Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH DAN TOKOH PEMIKIR MUTU PENDIDIKAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Pendidikan

Dosen pengampu :

Dr. Makmur Syukri, M.Pd

Disusun Oleh

1. Firman Hadi NIM. 0307211026

2. M. Padeli Wibowo NIM. 0307212133

3. Ahmad Rifai NIM. 0307211004

4. Azhari Panjaitan NIM. 0307211016

MPI – 1 / SEMESTER IV

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Alhamdulillahirabbil’aalaamiin, Segala puji kepada Allah SWT yang memberikan


nikmat begitu banyak kepada setiap hamba-hamba - Nya sehingga sampai saat ini setiap
hamba-nya tetap dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka
bumi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan yang penuh kejahilan kepada zaman
yang terang benderang dengan nur cahaya islam.

Penulis merasa bersyukur telah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“ SEJARAH DAN TOKOH PEMIKIR MUTU PENDIDIKAN” Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. Makmur Syukri, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Mutu Pendidikan, yang telah memberikan kesempatan dan membimbing penulis
untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Juga terima kasih diucapkan kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan dan kelemahan pada makalah
ini. Oleh karenanya, penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca dapat
menjadi acuan perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan bagi penulis sendiri khususnya.

Wassaalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh.

Medan, 16 September 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Awal Gerakan Mutu Pendidikan..................................................................3


B. Perkembangan Perhatian Mutu Pendidikan.................................................7
C. Tokoh dan Pemikirannya tentang Mutu Pendidikan....................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................15

A. Kesimpulan..................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan yang terus berkembang menuntut negara untuk siap dalam
mengembangkan kebijakan yang dinamis. Tantangan global menunjukkan bahwa
Indonesia sebagai anggota dunia harus mampu mengatasi berbagai tantangan yang
timbul akibat perkembangan globalisasi. Perkembangan teknologi informasi
memerlukan upaya yang besar untuk menyaring pengaruh-pengaruh luar yang
merugikan bagi negara kita. Oleh karena itu, pendidikan harus dijadikan sebagai
motor penggerak penguatan bangsa Indonesia, sehingga dapat tercermin dalam
budaya pendidikan Indonesia. Perkembangan teknologi memerlukan peningkatan
mutu pendidikan dalam berbagai aspek. Peningkatan ini berkaitan dengan proses
pendidikan, khususnya dari input, proses dan output. Salah satu kriteria perbaikan
tersebut adalah peningkatan kemampuan pengelolaan yang baik. Apabila
pengelolaannya dilakukan dengan baik maka lembaga pendidikan apapun, termasuk
lembaga pendidikan, dapat menghasilkan kinerja dan hasil kerja yang berkualitas.
Sebaliknya jika manajemen dibangun tanpa memperhatikan mutu, maka kecil
kemungkinan suatu sekolah atau lembaga pendidikan akan maju dan berkembang.
Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidaklah mudah

Hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, profesional


pendidikan dan masyarakat. Ketika pemerintah memberikan kesempatan kepada
otoritas sekolah untuk mewujudkan potensi mereka secara maksimal, salah satu
solusinya adalah dengan menerapkan TQM (Total Quality Management). Total
Quality Management (TQM) merupakan suatu model peningkatan mutu yang
berkesinambungan dan berkesinambungan yang dapat menyediakan seperangkat alat
bagi setiap lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan
saat ini dan masa depan. Mutu merupakan persoalan mendasar bagi para praktisi
pendidikan. Dalam kasus perguruan tinggi swasta (PTS) atau sekolah swasta,
terkadang kita menjumpai izin pendirian yang tidak didorong oleh persyaratan
kualitas Indonesia namun demi keuntungan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah dari awal gerakan mutu pendidikan ?


2. Bagaimana perkembangan perhatian terhadap mutu Pendidikan ?
3. Siapa tokoh dan bagaimana pemikirannya tentang mutu pendidikan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah dari awal gerakan mutu Pendidikan.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan perhatian terhadap mutu Pendidikan.

3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dan bagaimana pemikirannya tentang mutu


pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Awal Gerakan Mutu Pendidikan

Gerakan mutu merupakan pengembangan mutu yang mencakup empat era.


Menurut Salis, gerakan mutu memiliki empat era: inspeksi, pengendalian mutu
melalui statistik, penjaminan mutu, dan manajemen mutu. Pergerakan mutu dimulai di
dunia industri dengan menggunakan bahasa, konsep, dan metode dari manajemen
mutu terpadu atau manajemen mutu total. Kebutuhan mulai berkembang untuk secara
konsisten memastikan bahwa produk perusahaan memenuhi spesifikasi tertentu,
memberikan kepuasan pelanggan, dan memberikan nilai uang. Mencapai kualitas
yang konsisten memungkinkan konsumen mempercayai produk dan produsen.

Penghargaan dan medali emas dan perak merupakan bukti penekanan pada
kualitas. Sebelum adanya pergerakan kualitas, dimana tidak ada persaingan, produsen
tidak memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memilih. Pelanggan tidak
mempunyai hak untuk menuntut kualitas atau harapan layanan yang lebih baik.
Kualitas layanan badan publik belum dievaluasi. Pengguna hanya mengutamakan apa
yang penting agar produk itu ada dan dapat digunakan. Penjaminan mutu dan
manajemen mutu terpadu kemudian dikenal di Barat, meskipun gagasan mutu
awalnya dikembangkan pada tahun 1930-an dan 1940-an di Amerika Serikat, oleh W.
Edwards Deming. Deming adalah seorang ahli statistik Amerika dan memegang gelar
doktor di bidang fisika. Deming lahir pada tahun 1900 dan meninggal pada tahun
1993. Pengaruhnya sebagai pakar manajemen sejak awal sudah dikenal luas di
Amerika Serikat, namun bakat dan keahliannya baru diakui pada tahun 1950. diterima
di Jepang. Dia adalah orang yang sangat berpengaruh dalam gerakan kualitas. Deming
mengemukakan idenya pada tahun 1930an ketika dia menyadari bahwa metode proses
industri berubah dan memakan waktu dan uang.1

1
Hanun Asrohah, “MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development
Bank (IDB),” Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development Bank (IDB) (2015): 139,
http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/600.

3
Yayasan Manajemen Mutu Eropa, yang didirikan oleh 14 perusahaan besar
Eropa, termasuk Volkswagen, BT dan Phillips, telah menjadi kekuatan pendorong
utama dalam pengembangan budaya mutu baru. Era ini adalah masa ketika suatu
organisasi mengelola kualitas secara strategis dengan menerapkan langkah-langkah
strategis untuk pengendalian kualitas dan manajemen kualitas produk. Manajemen
mutu strategis memerlukan perencanaan strategis yang memungkinkan terbentuknya
prioritas jangka panjang dan perubahan kelembagaan berdasarkan pertimbangan yang
masuk akal, karena melalui strategi, organisasi dapat memanfaatkan peluang baru.

Gerakan untuk mengintegrasikan kualitas dalam pendidikan telah berkembang


belakangan ini. Terdapat sedikit referensi dalam literatur sebelum akhir tahun 1980an.
Sebagian besar pekerjaan perintis TQM telah dilakukan oleh universitas-universitas di
Amerika dan pelatihan lebih lanjut di tingkat universitas di Inggris. Amerika Serikat
memimpin pengembangan penjaminan mutu pendidikan sebelum Inggris, namun di
kedua negara perhatian terhadap mutu telah meningkat sejak tahun 1990. Banyak
gagasan yang berhubungan dengan manajemen mutu total kini sangat berkembang di
universitas-universitas dan konsep penjaminan mutu mulai menjadi lebih penting.
populer di sekolah.

Pada tahun 2001, Penghargaan Jaminan Kualitas EFQM (European


Foundation for Quality Management) versi Eropa dianugerahkan kepada pemenang
dari sekolah-sekolah di Irlandia Utara. St Mary College, sekolah perempuan di
Londonderry, memenangkan penghargaan dan tempat kedua diraih sekolah Inggris
lainnya, City Technology College, Kingshurst. Keduanya menjadi bukti bahwa
gerakan peningkatan mutu sudah menjadi arus utama dalam dunia pendidikan.
Meskipun kebutuhan untuk mengembangkan budaya kualitas masih belum disadari di
beberapa bidang pendidikan, banyak negara masih enggan untuk bergabung dengan
kelompok tradisionalis dalam mengkaji metode dan bahasa manajemen publik. Hal ini
mungkin menjelaskan tertundanya visi gerakan peningkatan mutu pendidikan.
Beberapa praktisi pendidikan tidak suka menyamakan proses pendidikan dengan
produksi produk industri. Namun keinginan untuk menjajaki dunia industri semakin
meningkat. Inisiatif terkini dalam dunia pendidikan, seperti tumbuhnya kemitraan

4
antara bisnis dan lembaga pendidikan, telah mendekatkan pendidikan dan bisnis dan
membuat konsep industri menjadi lebih dapat diterima.2

Sepanjang sejarahnya, bahkan pada masa penjajahan Belanda sekalipun


dahulu dalam pendidikan tradisional, pada masa pemerintahan Portugis dan setelah
memperoleh kemerdekaan, bangsa ini sudah merdeka, dengan mengalami pasang
surut yang cukup mendadak dalam proses perkembangan dan kemajuan pendidikan,
marginalisasi dan bentuk-bentuk subordinasi lainnya. Jelas bahwa kondisi seperti ini
akan mempunyai arti yang besar bagi perkembangan pendidikan. Bangsa Indonesia
sudah lebih dari setengah abad merdeka, namun persoalan pendidikan belum
mendapat perhatian yang layak. Dengan berlakunya Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 diharapkan terjadi perubahan yang signifikan dalam
bidang pendidikan nasional. Sebagai bangsa yang besar saat ini sedang dalam proses
reformasi yang bertujuan untuk mengembangkan unsur-unsur pendidikan sebagai
wujud kemajuan pendidikan Indonesia dengan meningkatkan mutu dengan tujuan
membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik, lebih stabil dan tentunya lebih adil
dan merata di segala bidang. wilayah Indonesia dan mewujudkan generasi emas pada
tahun 2045.3

Dalam pendidikan, mutu mencakup masukan, proses dan hasil pendidikan,


Mulyasa (Nur, Harun dan Ibrahim, 2016). Masukan pendidikan adalah satu-satunya
yang harus tersedia karena diperlukan agar proses dapat berlangsung. Sumber daya
mencakup sumber daya manusia, khususnya kepala sekolah, guru, staf, dan siswa, dan
sumber daya yang tersisa mencakup peralatan, perlengkapan, uang, dan bahan.
Sedangkan proses pendidikan adalah transformasi suatu hal menjadi hal lain, yaitu
sesuatu yang mempengaruhi berlangsungnya proses yang disebut masukan.
Sedangkan hasil dari suatu proses sering disebut dengan hasil. Hasil pendidikan
adalah hasil belajar. Prestasi akademik adalah keberhasilan akademik yang diciptakan
oleh proses atau perilaku sekolah. Hasil pembelajaran dapat diukur dari segi kualitas,
efisiensi, produktivitas, efisiensi, inovasi, kualitas kehidupan kerja dan moral. Proses
2
Ibid.

3
Nyoman Widiani, “Progresivisme Peningkatan Mutu Pendidikan Terhadap Siswa (Analisis Sejarah Periode
Pendidikan Di Indonesia),” PINTU: Pusat Penjaminan Mutu 1, no. 1 (2020): 70–78,
https://stahnmpukuturan.ac.id/jurnal/index.php/jurnalmutu/article/view/901.

5
pendidikan dikatakan bermutu apabila seluruh komponen pendidikan hadir
berpartisipasi dalam proses pendidikannya sendiri. Hal ini tidak terjadi secara
kebetulan melainkan melalui proses perencanaan yang matang. Dalam proses
pendidikan yang berkualitas, diperlukan peran serta berbagai faktor input yang
berbeda seperti bahan ajar (kognitif, emosional atau psikomotor), metodologi
(bervariasi tergantung kemampuan, dll), keterampilan guru), fasilitas sekolah,
dukungan administrasi. , SARPRAS, sumber daya lainnya, serta menciptakan suasana
yang kondusif.4

Di era globalisasi yang semakin meningkat, setiap negara harus memperkuat


kekuatannya daya saing di berbagai bidang, termasuk sumber daya manusia. Untuk
berdaya saing, masyarakat harus mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk menjawab tantangan yang semakin sulit, lembaga pendidikan harus
melakukan perubahan yang signifikan, guna menciptakan sumber daya manusia yang
mampu merespons setiap perubahan. Banyak permasalahan dan tantangan dalam
dunia pendidikan, antara lain:

Di dalamnya ada madrasah. Segala tantangan dan permasalahan yang dihadapi


memerlukan penyelesaian yang serius, guna menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas baik ditinjau dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan etika. Dalam hal ini
madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam berupaya untuk memenuhi persyaratan
tersebut dan melakukan perubahan dan pengembangan secara terus menerus untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Pendidikan harus terus disesuaikan dan
ditingkatkan

Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi.


Dengan cara ini, pendidikan akan menjadi relevan dan relevan dengan perubahan
lanskap. Oleh karena itu, pendidikan harus mempersiapkan peserta didik yang
berkualitas agar dapat mencapai peradaban yang maju. Hal ini dapat dicapai melalui

4
Yusri A Boko, “Total Quality Management: Pendekatan Sejarah Dan Konsep Mutu Pendidikan,” Foramadiahi:
Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman 13, no. 2 (2021): 215.

6
suasana pembelajaran yang kondusif, kurikulum yang baik, kegiatan pembelajaran
yang menarik dan proses pendidikan yang kreatif.5

B. Perkembangan Perhatian Mutu Pendidikan

Pola Pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar pada umumnya masih seperti
pola pendidikan masa Nabi Muhammad baik dari segi materi pendidikan maupun
lembaga pendidikan. Menurut Prof. Mahmud Yunus di dalam buku Sejarah
Pendidikan Islami, Materi pendidikan Islami yang diajarkan pada masa Khulafaur
Rasyidin sebelum masa pemerintahan Umar bin Khatab, khususnya untuk pendidikan
dasar adalah membaca dan menulis, membaca dan menghafal al Qur’an, serta
mempelajari pokok-pokok ajaran Islam seperti cara wudhu, sholat dan sebagainya.
Pokok-pokok ajaran Islam yang diajarkan dapat dibagi dalambeberapa kategori materi
pendidikan, yaitu
1. Materi Pendidikan Tauhid, Tauhid adalah menjadikan Allāh sebagai
satu satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya.
2. Materi Pendidikan Akhlak, Pendidikan akhlak adalah proses
pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia.
Pendidikan akhlak memiliki peran yang sangat penting.
3. Materi Pendidikan Ibadah, seperti wudhu’, shalat, doa, dzikir, puasa,
zakat dan haji.

Pusat pendidikan pada masa Khalifah Abu Bakar adalah di Madinah dan
tenaga pendidiknya adalah para Sahabat Nabi. Selain keberadaan Masjid dan Shuffah
sebagai tempat pendidikan yang telah ada sejak masa Nabi Muhammad, umat Islam
mendirikan Kuttab sebagai tempat belajar membaca dan menulis, yang mendukung
fungsi Masjid yang semakin kompleks. Masjid pada waktu itu berfungsi sebagai
tempat shalat berjamaah, membaca dan mempelajari alQur’an, tempat mendiskusikan

5
Yayah Chairiyah, “Sejarah Perkembangan Sistem Pendidikan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam,”
MA’ALIM: Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 01 (2021): 48–60.

7
masalah berbagai masalah keumatan, tempat pertemuan dan lembaga pendidikan
Islam.6

Setelah Indonesia merdeka, umat Islam semakin menyadari pentingnya


perjuangan Umat Islam dalam meraih kemerdekaan, dan pemerintah berusaha
melakukan memperbaiki pendidikan Islam di Indonesia, dan Sebagai realisasinya
Pemerintah Indonesia telah merumuskan dalam undang-undang Republik Indonesia
No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional yang diteruskan dengan UU
No. 20 Tahun 2003 yang mengatur penyelenggaraan satu sistem Pendidikan nasional,
sebagai upaya pengintegrasian pendidikan Islam dalam sistem pendidikan Nasional,
maka dalam makalah ini akan membahas tentang Pendidikan Agama, Pelaksanaan
Pendidikan Islam

pada umumnya Pendidikan Agama Islam pada khususnya di sekolah- sekolah


umum semakin kokoh oleh berbagai terbitnya perundang- undangan selanjutnya,
hingga lahirnya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang lebih menjamin pemenuhan pendidikan agama kepada peserta didik.
Dan diikuti dengan lahirnya peraturan- peraturan selanjutnya sampai dengan terbitnya
Peraturan Menteri Agama RI. Dengan makin kuatnya posisi.

Pendidikan Islam di dalam sistem pendidikan Indonesia setelah mengalami


masa pergulatan yang sangat panjang, tentunya secara ideal telah menunjukkan hasil
yang signifikan dan tujuan pendidikan agama Islam telah tercapai yaitu pendidikan
jasmani, pendidikan akal dan pendidikan akhlak.8 Namun di dalam kenyataan di
lapangan, banyak sekali problematika yang muncul sehingga berakibat tidak
maksimalnya pendidikan Agama Islam di sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA dan
SMK.

Jika kembali kepada sejarah perkembangan pendidikan Islam di Indonesia,


terutama dalam konteks mengintegrasikan pendidikan dalam sistem pendidikan
nasional, Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga menteri merupakan regulasi yang bisa
merintis penguatan posisi pendidikan Islam secara nasional. Surat Keputusan Bersama

6
Amalia Nurhanisah Gultom, “Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin,” EDU-RILIGIA:
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan 6, no. 2 (2022): 167–180.

8
tiga menteri tersebut ditandatanganioleh tiga orang menteri, yaitu Menteri Agama,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Menteri Dalam Negeri. Nomor 6 Tahun
1975, Nomor 037/ U/ 1975, dan Nomor 36 Tahun 1975 tentang Peningkatan Mutu
Pendidikan Pada Madrasah. SKB tiga Menteri ini ditandatangani di Jakarta oleh 3
orang menteri, yaitu: Dr. H. A. Mukti Ali (Menteri Agama), Dr. Syarief Thajeb
(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), dan H. Amir Machmud (Menteri Dalam
Negeri) pada tanggal 24 Maret 1975. Surat Keputusan Bersama (SKB) tersebut
berlaku untuk madrasah dan semua jenjang baik negeri maupun swasta,baik madrasah
dalam lingkungan pondok pesantren maupun di luar pondok. SKB tersebut bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah agar sejajar dengan sekolah umum. 7

Pendidikan yang bermutu saat ini merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Maju mundurnya suatu bangsa atau negara sangat
tergantung pada pendidikan bangsa tersebut.1 Suatu bangsa atau negara dikatakan
berperadaban tinggi apabila bangsa tersebut memberikan perhatian yang besar
terhadap pendidikan Upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas harus dilakukan,
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pada pasal 31 tentang sistem pendidikan
nasional. Tujuan akhir pendidikan nasional secara umum adalah meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, seperti yang tercantum dalam UU No.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) BAB II pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Di era globalisasi yang semakin luas, setiap bangsa perlu meningkatkan daya
saingnya dalam berbagai bidang terutama sumber daya manusianya. Agar mampu
bersaing setiap orang dituntut untuk mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam rangka menjawab tantangan yang semakin berat lembaga

7
Miftahul Huda, “Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Dan Upaya Penguatannya Dalam Sistem
Pendidikan Nasional,” Journal of Islamic Education Research 1, no. 02 (2020): 39–53.

9
pendidikan harus melakukan perubahan yang signifikan, dalam rangka mencetak
sumber daya manusia yang mampu menjawab setiap perubahan. Banyak hal yang
menjadi permasalahan dan tantangan dunia pendidikan termasuk

di dalamnya madrasah. Semua tantangan dan permasalahan yang dihadapi


menuntut pemecahan yang serius, agar dapat menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi serta berakhlakul karimah.
Dalam hal ini, madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam guna
memenuhi tuntutan tersebut berupaya melakukan perubahan dan perkembangan
secara terus-menerus guna menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian dan pembenahan agar


mampu mengikuti gerak perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi.
Dengan begitu, pendidikan akan menjadi relevan dan kontekstual dengan perubahan
zaman, oleh karena itu pendidikan harus menyiapkan peserta didik yang berkualitas
agar dapat mencapai peradaban yang maju. Hal ini bisa terwujud melalui suasana
belajar yang kondusif, kurikulum yang baik, aktivitas pembelajaran yang menarik
serta proses pendidikan yang kreatif..8

Pengembangan mutu pendidikan tidak terlepas dari pengawasan bagi orang


tua untuk selalu memperhatikan dengan siapa anak tersebut bergaul dalam
kesehariannya. Namun selain itu faktor keluarga pun ikut berperan penting dalam
proses Pendidikan yang mana didalamnya terdiri dari ayah, ibu, dan saudara adik
ataupun kakak, keluarga merupakan peran utama yang mana memiliki hubungan
langsung terhadap perkembangan anak dan dari situ pula akan terbentuk tahapan-
tahapan anak terhadap perkembangan perilaku serta karakter anak, peranan orang tua
adalah cara yang digunakan orang tua yang berkaitan dengan pandangan tentang tugas
yang harus dijalankan dalam mengasuh anak Keluarga merupakan faktor lingkungan
terdekat bagi anak dengan begitu keluarga juga merupakan hal yang dapat
berpengaruh paling besar terhadap perkembangan anak, maka dari itu perlu adanya
kedekatan sosial serta spiritual kepada anak sejak kecil agar orang tua dapat
membentuk sikap serta karakter yang baik pada anak sejak dini. Keluarga
memiliki .empat fungsi yaitu seksual, ekonomi, reproduktif dan juga Pendidikan dari
8
Chairiyah, “Sejarah Perkembangan Sistem Pendidikan Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam.”

10
sini sudah terlihat sangat jelas bahwasanya orang tua memiliki peranan aktif dalam
Pendidikan anak karena pendidikan disekolah tidak akan maksimal jika diikuti oleh
Pendidikan dukungan yang dilakukan di rumah dan tentunya keluargalah yang
menjadi acuan utama dalam hal tersebut.

hal yang diberikan oleh orangtua kepada anak untuk membantu


prosespengembangan pendidikan tersebut yang mana dengan memberikan guru les
privat kepada anak, hal tersebut tentulah diberikan orang tua kepada anak agar dapat
membantu kesulitan yang dialami anak terhadap mata pelajaran tertentu yang menurut
anak tersebut merasa kesulitan dalam memahaminya dan juga hal tersebut bisa
diberikan kepada anak jika orang tua merasa tidak memiliki cukup waktu untuk selalu
membimbing serta menemaninya dalam belajar atau mengerjakan soal dengan
maksimal.

Fasilitas tersebut tidak hanya terkait mengenai adanya guru les privat bagi
anak, fasilitas yang lain dapat berupa memberikan ruangan khusus kepada anak untuk
belajar atau mengerjakan tugas ketika dirumah, yang mana dengan adanya ruangan
khusus bagi anak ketika belajar atau mengerjakan tugas tersebut dapat membuat
tingkat fokus serta semangat anak akan semakin bertambah. Menurut Mudijino (2006)
mengemukakan bahwasanya dengan adanya lingkungan yang aman, tentram, tertib,
serta indah maka semangat dan motivasi belajar pun dapat bertambah, yang mana
menurut penyataan diatas dengan disediakannya sarana serta prasarana yang akan
menunjang kegiatan belajar maka anak akan lebih merasa nyaman untuk belajar
walaupun tidak berada dalam lingkungan sekolah.9

9
Ratih Amilia, Dita Dwi Andini, and Agung Setyawan, “Pentingnya Peranan Orang Tua Dalam Perkembangan
Pendidikan Anak Kelas IV SD KEBUN 1,” Journal of Education, Psychology and Counseling ISSN (Online): 2716 -
4446 Pentingnya 4, no. 2 (2022): 171–178.

11
C. Tokoh dan Pemikirannya Tentang Mutu Pendidikan

Pemikiran TokohPendidikan dalam Buku LifelongLearning: Policies,


Practices, And Programs untuk Meningkatkan MutuPendidikan di Indonesia ( yaitu :
brian rice dan jhon steckly ) Orientasi dan program belajar sebaiknya berdasar dan
mencakup dimensi sosiokultural. Program-program pengem-bangan kehidupan sosial
hendaknya terusdiupayakan secara berimbang. Perlu digali dan dikembangkan pola
belajar asli masyarakat (indigenous). Dalam kaitannya dengan akreditisi pengalaman
belajar, sebaiknya segera dibuat aturan perundangannya mengingat hal tersebut telah
dimuat dalam UU NO 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 ayat 2 yang
menyebutkan bahwa hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal
dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan nasional. Mengingat beragamnya latar sosio-kultural masyarakat
Indonesia, dan kecenderungan perkembangan pada masa depan maka akan lebih baik
bila dikembangkan pola atau format, program belajar yang sesuai dengan karakteristik
warga belajar data tantangan yang dihadapi.

Pemikiran Mutu Pendidikan Islam Ahmad Syafii Maarif


Umumnya, dalam perbincangan-perbincangan umum tentang Islam, apalagi
dalam pembahasan bidang-bidang khusus seperti hukum dan pendidikan Islam,
Indonesia sangat diabaikan, walaupun negeri ini negeri Muslim yang paling banyak
penduduknya. Ini disebabkan adanya kesan umum bahwa Indonesia adalah kawasan
Islam yang berada di luar arus pemikiran intelektual.
“Di masa-masa akhir ini telah terjadi kegiatan intelektual tingkat tinggi di
Indonesia” , tandas Rahman. Senada dengan penilaian itu, Smith juga memandang
bahwa “dari sudut Islam di sana terdapat sesuatu yang istimewa yang menarik dan
potensial amat kaya. Benih-benih intelektualisme Islam sebagaimana ditengerai oleh
Rahman, maupun sesuatu yang istimewa dalam penilaian Smith, terus tumbuh dan
semakin matang seiring perluasan akses pendidikan bagi kaum santri, pertumbuhan
kelas menengah Muslim yang semakin membengkak, dan kemudahan arus informasi
maupun transportasi global yang melahirkan wawasan ke-Islaman yang kosmopolit.10

10
Mohamad Ali, “Pemikiran Pendidikan Islam Ahmad Syafii Maarif,” Profetika: Jurnal Studi Islam 17, no. 02
(2017): 1–14.

12
Model Pemgembangan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Philip. B. Crosby
Philip Crosby berpandangan bahwa mutu itu gratis, menurut iaterlalu banyak
pemborosan dalam sistem saat mengupayakan peningkatan mutu. Philip Crosby juga
berpendapat bahwa semua hal seperti kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan
penundaan waktu dapat dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk itu. Kedua
hal ini merupakan gagasan tanpa cacatnya yang kontroversial (zero defect). Jika
pendapat Crosby ditarik dalam dunia pendidikan, sangat bermanfaat untuk
peningkatan mutu pendidikan dengan menghilangkan kegagalan pelajar oleh sebagian
institusi. Crosby bersama para guru secara ekstra berupaya bahwa tanpa cacat dapat
diwujudkan walaupun sangat sulit. Philip B. Crosby menyatakan bahwa mutu adalah
kesesuaian terhadap persyaratan atau keunggulan yang di-publikasikannya, seperti
jam tahan air, sepatu yang awet, atau dokter yang ahli. Pendekatannya adalah top-
down.11

Menurut Muhammad Fadhl


Menurut Muhammad Fadhli, mutu merupakan sesuatu yang dianggap salah
satu bagian penting, karena mutu pada dasrnya menunjukkan keunggulan suatu
produk jika dibandingkan dengan produk lainnya. Peningkatan mutu merupakan
usaha dari setiap lembaga-lembaga penghasil produk barang tetapi juga produk jasa.
Demikian halnya dalam pendidikan mutu merupakan bagian penting untuk
diperhatikan. Kualitas adalah bagian penting dari seluruh agenda dalam organisasi
dan meningkatkan kualitas mungkin adalah tugas yang paling penting yang dihadapi
institusi manapun. Namun, meskipun penting, banyak terjadi perbedaan peendapat
tentang konsep dari kualitas yang baik. Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan
isu yang terus menerus akan menjadi perbincangan dalam pengelolaan /manajemen
pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan merupakan usaha yang harus diupayakan
dengan terus menerus agar harapan untuk pendidikan yang berkualitas dan relevan
dapat tercapai.12

11
Kata Kunci, Model Pengembangan, and Mutu Pendidikan, “E-ISSN: 2656-7121” 2, no. 1 (2020): 41–56.

12
Zaenal Abidin, “Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Karakter Berbasis Agama, Budaya, Dan Sosiologi,”
Al-Afkar 4, no. 1 (2021): 181–202.

13
Menurut Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani
Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan pendidikan Islam
adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi, masyarakat,
dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai
profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
Pendidikan Islam seperti di atas mengandung arti menekankan kepada
perubahantingkah laku, dari yang buruk kepada yang baik, melalui proses pengajaran.
Perubahantingkah laku itu bukan saja meliputi kesalehan individu, tetapi juga
kesalehan sosial.Kesalehan ini harus terwujud secara nyata dalam kehidupan
manusia.13

13
Nurjali Nurjali and Kemas Imron Rosadi, “Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Al-Qur’an Dan Hadits Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam: Manajemen, Guru, Lingkungan,” Jurnal Ilmu Manajemen Terapan 3, no.
1 (2021): 20–37.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Islam di Indonesia telah mengalami perjalanan yang panjang


hingga akhirnya mendapat pengakuan secara nasional. Pengakuan tersebut tertuang
dalam regulasi yang mendukung dan memperkuat eksistensi pendidikan Islam secara
nasional. Dalam perjalanannya, pendidikan Islam tentunya mengalami berbagai
macam hambatan dan kendala, baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu,
perlu upaya penguatan terhadap posisi pendidikan Islam dalam sistem pendidikan
nasional. Penguatan tersebut ditunjukkan oleh lembaga dan SDM pendidikan Islam itu
sendiri, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Pendidikan harus terdepan dalam
segala hal, sehingga eksistensinya bisa diakui secara nasional.

lembaga pendidikan Islam yang modern bisa dilihat dari tampilan fisik dan
akademiknya, madrasah telah memiliki sarana prasarana yang lengkap sebagai
pendukung pengembangan keilmuan (proses pembelajaran), tenaga pendidik yang
mumpuni sesuai dengan keilmuannya (mapelnya), tenaga kependidikan yang baik
serta pendukung lainnya. Madrasah juga memiliki visi, misi dan tujuan lembaga yang
harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan terkait materi
Supervisi Pendidikan dan dapat mengambil sisi positif dari materi yang telah
disampaikan. Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, sehingga kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang mendukung
adanya perbaikan penulisan makalah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. “Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Karakter Berbasis Agama,


Budaya, Dan Sosiologi.” Al-Afkar 4, no. 1 (2021): 181–202.

Ali, Mohamad. “Pemikiran Pendidikan Islam Ahmad Syafii Maarif.” Profetika: Jurnal Studi
Islam 17, no. 02 (2017): 1–14.

Amilia, Ratih, Dita Dwi Andini, and Agung Setyawan. “Pentingnya Peranan Orang Tua
Dalam Perkembangan Pendidikan Anak Kelas IV SD KEBUN 1.” Journal of Education,
Psychology and Counseling ISSN (Online): 2716 - 4446 Pentingnya 4, no. 2 (2022):
171–178.

Asrohah, Hanun. “MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN Government of Indonesia (GoI)


and Islamic Development Bank (IDB).” Government of Indonesia (GoI) and Islamic
Development Bank (IDB) (2015): 139. http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/600.

Boko, Yusri A. “Total Quality Management: Pendekatan Sejarah Dan Konsep Mutu
Pendidikan.” Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman 13, no. 2 (2021):
215.

Chairiyah, Yayah. “Sejarah Perkembangan Sistem Pendidikan Madrasah Sebagai Lembaga


Pendidikan Islam.” MA’ALIM: Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 01 (2021): 48–60.

Gultom, Amalia Nurhanisah. “Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur


Rasyidin.” EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan 6, no. 2
(2022): 167–180.

Huda, Miftahul. “Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Dan Upaya Penguatannya


Dalam Sistem Pendidikan Nasional.” Journal of Islamic Education Research 1, no. 02
(2020): 39–53.

Kunci, Kata, Model Pengembangan, and Mutu Pendidikan. “E-ISSN: 2656-7121” 2, no. 1
(2020): 41–56.

Nurjali, Nurjali, and Kemas Imron Rosadi. “Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Al-Qur’an
Dan Hadits Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam: Manajemen, Guru,
Lingkungan.” Jurnal Ilmu Manajemen Terapan 3, no. 1 (2021): 20–37.
16
Widiani, Nyoman. “Progresivisme Peningkatan Mutu Pendidikan Terhadap Siswa (Analisis
Sejarah Periode Pendidikan Di Indonesia).” PINTU: Pusat Penjaminan Mutu 1, no. 1
(2020): 70–78.
https://stahnmpukuturan.ac.id/jurnal/index.php/jurnalmutu/article/view/901.

17

Anda mungkin juga menyukai