Anda di halaman 1dari 33

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

DENGAN DDST II DAN SDIDTK DI STIKES BETHESDA


YAKKUM YOGYAKARTA
TAHUN 2019

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

GRACE HARDRIANA K. (1804041)


I GUSTI AYU MAYORA M (1804043)
MASCOT DWI SAPUTRA (1804055)
RATRI PAWESTRININGRUM (1804065)
RIZANI RAMBU PADU JABU (1804067)
YOHANES KRISDIYANTO (1804077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
DENGAN DDST II DAN SDIDTK DI STIKES BETHESDA
YAKKUM YOGYAKARTA
TAHUN 2019

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

GRACE HARDRIANA K. (1804041)


I GUSTI AYU MAYORA M (1804043)
MASCOT DWI SAPUTRA (1804055)
RATRI PAWESTRININGRUM (1804065)
RIZANI RAMBU PADU JABU (1804067)
YOHANES KRISDIYANTO (1804077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul “Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dengan
DDST II dan SDIDTK di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta 2019”.
Penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS selaku Ka Prodi Ners STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta dan Dosen mata kuliah Keperawatan Anak.
2. Ibu Ignasia Yunitasari, S. Kep., Ns., M. Kep. selaku Pembimbing Akademik
yang telah membimbing dan memberikan arahan.

Penyusun sangat menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak sehingga laporan ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi referensi
bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, 25 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. DDST II........................................................................................................ 3
B. SDIDTK ....................................................................................................... 18
BAB III PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK
A. Persiapan ...................................................................................................... 24
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan .................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 28
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuh kembang adalah dua hal yang berbeda sifatnya, tetapi saling
berkaitan dan sulit untuk dipisahkan. Pertumbuhan merupakan perubahan
secara fisiologis dari hasil proses kematangan fungsi–fungsi jasmani sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai proses berubahnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun–temurun
dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan (Baharuddin, 2014).
Perkembangan (development) adalah suatu proses tahapan pertumbuhan ke
arah yang lebih maju. Perkembangan melibatkan proses perubahan kualitatif
yang mengacu pada mutu fungsi – fungsi organ jasmaniah dan perkembangan
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ–
organ fisik (Baharuddin, 2014).
Penilaian tumbuh kembang pada anak perlu untuk dilakukan untuk
menentukan apakah perkembangan anak berjalan normal atau tidak. Penilaian
tumbuh kembang dapat menggunakan metode Denver Development
Screening Test II (DDST II) dan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK).
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin secara dini dan terus menerus pada
setiap kesempatan. Stimulasi perkembangan anak dilakukan oleh ibu, ayah,
pengasuh anak, keluarga lain, dan kelompok masyarakat dilingkungan
sekitarnya. Selain itu, kadang secara otomasis anak juga terstimulasi oleh
teman bermainnya ketika dalam permainan yang atur oleh sistem permainan
dan interaksi yang bermanfaat juga untuk proses tumbuh kembangnya.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang
bahkan gangguan yang bersifat menetap. Kemampuan dasar anak yang
dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar,
kemampuan gerak halus, kemampuan bahasa dan bicara, serta kemampuan
sosialisasi dan kemandirian (Sulistyawati, 2015).

1
2

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui tingkat perkembangan anak sesuai


dengan usianya.
2. Mahasiswa mampu memantau tumbuh kembang anak menggunakan
Denver Development Screening Test II (DDST) II.
3. Mahasiswa mampu melakukan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK).

C. Metode Pengumpulan Data


1. Lembar DDST II yang sudah dirangkum dalam tabel
2. Laporan dari orang tua atau pengasuh
3. Pengamatan langsung pada anak
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DDST II
1. Pengertian
DDST II adalah revisi utama standarisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver
Developmental Screening Test (DDST-R). Nama Denver diambil dari
University Of Colorado Medical Center di Denver, dimana uji skrining
ini dibuat. Dalam DDST II ini terdapat 125 item dan waktu yang
dibutuhkan antara 15-20 menit (Adriana, 2011). Denver II ini
merupakan metode pemantauan perkembangan anak yang sudah
banyak diterapkan di Indonesia. Metode yang sudah cukup lama ini
memiliki validitas yang tinggi, sehingga dapat dijadikan metode yang
berkualitas untuk pemantauan perkembangan anak, khususnya anak
usia 0-6 tahun. Denver II ini terdiri dari 125 item tugas perkembangan
yang sesuai dengan usia anak mulai dari 0-6 tahun yang terdiri dari
empat sektor yaitu sektor personal sosial, sektor motorik halus-adaptif,
sektor bahasa, sektor motorik kasar. Skrining ini dibuat di University
Of Colorado Medical Center. Tes ini dikembangkan oleh William K.
Frankenburg dan J.B Dodds tahun 1967 (Nugroho, 2009).

2. Tujuan
Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut :
a. Mendeteksi dini perkembangan anak
b. Menilai dan memantau perkembangan anak sesuai usia (0-6 tahun)
c. Salah satu antisipasi bagi orang tua
d. Identifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan
e. Mengajarkan perilaku yang tepat sesuai usia anak.
f. Menilai tingkat perkembangan anak yang sehat.
g. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan

3
4

gejala adanya kelainan perkembangan.


h. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan.
i. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan.

3. Cara pemeriksaan DDST


Pemeriksaan DDST dapat dilakukan dengan cara:
a. Dilakukan secara berkelanjutan
b. Didampingi ibu atau pengasuh
c. Anak ddan ibu dalam keadaan santai
d. Satu formulir digunakan beberapa kali pada satu klien
e. Bayi diatas tempat tidur ( Rivanica, 2016)

4. Prinsip pemeriksaan DDST


Menurut Rivanica (2016), prinsip pemeriksaan DDST sebagai berikut:
a. Bertahap dan berkelanjutan
b. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak
c. Alat bantu stimulasi yang sederhana
d. Perhatian gerak spontan anak
e. Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan dan tidak menghukum
f. Berikan pujian bila dapat melakukan
g. Sebelum uji coba semua alat diletakkan diatas meja
h. Pada saat tes hanya satu alat saja

5. Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur


Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Rusmil, 2006).
Perkembangan anak sesuai tingkat umur menurut Kementrian
Kesehatan RI(2013) yaitu:
a. Umur 0-3 bulan
1) Mengangkat kepala setinggi 45O.
5

2) Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.


3) Melihat dan menatap wajah anda.
4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
5) Suka tertawa keras.
6) Bereaksi terkejut terhadap suara keras.
7) Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
8) Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,
kontak.

b. Umur 3-6 bulan


1) Berbalik dari telungkup ke telentang.
2) Mengangkat kepala setinggi 90O.
3) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
4) Menggenggam pensil.
5) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
6) Memegang tangannya sendiri.
7) Berusaha memperluas pandangan.
8) Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
9) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
10) Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat
bermain sendiri.

c. Umur 6-9 bulan


1) Duduk (sikap tripoid sendiri).
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat
badan.
3) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
5) Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda
pada saat yang bersamaan.
6) Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
6

7) Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.


8) Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
9) Bermain tepuk tangan/ciluk ba.
10) Bergembira dengan melempar benda.
11) Makan kue sendiri.

d. Umur 9-12 bulan


1) Mengangkat badannya ke posisi berdiri.
2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
3) Dapat berjalan dengan dituntun.
4) Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang
diinginkan.
5) Menggenggam erat pensil.
6) Memasukkan benda ke mulut.
7) Mengulang menirukan bunyi yang didengar.
8) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
9) Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa
saja.
10) Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
11) Senang diajak bermain ciluk ba.
12) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum
dikenal.

e. Umur 12-18 bulan


1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
2) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.
3) Berjalan mundur 5 langkah.
4) Memanggil ayah dengan kata “papa” dan memanggil ibu
dengan kata “mama”.
5) Menumpuk 2 kubus.
6) Memasukkan kubus ke kotak.
7

7) Menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merenge,


anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau
menarik tangan ibu.
8) Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing.

f. Umur 18-24 bulan


1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.
2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
3) Bertepuk tangan, melambai-lambai.
4) Menumpuk 4 buah kubus.
5) Memungut benda kecil dangan ibu jari dan jari telunjuk.
6) Menggelinding bola kearah sasaran.
7) Menyebut 3-6 kata yang mempuyai arti.
8) Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
9) Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri.

g. Umur 24-36 bulan


1) Jalan naik tangga sendiri.
2) Dapat bermain dan menendang bola kecil.
3) Mencoret-coret pensil pada kertas.
4) Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
5) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika
diminta.
6) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2
benda atau lebih.
7) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
mengangkat piring jika diminta.
8) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
9) Melepas pakaiannya sendiri.
8

h. Umur 36-48 bulan


1) Berdiri 1 kaki 2 detik.
2) Melompat kedua kaki diangkat.
3) Mengayuh sepeda roda tiga.
4) Menggambar garis lurus.
5) Menumpuk 8 buah kubus.
6) Mengenal 2-4 warna.
7) Menyebut nama, umur, tempat.
8) Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.
9) Mendengarkan cerita.
10) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
11) Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.
12) Mengenakan sepatu sendiri.
13) Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.

i. Umur 48-60 bulan


1) Berdiri 1 kaki 6 detik.
2) Melompat-lompat 1 kaki.
3) Menari.
4) Menggambar tanda silang.
5) Menggambar lingkaran.
6) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
7) Mengancing baju atau pakaian boneka.
8) Menyebut nama lengkap tanpa dibantu.
9) Senang menyebut kata-kata baru.
10) Senang bertanya tentang sesuatu.
11) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
12) Bicaranya mudanh dimengerti.
13) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan
bentuknya.
14) Menyebut nama-nama hari.
9

15) Menyebut angka, menghitung jari.


16) Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
17) Menggosok gigi tanpa dibantu.
18) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

j. Umur 60-72 bulan


1) Berjalan lurus.
2) Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
3) Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap.
4) Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
5) Menggambar segi empat.
6) Mengerti arti lawan kata.
7) Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau
lebih.
8) Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya.
9) Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10.
10) Mengenal warna-warni.
11) Mengungkapkan simpati.
12) Mengikuti aturan permainan.
13) Berpakaian sendiri tanpa dibantu.

6. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau


Menurut Adriana (2011) Denver II terdiri dari 4 sektor yang
didalamnya terdapat 125 item yaitu:
a. Kepribadian/tingkah laku sosial (personal social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri (makan
sendiri, membereskan mainan setelah selesai bermain),
bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan
jumlah 25 item tes.
10

b. Gerakan motorik halus (fine motor adaptive)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu serta melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat (menggambar,
menulis, mencoret, melempar, menangkap bola, meronce manik-
manik, memegang suatu benda). Sektor motorik halus mencakup
29 item tes.

c. Bahasa (language)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan.Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, apakah itu
lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah,
pantomim, atau seni.Bicara adalah bahasa lisan yang merupakan
bentuk paling efektif dalam komunikasi, juga paling penting dan
banyak digunakan.Sektor bahasa mencakup 29 item tes.

d. Perkembangan motorik kasar (gross motor)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar
(merangkak, berdiri, berjalan, berlari, melompat, atau berenang).
Sektor motorik kasarberjumlah 32 item tes.

7. Material dan alat DDST II


Menurut Ismail, Itaresmi, Gamayanti, Sutomo, Susilawati, dan Wardani
(2012) material dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan test DDST
II adalah:
a. Gulungan benang wool warna merah (diameter 10 cm)
b. Kerincingan dengan gagang kecil
11

c. Boneka kecil dengan botol susu cangkir plasik kecil dengan


pegangan
d. 8 buah kubus ukuran 2,5cm x 2,5cm x 2,5cm, warna merah, hijau,
biru, dan kuning, masing-masing 2 buah
e. Botol bening kecil dengan tutup berdiameter ±1,5cm
f. Manik-manik atau kismis
g. Lonceng kecil bergagang
h. Bola tenis
i. Pensil merah
j. Kertas kosong
Tambahan:
a. Bila memungkinkan terdapat 1 buah meja dan 3 buah kursi ukuran
kecil untuk tempat mengetes.
b. Ruangan cukup luas untuk melakukan tes motorik kasar, ventilasi
baik dan beri kesan menyenangkan dan santai.
c. Meja khusus dengan kasur/selimut tempak periksa bayi kecil.

8. Formulir tes DDST II


Pada formulir test, item-itemnya disusun dalam emat sektor yaitu:
a. Sektor Personal-Sosial.
b. Sektor Adaptif-Motorik Halus.
c. Sektor Bahasa
d. Sektor Motorik Kasar.
12

Gambar 1. Formulir Tes Denver II bagian depan


13

Gambar 2. Formulir Tes Denver II bagian belakang


14

Penjelasan lembar DDST II yaitu:


a. Di garis atas dan bawah terdapat skala yang menggambarkan umur
anak dalam bulan dan tahun mulai 0-6 tahun. Tiap jarak antara 2 garis
kecil tegak menunjukkan jarak 1 bulan dari umur 0-24 bulan,
kemudian tiap jarak mewakili 3 bulan sampai anak berusia 6 tahun.
b. Pada setiap item yang berjumlah 125, digambarkan dalam bentuk
batangan yang ditempatkan dalam batas umur dimana 25%, 50%,
75%, 90% dari populasi anak lulus pada item tersebut.
c. Pada contoh diatas, item “berjalan baik” menunjukkan 25% populasi
anak yang dapat berjalan baik pada usia 11 bulan lebih, 50% pada
usia 12 1/3bulan. Di ujung kiri kotak item menunjukkan 75% populasi
anak normal yang sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 13 ½
bulan. Pada ujung kanan kotak daerah hitam menunjukkan 90%
populasi anak yang sudah dapat berjalan baik adalah pada anak yang
berumur kurang dari 15 bulan.
d. Beberapa item memiliki tanda kecil di sebelah kiri bawah kotak. Hal
ini menunjukkan sejumlah pelaksanaaan dapat dilihat pada bagian
belakang lembar formulir DDST II untuk mengingatkan pemeriksa
bagaimana melaksanakan dan atau menilai item tersebut.
e. Beberapa item dapat lulus dengan laporan dari pengasuh yang
ditandai dengan huruf L (Laporan). Hanya item dengan kode huruf L
saja yang boleh lulus dengan laporan. Walaupun sebaiknya sebisa
mungkin pemeriksa mengamati apa yang anak dapat lakukan.

L menunjukkan item dapat lulus


Dengan laporan pengasuh L
Angka menunjukkan pelaksanaan 1
di halaman belakang formulir

Gambar 3. Item dengan Laporan (L) dari Pengasuh dan tanda tanda
kecil untuk pemeriksaan di bagian belakang lembar DDST II
15

f. Beberapa item pada usia bayi, semua presentil (25%, 50%, 75%,
90%) tidak tercantum. Biasanya item tersebut akan dapat dilewati
semua anak diusia tersebut, walaupun pada anak yang disertai kondisi
khusus sehingga hal ini merupakan kelemahannya (kondisi paresis).

9. Skoring pada DDST II (Skoring per Item/Gugus Tugas)


a. PASS / LEWAT (V/P/L)
1) Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2) Ibu atau pengasuh memberi laporan (L) tepat atau dapat
dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik.
b. FAIL / GAGAL (F/G/O)
1) Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2) Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat
melakukan tugas dengan baik.
c. NO OPPORTUNITY (NO)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji
coba karena ada hambatan-kasus retardasi mental dan Down
syndrome.
d. REFUSE / MENOLAK (R/M)
Anak menolak untuk melakukan uji coba-faktor sesaat (lelah,
menangis, sakit, mengantuk, dan lain-lain). (Frankenburg W.R.,
1990; Pediatric, 2014).

10. Interpretasi Penilaian Tiap Item/Gugus Tugas


a. ADVANCED
Apabila anak dapat melaksanakan tugas pada item di sebelah kanan
garis umur.

P
16

b. NORMAL
1) Apabila anak gagal/menolak tugas pada item di sebelah kanan
garis umur.
O

2) Apabila anak lulus, gagal/menolak tugas ketika garis umur


berada di antara 25-75% (warna putih).

c. CAUTION
Apabila anak gagal atau menolak tugas pada item ketika garis umur
berada di antara 75-90% (warna hitam).

d. DELAY
Apabila anak gagal atau menolak tugas pada item yang berada di
sebelah kiri garis umur
O

M
17

e. NO OPPORTUNITY
1) Anak mengalami hambatan.
2) Anak tidak ada kesempatan untuk melakukan uji coba-
hambatan.
3) Orang tua melaporkan anak mengalami hambatan.

NO
M

(Frankenburg W.R., 1990; Pediatric, 2014).

11. Interpretasi Hasil Tes Denver


a. NORMAL
1) Bila tidak ada delay.
2) Paling banyak satu acution.
3) Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.
b. SUSPECT
1) Bila di dapatkan dua atau lebih caution atau bila di dapatkan satu
atau lebih delay.
2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.
c. UNTESTABLE
Bila ada skor menolak satu atau lebih item di sebelah kiri garis umur.
Bila menolak lebih dari satu item pada area 75-90% (warna hitam)
yang ditembus garis umur. (Frankenburg W.R., 1990; Pediatric,
2014).
18

B. SDIDTK
1. Pengertian SDIDTK
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak
umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Stimulasi ini dapat dilakukan oleh ayah, ibu, pengganti orang tua
(pengasuh), anggota keluarga lain, atau jika anak telah masuk PAUD
maka menjadi tanggung jawab lembaga untuk membantu
pendeteksiannya (Depkes RI, 2015).
Deteksi adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah. Intervensi adalah suatu tindakan tertentu pada anak yang
mempunyai perkembangan dan kemampuan menyimpang karena tidak
sesuai dengan umurnya. Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada
salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik anak dari waktu ke
waktu. Dilihat dari tinggi badan, barta badan, dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh anak. Meliputi
sensori (dengar, lihat, raba, rasa, cium), motorik (gerakan kasar, halus),
kognitif (pengetahuan, kecerdasan), komunikasi/berbahasa, emosi-
sosial, serta kemandirian.
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi, dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembng pada masa lima tahun
pertama kehidupan. Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga, masyarakat dengan tenaga profesional (kesehatan,
pendidikan, dan sosial).
19

2. Jadwal SDIDTK
Jadwal atau waktu pendekteksian anak adalah sebagai berikut :
a. Anak umur 0-1 tahun = 1 bulan sekali
b. Anak umur > 1-3 tahun = 3 bulan sekali
c. Anak umur > 3-6 tahun = 6 bulan sekali

3. Prinsip-prinsip dasar dalam menstimulasi anak :


a. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang
merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh
anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di
lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap.
c. Stimulasi dilakukan dengan cinta kasih
d. Selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik (krn anak peniru)
e. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak
f. Lakukan stimulasi secara dengan cara bermain, bernyanyi,
bervariasi tanpa paksaan dan tidak ada hukuman
g. Gunakan alat bantu/permainan yang aman dan sederhana disekitar
h. Berikan kesempatan yang sama antara anak laki-laki dan
perempuan
i. Anak selalu diberi pujian, bila perlu berikan hadiah.

4. Jenis deteksi dini tumbang yaitu :


a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
1) Deteksi dini pertumbuhan : BB/TB
Tujuan untuk menentukan status gizi anak.
2) Deteksi dini pertumbuhan : lingkar kepala
Tujuan : untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas
normal atau di luar batas normal.
20

b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan


1) Deteksi dini perkembangan : KPSP
KPSP: Kuisioner Pra Skrining Perkembangan. Tujuan
skrining/ pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal
atau ada penyimpangan.
Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,
6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta
kembali untuk skrining KPSP pada umur 9 bulan. Apabila
orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining
maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining
terdekat – yang lebih mudah.Skrining/pemeriksaan dilakukan
oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PADU terlatih.
2) Tes perkembangan : daya dengar
TDD : Tes Daya Dengar Tujuan: menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.
Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang
dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan
keatas.Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK,
tenaga PADU dan petugas terlatih lainnya.Alat/sarana yang
diperlukan adalah:
(a) Instrumen TDD menurut umur anak.
(b) Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia
(c) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola).
21

3) Deteksi perkembangan : daya lihat


TDL : Tes Daya Lihat. Tujuan untuk mendeteksi secara dini
kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan
lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman
daya lihat menjadi lebih besar
Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia
prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUDdan petugas
terlatih lainnya.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini masalah
mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak agar segera dapat dilakkkan tindakan
intervensi. Deteksi ini dilakukan oleh tenaga kesehatan. Alat yang
digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
mental emosional pada anak, yaitu:
1) Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
Bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Tujuannya adalah
untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah
mental emosional pada anak prasekolah. Jadwal deteksi dini
masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan pada anak
umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan
jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak. Alat yang
digunakan adalah Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali
problem mental emosional anak umur 36 bulan sampai 72
bulan.
22

2) Ceklis autis anak prasekolah (Checklist for Autism in


Toddlers/CHAT)
Bagi anak umur 18 bulan sampai 36 bulan. Alat yang digunakan
adalah CHAT (Checklist for Autism in
Toddlers). Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini
adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan. Jadwal
deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi
atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan
tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU,
pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa
salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
a) keterlambatan berbicara
b) gangguan komunikasi/ interaksi social
c) perilaku yang berulang-ulang

3) Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan


Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak Prasekolah.
Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner
Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas Alat yang
digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated Conners
Ratting Scale) Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini
anak adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas. Jadwal deteksi dini
GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila
ada keluhan dari orang tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan
tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, petugas PADU,
pengelola TPA dan guru TK.
23

Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di


bawah ini:
a) Anak tidak bisa duduk tenang
b) Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
c) Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif
BAB III
PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Cangkir plastik tempat kubus
b. 8 buah kubus ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm, warna merah, hijau,
biru, kuning, ungu, pink, hitam, dan putih.
c. Bola
d. Formulir tes DDST II
e. Penggaris panjang
f. Bolpoint
2. Persiapan lingkungan
Pelaksanaan tes dilakukan diruang praktik laboratorium yang luas untuk
memudahkan pelaksanaan tes.
3. Persiapan hari/tanggal/jam
4. Pelaksanaan tes dilakukan pada hari Jumat, 18 Januari 2019 pukul 09.00
WIB.
5. Petunjuk Umum
Denver II dapat digunakan untuk menskrining anak secara berulang dari
lahir sampai 6 tahun. Penggunaanya dapat dengan formulir tes yang sama
lebih dari satu kali pengetesan. Disarankan ketika membuat garis umur
dengan tanggal periksa sampai item interpretasi dengan warna tinta yang
berbeda. Pemeriksaan sebaiknyan melihat kembali petunjuk pelaksanaa
tes secara rutin untuk mengurangi penyimpanan.

24
25

B. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Siapkan ruangan.
2. Siapkan material tes (alat dan bahan) serta lembar formulir DDST.
3. Bangun hubungan baik dengan anak dan pengasuh.
4. Sapa orang tua dan anak serta kontrak waktu pelaksanaan tes.
5. Jelaskan tujuan DDST II kepada pengasuh atau orang tua.
Tujuan DDST II untuk menentukanstatus perkembangan anak pada saat
ini dan bukan merupakan test IQ atau kecerdasan.Anak tidak diharapkan
berhasil/lulus dari seluruh pelaksanaan item tes.
6. Hitung umur anak dan membuat garis umur pada formulir DDST II
a. Catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal test.
b. Menggambarkan garis umur.
7. Urutan penyajian tes
a. Mulai dari item pada sektor personal sosial, motorik halus, bahasa,
dan motorik kasar.
b. Tugas yang paling mudah disampaikan pertama kali. Beri pujian
setiap anak selesai melakukan tindakan.
c. Item yang menggunakan material sama disajikan dengan
berkelanjutan.
d. Tes dimulai dengan item yang dapat diselesaikan dengan baik kearah
kiri dari garis umur dan dilanjtkan kekanan.
e. Jumlah item yang diberikan kepada anak pada masing-masing sektor
dites 3 item yaitu item yang paling dekat disebelah kiri garis umur,
setiap item yang berpotongan garis umur, dan 3 item yang berada
disebelah kanan garis umur.
8. Skoring penilaian item DDST II.
a. Lulus (L) atau Pass (P) jika anak dapat melakukan test dengan baik
atau pengasuh memberi laporan (dapat dipercaya) bahwa anak dapat
melakukannya.
26

b. Gagal (G) atau Fail (F) jika anak tidak dapat melakukan test dengan
baik atau pengasuh memberi laporan anak tidak melakukan dengan
baik.
c. Tidak ada kesempatan atau No Opportunity (NO) jika anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan.
Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode “L” orang
tua/pengasuh.
d. Refusal (R) jika anak menolak untuk dilakukan test perkembangan.
9. Hasil penilaian item DDST II
a. Penilaian item “Lebih” atau Advance
Bila anak lulus pada item tes yang terletak di kanan garis umur,
dinyatakan perkembangan anak lebih pada tes tersebut. Karena anak
“lulus” pada tes dimana kebanyakan anak tidak lulus sampai umur
anak tersebut lebih tua. Bagian ini tidak perlu diperhatikan untuk
tujuan interpretasi keseluruhan tes.
b. Penilaian item “Normal”
Item individual yang gagal atau ditolak, tidak perlu menunjukkan
satu keterlambatan dalam perkembangan. Bila anak gagal/menolak
melakukan test disebelah kiri garis umur maka anak Normal karena
hanya sebagian kecil (25-50% ) anak dapat melakukan test ini.
c. Penilaian item “Peringatan” atau “Caution”
Bila anak gagal/menolak melakukan test item dimana garis umur
terletak pada 75-90% maka anak mendapat nilai Caution. Hal ini
menunjukkan lebih dari 75% anak-anak pada sampel standar dapat
“lewat” pada umur lebih muda dibanding usia anak yang sedang
dites.
d. Penilaian “Keterlambatan” atau “Delayed”
Item individual yang terlambat perlu diperhatikan saat
menginterpretasikan tes. Item dinilai “terlambat” bila anak gagal atau
menolak melakukan item test yang terletak pada kiri garis umur.
27

e. Penilaian tidak ada kesempatan atau “No Opportunity (NO)”


Item test yang berdasarkan orang tua dimana anak tidak ada
kesempatan untuk melakukannya. Hasil ini tidak dimasukkan dalam
mengambil kesimpulan.
10. Hasil interpretasi DDST
a. Hasil Normal
1) Bila tidak ada “delay” dan paling banyak 1 “caution”.
2) Lakukan ulang pada kontrol berikutnya.
b. Hasil Suspek/dicurigai/diduga
1) Bila ada ≥2 “caution” atau ≥1 “delay”.
2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan
faktor sesaat seperti rasa takut, sakit, kelelahan.
c. Tidak dapat diuji/Untestable
1) Bila ada skor menolak pada ≥1 item disebelah kiri garis umur
atau menolak ≥1 yang ditembus garis umur pada daerah 75-
90%.
2) Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Baharuddin. (2014). Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan. Yogjakarta: Ar-


Ruzz Media

Hidayat, Aziz.A. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Ismail, Sitaresmi, Gamayanti, Sutomo, Susilawati, Wardhani. (2012). Manual Test


Denver II, Second Edition Frankenburg and Dodds. Yogyakarta:
UGM/RSUP Dr.Sardjito.

Rahardjo & Marmi.(2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rivanica Rhipiduri & Oxyandi Miming. (2016). Buku Ajar Deteksi Dini Tumbuh
Kembang dan Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC

Sulistyawati. A. (2015). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Salemba Medika

28
24

Anda mungkin juga menyukai