Anda di halaman 1dari 27

Kelas: BTE 14 (M1)

MATA KULIAH
MANAGEMENT QUALITY CONTROL
“Total Quality Management Menurut Dr. Joseph M. Juran”
Dosen Pengampuh : Dr. Syamsuddin, SE.,M.Si

Disusun Oleh:
1. Shendy Amelya Mattalitti C 201 17 009
2. Eka Musfika Putri Rahma C 201 17 062
3. Sepriana C 201 17 160
4. Ratnawati C 201 17 171
5. Shafira Algina C 201 17 265
6. Ayu Wandira C 201 17 270

PROGRAM STUDI S1-MANAJEMEN


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat-Nya kami selaku
kelompok penyusun makalah dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Management Quality
Control Pogram Studi S1-Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis di Universitas Tadulako.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun, kami selaku
penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai apabila terdapat saran maupun kritik
yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan
wawasan bagi para pembacanya untuk memperluas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terus
berkembang mengikuti kemajuan zaman, khususnya untuk matakuliah Management Quality
Control, Amin.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi kami khususnya
selaku penyusun dan bagi para pembaca pada umumnya.

Palu, 02 November 2019

Team Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Biografi Singkat Joseph M. Juran ........................................................................... 3

2.2 Definisi Kualitas ..................................................................................................... 4

2.4 Total Quality Management (TQM) Konsep Joseph M. Juran ................................ 5

2.4 Perbandingan Kualitas (Deming-Crosby-Juran)................................................... 11

2.5 Aplikasi Teori Trilogi Juran Dalam Pendidikan Indonesia .................................. 12

BAB III. PENUTUP ................................................................................................................. 22

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 22

3.2 Saran ..................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang
semakin canggih terus menggelobal dan berdampak pada hampir smua sistem kehidupan umat
manusia di muka bumi dewasa ini .
Lembaga pendidikan sebagai organisasi merupakan salah satu sistem juga tidak dapat
terhindar dampak dari kemajuan tersebut, dengan demikian maka di setiap lembaga
pendidikan dituntut untuk dapat mengantisipasi berbagai perubahan-perubahan tersebut.
Keberadaan TQM yang digunakan dalam penerapan di dunia bisnis menuai hasil yang
sangat signifikan, sehingga TQM memiliki daya tarik tersendiri, untuk bisa diaplikasikan pada
objek-objek kelembagaan atau organisasi yang lain, baik dalam bidang politik, sosial,
termasuk dalam dunia pendidikan. Hal ini dalam rangka efektivitas dan hasil yang baik
sebagai target yang diidam-idamkan.
Begitu banyak tokoh-tokoh yang membuat formulasi TQM guna meningkatkan kualitas
dalam berbagai bidang termasuk di dalamnya pendidikan. Salah satu tokoh TQM yang akan
penulis bahas adalah Josep M. Juran. Dia adalah salah tokoh yang mempelopori TQM yang
berasal dari Amerika Serikat. Untuk lebih jelasnya mengenai pemikiran dia dalam TQM akan
dibahas lebih lanjut pada bahasan berikutnya.
Nama Joseph M. Juran layak disejajarkan dengan nama-nama tokoh manajemen kualitas
dunia lainnya seperti W. Edward Deming yang terkenal dengan Deming’s 14 point, Philip B
Crosby dengan Quality is free-nya, A.V. Feigenbaum yang mencetuskan konsep Three steps
to quality¸ Walter A Shewart, Kaoru Ishikawa dan Genichi Taguchi, serta sederet nama
populer dan para tokoh pionir manajemen kualitas yang dikenal dunia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi kualitas menurut konsep Joseph M.Juran ?
2. Apakah langkah-langkah yang diperlukan perusahaan untuk mencapai kualitas tingkat
dunia ?
3. Bagaimanakah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas
menurut versi Joseph M. Juran ?
4. Apa saja karakteristik dan elemen pendukung TQM menurus konsep Joseph M. Juran ?
5. Apa saja yang menjadi perbandingan kualitas menurut pakar kualitas (Deming-Crosby-
Juran) ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menganalisis definisi kualitas menurut konsep Joseph M. Juran.
2. Mengetahui dan menganalisis langkah-langkah perusahaan untuk mencapai kualitas
tingkat dunia.
3. Mengetahui dan menganalisis langkah-langkah untuk memperbaiki kualitas berdasarkan
pendapat Joseph M.Juran.
4. Mengetahui dan menganalisis karakteristik dan elemen pendukung TQM menurut konsep
Josep M. Juran.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan kualitas menurut pakar kualitas
(Deming-Crosby-Juran).

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Singkat Joseph M. Juran
Nama Joseph M. Juran layak disejajarkan dengan nama-nama tokoh manajemen kualitas
dunia lainnya seperti W. Edward Deming yang terkenal dengan Deming’s 14 point, Philip B
Crosby dengan Quality is free-nya, A.V. Feigenbaum yang mencetuskan konsep Three steps
to quality¸ Walter A Shewart, Kaoru Ishikawa dan Genichi Taguchi, serta sederet nama
populer dan para tokoh pionir manajemen kualitas yang dikenal dunia.
Joseph lahir pada 24 Desember tahun 1904 di Braila-Moldova, Dr. Joseph M. Juran
mengemukakan kerisauannya akan perkembangan manajemen kualitas dunia saat itu dengan
pernyataannya bahwa “telah terjadi krisis kualitas”. Anak dari Jakob (seorang pembuat sepatu
desa ini), mempunyai pemahaman bahwa cara tradisional tidak akan mampu lagi menghadapi
krisis kualitas yang terjadi.
Pendapat ini tentu bisa diterima mengingat pada saat itu dunia industri masih banyak yang
memakai sistem manajemen kualitas konvensional dan kondisi ini sangat mengusik
pengalaman industri dan intelektualitas seorang Dr. Joseph M. Juran.
Juran mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan Jepang
di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia
membantu Jepang untuk mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk
pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu “management process” yang
terpadu.
Buku karangan Joseph Juran adalah Juran’s Quality Control Handbook, Juran on
Planning for quality, dan Juran on Laedership for Quality. Juran termasyur dengan
keberhasilannya menciptakan kesesuaian dengan tujuan dan manfaat. Juran mengemukakan
tentang mutu yang terkenal dengan istilah Aturan 85/15. Juran menyatakan bahwa 85%
masalah-masalah mutu dalam sebuah organisasi adalah hasil dari desain proses yang kurang
baik. Menurut Juran, Manajemen Mutu Strategis (Strategic Quality Management) adalah
sebuah proses tiga bagian yang didasarkan pada staf pada tingkat berbeda yang memberi
kontribusi unik terhadap peningkatan mutu. Manajer senior memiliki pandangan strategis

3
tentang Organisasi. Manajer menengah memiliki pandangan operasional tentang mutu dan
para karyawan memiliki tanggung jawab terhadap Kontrol Mutu.
2.2 Definisi Kualitas
Menurut Joseph M.Juran, definisi kualitas adalah “kesesuaian dengan penggunaan
(fitness for use)”. Pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan.
Biaya kualitas ditentukan oleh tiga biaya yaitu biaya penilaian, pencegahan, dan kegagalan
(internal dan eksternal). Juran dalam definisi kualitasnya berpandangan bahwa faktor utama
dari biaya kualitas adalah biaya penilaian dan pencegahan. Peningkatan biaya kualitas akan
sejalan dengan peningkatan kualitas.
Menurut Juran “Quality is Expensive”, karena biaya pencegahan dan penilaian
mengambil komposisi biaya terbesar di perusahaan untuk menurunkan biaya kegagalan.
Dalam meningkatkan kualitas, hendaknya produsen menilai dan mencegah terlebih dahulu
kemungkinan-kemungkinan produk gagal dipasarkan di masyarakat dan tidak sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Dengan asumsi, walaupun mahal di awal namun dengan penurunan
tingkat kegagalan hingga mendekati nol persen akan meningkatkan kualitas dari produk
tersebut, akibatnya biaya rework dapat diminimalkan dan nilai suatu barang dan jasa akan
meningkat di pasaran, serta memenuhi ekspektasi pelanggan.
Juran’s Three Basic Steps to Progress, menurut Juran ada 3 langkah yang harus diambil
perusahaan bila ingin mencapai kualitas tingkat dunia:
1. Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambuungan yang dikomunikasikan dengan
dedikasi dan keadaan yang mendesak.
2. Mengadakan program pelatihan secara luas.
3. Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Selain itu juga sepuluh langkah untuk memperbaiki kualitas menurut Juran yang lebih
dikenal dengan Juran’s Ten Steps to Quality Improvement:
 Membentuk kesadaran terhadap kebutuhan akan perbaikan dan peluang untuk melakukan
perbaikan.
 Menetapkan tujuan perbaikan.
 Mengorganisasikan.
 Menyediakan pelatihan.
 Melaksanakan proyek-proyek yang ditujukan untuk pemecahan masalah.

4
 Melaporkan perkembangan.
 Memberikan penghargaan.
 Mengkomunikasikan hasil-hasil.
 Menyimpan dan mempertahankan hasil yang dicapai.
 Memelihara momentum dengan melakukan perbaikan dalam sistem reguler perusahaan.
Adapun definisi kualitas menurut kelompok kami, yaitu:
1. Menurut Shafira Algina (2019), kualitas adalah kesesuaian atas harapan setiap individu
atau kelompok.
2. Menurut Sepriana (2019), salah satu dukungan sumber daya alam melaksanakan kualitas
adalah merencanakan kualitas, perencanaan kualitas begitu pentung karena merupakan hal
dasar yang harus terlebih dahulu diidentifikasi, seperti mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, segmen pasar, dll.
3. Menurut Shendy Amelya Mattalitti (2019), kualitas adalah tingkat kesesuaian dengan nilai
yang diinginkan pelanggan.
4. Menurut Ayu Wandira (2019), kualitas adalah kesesuaian yang kita rasakan pada suatu
produk sehingga menimbulkan rasa kepuasan kita terhadap produk tersebut.
5. Menurut Eka Musfika P.R (2019), kualitas merupakan kesesuaian antara kebutuhan dan
keinginan dengan kenyataan atau hasil dari suatu produk yang diciptakan baik dari segi
pandang produsen maupun konsumen.

2.3 Total Quality Management (TQM) Konsep Joseph M. Juran


2.3.1 Karakteristik TQM
Adapun karakteristik Total Quality Manajement (TQM) menurut Joseph M. Juran
adalah meliputi:
 Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda managemen.
 Sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana bisnis.
 Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking: fokus adalah pada pelanggan dan
pada kesesuaian kompetisi, di sana adalah sasaran untuk peningkatan kualitas
tahunan.
 Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan.
 Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.

5
 Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
 Manajer teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran.
 Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.
 Sistem imbalan (reward system) diperbaiki.
2.3.2 Elemen Pendukung Dalam TQM
a) Kepemimpinan
Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan
memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan
menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu.
Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi
manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling
berhasil, paling mampu dan paling hebat pendidikannya di dunia, harus diperebutkan
melalui persaingan yang ketat. Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah
suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip dan elemen-elemen pendukung yang harus
mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai kunci
keunggulan bersaing.
b) Pendidikan dan Pelatihan
Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang
apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua
karyawan, memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin
perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa
suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan.
c) Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan
yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam
ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau
diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat
membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu,
membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi
dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan
mutu bagi tim manajer senior.

6
d) Komunikasi
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara
berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu
komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha
peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan
untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan
dari setiap karyawan.
e) Ganjaran dan Pengakuan
Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin
diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan
mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses
dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan
bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses, dan menungkinkan promosi
atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil
mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi
panutan/contoh bagi karyawan lainnya.
f) Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan
proses manajemen mutu. Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan
penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap
orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.
Mungkinkah TQM dapat diterapkan di Indonesia? Jawabnya mungkin saja kalau
dipenuhi syarat-syarat berikut :
 Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan
mutu produk dan pelayanan, sehingga dapat memuaskan para pelanggan.
 Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan dan para pemegang
saham.
 Memiliki wawasan jauh kedepan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.
 Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.

7
 Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan
keunggulan mutu.
2.3.3 Trinologi Kualitas (The Quality Trinology)

Konsep Trilogi Kualitas pertama kali dikembangkan oleh Dr. Joseph M. Juran
seorang ilmuwan yang banyak mengabdikan dedikasinya pada bidang manajemen
kualitas dan mempunyai kontribusi penting dalam perkembangan dan kemajuan quality
management khususnya di bidang industri manufaktur. Pada tahun 1986, sarjana bidang
electrical engineering yang mengawali karirnya di perusahaan Western Electric ini
mempublikasikan Trilogi Kualitas (the quality trilogy), dengan mengidentifikasi aspek
ketiga dalam manajemen kualitas yakni perencanaan kualitas (quality planning).
Dunia akan senantiasa mengenang dan menerapkan konsep Trilogi Kualitas (the
quality trilogy) khususnya di industri manufaktur. Dengan adanya perencanaan kualitas
yang baik akan sangat bermanfaat bagi dunia industri dalam menetapkan serta membuat
langkah strategis agar para konsumen terpuaskan melalui ketersediaan dan pemakaian
produk yang berkualitas. Dunia pun pantas berterima kasih kepada salah seorang tokoh
manajemen kualitas, Dr. Joseph M. Juran.
Hal ini tergolong terobosan baru saat itu, dimana manajemen kualitas pada dunia
industri masih hanya mengenal dua aspek kualitas yang dikenal; pengendalian kualitas
(quality control) dan perbaikan kualitas (quality improvement). Penerapan konsep
Trilogi Kualitas menjadikan cakupan manajemen kualitas menjadi lebih luas dan
kompleks. Membutuhkan keahlian dan dukungan sumber daya dalam pelaksanaannya.
Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut:
a) Perencanaan Kualitas (quality planning)

8
Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang
akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian
mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan
pelanggan. Perencanaan kualitas meliputi:
 Pengembangan Produk.
 Pengembangan Sistem.
 Pengembangan Produk.
Langkah-langkahnya meliputi:
 Menentukan siapa yang jadi pelanggan.
 Mengidentifikasikan kebutuhan para pelanggan.
 Mengembangkan produk dengan keistimewaan yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan.
 Mengembangkan sistem dan proses yang memungkinkan organisasi untuk
menghasilkan keistimewaan tersebut.
 Menyebarkan rencana kepada level organisasi.
Tujuan perencanaan kualitas, meliputi:
 Memenuhi kebutuhan pelanggan/konsumen.
 Menentukan market segment (segmen pasar) produk.
 Mengembangkan karakteristik produk sesuai dengan Permintaan konsumen.
 Mengembangkan proses yang mendukung tercapainya karakteristik produk.
b) Pengendalian Kualitas (quality control)
Suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan
dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah
diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki,
mengevaluasi performa produk, membandingkan antara performa aktual dan target,
dan melakukan tindakan jika terdapat perbedaan/penyimpangan. Tujuan
pengendalian kualitas, meliputi:
 Mengevaluasi performa produk.
 Membandingkan antara performa aktual dan target.
 Melakukan tindakan jika terdapat perbedaan/penyimpangan.
c) Perbaikan Kualitas (quality improvement)

9
Suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga
mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber,
menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan
yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur
permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai
sebelumnya. Tujuan perbaikan kualitas:
 Mengidentifikasi proyek perbaikan (improvement).
 Membangun infrastruktur yang memadai.
 Membentuk tim.
 Melakukan pelatihan-pelatihan yang relevan.
 Diagnosa sebab-akibat (bisa memakai diagram fishbone-ishikawa).
 Cara penanggulangan masalah.
 Cara mencapai target sasaran.
Sejalan dengan ketiga fungsi manajemen tersebut, Juran juga membedakan 2 jenis
mutu, yaitu:
 Mutu Strategis, yaitu mutu produk di tingkat manajerial ( yang bersifat strategis ).
Contohnya kebijakan atau sistem yang berlaku.
 Mutu Teknis, yaitu mutu produk di tingkat operasional yang bersifat teknis seperti
ukuran/bentuk suatu barang atau desain jasa yang diberikan terhadap konsumen.
2.3.4 The Pareto Principle
Juran menerapkan prinsip yang dikemukakan oleh Vilfredo Pareto ke dalam
manajemen. Prinsip ini disebut pula kaidah 80/20, yang bunyinya “80% of the trouble
comes from 20% of the problems”. Menurut prinsip ini, organisasi harus memusatkan
energinya pada penyisihan sumber masalah yang sedikit tetapi vital (vital few sources)
yang menyebabkan sebagian besar masalah. Baik Juran maupun Deming yakin bahwa
sistem yang dikendalikan oleh manajemen merupakan sistem di mana sebagian besar
masalah terjadi.

10
2.4 Perbandingan Kualitas (Deming-Crosby-Juran)

No Items Deming Juran Crosby


1. Definisi Kualitas Suatu tingkat yang Kemampuan untuk Sesuai dengan
dapat diprediksi dari digunakan (fitness persyaratan
keseragaman dan for use)
ketergantungan pada
biaya yang rendah
dan sesuai dengan
pasar

2. Tingkat Tanggung Bertanggung jawab Kurang dari 20% Bertanggung jawab


Jawab Manajemen 94% atas masalah atas masalah kualitas untuk kualitas
Senior kualitas karena pekerja lebih
berperan

3. Standar Prestasi/ Kualitas memiliki Menghindari Kerusakan no (zero


Motivasi banyak skala kampanye untuk defect)
sehingga perlu pekerjaan yang
digunakan statistik sempurna
untuk mengukur
prestasi pada semua
bidang; kerusakan
nol sangat penting

4. Pendekatan Umum Mengurangi keaneka Pendekatan Pencegahan, bukan


ragaman dengan manajemen umum inspeksi
perbaikan terhadap kualitas,
berkesinambungan khususnya unsur
dan menghentikan manusia
inspeksi massal

5. Struktur 14 butir untuk 10 butir perbaikan 14 langkah


manajemen kualitas perbaikan kualitas

6. Pengendalian Metode statistik Merekomendasikan Menolak tingkat


Proses Statistik untuk pengendalian SPC, tetapi kualitas yang dapat
(Statistical Process kualitas harus mengingatkan bahwa diterima secara
Control) digunakan SPC dapat statistik
mengakibatkan total
driven approach

7. Basis Perbaikan

11
Secara terus menerus Pendekatan Suatu proses,
mengurangi kelompok proyek- bukanlah suatu
penyimpangan; proyek; menetapkan program, tujuan
menghilangkan tujuan perbaikan
tujuan tanpa metode

8. Kerja sama tim Partisipasi karyawan


dalam pengambilan Pendekatan tim dan Kelompok
keputusan dan gugus kendali mutu perbaikan kualitas
memecahkan dan dean kualitas
kendala antar
departemen

9. Biaya Kualitas Tidak ada optimum


perbaikan terus Quality is not free, Cost of
menerus terdapat suatu nonconformance;
optimum quality is free
10. Pembelian Dan Inspeksi terlalu
Barang Yang terlambat; Masalah pembelian Nyatakan
Diterima menggunakan merupakan hal yang persyaratan;
tingkat kualitas yang rumit sehingga pemasok adalah
dapat diterima diperlukan survai perluasan
normal
11. Penilaian Pemasok Tidak, kritikal dari
kebanyakan sistem Ya tapi membantu
pemasok
memperbaiki
12. Hanya Satu Ya
Sourcing Of Suplly Tidak, dapat
diabaikan untuk
meningkatkan daya
saing

2.5 Aplikasi Teori Trilogi Juran Dalam Pendidikan Indonesia


Menurut Juran, masalah mutu terletak pada pengelolaannya. Oleh karena itu lembaga
pendidikan perlu berbenah kembali dalam mengelola sistem pendidikannya jika tidak ingin
terimbas oleh munculnya lembaga-lembaga pendidikan baru yang dikelola oleh pihak swasta.
Berikut ini aplikasi teori Trilogi Juran apabila diterapkan dalam pendidikan Indonesia.
2.5.1 Perencanaan (planning)
a) Menentukan Pelanggan Kita (determined our customer)

12
Dalam dunia pendidikan, konsumen lembaga pendidikan pemerintah sebenarnya
memiliki rentang yang sangat luas jika saja semua segmen dapat dikelola dengan
baik. Dari sisi internal, konsumen pendidikan terdiri dari guru/dosen, staf tata usaha,
kepala sekolah/dekan/rektor, penjaga sekolah, pegawai Departemen Pendidikan, dan
seluruh karyawan yang bekerja di lembaga pendidikan. Sementara dari sisi eksternal,
seorang balita berusia 2 tahun untuk bisnis playgroup, hingga usia produktif akhir
sekitar 50 tahun untuk jenjang Doktor dapat dijadikan konsumen eksternal yang
potensial. Hal ini dikarenakan pendidikan yang bersifat universal dan dibutuhkan
oleh setiap orang di dunia sehingga konsumen lembaga pendidikan sangatlah banyak.
Namun tentu manajemen pendidikan bagi tingkat sekolah dasar berbeda dengan
tingkat perguruan tinggi.
b) Menentukan Kebutuhan Mereka (discovered their needs)
Pemerintah harus jeli akan kebutuhan konsumen. Selama ini lembaga
pendidikan masih dianggap sebagai lembaga sosial sehingga cenderung
menyediakan jasa mereka seadanya karena sifat sosialnya tersebut. Selama
konsumen mendapatkan pendidikan, pemerintah menganggap hal itu sudah cukup.
Padahal jika kita perhatikan bagaimana pihak swasta mengelola bisnis pendidikan
mereka, ada banyak hal baik yang bisa pemerintah adopsi.
Dalam sebuah bisnis, konsumen adalah investasi jangka panjang. Kehilangan
satu orang konsumen saja karena mereka kecewa kualitas produk/jasa yang
ditawarkan, maka kita akan kehilangan 10 orang konsumen potensial. Hal ini
disebabkan konsumen tersebut membagikan kekecewaan mereka kepada teman-
teman terdekatnya. Hal inilah yang sangat dijaga oleh pihak swasta. Demi
memuaskan konsumen, mereka berani menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam
kegiatan belajar agar merasa nyaman ketika menuntut ilmu di tempat mereka. Pihak
swasta cukup jeli memperhatikan apa yang dibutuhkan konsumen dalam bidang
pendidikan dan berhasil menyediakan kebutuhan mereka yang berorientasi pada
masa depan.
Misalnya saja, sekolah dan perguruan tinggi swasta memperkerjakan tenaga
pengajar ahli yang berkualitas dan membuat teknik belajar yang tidak konservatif.
Hal ini membuat siswa/mahasiswa mendapatkan pengalaman lain selain rumus atau

13
teori semata, seperti praktek lapangan yang lebih nyata atau cara mengajar
guru/dosen yang menyenangkan dan inspiratif.
Lalu mereka juga memfasilitasi konsumen dengan buku-buku yang kompeten dan
teknologi pembelajaran lain seperti multimedia dan internet. Fasilitas kursi dan meja
yang layak pakai juga harus diperhatikan dengan baik. Kebutuhan-kebutuhan
mendasar dalam proses pengajaran ini sangat mereka perhatikan sehingga konsumen
merasa puas dan nyaman menuntut ilmu disana meski harus mengeluarkan biaya
yang mahal.
Sementara pemerintah, karena masih menganggap sebagai lembaga sosial,
lembaga pendidikan masih bersifat konservatif. Pendidikan bukanlah bisnis,
sehingga kepuasan konsumen kurang terperhatikan. Konsumen tidak bisa menuntut
banyak, apalagi dengan biaya yang murah kadang pemerintah beralasan kekurangan
dana untuk memfasilitasi mereka media-media pembelajaran yang berkualitas. Tanpa
pamerintah sadari, pola pembelajaran yang konservatif akan membentuk pola pikir
yang sederhana pula dan kurang berkreatifitas ketika mereka berada di dunia kerja
nanti.
Keadaan ini berdampak pada jangka panjang, dimana lulusan lembaga
pemerintahan semakin tergeser oleh lulusan swasta yang memang berkualitas (tidak
semua lembaga negeri buruk dan sebaliknya, tidak juga semua lembaga swasta baik),
masyarakat dapat melihat sendiri jika mereka memiliki uang lebih, akan lebih baik
jika anak-anak mereka disekolahkan di sekolah swasta yang memang sudah
berkualitas dan menjanjikan sesuatu yang lebih daripada sekolah negeri.
c) Mengembangkan Produk/Melayani Untuk Merespon Kebutuhan (Develop
products/service to respond the needs)
Bidang pendidikan sebenarnya menawarkan jasa kepada konsumennya. Jasa
bersifat sulit terukur kualitasnya, namun bisa dirasakan. Karena itu jasa lebih bersifat
fleksibel dalam memuaskan keinginan konsumennya. Setiap konsumen
membutuhkan ilmu pendidikan, namun ada banyak keinginan lain yang ingin mereka
dapatkan ketika mereka bersekolah. Karena itu, lembaga pendidikan harus terus
berupaya mengembangkan jasa mereka demi memenuhi keinginan konsumen.

14
Misalnya saja, jam belajar yang padat sering membuat mereka merasa lapar. Jika
tempat jajanan/kantin mereka kotor atau tidak enak makanannya, tentu itu cukup
membuat mereka tidak nyaman. Karena itu, seperti Universitas Kristen Maranatha
yang memiliki kantin kampus terbesar se-Asia Tenggara, menyediakan makanan
yang sehat dan lezat bagi para mahasiswanya. Hal ini membuat mahasiswa nyaman
dan menjadi nilai tambah tersendiri di mata konsumen. Tanpa disadari juga, bahwa
kantin tersebut adalah salah satu bisnis makanan juga yang dikelola oleh pihak
universitas untuk menambah pemasukan kampus. Juga seperti menyediakan tempat
beribadah yang layak, toilet yang terjaga kebersihannya, AC di setiap ruangan dan
lapangan olahraga yang luas semakin membuat nilai tambah tersendiri bagi lembaga
pendidikan tersebut.
Sementara di lembaga pendidikan pemerintah, mereka cenderung kurang
inisiatif dalam mengembangkan inovasi-inovasi baru yang mendukung kenyamanan
belajar para siswa dan mahasiswa sehingga ada baiknya pemerintah mencontoh apa
yang telah dilakukan oleh bisnis pendidikan swasta itu.
d) Mengembangkan Kemampuan Proses Sehingga Mampu Menghasilkan
Product/Pelayanan (develop processes able to produce the product/service)
Jasa pendidikan pun tak akan pernah terlepas dari bagaimana proses sebuah
paket pelayanan dalam memberikan ilmu pengetahuan yang membuat
siswa/mahasiswa merasa puas. Pemerintah harus menyadari bahwa ini bukan saja
menjadi tanggung jawab tenaga pengajar. Dalam hal ini guru atau dosen yang
berhadapan langsung kepada siswa/mahasiswa dalam memberikan pengetahuan.
Sebuah proses dapat dijalankan dari awal sampai akhir dengan melibatkan banyak
pihak. Ketika mahasiswa baru masuk, maka orang-orang kepegawaian tata usaha
sibuk memasukkan data mereka ke dalam sistem kampus sehingga mahasiswa baru
dapat menerima pelajaran di ruang kelas dan mata kuliah yang terencana dengan
baik. Bayangkan jika nama seorang mahasiswa tidak terdaftar dalam mata kuliah
yang seharusnya ia ambil hanya karena kesalahan bagian administrasi, tentu dosen
pun tidak dapat memberikan pelayanan jasanya kepada mahasiswa tersebut.
Sehingga ketika sebuah organisasi ingin mengembangkan kualitas produk atau
jasa mereka untuk memenuhi kepuasan konsumen, hal yang harus mereka perhatikan

15
bukan hanya mengembangkan produk/jasa apa yang harus diproduksi, tetapi juga
bagaimana proses produksi itu dijalankan agar dapat menghasilkan produk/jasa yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam hal ini, tingkat manajemen strategik yang
dimaksud ialah:
 Umum: Lembaga Legislatif dan Eksekutif di pemerintahan yang bertanggung
jawab atas sistem pendidikan di Indonesia.
 Khusus: Ditjen Dikti
Jika pendidikan di Indonesia tidak lagi terpusat, melainkan setiap lembaga
pendidikan diberikan kekuasaan otonom untuk mengelola dirinya sendiri seperti
yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di Amerika dan Australia, makan tingkat
manajemen strategik berada dalam pengelolaan Ditjen Dikti dan Depdikbud, serta
semua unit seperti kepala universitas, fakultas, dan jurusan.
Mereka harus bisa membuat sebuah sistem yang terstruktur dengan baik dan
jelas agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan sesuai rencana. Bagian
administrasi harus teliti dalam memasukkan data-data mahasiswa, fasilitas
pembelajaran dan alat pendukung harus dipastikan dapat berjalan dengan baik, lalu
kualitas tenaga pengajar yang baik serta metode pembelajaran yang tepat sasaran,
dan masih banyak lagi sisi-sisi yang harus terencana dengan baik oleh Manajemen
Strategik dalam mengembangkan proses pelayanan jasa pendidikan ini.
Misalnya saja, dalam meningkatkan kualitas teknik pengajaran guru dan dosen,
Departemen Pendidikan dapat menyelenggarakan seminar atau training tentang
metode pengajaran yang modern dan efektif sehingga proses pengajaran mereka pun
dapat lebih baik dan berkualitas.
2.5.2 Mengendalikan (Control)
a) Mengevaluasi Secara Nyata Hasil Yang Dicapai (evaluate actual operating
performance)
Setelah semua rencana dijalankan, maka kita bisa melihat kenyataan apa yang
terjadi di lapangan. Misalnya saja, masih ada mahasiswa yang namanya tidak tercatat
dalam daftar absensi mata kuliah tertentu, atau sistem pengambilan mata kuliah baru
yang menyulitkan mahasiswa sehingga harus berdesak-desakan di lorong gedung,
dosen yang sering absen atau kurang kompeten di mata kuliah yang dipegangnya,

16
fasilitas kampus yang banyak macet, meja-kursi sekolah yang banyak rusak karena
ulah jahil anak-anak, atau hal lainnya. Semua masalah itu jika tidak segera terdeteksi
oleh pimpinan atas, maka akan terus terbiarkan sehingga akan menjadi bumerang
suatu saat nanti. Karena itulah evaluasi sangat perlu dilakukan agar penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui dan dicarikan alternative
pemecahannya.
b) Membandingkan Kenyataan Hasil Dengan Tujuan (compare actual performance to
goal)
Setelah mengetahui kenyataan yang terjadi di lapangan, maka langkah
selanjutnya adalah membandingkan kenyataan tersebut dengan rencana atau tujuan
yang ingin dicapai dari proses pelayanan jasa tersebut. Misalnya saja, proses belajar
seringkali terhambat karena in-focus tidak bisa berjalan dengan baik. Ini
menyebabkan dosen sedikit lambat dalam menyampaikan materi yang berujung pada
tidak terpenuhinya tuntutan silabus. Sementara di awal pihak kampus menginginkan
silabus terpenuhi hingga materi terakhir, karena terjadi kerusakan fasilitas kampus
maka hal itu tidak dapat terpenuhi. Semua tujuan yang ingin dicapai dan setiap aspek
yang mendukung terpenuhinya proses pengajaran yang berkualitas harus
dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya.
c) Penetapan Perbedaan (act on difference)
Setelah membandingkan tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang
terjadi, maka pihak kampus harus bisa mengerti akibat yang ditimbulkan oleh
perbedaan rencana semula dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Misalnya
seperti kasus in-focus yang rusak, akibat yang ditimbulkan yaitu konsumen merasa
tidak puas karena jasa dosen yang diberikan tidak sesuai dengan harapan. Atau ketika
teknik mengajar dosen yang konservatif (book oriented) dan guru yang berorientasi
pada pekerjaan rumah yang banyak namun malah membuat siswa malas
mengerjakannya, itu akan menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri yang berujung
pada menurunnya kualitas sumber daya yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan
tersebut. Karena itu mereka harus bisa menemukan cara atau perbaikan sistem yang
membuat penyimpangan itu tidak akan terulang kembali.

17
2.5.3 Perbaikan (Improvement)
a) Memecahkan Masalah (solution)
Secara garis besar, permasalahan utama mengapa pendidikan di lembaga
pemerintahan kurang menarik adalah kurangnya fasilitas memadai dan metode
pengajaran yang konservatif. Ini sangat menarik, karena alasan utama mengapa
pemerintah tidak merubah sistemnya berujung pada terbatasnya dana atau anggaran
pendidikan.
Padahal, sebenarnya pemerintah hanya perlu mengubah kebijakan strategik
mereka dalam mengelola ‘bisnis sosialnya’ ini. Namun terkadang, kegagalan muncul
akibat terlalu spesifiknya sasaran mereka yang mengakibatkan sulitnya dicapai dalam
kenyataan. Karena itu ada beberapa langkah dalam menentukan sasaran strategiknya:
 Mengumpulkan berbagai informasi tentang keterampilan yang dibutuhkan
siswa/mahasiswa, pada jenjang mana saja keterampilan tersebut diberikan,
konsekuesi apa yang harus ditanggung jika keterampilan tersebut diberikan
kepada siswa.
 Menyatukan semua informasi dalam urutan yang logis untuk dapat terealisasikan.
 Merencanakan keterampilan yang memang harus dimiliki siswa/mahasiswa
dilengkapi analisis dan alasan yang mendukung mengapa program keterampilan
atau kebijakan tersebut harus diadakan, hal apa yang mendukung dan pengelolaan
seperti apa yang dibutuhkan agar program itu berjalan maksimal.
 Memutuskan keterampilan apa yang mampu dilaksanakan dan kebijakan apa yang
harus dikeluarkan untuk mendukung program tersebut.
Sementara untuk mengarahkan pencapaian sasaran tersebut diperlukan hal-hal
seperti ini:
 Mengkoordinasikan seluruh keputusan agar berjalan sesuai dengan rencana.
 Mengkomunikasikan kepada semua pihak terkait untuk mendukung dan
memperlancar program.
 Memotivasi semua pihak agar stabilitas program tetap terjaga.

18
 Mengarahkan, membimbing dan menasehati semua pihak dalam mencapai
sasaran.
Dari segi manajemen, terdapat bagian-bagian yang harus terencana secara baik. Yaitu dari
segi SDM, keuangan, pemasaran, juga proses produksi jasa pendidikan tersebut. Dari segi
Sumber Daya Manusia, tenaga pengajar seperti guru/dosen cenderung memiliki peluang
sangat minim untuk menjadi kepala sekolah atau kepala jurusan. Hal ini disebabkan karena
jabatan tersebut hanya membutuhkan satu orang saja. Sementara kualitas pengajar itu sendiri
berbeda-beda, ada yang dapat diandalkan ada pula yang hanya sekedar menjalankan tugas.
Lalu apa yang membuat mereka termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya ? Career
Development (Pengembangan Karir) perlu diciptakan oleh lembaga untuk memotivasi setiap
individu yang terlibat. Setiap individu tahu jelas persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menduduki suatu jabatan tertentu atau tunjangan yang didapat jika kinerjanya dinilai baik.
Setiap individu yang mengikuti pelatihan tertentu akan mendapatkan insentif. Juga motivasi
dapat diberikan melalui metode rewars and punishment terhadap individu yang berprestasi
atau berkinerja buruk.
Sementara dari sisi proses pembelajarannya sendiri reformasi terjadi di kalangan
siswa/mahasiswa. Teknik belajar yang interaktif, interaksi muti arah, multidisipliner, kerja
kelompok, tenaga pengajar sebagai fasilitator, mengajarkan bagaimana cara mempelajari
sesuatu, memberikan peluang kepada siswa/mahasiswa untuk mengalami berbagai gaya
belajar, pembelajaran kritis dengan pendekatan pemecahan masalah yang berorientasi pada
masa depan. Pengajar harus bersikap demokratis dan mengembangkan kemampuannya
dengan belajar.
Pendidikan seharusnya mengajari bagaimana caranya belajar, bukan memberikan
instruksi tentang suatu pelajaran tertentu. Apa yang harus dipelajari sebenarnya tidak terlalu
penting, yang penting adalah bagaimana cara mempelajarinya. Hal ini dapat berguna ketika
siswa/mahasiswa tersebut menemukan realita baru yang terus berganti sehingga mereka
menyadari perlunya belajar seumur hidup.
Lalu karyawan internal yang bertugas sebagai teknisi harus bisa menyediakan peralatan
yang siap pakai, meminimalisasikan kerusakan melalui perawatan dan pemeriksaan menurut
waktu yang dijadwalkan serta mengganti alat yang sudah habis masa pakainya secara berkala.
Dari segi biaya pendidikan yang harus ditanggung, ada 4 jenis biaya yaitu:

19
 Biaya pencegahan, merupakan biaya yang terjadi untuk menghindari ketidaksempurnaan
program yang akan dijalankan.
 Biaya penilaian, adalah biaya untuk menilai apakah program memenuhi syarat kualitas
untuk mendeteksi jika kesalahan akan terjadi.
 Biaya kegagalan internal terjadi jika ada ketidaksesuaian denga persyaratan dan terdeteksi
sebelum program dilaksanakan.
 Biaya kegagalan eksternal paling mahal karena terjadi setelah program dilaksanakan dan
merupakan resiko paling membahayakan karena menyebabkan reputasi buruk dan
hilangnya pangsa pasar.
Karena begitu banyaknya biaya yang terjadi, termasuk biaya operasional, riset dan
pengembangan, investasi masa depan, dll maka diperlukan pemasukan tambahan agar terjadi
keseimbangan neraca.
Misalnya biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan training akan menghasilkan tenaga
kerja yang berkualitas. Maka secara bisnis, hal itu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
uang kembali. Organisasi dapat membuat paket pelatihan bagi umum dengan menggunakan
tenaga terlatih itu sehingga akan mendapatkan keuntungan ganda. Lembaga akan dikenal
masyarakat, sumber daya manusia internal dapat mengaktualisasi dirinya dan lembaga
mendapatkan nominal uang. Atau juga lembaga telah membiayai investasi berupa fasilitas
gedung baru atau laboratorium komputer. Dalam kondisi seperti ini lembaga dapat
memanfaatkan fasilitas tersebut saat tidak terpakai untuk disewakan kepada masyarakat
sekitar. Atau bisa juga seperti yang telah disebutkan di atas, bisnis kantin makanan yang
dikelola secara professional di area sekolah atau kampus dapat menghasilkan pemasukan yang
cukup besar juga.
Lalu dari segi pemasaran, lembaga pendidikan pemerintah pun perlu melakukan
pemasaran. Bukan untuk menjaring konsumen, karena kebanyakan institusi pemerintah tidak
pernah kesulitan mencari konsumen. Tetapi untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa
lembaga pemerintah pun masih jauh lebih baik daripada lembaga swasta yang mahal. Hal yang
harus dilakukan adalah:
 Riset pasar mengenai data konsumen, meliputi siapa saja dan apa kebutuhan mereka,
bagaimana pandangan mereka tentang pendidikan, bagaimana kemampuan mereka dalam

20
hal keuangan, tren pendidikan seperti apa yang muncul di kalangan mereka, juga mendata
pesaing melalui analisis SWOT.
 Menentukan program yang akan dipasarkan, tempat berdirinya lembaga tersebut
(strategis), promosi yang menarik dan harga yang terjangkau.
Sehingga pada akhirnya jika dari segi pemasaran, keuangan, SDM, dan produksi jasa
dapat terkelola dengan baik, secara jangka panjang hal ini akan berdampak pada peningkatan
kualitas lulusan institusi negeri yang berujung pada reputasi yang semakin baik dan terdepan.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Menurut Joseph M.Juran, definisi kualitas adalah “kesesuaian dengan penggunaan (fitness
for use)”.
2. Menurut Juran ada 3 langkah yang harus diambil perusahaan bila ingin mencapai kualitas
tingkat dunia: (1) mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambuungan yang
dikomunikasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak, (2) mengadakan program
pelatihan secara luas, dan (3) membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat
manajemen yang lebih tinggi.
3. Sepuluh langkah untuk memperbaiki kualitas menurut Juran yang lebih dikenal dengan
Juran’s Ten Steps to Quality Improvement, yaitu (a) membentuk kesadaran terhadap
kebutuhan akan perbaikan dan peluang untuk melakukan perbaikan, (b) menetapkan tujuan
perbaikan, (c) mengorganisasikan, (d) menyediakan pelatihan, (e) melaksanakan proyek-
proyek yang ditujukan untuk pemecahan masalah, (f) melaporkan perkembangan, (g)
memberikan penghargaan, (h) mengkomunikasikan hasil-hasil, (i) `menyimpan dan
mempertahankan hasil yang dicapai, dan (j) memelihara momentum dengan melakukan
perbaikan dalam sistem reguler perusahaan.
4. Karakteristik Total Quality Manajement (TQM) menurut Joseph M. Juran yaitu: kualitas
menjadi bagian dari setiap agenda managemen; sasaran kualitas dimasukkan dalam
rencana bisnis; jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking: fokus adalah pada
pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi, di sana adalah sasaran untuk peningkatan
kualitas tahunan; sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan; pelatihan
dilaksanakan pada semua tingkat; pengukuran ditetapkan seluruhnya; manajer teratur
meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran; penghargaan diberikan untuk
performansi terbaik; sistem imbalan (reward system) diperbaiki. Sedangkan elemen
pendukung dalam TQM ada 6, yaitu: kepemimpinan, pendidikan & pelatihan, struktur
pendukung, komunikasi, ganjaran & pengakuan, dan pengukuran.

22
5. Ada beberapa item yang menjadi perbadingan kualitas dari ketiga pakar, yaitu: berdasarkan
definisi kualitas, tingkat tanggung jawab manajemen senior, standar prestasi/motivasi,
pendekatan umum, struktur, pengendalian proses statistik, basis perbaikan, kerja sama tim,
biaya kualitas, pembelian dan barang yang diterima, penilaian pemasok,dan sourcing of
supply.

3.2 Saran
Pengetahuan mengenai Total Quality Management (TQM) sangat diperlukan dalam
menjalankan bisnis atau usaha, apalagi dalam penerapannya ke dalam perusahaan. Oleh
karena itu diharapkan pembaca mampu memahami dan mengenali produk-produk sebelum
diluncurkan ke dunia usaha, apakah sudah memenuhi persyaratan sebagai produk yang
berkualitas berdasarkan pandangan masyarakat-masyarakat umum (baik dari segi produsen
maupun konsumen) agar kedepannya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan oleh
perusahaan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25403005-9705-
anugerah_raya-chapter2.pdf

Sumber: https://miftah19.wordpress.com/2010/08/01/tqm-ala-joseph-m-juran/

Sumber: http://kuliahekonomi.blogspot.com/2012/10/manajemen-kualitas-definisi-kualitas.html

Sumber: http://hufronachmad.blogspot.com/2016/10/tqm-model-juran.html

Sumber: https://riasangjamin.wordpress.com/2013/04/03/teori-manajemen-kualitas-menurut-
deming-juran-dan-crosby/

Sumber: https://uzukaa.wordpress.com/trilogi-kualitas-oleh-juran/

Sumber: http://www.thefreelibrary.com/Joseph+M+Juran+:+Quality+Management-Quality
Management karya M. Juran

Sumber: http://www.Questia.com/Online_Library

24

Anda mungkin juga menyukai