Tapi setelah terjadi Krisis Ekonomi global pada akhir tahun 2008
mengalami goncangan cukup besar bagi Indutri pulp dan kertas di
Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pada awal tahun 2009 yakni tepatnya
23 februari 2009 beberapa perusahaan mengalami penurunan operasi
pabrik. Perusahaan ini yaitu PT Riau Andalan Pulp and Paper ( RAPP) dan
PT Arara Abadi, perusahaan ini berdomisili di Riau semua. Manajer Public
relations PT RAPP Nandik Sufaryono berkilah “ Operasi pabrik saat ini
hanya berjalan sekitar 70%. Dampak krisis yang belum pulih membuat kita
mesti malakukan efisiensi secara menyeluruh”
Krisis Global yang bermula akibat adanya kesalahan pemerintah AS
terhadap asuransi Lehman Brother ini. Memaksa Perusahaan Pulp dan paper
seperti PT RAPP dan PT Arara Abadi mengefisienkan operasi produksi
bubur kertas. Hal ini tentu akibat dampak Krisis keuangan global dan
perusahaan mengalami kekurangan bahan baku. Hal ini juga mengakibatkan
perusahaan mengurangi jumlah tenaga kerja . Perusahaan Industri Pulp dan
Paper di Riau tersebut yakni PT RAPP dan PT Arara Abadi telah
mengurangi karyawan yaitu 1.697 pekerja. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi pengeluaran dan menghemat biaya yang ada sehingga kerugian
dapat diminimalisir Bahkan PT RAPP juga harus menarik suplai listrik 7
megawatt ( Mw) untuk kebutuhan kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten
Pelalawan, Riau, RAPP benar-benar ingin berhemat supaya biaya produksi
dapat ditekan.
Krisis Global juga berdampak dengan menurunnya jumlah
konsumen luar negeri yang membeli produk pulp dan kertas dalam negeri.
Hal in juga menambah beban berat bagi perusahaan pulp dan kertas dalam
negeri. Dengan adanya penurunan jumlah pembeli ini akan mengakibatkan
produksi dikeluarkan sedikit sehingga pendapatan perusahaan akan
berkurang. Pembeli mengurangi barang pembelian karena biaya yang ada
digunakan untuk mengurangi efek krisis global. Wajar bila jumlah produksi
bubur kertas dikurangi karena jumlah kebutuhan kosumen berkurang.
b) Pengukuran Risiko Krisis Ekonomi yang Berpengaruh terhadap
Industri Pulp:

Risiko krisis ekonomi berpengaruh pada kondisi ekonomi dalam suatu


negara. Dengan kondisi yang buruk akibat krisis ekonomi akan berdampak pada
bisnis dalam suatu negara tersebut. Krisi ekonomi dapat diukur dengan nilai kurs
negara pada mata uang internasional (US Dollar). Pada industri pulp, khususnya PT
INKP disaat krisis ekonomi dalam cakupan global akan memunculkan risiko
kekurangan bahan baku dikarenakan melonjaknya harga bahan baku. Tipe risiko ini
dapat dikategorikan dalam risiko pasar, yang mana juga dapat diukur dengan teknik
VAR, stress testing.

1.5. Risiko Nilai Tukar

Mata Uang Asing Perusahaan dan Entitas Anak terkena risiko perubahan nilai
tukar mata uang asing terutama dalam Rupiah Indonesia, Euro Eropa, Yen Jepang
dan Yuan Cina atas biaya, aset dan liabilitas tertentu yang timbul karena aktivitas
pendanaan dan kegiatan operasional sehari-hari. Perusahaan dan Entitas Anak
memonitor dan mengelola risiko ini dengan menyepadankan liabilitas keuangan
dalam mata uang asing dengan aset keuangan dalam mata uang asing terkait dan
melakukan pembelian atau penjualan mata uang asing saat diperlukan.

a) Kasus Fluktuasi Nilai Tukar Yang Mempengaruhi Harga Saham PT


INKP:
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada jeda
perdagangan, Selasa siang (25/9/2018) jatuh makin dalam setelah bergerak
dua arah di awal sesi. Indeks turun 28,05 poin atau 0,47 persen ke 5.854,16.
Dari 442 saham yang diperdagangkan, 130 di antaranya menguat, 182
melemah dan 130 stagnan. Frekuensi perdagangan tercatat 177.815 kali
dengan nilai transaksi Rp2,78 triliun dan 5,51 miliar lembar saham
diperjualbelikan.
10 sektoral penggerak IHSG mayoritas melemah, sementara dua di
antaranya mencatatkan penguatan. Sektor tambang memimpin penguatan
dengan naik 0,10 persen.
Kontributor utama yang membawa indeks ke zona merah, yakni sektor
industri dasar yang turun 0,85 persen diikuti properti 0,58 persen dan
manufaktur 0,60 persen. Investor asing masih melanjutkan aksi jual dengan
membukukan net sell Rp38,36 miliar di pasar reguler dan Rp39,15 miliar di
seluruh pasar.
Adapun saham yang masuk daftar top gainers, yaitu PT Gudang Garam Tbk
(GGRM) naik Rp750 atau 1,03 persen ke Rp73.550, PT Vale Indonesia Tbk
(INCO) naik Rp50 atau 1,39 persen ke Rp3.640, PT Pelat Timah Nusantara
Tbk (NIKL) naik Rp550 atau 19,43 persen ke Rp3.380 dan PT Medco
Energi International Tbk (MEDC) naik Rp15 atau 1,84 persen ke Rp830.
Sementara, saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers, yakni PT
Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) turun Rp725 atau 3,95 persen ke
Rp17.625, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) turun Rp425 atau
3,04 persen ke Rp13.575, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun
Rp150 atau 2,22 persen ke Rp6.600 dan PT Unilever Indonesi Tbk (UNVR)
turun Rp350 atau 0,74 persen ke Rp46.725.
Sedangkan kurs rupiah di pasar spot pada sesi siang menambah poin
pelemahan menghadapi dolar Amerika Serikat (AS). Data Bloomberg
menunjukkan, rupiah melemah 49 poin atau 0,33 persen menjadi Rp14.915
dari sesi terakhir kemarin Rp14.866 per dolar. Laju pergerakan harian
rupiah tercatat Rp14.875-14.900 per dolar AS dengan level pembukaan di
Rp14.875 per dolar AS.
Yahoo Finance mencatat, rupiah terdepresiasi 45 poin atau 0,30 persen
menjadi Rp14.905 per dolar AS dari posisi terakhir kemarin Rp14.860 per
dolar AS. Saat dibuka, rupiah diperdagangkan di Rp14.860 per dolar AS
dengan rentang pergerakan harian Rp14.860-14.905 per dolar AS.
Berdasarkan laporan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank
Indonesia, rupiah melemah 28 poin menjadi Rp14.893 per dolar AS dari
sebelumnya Rp14.865 per dolar AS.
b) Pengukuran Risiko Fluktuasi Nilai Tukar:

Risiko adanya Fluktuasi nilai tukar pada rupiah terhadap dollar


mengakibatkan munculnya potensi kerugian pada nilai perusahaan apabila
didukung dengan penurunan saham IHSG dan PT INKP menjadi salah satu Top
Losers pada kasus diatas. Harga saham INKP yang menurun membuat valuasi
perusahaan menjadi menurun. Berdasarkan materi, risiko ini bisa diukur dengan
menggunakan metode pengukuran jangka waktu dan durasi.

1.6. Risiko Tingkat Bunga

Perusahaan dan Entitas Anak didanai dengan berbagai pinjaman bank, surat
utang dan obligasi yang dikenakan bunga. Oleh karena itu, eksposur Perusahaan
dan Entitas Anak terhadap risiko pasar sehubungan dengan perubahan tingkat suku
bunga terutama atas liabilitas jangka panjang serta aset dan liabilitas yang
dikenakan bunga. Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak adalah untuk
memperoleh tingkat suku bunga yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan
eksposur terhadap mata uang asing dengan mengelola biaya pinjamannya
menggunakan kombinasi antara utang dan liabilitas jangka panjang dengan tingkat
suku bunga tetap dan mengambang.

a) Kasus Risiko Pembayaran Bunga Obligasi PT INKP:

JAKARTA. Laju bisnis PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) masih
terhalang utang. Sebab, restrukturisasi utang Asia Pulp and Paper Ltd
(APP), induk usaha INKP, ternyata belum sepenuhnya beres. Hingga
sekarang, salah satu pemegang obligasi APP belum menyetujui skema
restrukturisasi obligasi senilai US$ 30 juta. Nilai obligasi ini setara dengan
sekitar 6% dari total utang APP yang mencapai US$ 500 juta.

Dua dari tiga pemegang terbesar obligasi tersebut, yakni Gramercy dan
Oaktree, telah menandatangani kesepakatan restrukturisasi alias Master
Restructuring Agreement (MRA) dengan APP pada 2003.
Gramercy dan Oaktree memiliki US$ 318 juta dari total obligasi APP.
Adapun, US Exim Bank menguasai US$ 104 juta. Korporasi lain dan
investor individual memiliki sisanya. Sekitar 10 tahun lalu, APP mengalami
gagal bayar akibat krisis moneter pada 1998 menghantam bisnisnya.
Nah, berdasarkan MRA tadi, restrukturisasi sebenarnya bisa berjalan pada
2005. Masalahnya, satu pemegang obligasi belum sepakat.
"Hingga saat ini US Exim Bank masih memperkarakan masalah utang
piutang ini di pengadilan," ungkap Gandi Sulistiyanto Soeherman, Wakil
Komisaris Utama INKP sekaligus Direktur Grup Sinar Mas, kemarin (25/6).
Dia tidak menjelaskan penyebab US Exim Bank menolak perjanjian
restrukturisasi.
Namun, INKP berharap, dalam masa krisis finansial global ini, US Exim
Bank sudi mencabut gugatan hukumnya. "Secepatnya, kami harap sisa
utang obligasi itu bisa juga direstrukturisasi," kata Yan Partawidjaja,
Sekretaris Perusahaan INKP.
Keringanan pembayaran
Bagaimana pun, kelompok usaha milik taipan Eka Tjipta Widjaja tersebut
pantas bersyukur. Sebab, para kreditur telah menyetujui skema
restrukturisasi sebagian besar utangnya yang bernilai sekitar US$ 470 juta
atau 94% dari total utang.
APP berikut anak usahanya, termasuk INKP, harus melunasi obligasi
tersebut yang dibagi dalam tiga kelompok atau tranche. Tranche A
mewajibkan pelunasan utang dalam tempo delapan tahun sejak
penandatangan kesepakatan. Tranche B bertenor 12 tahun dan tranche C
bertenor 20 tahun. "Perjanjian ini sudah melewati enam kali perbaikan
restrukturisasi," jelas Sulistiyanto.
Kesepakatan tersebut mewajibkan APP membayar bunga obligasi setiap
tiga bulan dan mencicil pokok obligasi setiap enam bulan hingga lunas. APP
juga mendapatkan keringanan pembayaran bunga dan pokok obligasi jika
harga jual bubur kertas di bawah US$ 400 per ton.
Jika harga bubur kertas di atas US$ 400, APP harus membayar US$ 30 juta
per bulan. "Jika harga di bawah itu, kami hanya membayar US$ 25 juta per
bulan," hitung Sulistiyanto.
Pada kuartal keempat 2008, APP sempat menikmati keringanan tersebut
lantaran harga bubur kertas turun di bawah US$ 400 per ton. "Namun saat
ini harga jual sudah berada di harga US$ 420 per ton," imbuh Baharudin,
Direktur INKP.
Menurut Analis Bhakti Capital Securities Reza Nugraha, jalan terbaik bagi
INKP dan induk usahanya adalah segera merestrukturisasi sisa kewajiban
obligasi tersebut. Sebab, selama belum ada kesepakatan restrukturisasi,
bisnis INKP akan sulit berkembang. Apalagi, permintaan kertas kini makin
turun sementara harga bubur kertas juga tidak setinggi tahun lalu.
b) Pengukuran Risiko Bunga Obligasi PT INKP:

Tingkat suku bunga yang di tawarkan PT INKP pada penerbitan surat utang
atau obligasi akan memunculkan risiko. Risiko disini bisa berupa risiko keuangan
dari PT INKP, perusahaan tidak dapat membayar tingkat bunga yang dibayarkan
yang akan berdampak pada kinerja pasar PT INKP, saham perusahaan akan anjlok
dan reputasi perusahaan akan turun. Tipe risiko ini bisa dikategorikan pada risiko
kredit yang dapat diukur dengan credit rating, dan creditmetrics.

1.7. Risiko Kredit

Perusahaan dan Entitas Anak memiliki dan menerapkan kebijakan dan


prosedur pemberian kredit untuk memastikan adanya evaluasi kredit yang hati-hati
dan pengawasan akun piutang yang aktif. Perusahaan dan Entitas Anak mengelola
risiko kredit yang terkait dengan simpanan di bank dengan memonitor reputasi,
peringkat kredit dan membatasi risiko agregat dari masing-masing pihak dalam
kontrak. Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan terkait dengan
piutang usaha, hal ini disebabkan keragaman pelanggan.

a) Kasus Risiko Kredit pada PT INKP:


Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah aset konsolidasian Perseroan
tercatat sebesar US$ 7.038,4 juta, naik sebesar 8,0% dibandingkan dengan
31 Desember 2014 sebesar US$ 6.519,3 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh adanya peningkatan pada aset lancar perseroan sebesar 25,1% dari
sebesar US$ 1.657,5 juta pada 31 Desember 2014 menjadi sebesar US$
2.074,2 juta pada 31 Desember 2015.
Peningkatan pada aset lancar ini terutama disebabkan oleh naiknya piutang
usaha serta kas dan setara kas. Aset tidak lancar pada 31 Desember 2015
sebesar US$ 4.964,2 juta naik sebesar 2,1% dibandingkan 31 Desember
2014 sebesar US$ 4.861,8 juta. Tidak terdapat perubahan aset yang
signifikan pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014.
b) Pengukuran Risiko Kredit
Kasus risiko kredit pada PT INKP ini dapat dilihat dari peningkatan aset
lancar, pada tahun 2015 aset lancar PT INKP melonjak dari sebelumnya yang
disebabkan pembengkakan dan peningkatan piutang perusahaan. Artinya, risiko
gagal bayar akan naik pada perusahaan. Berdasarkan materi, resiko ini bisa diukur
dengan menggunakan credit rating dan creditmatrics.

1.8. Risiko Likuiditas

Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berimplikasi menyiapkan kas dan


setara kas yang cukup untuk mendukung aktivitas usaha secara tepat waktu.
Perusahaan dan Entitas Anak menjaga keseimbangan antara kontinuitas
penerimaan piutang dan fleksibilitas dengan menggunakan utang bank dan
pinjaman lainnya.

1.9. Faktor Lingkungan

Perseroan memberi perhatian yang serius terhadap penanganan limbah yang


terjadi akibat kegiatan produksi Perseroan. Pembuangan limbah dari hasil produksi
Perseroan dapat mempengaruhi lingkungan hidup sekitar. Kegiatan-kegiatan
Perseroan dalam kaitannya dengan lingkungan diawasi oleh Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan (BAPEDAL), suatu badan pemerintah yang
bertanggungjawab atas implementasi dan pengawasan peraturan dan kebijaksanaan
terhadap lingkungan hidup. Pemerintah akan mengambil tindakan terhadap
perusahaan-perusahaan yang tidak mematuhi undang-undang lingkungan hidup
yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti pengenaan denda maupun pencabutan ijin.

a) Kasus Risiko Lingkungan yang ditimbulkan PT INKP:

Siak, Rabu, 26 April 2017–– PT. Indah Kiat Pulp and Paper kertas yang
aktifitasnya menyababkan kerusakan lingkungan dengan tercemarnya
udara, air dan tanah. Kondisi ini dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Koto
Gasib yang bermukim dekat dengan perusahaan bubur kertas ini. Polusi
udara yang berasal dari cerobong asap pabrik berdampak pada kurangnya
udara bersih bagi masyarakat disekitar yang mengakibatkat masalah
kesehatan. Proses produksi perusahaan tak terlepas dari bahan kimia
berbahaya, produksi tersebut tentu menyisakan limbah cair dan padat, sejak
berdirinya perusahaan tidak ada renovasinya sehingga rembesan limbah
sudah membocori dinding parit limbah tersebut, yang mencemari sumber
air dan sungai yang berada disekitar pabrik.

Terkait dengan hal tersebut WALHI Riau bersama dengan Laskar Melayu
Rembuk (LMR) menuntut penyelesaian permasalahan lingkungan yang
terjadi karena aktifitas PT. Indah Kiat Pulp and Paper ini. “Perkembangan
industri pulp and paper selain menyebabkan hilangnya tutupan hutan dari
perluasan hutan tanaman indutri juga menimbulkan pencemarnya udara, air
dan tanah akibat dari pembuangan limbah pabrik. Pemerintah harus
melakukan peninjauan ulang terhadap izin AMDAL yang diberikan,” ujar
Riko Kurniawan, Direktur Eksekutif WALHI Riau.
Polusi dari pabrikas merupakan fakta yang tak terbantahkan, dengan adanya
ekspansi dan perluasan pabrik secara berkelanjutan, mengakibatkan
ketidakseimbangan daya serap lingkungan dengan polusi udara yang
mereka hadirkan. Emisi dan bau tak sedap yang dihasilkan Indah Kiat
menjadi hirupan biasa oleh warga Kota Perawang, hal ini menjadi fakta
bahwa Perusahaan tidak ramah pada lingkungan.
Warga Kampung Pinang Sebatang Timur yang berdekatan langsung dengan
MB 21, 24 dan 25 masih menyisakan isak tangis akan kehadiran debu abu
batu bara yang menyelimuti pemukiman masyarakat. “ Bau menyengat
sangat mengganggu dan menyebabkan sesak napas masyarakat yang
berdekatan dengan turbin pembuangan , ini sudah lama dirasakan oleh
masyarakat tapu sampai saat ini belum diselesaikan oleh pihat perusahaan,
“ ujar Sadra, Sekjen LMR.

Perusahaan yang beroperasi sejak tahun 1984 ini melakukan perluasan yang
tidak diimbangi dengan kemampuan dan daya tamping lingkungan,
menimbulkan banyak permasalahan lingkungan dan dampak kesehatan
terhadap masyarakat sekitar.
Guna menggesakan penyelesaian konflik ini, WALHI Riau dan LMR secara
tegas menyampaikan tuntutan, yaitu:
1. Stop pembangunan dan perluasan PT. Indah Kiat Tbk, karena ekpansi yang
tidak berimbang antara lingkungan dan perusahaan dimana polusi udara
sudah sangat tidak stabil akibat turbin-turbin yang mengeluarkan asap
sangat pekat yang berdampak pada lingkungan sekitar.
2. Pemerintah melakukan peninjauan ulang terhadap AMDAL PT. Indah Kiat
Tbk.
3. Pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap kualitas udara, air dan tanah
di sekitar PT. Indah Kiat Tbk.
4. Penyelesaian bau limbah pabrik yang menyengat, terlebih ketika cuaca
mendung sangat mengganggu pernafasan masyarakat di sekitar PT. Indah
Kiat Tbk.
b) Perhitungan Risiko Lingkungan yang ditimbulkan PT INKP:

Tipe risiko ini pasti muncul dalam industri kertas karena bahan baku yang
dibutuhkan diperoleh dari alam. Tipe risiko ini dapat dikategorikan pada risiko
operasional perusahaan. Berdasarkan materi, resiko ini bisa diukur dengan
menggunakan matriks frekuensi dan signifikasi kerugian, VAR operasional.

1.10. Risiko Kelangkaan Bahan Baku

Bahan baku utama pulp dan industri kertas adalah kayu dan bahan-bahan
kimia penunjang. Agar proses produksi Perseroan tidak terhambat, maka
kelangsungan pasokan bahan baku kayu merupakan hal yang amat penting. Selama
ini, kebutuhan akan kayu untuk memproduksi pulp terutama diperoleh dari PT.
Arara Abadi, perusahaan afiliasi, dan mitra usaha lainnya. Apabila terjadi
kegagalan pasokan bahan baku kayu, maka akan mempengaruhi kegiatan usaha
perseroan.

a) Kasus Kelangkaan Bahan Baku PT INKP:

PEKANBARU - Bahan baku kayu milik PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
(INKP) di Kabupaten Siak, Riau terbakar. Informasi yang
dihimpun okezone, kebakaran terjadi di tempat penampungan milik salah
satu perusahaan raksasa pengekspor bubur kertas terbesar Indonesia masih
terus dipadamkan.
"Iya yang terbakar memang kayu kita, tapi imformasi selanjutnya mengenai
kebakaran itu, hubungi staf humas saya saja," kata Manager Humas INKP
Nurul Huda kepada okezone, Rabu (19/10/2011).
Sementara itu, pihak Kepolisian Resort Siak hingga saat ini masih
melakukan penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah saksi. "Pihak
perusahaan juga tengah berupaya memadamkan api," kata Kapolres Siak
AKBP Toni Ariadi.
Dan sejauh ini memang belum diketahui apakah insiden ini menelan korban
jiwa. Dan kerugiannya juga masih dihitung.
b) Pengukuran Risiko Kelangkaan Bahan Baku PT INKP:

Risiko kelangkaan bahan baku dapat dikaitkan dengan risiko bencana alam.
Seperti kebakaran yang pernah terjadi pada tahun 2011 yang menyebabkan pohon
di hutan yang menjadi bahan baku PT INKP mengalami kerusakan dan hangus
akibatnya perusahaan harus mempunyai alternatif pasokan bahan baku dari pihak
lain, Berdasarkan materi, resiko ini bisa diukur dengan menggunakan matriks
frekuensi dan signifikasi kerugian, VAR operasional

1.11. Risiko Bencana Alam

Sebagaimana halnya dengan bidang usaha lain, bidang usaha Perseroan tidak
terhindar dari bencana alam. Apabila terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh
kebakaran ataupun bencana alam lainnya, baik kerusakan atas fasilitas pabrik dan
produksi Perseroan maupun kerusakan atas konsesi PT. Arara Abadi dan mitra
usaha lainnya sebagai sumber utama bahan baku kayu Perseroan, maka hal itu dapat
mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.

a) Kasus Bencana Alam yang menimpa industri PT INKP:

PEKANBARU - Bahan baku kayu milik PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
(INKP) di Kabupaten Siak, Riau terbakar. Informasi yang
dihimpun okezone, kebakaran terjadi di tempat penampungan milik salah
satu perusahaan raksasa pengekspor bubur kertas terbesar Indonesia masih
terus dipadamkan.
"Iya yang terbakar memang kayu kita, tapi imformasi selanjutnya mengenai
kebakaran itu, hubungi staf humas saya saja," kata Manager Humas INKP
Nurul Huda kepada okezone, Rabu (19/10/2011).
Sementara itu, pihak Kepolisian Resort Siak hingga saat ini masih
melakukan penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah saksi. "Pihak
perusahaan juga tengah berupaya memadamkan api," kata Kapolres Siak
AKBP Toni Ariadi.
Dan sejauh ini memang belum diketahui apakah insiden ini menelan korban
jiwa. Dan kerugiannya juga masih dihitung.
b) Pengukuran Risiko Bencana Alam pada PT INKP:
Berdasarkan materi, resiko ini bisa diukur dengan menggunakan matriks
frekuensi dan signifikasi kerugian, VAR operasional

1.12. Matrik Teknik Manajemen Risiko

Risiko Persaingan Risiko Lingkungan


Risiko Kelangkaan Bahan
Baku
PROBABILITAS

DITAHAN DIHINDARI

Fluktuasi Harga Risiko Krisi Ekonomi

Risiko Nilai Tukar


Risiko Tingkat Bunga
Kredit dan Likuiditas

Bencana Alam

DITAHAN DITRANSFER

SEVERITY
BAB II

TEKNIK – TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

2.1. Teknik Manajemen Risiko PT INKP

Dengan mempertimbangkan aktivitas operasional Perseroan dan Peraturan


Pemerintah, Unit Audit Internal melakukan analisa risiko di semua bisnis unit.
Identifikasi risiko pada manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper dikategorikan
dalam 3 (tiga) tahap yaitu :
1. risiko tinggi (high risk)
2. risiko menengah (medium risk)
3. dan risiko rendah (low risk).
Pihak Perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper Product dari beberapa
alternatif dalam teori tentang bagaimana mengelola risiko yang dihadapi
diantaranya:
1. Penghindaran Risiko
2. Pengendalian Risiko
3. Penanggungan Risiko
4. Pengalihan (Transfer) Risiko
Dari empat alternatif tersebut perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper harus
mengidentifikasi setiap risiko yang muncul dari hasil identifikasi dan pengukuran
risiko yang telah dilakukan sebelumnya (Bab I).
Prioritas evaluasi akan dilakukan pada risiko dengan kategori “risiko
tinggi”. Untuk dapat mengontrol risiko tersebut, Unit Audit Internal akan
memastikan dan menilai efektifitas prosedur pengendalian pada setiap unit terkait
yang telah dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedures (SOP) dan
Working Instructions (WI). Sejauh ini manajemen risiko yang dilakukan perseroan
telah berjalan cukup memadai.
Pengelolaan risiko dilakukan oleh direksi dan manajemen, termasuk
diantaranya:
1. Menentukan kebijakan dan langkah-langkah strategis guna meredam maupun
menghindari setiap risiko yang muncul pada setiap kegiatan operasional
Perseroan.
2. Manajemen akan melakukan identifikasi, analisa dan evaluasi atas setiap
kegiatan operasional Perseroan dan menjadikan manajemen risiko sebagai
bagian dari proses pengambilan keputusan sehingga risiko-risiko operasional
yang mungkin muncul dapat ditekan seminimal mungkin.
2.2. Identifikasi Setiap Risiko pada Perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper
Product

Severity
Fre Teknik
Risiko (Keseriu Tindakan
kuensi Yang dipilih
san)
Fluktuasi Melakukan Forecasting
Harga Bubur Perubahan Kurs Harga
Rendah Rendah Ditahan
Kertas (Pulp) secara real time
dan Kertas
Risiko persaingan sudah
pasti ada, perusahaan
Persaingan Tinggi Rendah Ditahan harus ada Inovasi jika
aingin mengurangi
risiko..
Memantau kebijakan
Krisis
Rendah Tinggi Ditransfer ekonomi yang
Ekonomi
diterapkan pemerintah
Melakukan Hedging
(Mengelola risiko nilai
tukar dengan transaksi
Risiko Nilai
instrumen keuangan)
Tukar Mata Tinggi Tinggi Ditransfer
Dalam Perusahaan
Uang Asing
melakukan
penyepadanan liabilitas
keuangan dalam mata
uang asing dengan aset
keuangan dalam mata
uang asing terkait dan
melakukan pembelian
atau penjualan mata
uang asing saat
diperlukan
Mengelola biaya
pinjamannya
menggunakan
Risiko kombinasi antara
Tingkat Rendah Rendah Ditahan utang dan liabilitas
Bunga jangka panjang
dengan tingkat suku
bunga tetap dan
mengambang.
Perusahaan dan Entitas
Anak mengelola risiko
kredit yang terkait
dengan simpanan di
bank dengan memonitor
reputasi, peringkat
kredit dan membatasi
risiko agregat dari
Risiko Kredit Rendah Tinggi Ditransfer
masing-masing pihak
dalam kontrak. Tidak
terdapat konsentrasi
risiko kredit yang
signifikan terkait
dengan piutang usaha,
hal ini disebabkan
keragaman pelanggan.
(Melibatkan pihak
bank dalam
mengelola uang kas)
Perusahaan dan
Entitas Anak menjaga
keseimbangan antara
Risiko
Rendah Tinggi Ditransfer kontinuitas
Likuiditas
penerimaan piutang
dan fleksibilitas
dengan menggunakan
utang bank dan
pinjaman lainnya

Pelestarian Lingkungan,
Kebijakan Konservasi
Hutan (Forest
Conservation Policy,
Komitmen terhadap
Risiko
Tinggi Tinggi Dihindari Manajemen Kebakaran
Lingkungan
Hutan, Pengurangan
Emisi Karbon,
Keterlibatan dalam
Inisiatif United Nations
Global Compact
(Melakukan kerja sama
dan memilih partner)
Risiko Selama ini, kebutuhan
Kelangkaan Tinggi Tinggi Dihindari akan kayu untuk
Bahan Baku memproduksi pulp
terutama diperoleh dari
PT. Arara Abadi,
perusahaan afiliasi, dan
mitra usaha lainnya.
Risiko (Melakukan mitigasi
Bencana Rendah Tinggi Ditransfer dengan instansi atau
Alam pemerintah terkait)

2.1. Contoh Kasus Risiko Bencana Alam dan Teknik Mengatasinya

Pabrik PT Indah Kiat Pulp and Paper yang Diasuransikan

Jakarta - Manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)


menyatakan semua barang dan bangunan pabrik yang terbakar di Perawang, Riau,
telah diasuransikan."Besarnya kerugian yang diderita perseroan masih belum
diketahui pasti, namun semua barang dan bangunan yang terbakar telah
diasuransikan dan saat ini masih dalam penanganan pihak asuransi yang
bersangkutan," kata Direktur INKP Yan Partawijaya dalam penjelasnnya ke Bursa
Efek Jakarta, Selasa (27/12/05).Menurut Yan, produksi pulp (bubur kertas) dan
kertas di Perawang tetap berjalan lancar dan tidak terganggu akibat kebakaran
tersebut.

Sebelumnya manajemen INKP juga membantah kebakaran ini sebagai


upaya meminta penundaan pembayaran utang. "Perusahaan memang memiliki beban
utang. Namun sangat disayangkan dalam kondisi ditimpa musibah ini masih ada
pihak yang menuduh begitu. Ini menyakitkan," kata Humas INKP Nurul Huda.Pabrik
Indah Kiat di Perawang ini terbakar pada Sabtu (24/12/2005) pukul 19.05 WIB.
Gudang permanen ini merupakan tempat penyimpanan berbagai jenis kertas sebalum
dikirim ke Jawa dan diekspor ke luar negeri. Kebakaran ini diperkirakan
menimbulkan kerugian hingga Rp 300 miliar.

Penyelesaian

Seperti yang telah dikatakan pada kasus penyelesaian permasalahan ini adalah
dengan melakukan asuransi pada asste perusahaan yang terkena imbas.
BAB III
RISIKO PROPERTI

3.1. Cakupan Properti


Jakarta - Manajemen PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) menyatakan
semua barang dan bangunan pabrik yang terbakar di Perawang, Riau, telah
diasuransikan."Besarnya kerugian yang diderita perseroan masih belum
diketahui pasti, namun semua barang dan bangunan yang terbakar telah
diasuransikan dan saat ini masih dalam penanganan pihak asuransi yang
bersangkutan," kata Direktur INKP Yan Partawijaya dalam penjelasnnya ke
Bursa Efek Jakarta, Selasa (27/12/05).Menurut Yan, produksi pulp (bubur
kertas) dan kertas di Perawang tetap berjalan lancar dan tidak terganggu
akibat kebakaran tersebut.
Sebelumnya manajemen INKP juga membantah kebakaran ini sebagai upaya
meminta penundaan pembayaran utang. "Perusahaan memang memiliki
beban utang. Namun sangat disayangkan dalam kondisi ditimpa musibah ini
masih ada pihak yang menuduh begitu. Ini menyakitkan," kata Humas INKP
Nurul Huda.Pabrik Indah Kiat di Perawang ini terbakar pada Sabtu
(24/12/2005) pukul 19.05 WIB. Gudang permanen ini merupakan tempat
penyimpanan berbagai jenis kertas sebalum dikirim ke Jawa dan diekspor ke
luar negeri. Kebakaran ini diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp
300 miliar.
Risiko Kebakaran pada PT INKP akan mengakibatkan:
a. Kebakaran lahan yang digunakan untuk pasokan bahan baku. PT Indah
Kiat Pulp and Paper memliki ancaman resiko kebakaran lahan, jika terjadi
kebakaran maka perusahaan akan mengalami keterlambatan produksi
karena kekurangan bahan baku. Maka kerugian akan risiko ini bisa
diasuransikan ke perusahaan asuransi umum.
b. Kebakaran Gedung, ancaman risiko kebakaran Gedung bisa menghambat
proses operasional dari perusahaan, kebakaran ini dampaknya sangat
merugikan bagi perusahaan.
3.2 Kerugian yang dialami Harta Benda
a. Terjadinya kebakaran hutan mengakibatkan bahan baku pada PT Indah
Kiat mengalami gangguan pada kegiatan operasional perusahaan.
Perseroan kekurangan bahan baku sehingga banyak permintaan yang
tidak terpenuhi.
b. Adanya bencana alam dapat mengakibatkan kerusakan atas fasilitas
pabrik dan produksi Perseroan maupun kerusakan atas konsesi PT. Arara
Abadi dan mitra usaha lainnya sebagai sumber utama bahan baku kayu
Perseroan, maka hal itu dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.
3.3 Metode Penilaian Kerugian Aset Fisik

Perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper Product mempunyai aset fisik
diantaranya aset seperti persediaan, perlengkapan, aset tetap perusahaan seperti
tanah, bangunan, mesin, dan peralatan lainnya. Dalam salah satu kasus perusahaan
dalam menilai kerugian aset fisik pada pembelian tanah untuk membangun atau
ekspansi pabrik di Karawang, Propini Jawab Barat. Dalam kasus ini PT Indah Kiat
akan menyewa lima bidang tanah dengan total luasan 1.203.445 meter persegi milik
PT Paramacipta Intinusa dengan jangka waktu sepuluh tahun. Perusahaan dalam
menilai tanah yang disewa akan menunjuk pihak independent untuk menilai atas
transaksi aset fisik yang dilakukan PT Indah Kiat. Dalam hal ini pihak idependen
tersebut adalah KJPP Iskandar dan Rekan sebagai penilai independent yang
bertujuan memberikan penilaian atas nilai sewa atas tanah Parama dan Persada dan
yang memberikan pendapat kewajaran atas Transaksi Sewa Tanah.

Analisis lain yang dilakukan adalah analisis lingkungan dari persewaan tanah
yang dilakkan, dengan mengkaitkan analisis industri kertas pulp dengan lingkungan
sekitar, analisis operasional dengan prospek pabrik yang akan diinvestasi diatas
tanah tersebut, dan terakhir menganalisis keuntungan dan kerugian dari pembelian
aset fisik berupa tanah; Keuntungan Perseroan yang bersifat kualitatif adalah dapat
melakukan pengembangan usahanya dibidang industri pulp dan kertas, sehingga
dapat lebih dikenal masyarakat sebagai perusahaan yang terus berkembang.
Kerugian Perseroan yang bersifat kualitatif adalah Perseroan akan kehilangan
manfaat dari sewa tanah, jika skedul pembangunan pabrik tertunda. Analisis
selanjutnya adalah pada analisis kuanttatif yang berupa penilaian atas potensi
pendapatan, aset, kewajiban dan kondisi keuangan jika membangun investasi
pabrik di tanah tersebut.
Jadi pada intinya perusahaan ini menggunakan metode mencari nilai atau
harga pasar dari asset fisik perusahaan untuk di nilai kerugiannnya.
3.4 Risiko Gugatan

Dalam menjalankan operasinya, Perseroan menghadapi beberapa gugatan


dan tuntutan hukum dari berbagai pihak, terutama sehubungan dengan proses
restrukturisasi hutang Perseroan. Gugatan dan tuntutan hukum yang material
terhadap Perseroan telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasian
Perseroan. Berikut kasus gugatan terhadap perusahaan:
1. Perseroan mendapat tuntutan dari Gryphon Domestic VI, LLC, OCM
Opportunities Fund II, L.P., OCM Opportunities Fund III, L.P., Columbia/
HCA Master Retirement Trust, Gramercy Emerging Markets Fund dan General
Electric Capital Corporation terkait dengan wesel bayar ("Gugatan
Bondholders").
2. Perseroan mendapat gugatan dari Bank One N.A. terkait promissory notes
("Gugatan Bank One").
3. Masyarakat di sekitar perseroan menuntut perusahaan untuk menyelesaikan
persoalan pencemaran udara akibat kegiatan operasional yang dilakukan
perseroan.
4. Masyarakat di sekitar perseroan juga menuntut perseroan untuk melakukan
perbaikan banyaknya jalan rusak akibat aktivitas yang dilakukan perseroan
terkait pengangkutan bahan baku dari hutan maupun mitra usaha lain menuju
perusahaan.
3.5 Hukum Kriminal dan Perdata

Dalam bisnis perusahaan harus mempunyai pengetahuan dan pedoman


mengenai aspek hukum dalam bisnis. Hukum dalam bisnis juga dibagi menjadi dua;
pertama hukum pidana atau kriminal dan hukum perdata. Hukum pidana
menyangkut mengenai permasalahan suatu perusahaan atau instansi bisnis yang
melakukan tindakan illegal dan mengarah ke kriminal yang mana efek dari
kriminalitas ini adalah kerusakan pada kaitannya dengan bidang perusahaan
masing-masing. Sedangkan hukum pidana adalah hukum yang menjelaskan
mengenai pembuatan sebuah perikatan/perjanjian atau dalam bisnis biasa dikatakan
kontrak, dalam hal ini perjanjian bisnis bisa dilakukan dengan mitra ataupun pihak
yang berhubungan dengan core bisnis dari masing-masing perusahaan.
Sebagai contoh hukum perdata yang pernah dilakukan perusahaan dalam
periode tahun 2017, sebagaimana tercantum dalam laporan tahunan perusahaan
sebagai berikut:
1. Perusahaan mengadakan perjanjian sewa pembiayaan dengan PT Mandiri
Tunas Finance, PT Koexim Mandiri Finance, PT BRI Multifinance Indonesia
dan PT Caterpilar Finance Indonesia guna membiayai pembelian alat
pengangkutan dan kendaraan bermotor dengan jangka waktu selama empat (4)
tahun dan tiga (3) tahun. Pada tanggal 11 September 2015, Perusahaan
mengadakan transaksi sewa guna usaha dengan PT Paramitra Multifinance atas
beberapa mesin tertentu milik Perusahaan.
2. Pada tanggal 21 Desember 2016, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa
pembiayaan atas alat pengangkutan dengan PT BRI Multifinance Indonesia
dengan jangka waktu selama empat (4) tahun.
3. Pada tanggal 7 Agustus 2017, Perusahaan menandatangani transaksi sewa guna
usaha dengan PT Bumiputera-BOT Finance atas beberapa mesin tertentu milik
Perusahaan.
4. Pada tanggal 27 November 2017, Perusahaan menandatangani transaksi sewa
guna usaha dengan PT Hitachi Capital Finance Indonesia atas beberapa mesin
tertentu milik Perusahaan.
Dalam kasus di perusahaan yang kami pilih aktivitas bisnis di perusahaan
Indah Kiat Pulp and Paper ini kebanyakan adalah aktivitas hukum perdata dengan
bentuk perjanjian sewa, seperti yang telah disebutkan diatas. Dalam system
manajemen risiko di perusahaan ini, perusahaan dan Entitas Anak menandatangani
perjanjian sewa sebagai lessee. Manajemen melakukan penilaian dalam
menentukan apakah semua risiko signifikan dan manfaat kepemilikan aset sewaan
dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Sewa guna usaha dimana
Perusahaan dan Entitas Anak memperoleh seluruh risiko signifikan dan manfaat
kepemilikan aset sewaan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, jika
sebaliknya maka diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

3.6 Dasar Legal

Kewajiban hukum yang bisa timbul dalam dunia bisnis, seperti; pelanggaran
hukum yang disengaja, kewajiban absolut, kegagalan sesuai hukum yang berlaku
(Kecerobohan). Dalam perusahaan kertas Indah Kiat Pulp and Paper potensi
muncul pelanggaran hukum adalah pada ke-sengaja-an dalam mencapi tujuan
dengan cara apapun, dan muncul pemikiran untuk memasok bahan baku yang
illegal terutama adalah pengiriman bahan baku utama perusahaan yaitu woodpulp,
kertas bekas, dan bubur kertas. Dari ketiga bahan baku produksi tersebut potensi
terjadinya kriminalitas adalah pengiriman pohon/kayu yang illegal dari partner
bisnis sebagai pemasok bahan baku kayu/pohon tersebut.
Perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper sudah menemukan inisiatif untuk
mengatasi risiko ke illegal-an dari kayu yang dikirim dengan menerapkan sistem
dimana Seluruh bahan baku yang digunakan Perseroan memiliki dokumentasi yang
menjamin bahwa bahan baku tersebut berasal dari sumber yang dapat dilacak.
Perseoran menggunakan sistem Lacak Balak (Chain of Custody/CoC) guna
memastikan tidak ada bahan baku ilegal masuk ke dalam rantai pasokan.
Perusahaan juga mempunyai sertifikat PEFC adalah program pengesahan
standar sertifikasi hutan terkemuka yang diakui secara internasional yang
mendukung terlaksananya pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. PEFC telah
mendukung sekitar 31 standar sertifikasi hutan nasional di seluruh dunia dan lebih
dari 245 juta hektar hutan di dunia telah memiliki sertifikat PEFC. Dengan memiliki
sertifikasi PEFC, dapat dijamin bahwa suatu produk terdiri dari bahan baku yang
berasal dari hutan yang dikelola secara lestari.

3.7 Keputusan Pengadilan

Perusahaan kertas sering melakukan gugatan hukum ke pengadilan baik


urusan hukum perdata maupun pidana, baik berurusan dengan pihak domestic
maupun asing. Berikut beberapa contoh kasus pengadilan yang pernah dialami
Perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper:

1. Dengan pihak Domestik


a. Pada tanggal 13 November 2003, Perusahaan mengajukan gugatan hukum
di Pengadilan Bengkalis di Indonesia (Proses Hukum Bengkalis) melawan,
antara lain, Penggugat.
b. Pada tanggal 14 Januari 2005, Indah Kiat B.V. memulai aksi melawan,
antara lain, Penggugat, di Pengadilan Bengkalis atas penggantian Trustee
tanpa seijin pihak dalam indenture agreement untuk Wesel Indah Kiat 02
dan 06.
2. Dengan Pihak Asing
Pada tanggal 13 September 2002, Oaktree Capital Management L.L.C.
(Oaktree), Gramercy Advisors L.L.C. dan General Electric Capital Corporation
mengajukan gugatan di New York State Supreme Court terhadap Perusahaan,
PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (Lontar), Asia Pulp & Paper
Company Ltd. (APP), APP International Finance Company B.V. (APP
Finance) dan Indah Kiat International Finance Company B.V. (Indah Kiat
B.V.) (bersama-sama adalah tergugat), berkaitan dengan berbagai wesel yang
terbitkan oleh APP Finance (Wesel Lontar) dan Indah Kiat B.V. (Wesel Indah
Kiat 02 dan 06).
Gugatan atas Wesel Indah Kiat 02 dan 06 masing-masing senilai
USD78,8 juta dan USD92,9 juta. Gugatan atas Wesel Lontar senilai USD147,0
juta. Dalam putusan tanggal 13 April 2004 dan 24 Februari 2006, majelis
memutuskan untuk memihak kepada Penggugat sehubungan dengan Wesel-
Wesel tersebut.
Selama masa proses litigasi ini, beberapa Penggugat original telah
mengalihkan kepentingan mereka sehubungan dengan beberapa putusan di
New York dan prosedur terkait kepada pihak lain. Berdasarkan putusan tanggal
1 Juni 2004, Warner Mansion Fund diterima sebagai pengganti penggugat
General Electric Capital Corporation dalam perkara ini. Berdasarkan putusan
tanggal 20 Juli 2009, Upwood Investments Limited diterima sebagai pengganti
dari penggugat Gramercy Emerging Markets Fund. Dengan putusan tanggal 23
November 2009, Bernal Ventures Ltd. diterima dalam perkara ini sebagai
pengganti penggugat Gryphon Domestic VI, L.L.C, OCM Opportunities Fund
II, L.P., OCM Opportunities Fund III, L.P., dan Columbia/HCA Master
Retirement Trust.
Sampai dengan laporan ini disampaikan (2017), belum ada langkah
konkrit lebih lanjut daripada penggugat pengganti untuk memaksakan putusan-
putusan pengadilan di New York.
3.8 Eksposur Terhadap Gugatan Hukum
1. Gugatan Kontrak Karyawan dengan Atasan
Kami belum menemukan adanya konflik antara karyawan dengan atasan
dalam perusahaan Indah Kiat Pulp and paper. Namun dengan risiko adanya gugatan
hukum dengan karyawan pihak perusahaan melakukan inisiatif untuk memelihara
dan mengembangkan SDM nya dengan menggunakan program-program. Perseroan
menyadari bahwa pengembangan sumber daya manusia memiliki korelasi langsung
terhadap pengembangan Perseroan.
Perseroan menerapkan sistem sumber daya manusia yang terintegrasi,
dimulai dari perekrutan hingga pemberian program pendidikan dan pelatihan, baik
internal maupun eksternal. Saat ini, Perseroan mempekerjakan sekitar 17.000
karyawan dengan perencanaan karir yang terprogram. Program-program
pengembangan yang dilakukan antara lain, melalui: (1) executive Management
Development Program (2) strategic Management Development Program (3)
Management Development Program (4) Advance supervisory Program (5). Basic
supervisory.
Selain itu perseroan berkomitmen untuk selalu mengaplikasikan standar
tertinggi dalam manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dari para pekerja dan
lingkungan kerjanya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagaimana diwajibkan oleh ketentuan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Perseroan telah mengimplementasikan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) di ketiga fasilitas produksinya dan telah memperoleh
sertifikasi SMK3. Perseroan telah berhasil mempertahankan kelayakan sistem yang
ada melalui sertifikasi ulang sesuai dengan ketentuan yang ada melalui verifikasi
tahunan oleh pihak ketiga. Sertifikasi SMK3 bagi Indah Kiat Perawang Mill berlaku
hingga tahun 2014 dan bagi Indah Kiat Tangerang dan Serang Mill berlaku hingga
tahun 2015.
Sebagai pelengkap sertifikat SMK3, Indah Kiat juga memiliki sertifikat
OHSAS 18001, yang merupakan standar global untuk sistem kesehatan dan
keselamatan kerja. Indah Kiat Tangerang Mill pertama kali mendapatkan sertifikat
OHSAS 18001 di tahun 2007 dan telah menyelesaikan audit pemantauan di tahun
2012. Sertifikat OHSAS 18001 ini berlaku sampai tahun 2013. Kedepannya,
Perseroan berencana untuk memperluas cakupan penerapan OHSAS 18001 di
fasilitas produksi lainnya
2. Gugatan Properti dengan Orang Lain
Pada tanggal 3 Maret 2000, PT Beloit Indonesia, Beloit Asia Pacific (L) Inc.
(BAPL), Beloit Asia Pacific Pte. Ltd. (BAP), Beloit Corporation (BC), induk
perusahaan dari BAPL dan BAP dan Harnishfeger Industries Inc. (Harnishfeger),
perusahaan induk dari BC (semuanya disebut sebagai “Perusahaan Beloit”) dan
Perusahaan dan Asia Pulp & Paper Company Ltd. (APP) menandatangani sebuah
perjanjian perdamaian (Perjanjian Perdamaian) sehubungan dengan perjanjian jual
beli tanggal 18 Desember 1996 sehubungan dengan mesin-mesin kertas yang dibeli
Perusahaan.
Perjanjian Perdamaian disetujui oleh Pengadilan Kepailitan Amerika Serikat
dengan putusannya pada tanggal 22 Maret 2000. Sehubungan dengan ketentuan di
dalam Perjanjian Perdamaian, Perusahaan mengeluarkan dan APP menjamin
sebuah surat utang dengan nilai USD110,0 juta kepada BC (Surat Utang
BAB IV
RISIKO BUNGA

4.1. Kasus Penerbitan Surat Utang (MTN) pada PT INKP (Duration Model)

JAKARTA – PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) menerbitkan surat
utang jangka menengah (medium term notes/ MTN) sebesar Rp 1,7 triliun
pada 17-18 April 2018. Melalui dua seri MTN, perseroan menawarkan tingkat
kupon 10,15- 10,25% per tahun untuk MTN bertenor 2-3 tahun.
Berdasarkan keterbukaan informasi di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI), pada 17 April lalu, Indah Kiat menerbitkan MTN VI tahun 2018 seri
A Rp 900 miliar dengan tingkat kupon 10,15% per tahun, dan tenor dua tahun.
Sementara, perseroan menerbitkan MTN VI seri B senilai Rp 200 miliar
dengan tingkat kupon 10,25%, dan tenor tiga tahun.
Sehari kemudian, emiten ini kembali mendaftarkan informasi penerbitan
MTN di KSEI. “Indah Kiat Pulp & Paper menerbitkan MTN VII tahun 2018
Rp 600 miliar dengan tenor tiga tahun. Kemudian, PT Sinarmas Sekuritas
sebagai penjamin pelaksanaan emisi efek MTN dengan tingkat kupon 10,25%
per tahun tersebut,” demikian dikutip Investor Daily dari KSEI, Rabu (18/4).
Adapun MTN VI dan VII Indah Kiat Pulp & Paper, bukan surat utang jangka
menengah perdana yang diterbitkan pada 2018. Sebab pada Maret 2018,
emiten berkode INKP ini juga merilis MTN IV senilai Rp 264 miliar, dan
MTN V sebesar US$ 40 juta.
Jika dibandingkan tingkat kupon MTN IV, Indah Kiat Pulp & Paper tidak
membukukan kenaikan cost of fund (biaya dana), karena besaran tingkat
kupon untuk MTN itu juga sebesar 10,25%. Namun untuk MTN V yang
berdenominasi united states (US) dolar, perseroan meraih tingkat kupon 6%
per tahun.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) meraih mandat untuk memberi
peringkat surat utang korporasi Rp 82,58 triliun sampai 12 April 2018.
VP Head of Division Corporate Ratings Pefindo Niken Indriarsih pernah
mengungkapkan, dari mandat itu terdapat porsi rating untuk emisi MTN
senilai Rp 23,48 triliun. Ia menyatakan, minat korporasi menerbitkan MTN
cukup tinggi, karena emisi surat utang jenis itu lebih fleksibel dibandingkan
obligasi atau skema penawaran umum berkelanjutan (PUB).
“Kemudian, bagi perusahaan yang baru perdana menerbitkan surat utang,
mungkin lebih memilih mencoba MTN dulu untuk tes pasar,” jelas Niken.
Meski demikian, Niken juga menduga, faktor lain yang membuat MTN
menjadi pilihan karena instrumen itu dapat dikombinasikan dengan reksa
dana. Pasalnya, saat tren suku bunga rendah belakangan ini reksa dana
pendapatan tetap menjadi salah satu instrumen yang digemari investor
dibandingkan deposito.
4.2. Pembahasan Kasus
PT INKP menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) dua kali pada 17-
18 April 2018 dengan total nominal Rp. 1,7 T, MTN kali ini sudah masuk MTN VI
dan VII. Rincian penerbitan MTN dijelaskan sebagai berikut:
1. MTN VI dibagi menjadi 2 seri
- Seri A
Nominal Rp 900 M
Tenor 2 tahun
Kupon 10.15 % per tahun
- Seri B
Nominal Rp 200 M
Tenor 3 tahun
Kupon 10.25 % per tahun
2. MTN VII
Nominal Rp 600 M
Tenor 3 tahun
Kupon 10.25 % per tahun
4.3. Perhitungan Durasi MTN

MTN VI

Analisis :
Dengan asumsi pembayaran setiap tahun, maka Medium terms notes PT
INKP yang ke VI pada seri A memiliki durasi aliran kas 1.91 tahun, sedangkan
MTN VI Seri B memiliki durasi aliran kas 2.73 tahun.
Artinya penerbitan MTN VII dengan kumulatif tenor 5 tahun meskipun
dibagi menjadi 2 seri dengan nominal dan kupon yang di proporsikan, durasi MTN
PT INKP menunjukkan kurang dari waktu jatuh tempo MTN yaitu sebesar 4.64
tahun. Artinya investor akan lebih menyukai jika durasi obligasi/surat utang yang
diterbitkan lebih sedikit daripada tenor atau jatuh tempo MNT. Karena dengan
durasi yang lebih sedikit daripada jatuh tempo memiliki kemungkinan return yang
tinggi dan risiko yang semakin kecil.
MTN VII
Analisis :

Penerbitan MTN kedua PT INKP dituliskan pada MTN VII dengan nominal 600M,
tenor 3 tahun, dan kupon 10.25 %. Dengan asumsi dibayar per tahun hasil
perhitungan durasi MTN VII selama 2.73 tahun. Artinya MTN VII mempunyai
durasi aliran kas yang lebih pendek daripada waktu jatuh tempo. Maka dapat
disimpulkan MTN PT INKP memiliki kemungkinan lebih disukai investor karena
tingkat periode durasi yang rendah karena memiliki kemungkinan return yang
tinggi dan risiko yang semakin kecil.
BAB V

RISIKO PASAR

5.1. Kasus di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk

Diketahui : Jumlah tingkat keuntungan PT. Indah Kiat Pulp and Paper di
tahun 2018 = 45 %

N (bulan) = 12 bulan

E(R) = ∑Ri / N
= 45% / 12
= 3.75%
𝜎𝑅2 = ∑(Ri – E(R))2 / (N – 1)
= (45% – 3.75%)2 / (12-1)
= 0.171667 / 11
= 0.015606
𝜎𝑅 = √0.015606
=1%
5.2. VAR Metode Historis ( Back Simulation)

Dibawah ini merupakan contoh dari perhitungan return saham Indah


Kiat Pulp&Paper untuk 20 hari terakhir (data historis diperoleh dari sumber:
https://finance.yahoo.com/quote/INKP.JK/history?p=INKP.JK)
a. Dari hasil perhitungan return saham diatas mengindikasikan bahwa pada tabel
return (2) memunculkan kemungkinan risiko mengalami kerugian yaitu sebesar
-0,0508 pada hari ke-5.
5% x 20 = 1 dengan var 95% harian dengan portofolio 1.000.000.000 ,
Maka probabilitas kerugian PT INKP
 -0,0508 x 1.000.000.000 = -50.800.000

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada kemungkinan INKP akan
mengalami kerugian sebesar Rp.50.800.000.

b. Kami melakukan perhitungan dari partner investasi PT INKP yaitu DSSA


berikut perhitungannya:
 -0,03328 X 1.000.000.000 = -33.280.000

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada kemungkinan saham Dian
Swastika Sentosa (DSSA) akan mengalami kerugian sebesar Rp.33.280.000

5.3. Var Metode Modelling (Analytical)

Berikut merupakan VAR metode modelling pada PT Indah Kiat Pulp and Paper

1. PT Indah Kiat Pulp and Paper


Diketahui:
PT INKP akan berinvestasi sebesar 75% dari total asset yang dimiliki. 75 %
x 7,634,236 = 5,725,677
E(R) = 0.00979 %
SD = 0.03465%
Dengan demikian VAR 95% return harian bisa dihitung melalui
batas bawah dimana wilayah sebesar 5% dari ujung paling kiri akan diperoleh
sebagai berikut:
a. VAR = 0.00979 % - (1,75 x 0.03465%) = -0.05084
b. VAR = 0.00979 % + (1,75 x 0.03465%) = 0.07042
2. PT Dian Swastika Sentosa
Diketahui:
PT DSS akan berinvestasi sebesar 55% dari total asset yang dimiliki. 55 % x
2,737,228 = 136,861.4
E(R) = 0.001876 %
SD = 0.017485 %
Dengan demikian VAR 95% return harian bisa dihitung melalui
batas bawah dimana wilayah sebesar 5% dari ujung paling kiri akan diperoleh
sebagai berikut:
a. VAR = 0.001876 %- (1,55 x 0.017485 %)= -0.0252
b. VAR = 0.001876 %+(1,55 x 0.017485 %)= 0.0289

Berikut ini perhitungan VAR untuk portofolio PT Indah Kiat Pulp and Paper:
Jenis Investasi Aset Tetap (A) Utang Obligasi (B)

Return yang diharapkan 0.00979 % 0.001876 %

Standar deviasi 0.03465% 0.017485 %

Nilai investasi 5,725,677 136,861.4

95% Value At Risk 286,283.85 6843.07

Korelasi A dengan B 0,55


a. Nilai portofolio total = 5,725,677 + 136,861.4

= 5,862,538.4

b. Return Portofolio = XA E(RA) x XB E(RB)


= (5,725,677/5,862,538.4) x 0.00979 +
(136,861.4/5,862,538.4) x 0.001876
= 0.00956 + 0.00004
= 0.0096
= 0.96%
c. VAR 95% untuk portofolio :
 -0,025401 x 2.000.000.000 = -50.802.000
 VAR portofolio = {(50.800.000^2) + (33.280.000^2) + (2 x (0,093540426)
x 50.800.000 x 33.280.000)}1/2
= 63.280.974,85
= -63.280.974,85

VAR 95% harian untuk portofolio tersebut adalah 63.280.974,85 angka


tersebut berbeda dengan var yang dihitung secara langsung yakni sebesar
50.802.000.

VAR portofolio lebih rendah (63.280.974,85) dari penjumlah var masing-


masing aset 84.080.000 dari (50.800.000 + 33.280.000). Nilai yang lebih rendah
menunjukkan efek diversifikasi.

Maka dapat diketahui besok ada kemungkinan sebesar 5% PT INKP


mengalami kerugian sebesar 63.280.974.85
BAB VI
RISIKO KREDIT

6.1. Kasus Risiko Kredit

Karena tidak menemukan contoh kasus yang menyatakan bahwa INKP akan
berinvestasi diperusahaan apa, maka kami menganalisis jika perusahaan lain akan
berinvestasi di PT INDAH KIAT PULP AND PAPER dengan contoh kasus sbb:

PENERBITAN OBLIGASI/SURAT UTANG PERUSAHAAN


Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten kertas milik Grup Sinarmas gencar
menertbitkan surat utang jangka menengah atau medium term
notes (MTN) sepanjang tahun ini. Dana dari penerbitan MTN tersebut
digunakan perseroan untuk pengembangan bisnis sekaligus refinancing.
Berdasarkan catatan Bisnis, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) telah
menerbitkan MTN sebanyak sepuluh kali selama 2018. Beberapa MTN yang
diterbitkan antara lainMTN Indah Kiat Pulp & Paper III Tahun
2018 dan MTN Indah Kiat Pulp & Paper XI Tahun 2018.
Adapun, pada akhir 2017, perseroan mulai menerbitkan MTN Indah Kiat
Pulp & Paper I Tahun 2017 dan MTN Indah Kiat Pulp & Paper II Tahun 2017.
Dari total 12 kali penerbitan MTN tersebut, perseroan mengantongi dana
sebesar Rp7,46 triliun dan US$40 juta.
Selain itu, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) melalui anak
usahanya PT Oki Pulp & Paper juga telah menerbitkan dua MTN melalui
MTN Oki Pulp & Paper Mills I Tahun 2018 dan MTN Oki Pulp & Paper Mills
II Tahun 2018.
Masing-masing MTN tersebut akan jatuh tempo pada 2020 dan 2021. Dari
penerbitan kedua surat utang jangka menengah tersebut, perseroan yang
menaungi pabrik terbaru milik Tjiwi Kimia tersebut mengantongi dana Rp1,5
triliun.
Direktur Indah Kiat Pulp and Paper yang juga merupakan Direktur Utama
Tjiwi Kimia Suhendra Wiriadinata menyampaikan bahwa sepanjang tahun ini
perseroan mencatatkan kinerja yang cemerlang sehingga mampu menggalang
dana dari pasar modal.
“Kami menerbitkan MTN untuk investasi. Kinerja sedang bagus sehingga
kami bisa galang dana dari pasar modal. Dari hasil operasional, kami gunakan
untuk modal kerja. Kami tidak ingin ganggu rencana ekspansi [sehingga
menggunakan dana khusus dari MTN untuk ekspansi],” ungkap Suhendra
belum lama ini.
Pada tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal sebesar US$618 juta
atau sekitar Rp9 triliun yang akan digunakan untuk pengembangan produk
tisu, maintenance, dan pembangunan pabrik industrial paper.
Pabrik kertas industri tersebut akan dibangun di Karawang dengan kapasitas
per tahun sebesar 750.000 ton dan ditargetkan dapat selesai pada kuartal
kedua 2020. Perseroan masuk pada bisnis industrial paper untuk menangkap
pertumbuhan permintaan yang diprediksi mencapai 3% selama 2016—2020.
Sementara itu, untuk pembangunan fisiknya, Sinarmas menggelontorkan
investasi hingga Rp40 triliun untuk membangun pabrik kertas di OKI. Pabrik
yang pembangunannya direncanakan sejak 2015 lalu tersebut telah beroperasi
pada kuartal I/2018 sebesar 550.000 ton bubur kertas.
Mulai Juli 2018, perseroan juga telah mengoperasikan pabrik tisu di OKI.
Pada tahun ini, Tjiwi Kimia juga akan melakukan konversi mesin di mana
emiten dengan sandi TKIM tersebut akan menggeser produksi kertas putih
pada tiga mesin menjadi kertas coklat.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Wilbert menyampaikan TKIM
akan tumbuh signifikan pada tahun ini, yang disokong oleh kenaikan harga
pulp, sekaligus kontribusi dari pabrik baru yang berada di Ogan Komeng Ilir.
Ditambah lagi, TKIM sedang melakukan konversi mesin untuk memproduksi
kertas coklat sehingga laba bersih perseroan berpotensi meningkat pada
tahun-tahun mendatang.
“Investasi besar perseroan pada pabrik di OKI akan membawa dampak
positif. Pabrik itu merupakan pabrik pulp paling efisien di dunia. Dengan
lompatan kontribusi dari pabrik OKI kami memprediksi kontribusinya pada
TKIM akan mencapai US$300 juta pada tahun ini, dari hanya US$50 juta
pada tahun lalu,” ungkap Wilbert.
Dia memprediksi saham TKIM pad akhir tahun ini dapat mencapai Rp23.250.
pada penutupan perdagangan Kamis (16/8), saham TKIM tercatat melemah
4,11% atau 575 poin ke level Rp13.400.
Sementara itu, Gregorius Gry, Analis Bahana Sekuritas pun masih
merekomendasikan saham INKP dengan target harga mencapai Rp24.150
pada akhir tahun ini. “Kinerja kuartal II/2018 INKP di atas ekspektasi
consensus, terkerek terutama dari kenaikan margin yang mencapai 39%,”
ungkap Gregorius.
Sebagai catatan, margin perseroan konsisten meningkat yaitu sebesar 27%
pada kuartal II/2017 dan 36% pada kuartal I/2018. Pada perdagangan Kamis
(16/8), saham INKP tercatat melemah 1,54% atau 275 poin ke level
Rp17.600.
6.2. Penilaian Risiko Dua Emiten Grup Sinarmas :
A. PT INKP

1. Model Diskriminan

Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

Dimana :

X1 = rasio modal kerja / total asset = 3.217.647/ 7.634.236 = 0.42

X2 = rasio laba yang ditahan / total asset = 374.062 / 7.634.236 = 0.05

X3 = rasio laba sebelum bunga dan pajak / total asset = 602.687 7.634.236 = 0.07

X4 = rasio nilai pasar saham / nilai buku saham = 2

X5 = rasio penjualan / total asset = 3.127.928 / 7.634.236 = 0.40

Jadi nilai Z PT INKP


Z = 1,2 (0.42) + 1,4 (0.05) + 3,3 (0.07)+ 0,6 (2) + 1,0 (0.40)
= 2.405
Jika batas tidak bangkrut adalah 2.99 maka INKP risiko bangkrutnya kecil
karena nilaiya lebih dari 2.99.

2. Model Probabilitas Linier

Z = 0,2 + 1,3 X1 + 0,5 X2


Dimana,

X1 = Rasio modal kerja/total asset = 3.217.647/ 7.634.236 = 0.42

X2 = Rasio laba sebelum bunga dan pajak/total asset = 602.687 / 7.634.236 = 0.07

Maka Z PT INKP (Probabilitas tidak gagal bayar) :


Z = 0,2 + 1,3 ( 0.42)+ 0,5 (0.07)
= 0.781
Menunjukkan bahwa risiko gagal bayar jika berinvestasi di INKP adalah kecil.

3. Model Probabilitas Logit

Y = {exp (+1 X1 +2 X2)}/{1 + exp (+1 X1 +2 X2)}

Y = 0,2 + 1,3 X1 + 0,5 X2


Dimana,

X1 = rasio modal kerja / total asset= 3.217.647/ 7.634.236 = 0.42

X2 = rasio laba sebelum bunga dan pajak / total asset = 602.687 / 7.634.236= 0.07

Maka,

Pobabilitas tidak gagal bayar :

Y = exp {0,2 + 1,3 (0,42) + 0,5(0,07)} / {1+exp {0,2 + 1,3(0,42) + 0,5(0,07)}} =


0.4385

B. PT TKIM

1. Model Diskriminan

Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

Dimana :

X1 = rasio modal kerja / total asset = 996.740/ 2.580.875 = 0,38

X2 = rasio laba yang ditahan / total asset = 280,350 / 2.580.875 = 0,108

X3 = rasio laba sebelum bunga dan pajak / total asset = 26.080 / 2.580.875 = 0.10

X4 = rasio nilai pasar saham / nilai buku saham = 1,60

X5 = rasio penjualan / total asset = 1.011.715 / 2.580.875 = 0.39

Jadi nilai Z PT TKIM


Z = 1,2 (0.38) + 1,4 (0.108) + 3,3 (0.10)+ 0,6 (1.60) + 1,0 (0.39)
= 2.2872
Jika batas tidak bangkrut adalah 2.99 maka INKP risiko bangkrutnya besar
karena nilaiya kurang dari 2.99.

2. Model Probabilitas Linier

Z = 0,2 + 1,3 X1 + 0,5 X2


Dimana,

X1 = rasio modal kerja / total asset = 996.740/ 2.580.875 = 0,38

X2 = rasio laba sebelum bunga dan pajak / total asset = 26.080 / 2.580.875 = 0.10
Maka Z PT INKP (Probabilitas tidak gagal bayar) :

Z = 0,2 + 1,3 ( 0.38)+ 0,5 (0.10)


= 0.744
Menunjukkan bahwa risiko gagal bayar jika berinvestasi di INKP adalah kecil.

3. Model Probabilitas Logit

Y = {exp (+1 X1 +2 X2)}/{1 + exp (+1 X1 +2 X2)}

Y = 0,2 + 1,3 X1 + 0,5 X2


Dimana,

X1 = rasio modal kerja / total asset = 996.740/ 2.580.875 = 0,38

X2 = rasio laba sebelum bunga dan pajak / total asset = 26.080 / 2.580.875 = 0.10

Maka,

Pobabilitas tidak gagal bayar :

Y = exp {0,2 + 1,3 (0,38) + 0,5(0,10)} / {1+exp {0,2 + 1,3(0,38) + 0,5(0,10)}} =


0.4266

MODEL PT INKP PT TKIM

Diskriminan (Risiko 9.181 2.2872


Bangkrut)

Probabilitas Linier 0.781 0.744


(Probabilitas tidak
gagal bayar)

Probabilitas Logit 0.4385 0.4266


(Probabilitas tidak
gagal bayar)
RAROC

Berdasarkan laporan keuangan tahunan PT Indah Kiat tercatat pendapatan yang


berasal dari pinjaman sebesar 4.416.589 dan total modal yang berisiko sebesar
50.000.000.

Pendapatan dari Pijaman per Tahun


𝑅𝐴𝑅𝑂𝐶 =
Modal yang Berisiko (Capital At Risk)

4.416.589
= 50.000.000

= 8,8%

Mortality rate Indonesia

• Rating MTN Indah Kiat Pulp and Paper adalah di AA

4.73 10.64
10.64

Dari table diatas dapat dilihat bahwa proporsi MTN mengalami default dari tahun
ke tahun tetap sebesar 0.85%.

Anda mungkin juga menyukai