Proposal DDST Kelompok 3 PDF
Proposal DDST Kelompok 3 PDF
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul “Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dengan
DDST II dan SDIDTK di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta 2019”.
Penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS selaku Ka Prodi Ners STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta dan Dosen mata kuliah Keperawatan Anak.
2. Ibu Ignasia Yunitasari, S. Kep., Ns., M. Kep. selaku Pembimbing Akademik
yang telah membimbing dan memberikan arahan.
Penyusun sangat menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak sehingga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi referensi
bagi yang membutuhkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. DDST II........................................................................................................ 3
B. SDIDTK ....................................................................................................... 18
BAB III PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK
A. Persiapan ...................................................................................................... 24
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan .................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 28
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh kembang adalah dua hal yang berbeda sifatnya, tetapi saling
berkaitan dan sulit untuk dipisahkan. Pertumbuhan merupakan perubahan
secara fisiologis dari hasil proses kematangan fungsi–fungsi jasmani sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai proses berubahnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun–temurun
dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan (Baharuddin, 2014).
Perkembangan (development) adalah suatu proses tahapan pertumbuhan ke
arah yang lebih maju. Perkembangan melibatkan proses perubahan kualitatif
yang mengacu pada mutu fungsi – fungsi organ jasmaniah dan perkembangan
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ–
organ fisik (Baharuddin, 2014).
Penilaian tumbuh kembang pada anak perlu untuk dilakukan untuk
menentukan apakah perkembangan anak berjalan normal atau tidak. Penilaian
tumbuh kembang dapat menggunakan metode Denver Development
Screening Test II (DDST II) dan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK).
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin secara dini dan terus menerus pada
setiap kesempatan. Stimulasi perkembangan anak dilakukan oleh ibu, ayah,
pengasuh anak, keluarga lain, dan kelompok masyarakat dilingkungan
sekitarnya. Selain itu, kadang secara otomasis anak juga terstimulasi oleh
teman bermainnya ketika dalam permainan yang atur oleh sistem permainan
dan interaksi yang bermanfaat juga untuk proses tumbuh kembangnya.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang
bahkan gangguan yang bersifat menetap. Kemampuan dasar anak yang
dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar,
kemampuan gerak halus, kemampuan bahasa dan bicara, serta kemampuan
sosialisasi dan kemandirian (Sulistyawati, 2015).
1
2
B. Tujuan
A. DDST II
1. Pengertian
DDST II adalah revisi utama standarisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver
Developmental Screening Test (DDST-R). Nama Denver diambil dari
University Of Colorado Medical Center di Denver, dimana uji skrining
ini dibuat. Dalam DDST II ini terdapat 125 item dan waktu yang
dibutuhkan antara 15-20 menit (Adriana, 2011). Denver II ini
merupakan metode pemantauan perkembangan anak yang sudah
banyak diterapkan di Indonesia. Metode yang sudah cukup lama ini
memiliki validitas yang tinggi, sehingga dapat dijadikan metode yang
berkualitas untuk pemantauan perkembangan anak, khususnya anak
usia 0-6 tahun. Denver II ini terdiri dari 125 item tugas perkembangan
yang sesuai dengan usia anak mulai dari 0-6 tahun yang terdiri dari
empat sektor yaitu sektor personal sosial, sektor motorik halus-adaptif,
sektor bahasa, sektor motorik kasar. Skrining ini dibuat di University
Of Colorado Medical Center. Tes ini dikembangkan oleh William K.
Frankenburg dan J.B Dodds tahun 1967 (Nugroho, 2009).
2. Tujuan
Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut :
a. Mendeteksi dini perkembangan anak
b. Menilai dan memantau perkembangan anak sesuai usia (0-6 tahun)
c. Salah satu antisipasi bagi orang tua
d. Identifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan
e. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak.
f. Menilai tingkat perkembangan anak yang sehat.
g. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan
3
4
c. Bahasa (language)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan.Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, apakah itu
lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah,
pantomim, atau seni.Bicara adalah bahasa lisan yang merupakan
bentuk paling efektif dalam komunikasi, juga paling penting dan
banyak digunakan.Sektor bahasa mencakup 29 item tes.
Gambar 3. Item dengan Laporan (L) dari Pengasuh dan tanda tanda
kecil untuk pemeriksaan di bagian belakang lembar DDST II
15
f. Beberapa item pada usia bayi, semua presentil (25%, 50%, 75%,
90%) tidak tercantum. Biasanya item tersebut akan dapat dilewati
semua anak diusia tersebut, walaupun pada anak yang disertai kondisi
khusus sehingga hal ini merupakan kelemahannya (kondisi paresis).
P
16
b. NORMAL
1) Apabila anak gagal/menolak tugas pada item di sebelah kanan
garis umur.
O
c. CAUTION
Apabila anak gagal atau menolak tugas pada item ketika garis umur
berada di antara 75-90% (warna hitam).
d. DELAY
Apabila anak gagal atau menolak tugas pada item yang berada di
sebelah kiri garis umur
O
M
17
e. NO OPPORTUNITY
1) Anak mengalami hambatan.
2) Anak tidak ada kesempatan untuk melakukan uji coba-
hambatan.
3) Orang tua melaporkan anak mengalami hambatan.
NO
M
B. SDIDTK
1. Pengertian SDIDTK
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak
umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Stimulasi ini dapat dilakukan oleh ayah, ibu, pengganti orang tua
(pengasuh), anggota keluarga lain, atau jika anak telah masuk PAUD
maka menjadi tanggung jawab lembaga untuk membantu
pendeteksiannya (Depkes RI, 2015).
Deteksi adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah. Intervensi adalah suatu tindakan tertentu pada anak yang
mempunyai perkembangan dan kemampuan menyimpang karena tidak
sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada
salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik anak dari waktu ke
waktu. Dilihat dari tinggi badan, barta badan, dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh anak. Meliputi
sensori (dengar, lihat, raba, rasa, cium), motorik (gerakan kasar, halus),
kognitif (pengetahuan, kecerdasan), komunikasi/berbahasa, emosi-
sosial, serta kemandirian.
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi, dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembng pada masa lima tahun
pertama kehidupan. Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga, masyarakat dengan tenaga profesional (kesehatan,
pendidikan, dan sosial).
19
2. Jadwal SDIDTK
Jadwal atau waktu pendekteksian anak adalah sebagai berikut :
a. Anak umur 0-1 tahun = 1 bulan sekali
b. Anak umur > 1-3 tahun = 3 bulan sekali
c. Anak umur > 3-6 tahun = 6 bulan sekali
A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Cangkir plastik tempat kubus
b. 8 buah kubus ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm, warna merah, hijau,
biru, kuning, ungu, pink, hitam, dan putih.
c. Bola
d. Formulir tes DDST II
e. Penggaris panjang
f. Bolpoint
2. Persiapan lingkungan
Pelaksanaan tes dilakukan diruang praktik laboratorium yang luas untuk
memudahkan pelaksanaan tes.
3. Persiapan hari/tanggal/jam
4. Pelaksanaan tes dilakukan pada hari Jumat, 18 Januari 2019 pukul 09.00
WIB.
5. Petunjuk Umum
Denver II dapat digunakan untuk menskrining anak secara berulang dari
lahir sampai 6 tahun. Penggunaanya dapat dengan formulir tes yang sama
lebih dari satu kali pengetesan. Disarankan ketika membuat garis umur
dengan tanggal periksa sampai item interpretasi dengan warna tinta yang
berbeda. Pemeriksaan sebaiknyan melihat kembali petunjuk pelaksanaa
tes secara rutin untuk mengurangi penyimpanan.
24
25
B. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Siapkan ruangan.
2. Siapkan material tes (alat dan bahan) serta lembar formulir DDST.
3. Bangun hubungan baik dengan anak dan pengasuh.
4. Sapa orang tua dan anak serta kontrak waktu pelaksanaan tes.
5. Jelaskan tujuan DDST II kepada pengasuh atau orang tua.
Tujuan DDST II untuk menentukanstatus perkembangan anak pada saat
ini dan bukan merupakan test IQ atau kecerdasan.Anak tidak diharapkan
berhasil/lulus dari seluruh pelaksanaan item tes.
6. Hitung umur anak dan membuat garis umur pada formulir DDST II
a. Catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal test.
b. Menggambarkan garis umur.
7. Urutan penyajian tes
a. Mulai dari item pada sektor personal sosial, motorik halus, bahasa,
dan motorik kasar.
b. Tugas yang paling mudah disampaikan pertama kali. Beri pujian
setiap anak selesai melakukan tindakan.
c. Item yang menggunakan material sama disajikan dengan
berkelanjutan.
d. Tes dimulai dengan item yang dapat diselesaikan dengan baik kearah
kiri dari garis umur dan dilanjtkan kekanan.
e. Jumlah item yang diberikan kepada anak pada masing-masing sektor
dites 3 item yaitu item yang paling dekat disebelah kiri garis umur,
setiap item yang berpotongan garis umur, dan 3 item yang berada
disebelah kanan garis umur.
8. Skoring penilaian item DDST II.
a. Lulus (L) atau Pass (P) jika anak dapat melakukan test dengan baik
atau pengasuh memberi laporan (dapat dipercaya) bahwa anak dapat
melakukannya.
26
b. Gagal (G) atau Fail (F) jika anak tidak dapat melakukan test dengan
baik atau pengasuh memberi laporan anak tidak melakukan dengan
baik.
c. Tidak ada kesempatan atau No Opportunity (NO) jika anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan.
Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode “L” orang
tua/pengasuh.
d. Refusal (R) jika anak menolak untuk dilakukan test perkembangan.
9. Hasil penilaian item DDST II
a. Penilaian item “Lebih” atau Advance
Bila anak lulus pada item tes yang terletak di kanan garis umur,
dinyatakan perkembangan anak lebih pada tes tersebut. Karena anak
“lulus” pada tes dimana kebanyakan anak tidak lulus sampai umur
anak tersebut lebih tua. Bagian ini tidak perlu diperhatikan untuk
tujuan interpretasi keseluruhan tes.
b. Penilaian item “Normal”
Item individual yang gagal atau ditolak, tidak perlu menunjukkan
satu keterlambatan dalam perkembangan. Bila anak gagal/menolak
melakukan test disebelah kiri garis umur maka anak Normal karena
hanya sebagian kecil (25-50% ) anak dapat melakukan test ini.
c. Penilaian item “Peringatan” atau “Caution”
Bila anak gagal/menolak melakukan test item dimana garis umur
terletak pada 75-90% maka anak mendapat nilai Caution. Hal ini
menunjukkan lebih dari 75% anak-anak pada sampel standar dapat
“lewat” pada umur lebih muda dibanding usia anak yang sedang
dites.
d. Penilaian “Keterlambatan” atau “Delayed”
Item individual yang terlambat perlu diperhatikan saat
menginterpretasikan tes. Item dinilai “terlambat” bila anak gagal atau
menolak melakukan item test yang terletak pada kiri garis umur.
27
Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Rahardjo & Marmi.(2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rivanica Rhipiduri & Oxyandi Miming. (2016). Buku Ajar Deteksi Dini Tumbuh
Kembang dan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
28
24