Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI PENGORGANISASIAN KEPERAWATAN DI RUANG


RAWAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan yang


diampu oleh:

DISUSUN OLEH :

Yuliana Santi (010115a002)

Agum Cahyo M (010115a006)

Annafi Nurmanita (010115a010)

Dwi Setyawati (010115a035)

Friska Ayu C (010115a045)

Giyastuti Dewi A (010115a047)

PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan Program Studi
Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo.
Makalah berisikan tentang implementasi pengorganisasian keperawatan
diruang rawat ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan
Dosen dalam mata kuliah Manajemen Keperawatan, sekaligus salah satu syarat
untuk memenuhi nilai kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Keperawatan serta rekan rekan yang telah banyak membantu dalam
membuat makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, kami menyadari
bahwa dalam menyusun makalah ini masih mempunyai kekurangan,oleh sebab itu
dengan dada lapang serta tangan dan hati terbuka kami mengharapkan saran dan
kritiknya yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Ungaran, 13 September 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar
anggota dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan demi kemajuan bersama.
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan suatu pengorganisasian yang
sangat teratur. Kemajuan suatu organisasi dapat tercapai jika terbentuk
pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua
pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan
pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja
sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena
pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perecanaan. Melalui
fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang di miliki oleh organisasi
(manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atau
spesialisasi, sesuai dengan teori klasik (Nadia, 2012) yaitu “ the right man
in the right place“ artinya seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus
dipekerjakan atau ditempatkan pada keahliannya. Misalnya orang yang ahli
dalam bidang administrasi harus ditempatkan di bagian administrasi pula,
begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus
ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu
harus benar-benar dilakukan dengan cermat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari perorganisasian?
2. Apa saja unsur dari perorganisasian?
3. Bagaimana struktur organisasi keperawatan?
C. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni
istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing”
(pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian
aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada
suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita
mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu
perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian,
sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian pengorganisasian sebagai
berikut:
1. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism
(organisme) yang merupakan sebuah enititas dengan bagian-bagian
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama
lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.
2. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan
tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan.
3. T. Hani handoko(1999): sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu
yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.
4. Kamus lengkap bahasa Indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan
kegiatan merancang dan merumuskan struktur.

Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk


merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur
bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan organisasi dengan efisien.

B. UNSUR-UNSUR PENGORGANISASIAN
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang,
ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak
berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan
sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
organisasi secara terperinci dapat di jabarkan sebagai berikut:
1. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan
sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau
personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang
menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para
manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers).
Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man
power) organisasi.
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang
menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator,
manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan.
Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan
juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur,
program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran
(budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan
atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-
mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung, bangunan,
kantor).
5. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial,
budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunga
adalah:
a. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak
langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi,
karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah
komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
Wilayah operasi dibedakan menjadi :
 Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam
kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan
organisasi.
 Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah
teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
 Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang,
badan-badan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan
dengan organisasi.
 Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua
urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan
kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu
yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya
keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi,
klimatologi), flora dan fauna.

C. STRUKTUR ORGANISASI KEPERAWATAN

Kepala Ruangan

KATIM KATIM KATIM

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

D. PERAN-PERAN DALAM PENGORGANISASIANKEPERAWATAN


1. Peran kepala ruang
Dalam tahap :
a. Pengkajian : mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajemen.
b. Perencanaan : fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan
 Menunjuk Ketua tim
 Mengikuti serah terima klien
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien
 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
 Merencanakan logistik ruangan/fasilitas ruangan
 Melakukan pendokumentasian

c. Implementasi
 fungsi pengorganisasian
- Merumuskan sistem penugasan
- Menjelaskan rincian tugas ketua tim
- Menjelaskan tentang kendali diruang rawat
- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan di ruang
rawat
- Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
- Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
 Fungsi pengarahan :
- Memberikan pengarahan kepada ketua TIM
- Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap anggota Tim
- Memberi pujian kepada anggota Tim yang melaksanakan
tugas dengan baik
- Membimbing bawahan
- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota Tim
- Melakukan supervisi
- Memberikan informasi tentang hal-hal berhu ungan dengan
pelayanan keperawatan di ruangan
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi
 Fungsi pengendalian :
- Mengevaluasi kinerja ketua Tim
- Memberikan umpan balik pada kinerja ketua Tim
- Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tindak
lanjut
- Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

2. Peran Ketua Tim dalam tahap


a. Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klien
b. Perencanaan :
 Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
- Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas
- Bersama karu melaksanakan pembagian tugas
- Menyusun rencana asuhan keperawatan
- Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan
- Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
- Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
- Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
c. Implementasi
 Fungsi pengorganisasian:
- Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
- Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien
- Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
- Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan
bersama tim kesehatan lain
- Mengatur waktu istirahat anggota tim
- Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota
tim
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
 Fungsi pengarahan:
- Memberikan pengarahan kepada anggota tim
- Memberikan bimbingan pada anggota tim
- Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
- Mengawasi proses pemberian askep
- Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
- Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim
- Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi:
 Fungsi pengendalian:
- Mengevaluasi asuhan keperawatan
- Memberikan umpan balik pada pelaksana
- Memperhatikan aspek legal dan etik
- Melakukan pelaporan dan pendokumantasian

3. Peran pelaksana dalam tahap


a. Pengkajian : mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri untuk
melaksanakan suhan keperawatan.
b. Perencanaan:
 Fungsi perebncanaan dan ketenagaan:
- Bersama Karu mengadakan serah terima tugaas
- Menerima pembagian tugas dari katim
- Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan
- Mengikuti ronde keperawatan
- Menerima klien baru
c. Implementasi
Fungsi pengorganisasian:
- Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim
- Menerima pembagian tugas
- Melaksanakan tugas yang diberikan oleh katim
- Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan
lain
- Menyesuiakan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya
- Melaksanakan asuhan keperawatan
- Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang
dilaksanakan.

Fungsi pengarahan:
 Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
 Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan
melaksanakan askep dengan etik dan legal
 Memehami pemahaman yang telah dicapai
 Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi
Fungsi pengendalian:
Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi pasien.

E. METODE PRIMARY TEAM


Peran Karu, Perawat primer dan perawat asosiat dalam MPKP (metode
primary team) yang dilaksanakan di ruangan.
1. Peran Kepala Ruang
- Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
- Orientasi dan merencanakan karyawan baru
- Menyusun jadual dinas
- Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)
- Evaluasi kerja
- Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf

2. Peran Perawat Primer


- Menerima pasien
- Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan
- Membuat tujuan
- Membuat rencana keperawatan
- Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan kepada
PA yang menjadi anggota timnya.
- Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas bersama
PA yang menjadi anggota timnya.
- Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
- Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan
keperawatan.
- Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawat lain
- Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
- Menerima dan menyesuaikan rencana
- Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
- Melakukan pendokumentasian (catatan perkembangan, catatan
tindakan keperawatan)

3. Peran Perawat Asosiat


- Mengikuti konferens untuk menerima penjelasan tentang asuhan
yang direncanakan oleh PP.
- Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh PP
- Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP tentang
klien untuk keperluan asuahan keperawatan selanjutnya.
- Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
catatan tindakan keperawatan.

BAB III

ANALISIS JURNAL
Manajemen pelayanan keperawatan diruang rawat inap
mempunyai arti mengelola atau mengatur tentang siapa dan
melakukan apa. Hal ini juga berarti mendefinisikan tanggung jawab,
struktur dan hubungan didalamnya.
Salah satu metode pemberian pelayanan asuhan
keperawatan yang memungkinkan manajemen ruangan perawatan
inap dapat dilakukan dengan sebaik- baiknya adalah dengan
menerapkan metode penugasan tim. Hal ini disebabkan bahwa
metode tim akan dapat memenuhi semua fungsi manajemen seperti:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atau
kontrol. Dengan demikian metode tim akan dapat mendayagunakan
sumber daya yang tersedia secara optimal dan dapat meningkatkan
praktik keperawatan yang bermutu dan professional.
Penelitian dilakukan di RSI Faisal Makassar untuk
mengetahui Pengaruh kinerja perawat dan pengorganisasian
terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap menggunakan
metode tim, penelitian ini menyebutkan bahwa metode Tim dalam
organisasi dirawat inap ini memiliki pengaruh antara kinerja perawat
terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap. Diperlukan
adanya pengorganisasian dengan komunikasi yang merupakan salah
satu kunci untuk mempererat anggota tim sehingga saling
tergantung satu sama lain dan selalu bersama-sama terutama dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam metode tim.
Pokok yang harus diketahui adalah konfrensi tim yang
dipimpin ketua tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan
kepemimpinan. Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk
memberikan perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini
memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua
personil adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara
pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya
dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan,
mengidentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada
pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk
membantu menyusun dan memenuhi standar asuhan keperawatan.

-
BAB IV
PENTUP
A. KESIMPULAN

Suatu organisasi suatu inilai sebagai organisasi yang baik apabila


memenuhi prinsip pokok organisasi antara lain : mempunyai pendukung,
mempunyai tujuan, mempunyai pembagian tugas, mempunyai perangkat
organisasi, mempunyai pendelegasian pembagian wewenang dan
mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah.
Untuk meningkatkan kinerja dibutuhkan adanya kebijakan, visi dan
misi rumah sakit yang jelas juga kemampuan yang tinggi dari perawat untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui jenjang pendidikan
berkelanjutan, mengembangkan diri dengan mengikuti penyuluhan, seminar,
lokakarya yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Untuk menjadi
perawat yang professional diperlukan adanya organisasi keperawatan yang
dapat menampung dan mengkoordinir kegiatan keperawatan. Semua
tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan uraian tugas, bersedia berbagi
pengetahuan dengan rekan sekerja dan membantu pelaksanaan orientasi
perawat baru, berperilaku, berpikir dan berinteraksi social dengan baik.
B. SARAN
Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara
maksima, sehingga dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat
mengefektifkan kemandirian dan kreatifitas mahasiswa. Selain itu
diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Momay, Sarlota Y dkk. 2014. “Pengaruh Kinerja Perawat dan Pengorganisasian


Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Menggunakan
Metode Tim di RSI Faisal Makassar dalam Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis
Vol.5 No.4” (online)
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/download/59/17/ diunduh
13 September 2017

Anda mungkin juga menyukai