Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISIS KOHORT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Asesmen Kebutuhan Dan Perencanaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Suhaimi, S.Pd., M.Pd

Oleh :

KELOMPOK 4

LAILA HAJIDAH (2020111320004)

NORMAINI (2020111320069)

NURUL FAJRIAH (2020111320080)

WARTINAH (2020111320090)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kita semua

sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat

waktu

Adapun yang menjadi judul makalah kami adalah “Analisis Kohort”.

Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen

pengampu Dr. Suhaimi, S.Pd., M.Pd dalam mata kuliah “Asesmen Kebutuhan

Dan Perencanaan Pendidikan”.

Jika dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai kesalahan dan

kekurangan dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, kami memohon

maaf sebesar-besarnya. Kami mengharapkan kritik dan saran agar menjadi bahan

evaluasi bagi kami sehingga dapat membuat makalah selanjutnya lebih baik lagi.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat

memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi kita semua.

Balangan , Februari 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Pengertian Kohort............................................................................ 3
B. Kegunaan Kohort Siswa................................................................... 5
C. Prinsip – Prinsip Pembuatan Kohort Siswa...................................... 5
D. Pembuatan Kohort Siswa................................................................. 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 15

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 kohort dalam bentuk panah 3
Gambar 1.2 kohor bangun datar 4
Gambar 1.3 kohort bangun datar dilengkapi keterangan 4
Gambar 1.4 Format Kohort Siswa Sekolah Menengah 7
Gambar 1.5 kohort siswa disertai data mutasi siswa 8
Gambar 1.6 Kohort Siswa Sekolah Menengah 9
Gambar 1.7 kohort siswa sekolah menengah dalam persen (%) 10
Gambar 1.8 kohort siswa data nominal 11
Gambar 1.9 kohort siswa data persentase 11
Gambar 1.10 kohort siswa data asumsi 11
Gambar 1.11 bagan persiapan pembuatan kohort proyeksi 12
Gambar 1.12 kohort siswa hasil proyeksi 13

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 persiapan pembuatan kohort siswa SD 6
Tabel 1.2 Persiapan Pembuatan Kohort Siswa Sekolah Menengah. 6
Tabel 1.3 Tabel Persiapan Pembuatan Kohort Siswa Sekolah Menengah 8
Tabel 1.4 persentase Siswa Naik Tingkat, Tinggal Kelas, dan Putus
Sekolah pada setiap kelas tahun 2009 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah analisis dalam kaitannya dengan kohort dimasukkan untuk
mencermati data siswa yang terdapat dalam kohort, kemudian data hasil
pengamatan tersebut dibandingkan dengan kriteria yang sudah ada sebagai
kebijakan pemerintah, seperti kebijakan pemerintah tentang angka
pemasukan, angka siswa tinggal kelas, angka siswa putus sekolah, dan angka
siswa naik tingkat atau lulus. Kebijakan pemerintah untuk angka siswa
tinggal kelas dan putus sekolah umumnya ditekan sekecil mungkin sampai
0%, sementara angka siswa naik tingkat/lulus dan angka pemasukan (intake
ration) diupayakan semaksimal mungkin sampai 100%. Namun dalam
kenyataannya hal itu sulit untuk dicapai. Umumnya pemerintah sudah
menganggap baik penyelenggaraan pendidikan jika mencapai angka 95%
untuk siswa naik tingkat, intake ration, dan untuk siswa lulus EBTA, 2%
untuk siswa putus sekolah, dan 5% untuk siswa mengulang.
Intinya adalah untuk angka siswa naik tingkat, siswa lulus, dan angka
pemasukan, semakin mendekati angka 100% maka penyelenggaraan
pendidikan semakin baik, sedangkan untuk angka siswa tinggal kelas dan
putus sekolah, semakin mendekati angka 0% maka penyelenggaraan
pendidikan semakin baik.
Istilah kohort awalnya ditemukan dalam sejarah bangsa Romawi yang
terkait dengan pasukan perang, untuk memantau secara cermat kondisi
anggota pasukan dari awal ditugaskan sampai berakhirnya peperangan. Untuk
mendapatkan informasi yang mudah diakses guna penugasan selanjutnya
maka data kondisi pasukan tersebut kemudian disusun dalam suatu bagan
yang memuat informasi tentang jumlah keseluruhan tentara yang ditugaskan
untuk berperang, jumlah tentara yang gugur, jumlah tentara yang luka/sakit,
dan jumlah tentara yang selamat dari peperangan. Bagan arus ini selanjutnya
digunakan untuk menggambarkan keadaan pada bidang lain seperti bidang
kependudukan untuk menggambarkan kelompok penduduk yang lahir pada
tahun yang sama, dan bidang pendidikan untuk menggambarkan kelompok
siswa yang masuk dalam suatu sistem pendidikan tertentu pada tingkat yang
sama dan tahun yang sama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
masalah-masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Masalah yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

1
1. Apa pengertian Kohort
2. Apa kegunaan dari kohort siswa
3. Bagaimana prinsip dan pembuatan kohort dalam perencanaan
pendidikan

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kohort
2. Untuk mengetahui kegunaan dari kohort siswa
3. Untuk mengetahui prinsip dan pembuatan kohort dalam perencanaan
pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kohort
Pada bidang pendidikan, istilah kohort digunakan untuk
menggambarkan arus siswa dalam suatu sistem pendidikan, yaitu berupa
bagan data siswa yang masuk mulai di tingkat satu sampai mereka tamat/lulus
mengikuti program pendidikannya. Bagan ini memuat data tentang jumlah
siswa baru, jumlah seluruh siswa pada setiap tingkat, jumlah siswa naik
tingkat, jumlah siswa tinggal kelas/mengulang, jumlah siswa putus sekolah,
jumlah siswa lulus, dan jumlah siswa mutasi pada setiap tingkat dan setiap
tahun.
Jika kita mengikuti arus siswa yang masuk mulai dari tingkat satu
hingga mereka tamat, maka kita akan mendapatkan data tentang siswa yang
naik kelas, siswa yang tinggal kelas (mengulang), siswa putus sekolah, dan
siswa lulus. Di samping itu, masih terdapat siswa pindah sekolah (mutasi
masuk dan mutasi keluar) yang kemungkinan terjadi di semua tingkat. Karena
hal ini sifatnya sangat insidental dan kurang signifikan, maka dalam
pembuatan bagan arus siswa (kohort) data mutasi siswa kurang
diperhitungkan.
Dalam penggambaran data siswa pada kohort, jumlah seluruh siswa di
setiap tingkat dituliskan pada tempat dalam garis horizontal atau bentuk
bangun persegi panjang. Untuk menuliskan data jumlah siswa naik tingkat,
jumlah siswa tinggal kelas, jumlah siswa putus sekolah, dan jumlah siswa
lulus menggunakan garis (−¿) atau tanda panah (→). Garis atau tanda panah
tegak lurus ke bawah menggambarkan siswa tinggal kelas, garis atau tanda
panah diagonal ke bawah kanan menggambarkan siswa naik kelas atau lulus,
dan tandah panah ke samping kanan atau diagonal ke atas kanan
menggambarkan siswa putus sekolah. Jika informasi ini divisualisasikan
maka akan tampak seperti pada gambar di bawah ini.
Siswa putus sekolah
Seluruh siswa

Siswa tinggal kelas siswa naik tingkat/lulus


(gambar 1.1 kohort dalam bentuk panah)
Penggambaran kohort dapat pula dibuat dengan cara lain untuk enak
dipandang mata karena mengandung unsur estetika yaitu dengan
menggunakan bangun datar segi em[at, lingkaran, elips, trapesium, segi tiga,
jajaran genjang, dan lain-lain seperti contoh di bawah ini.

3
Jumlah seluruh siswa Siswa DO

Siswa tinggal kelas Siswa naik tingkat/lulus

(gambar 1.2 kohor bangun datar)

Pada contoh di atas, kohort dibuat dengan menggunakan bangun


datar di mana jumlah seluruh siswa dalam setiap kelas diletakkan dalam
bangun persegi panjang, jumlah siswa naik tingkat/naik kelas atau lulus
dalam bangun bujur sangkar, jumlah siswa tinggal kelas/mengulang dalam
bangun elips, dan jumlah siswa putus sekolah/drop out dalam bangun
segitiga. Penggunaan bangun datar dalam pembuatan kohort tidak bersifat
permanen seperti diatas, tetapi fleksibel boleh dipertukarkan tempatnya
asalkan pada bagian bawah bagan diberi kolom keterangan gambar seperti
contoh berikut ini.

Keterangan gambar:
: jumlah seluruh siswa
: jumlah siswa naik tingkat
: jumlah siswa tinggal kelas
: jumlah siswa putus sekolah

(gambar 1.3 kohort bangun datar dilengkapi keterangan)

4
B. Kegunaan Kohort Siswa
Terdapat beberapa kegunaan kohort siswa jika dilihat dari kepentingan
perencanaan dan manajemen sekolah yaitu untuk:
1. Menemukan permasalahan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan
lebih mudah dan lebih cepat.
2. Menemukan situasi dan kondisi pendidikan di sekolah untuk keperluan
perencanaan.
3. Memudahkan para pengawas sekolah melihat kondisi siswa di masing-
masing sekolah yang menjadi tanggung jawabnya guna melakukan
perbaikan.
4. Membantu mempermudah melakukan upaya perbaikan manajemen
sekolah oleh kepala sekolah.
5. Melaporkan keadaan siswa di suatu sekolah secara cepat dan mudah dilihat
kepada para pengawas, jajaran birokrasi pendidikan, masyarakat dan para
pemerhati pendidikan lainnya.
6. Membantu perencanan pendidikan menemukan permasalahan pendidikan
di sekolah dengan mudah dan cepat yang sangat berguna untuk
memudahkan melakukan diagnosis yang diperlukan dalam penyusunan
rencana pendidikan.

C. Prinsip-prinsip Pembuatan Kohort


Untuk dapat membuat kohort lengkap yang menggambarkan arus siswa
mulai masuk ke dalam sistem pendidikan (mulai di kelas I) sampai mereka
tamat pendidikannya (lulus kelas VI untuk SD, dan kelas III untuk sekolah
menengah) maka diperlukan data pendidikan sedikitnya selama enam tahun
berturut-turut untuk SD/MI dan tiga tahun untuk sekolah menengah (SMP,
SMA, SMK, dan MA).
Data yang harus tersedia untuk dapat membuat kohort meliputi jumlah
siswa baru, jumlah siswa per tingkat, jumlah siswa naik tingkat atau tamat,
jumlah siswa tinggal kelas, dan jumlah siswa putus sekolah. Selain itu untuk
memperkaya informasi pada kohort, terkadang dibutuhkan pula data tentang
mutasi siswa, calon siswa baru yang mendaftar, dan siswa keseluruhan dari
kelas I sampai kelas terakhir. Data tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam
bagan yang masih kosong sesuai dengan tahun dan mengikuti kolom-kolom
yang ada menurut peruntukannya.
Untuk membantu lebih mudah dalam penyusunan kohort siswa,
sebaiknya data yang akan dikumpul dan dimasukkan ke dalam bagan terlebih
dahulu dibuat dalam bentuk tabel persiapan pembuatan kohort sebagai
berikut.

5
Tabel 1.1 persiapan pembuatan kohort siswa SD

Tingkat
Tahun Calon Siswa Baru Data Siswa I II III I V VI
V
Siswa Baru … … … … … …
Siswa Seluruhnya … … … … … …
Siswa Naik Tingkat … … … … … …
…… ……….. Siswa Tinggal Kelas … … … … … …
Siswa Putus Sekolah … … … … … …
Siswa Tamat/Lulus … … … … … …
Siswa Mutasi Masuk … … … … … …
Siswa Mutasi Keluar … … … … … …

Tabel 1.2 Persiapan Pembuatan Kohort Siswa Sekolah Menengah.

Tingkat
Tahun Calon Siswa Baru Data Siswa I II III
Siswa Baru …… …… ……
Siswa Seluruhnya …… …… ……
Siswa Naik Tingkat …… …… ……
…… ………… Siswa Tinggal Kelas …… …… ……
Siswa Putus Sekolah …… …… ……
Siswa Tamat/Lulus …… …… ……
Siswa Mutasi Masuk …… …… ……
Siswa Mutasi Keluar …… …… ……

Tabel di atas jika digunakan untuk menyusun kohort SD diperlukan


minimal enam tabel (data 6 tahun), dan untuk kohort sekolah menengah
minimal tiga kolom (data tiga tahun) yaitu sesuai dengan lama waktu
penyelenggaraan pendidikan di masing-masing sekolah.

6
Apabila tabel di atas sudah diisi secara lengkap, langkah selanjutnya
adalah menyiapkan bagan seperti di bawah ini.

Tahu Siswa Tingkat Tamat/ Jumlah


n Baru I II III Lulus Tingkat I-
VI

……

..….

…….

Keterangan:
: siswa mengulang
: siswa naik kelas
: siswa tinggal kelas
: siswa seluruhnya
: siswa lulus
(gambar 1.4 Format Kohort Siswa Sekolah Menengah)
Apabila data mutasi siswa ingin disertakan pada kohort, maka penyusunan
data tersebut ditempatkan pada kolom siswa seluruhnya dengan ditambahkan
kolom tersendiri. Untuk mutasi masuk ditempatkan pada bagian kiri bawah,
sedangkan untuk mutasi keluar ditempatkan pada bagian kanan bawah seperti
tampak pada gambar di bawah ini.

7
Siswa putus sekolah

Mutasi siswa masuk Siswa seluruhnya mutasi siswa keluar

Siswa tinggal kelas siswa naik tingkat/lulus


(gambar 1.5 kohort siswa disertai data mutasi siswa)

D. Pembuatan Kohort Siswa


Jika bagian kohort sudah disiapkan, langkah selanjutnya adalah mengisi
bagian tersebut dengan data yang sudah ada pada tabel persiapan pembuatan
kohort. Pengisian data pada tabel persiapan tergantung pada kesiapan yang
bertugas mengisi kohort.
Pembuatan kohort siswa meliputi pembuatan tabel persiapan,
pembuatan kohort angka nominal, pembuatan kohort data persentase, data
asumsi dan data hasil proyeksi.
1. Tabel Persiapan
Berikut ini disajikan tabel persiapan pembuatan kohort yang sudah
diisi untuk bahan membuat kohort siswa SMP tingkat wilayah
kabupaten/kota.

Tabel 1.3 Tabel Persiapan Pembuatan Kohort Siswa Sekolah


Menengah

Calon siswa Tingkat


Tahun baru Data Siswa I II III
Siswa Baru 1914 - -
Siswa Seluruhnya 2099 1682 1366
Siswa Naik Tingkat 1697 1414 -
Siswa Tinggal Kelas 188 114 29
2015 Siswa Putus Sekolah 214 154 94
Siswa Tamat/Lulus - - 1243
Siswa Mutasi Masuk - - -
Siswa Mutasi Keluar - - -

8
Siswa Baru 2029 - -
Siswa Seluruhnya 2217 1811 1443
Siswa Naik Tingkat 1825 1554 -
Siswa Tinggal Kelas 196 120 29
2016 Siswa Putus Sekolah 195 137 56
Siswa Tamat/Lulus - - 1356
Siswa Mutasi Masuk - - -
Siswa Mutasi Keluar - - -

2. Kohort Angka Nominal


Dari tabel di atas, maka data yang terdapat pada tabel tersebut
selanjutnya dipindahkan ke dalam bagan kohort yang telah disiapkan,
sehingga akan tampak kohort angka nominal siswa SMP seperti di bawah
ini.

Siswa Tingkat Total


Tahun Baru I II III Lulus Tingkat I-III
2099 214 1682 154 1366 94
2015 1914 5147
188 1697 114 1414 29 1243

2217 196 1811 137 1443 56


2016 2029 5471
196 1825 120 1554 29 1356

(Gambar 1.6 Kohort Siswa Sekolah Menengah)

Di samping jenis kohort di atas (kohort angka nominal), ada tiga


jenis kohort lain yang berfungsi untuk memudahkan menganalisis
masalah, untuk mecari efesiensi internal penyelenggaraan pendidikan dan
untuk mengetahui perkiraan siswa di masa depan. Kohort yang berfungsi
untuk menganalisis masalah disebut kohort persentase, kohort yang
berfungsi untuk membantu nmencari efisiensi internal penyelenggaraan
pendidikan disebut kohort asumsi, dan kohort untuk mengetahui perkiraan
siswa di masa depan disebut kohort proyeksi.

9
Prinsip pembuatan kohort persentase sama dengan pembuatan kohort
angka nominal, yang berbeda hanya pada kohort persentase jumlah siswa
naik tingkat/lulus, siswa tinggal kelas, dan siswa putus sekolah disajikan
dalam bentuk angka persen (%). Pada kohort asumsi sangat berbeda baik
dengan kohort angka nominal maupun angka persentase, namun dalam
pennyusunannya didasarkan pada data yang terdapat pada kohort
persentase. Sedangkan pada kohort proyeksi, kohort disusun berdasarkan
data dua tahun terkahir, selanjutnya persentase angka pemasukan,
persentase siswa baru, persentase siswa naik tingkat, persentase siswa
tinggal kelas, dan persentase siswa putus sekolah dijadikan dasar untuk
melakukan perkiraan (proyeksi) di tahun-tahun mendatang.

3. Kohort Data Persentase


Cara menyusun kohort persentase yaitu dengan mencari angka
persentase dari jumlah siswa naik tingkat/lulus, jumlah siswa tinggal kelas,
dan jumlah siswa putus sekolah masing-masing sebagai berikut:
Siswa naik tingkat
1. Siswa naik tingkat = × 100 %
s iswa seluru h nya
siswa tinggal kelas
2. Siswa tinggal kelas = × 100 %
siswa seluru hnya
siswa putus sekola h
3. Siswa putus sekolah = × 100 %
siswa seluru h nya
siswalulus
4. Siswa lulus = ×100 %
siswa peserta EBTA

Kohort angka nominal di atas jika dibuat dalam bentuk kohort


persentase maka tampak seperti di bawah ini.

Tahun Siswa Tingkat Lulus Total Tingkat


Baru I II III I-III
2099 10,2 1682 9,2 1366 6,9
2015 1914 5147
9,0 80,8 6,7 84,1 2,1 91,0

2217 8,9 1811 7,6 1443 3,9


2016 2029 5471
8,8 82,3 6,6 85,8 2,0 94,1

(gambar 1.7 kohort siswa sekolah menengah dalam persen (%))

10
4. Kohort Data Asumsi
Untuk menyusun kohort asumsi, hal yang tidak boleh dilupakan
adalah kita harus menyiapkan kohort persentase sebelum memulai untuk
mengerjakannya, karena kohort asumsi intinya terletak pada asumsi
terhadap persentase angka siswa naik tingkat, angka siswa tinggal kelas,
dan angka siswa putus sekolah di setiap tingkat dan setiap tahun. Jika kita
ambil contoh kohort siswa SMP dalam persentase di atas untuk dijadikan
dasar membuat kohort asumsi, maka kita terlebih dahulu harus membuat
tabel persentase untuk data tahun 2009 sebagai berikut.

Tabel 1.4 persentase Siswa Naik Tingkat, Tinggal Kelas, dan Putus Sekolah
pada setiap kelas tahun 2009.

Jenis Data Siswa Kelas


Dalam Persen (%) I II III
Siswa Naik Tingkat 80,8 84,1 91,0
Siswa Tinggal Kelas 9,0 6,7 2,1
Siswa Putus Sekolah 10,2 9,2 6,9

Angka absolut pada kohort angka nominal untuk tahun 2015 di


tingkat I adalah sebagai berikut:
241
2099

188 1697
(gambar 1.8 kohort siswa data nominal)
Data tersebut selanjutnya diubah menjadi kohort persentase sehingga
menjadi:
10,2 %
100%

9,0 % 80,8 %
(gambar 1.9 kohort siswa data persentase)

Dari kohort persentase, selanjutnya kita ubah menjadi kohort asumsi


dengan cara setiap poin dikalikan dengan angka 10 untuk menghilangkan
angka desimal (tanda koma) sehingga kohort menjadi seperti di bawah ini.
102
1000

90 808

11
(gambar 1.10 kohort siswa data asumsi)

5. Kohort Data Proyeksi


Untuk membuat kohort proyeksi diperlukan informasi tentang
kebijakan pemerintah mengenai beberapa hal seperti persentase angka
pemasuka, persentase siswa tinggal kelas, persentase siswa naik tingkat,
persentase siswa lulus, dan persentase siswa putus sekolah di tahun-tahun
mendatang. Misalkan kebijakan pemerintah di tahun-tahun mendatang
(selam 5 tahun)n tentang angka pemasukan (siswa baru) ditingkatkan 1%,
angka siswa tinggal kelas di setiap tingkat diturukan 1%, dan angka siswa
putus sekolah tetap seperti tahun sebelumnya, maka persiapan kohort
proyeksi akan tampak seperti di bawah ini.

Siswa Tingkat Total


Tahun Baru I II III Lulus I-III

2011 38356,6 4153 6,9 3243 6,8 2704


10.100
11,3 9,0 7,6 5,5
87,7 4674
2012 4268 6,6 3720 6,9 2922 6,8 11.316

12,3 8,0 6,6 4,5


88,7
2013 …… 6,6 6,9 6,8

13,3 7,0 5,6 3,5


89,7
2014 …… 6,6 6,9 6,8

(gambar 1.11 bagan persiapan pembuatan kohort proyeksi)

Setelah bagan persiapan dilengkapi dengan informasi yang cukup


tentang persentase angka pemasukan (siswa baru), persentase siswa tinggal
kelas, persentase siswa putus sekolah, langkah selanjutnya adalah
melengkapi bagan tersebut dengan menghitung persentase atas data yang
sudah ada, sehingga diperoleh kohort proyeksi lengkap seperti di bawah
ini.

12
Siswa Tingkat Total
Tahun Baru I II III Lulus I-III

2011 3835 4153 273 3243 223 2704 184 10.100

443 406 346 148 2372


2012 4268 4674 308 257
2922 199
3720 11.316

525 374 246 131 2592


2013 4793 5167 341 4238 292 3348 228
12.753

637 362 237 117 3003


2014 5430382 5792 310 260
4701 3826 14.319

(gambar 1.12 kohort siswa hasil proyeksi)


Jika kita amati kohort proyeksi di atas, tamoak bahwa perkembangan
siswa dengan mengikuti kebijakan pemerintah tersebut menunjukkan
siswa yang bengitu cepat yaitu dari 11.316 siswa pada tahun 2012
bertambah menjadi 14.319 pada tahun 2014. Penambahan ini berimplikasi
kepada perlunya penyiapan sumber daya pendidikan yang sangat
mendesak seperti penyediaan tenaga, sarana, dan biaya pendidikan. Perlu
diingat bahwa data hasil proyeksi bukanlah data yang akurat, namun
demikian data tersebut bermanfaat bagi perencanaan pendidikan.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis kohort terutama bertujuan untuk menemukan informasi tentang
ada tidaknya permasalahan pendidikan terkait dengan siswa naik tingkat,
siswa lulus, siswa tinggal kelas dan siswa putus sekolah. Selain itu, analisis
kohort dilakukan untuk memperoleh informasi tentang ada tidaknya
permasalahan pendidikan yang terkait dengan manajemen sekolah seperti
masalah ketenagaan dan keuangan sekolah. Permasalahan di sini dimasukkan
sebagai terdapatnya perbedaan antara informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan pada kohort dengan informasi yang merupakan kebijakan
pemerintah. Informasi ini sangat berguna bagi perencanaan pendidikan untuk
melakukan diagnosis terhadap penyebab terjadinya permasalahan tersebut
guna mendapatkan pemecahan masalah terbaik dalam bentuk rencana atau
program pendidikan yang tepat.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk para pembaca adalah semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para perencana pendidikan untuk
mengetahui informasi terkait permasalahan pendidikan yang berkaitan dengan
ketenagaan dan keuangan sekolah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Martin, 2013. Perencanaan Pendidikan: PerspektifProses dan Teknik Dalam Penyusunan


Rencana Pendidikan. Jakarta:Rajawali Press.

Somantri, Manap. 2014. Perencanaan Pendidikan. IPB Press. Bandung


Tim Penyusun, 2016. Modul Diklat Perencanaan Pendidikan. Pusat Pendidikan
Dan Pelatihan Pegawai, Kementrian pendidikan Dan Kebudayaan

15

Anda mungkin juga menyukai