Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

Dalam kesehariannya, penerapan fluida sangatlah penting khususnya dalam


konstruksi suatu infrastruktur. Salah satunya adalah saat fluida dalam keadaan
hidrostatis, dimana faktor-faktor seperti tekanan dan gaya hidrostatis perlu
diperhitungkan dalam proses perancangan. Agar pada aplikasinya tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan kerugian.
Hidrostatis adalah ilmu yang mempelajari fluida yang tidak bergerak . Pada
keadaan diam inilah akan muncul gaya dan tekanan hidrostatis pada fluida. Pada
kehidupan sehari-hari banyak kejadian yang berhubungan dengan gaya pada fluida
dan tekanan hidrostatis. Contohnya pada bendungan, kapal selam, penyelam dan
banyak lagi. Karena banyaknya pengaplikasian hidrostatis dalam kehidupan sehari-
hari, maka perlu memahami prinsip hidrostatis. Praktikum ini bertujuan untuk
memahami fenomena tekanan hidrostatis, memahami prinsip gaya fluida, dan
memahami persamaan tekanan hidrostatis.
Pada praktikum ini menggunakan peralatan dan bahan, yaitu beban, mistar, air,
bejana kaca, ember, selang air, dan benda uji. Air dimasukkan kebejana kaca yang
sudah terdapat benda uji hingga setinggi 10 cm dari batas bawah benda uji. Posisi benda
uji diatur hingga kembali horizontal dengan menggeser beban. Posisi beban (r) dan
ketinggian air (h) dicatat. Percobaan diulangi dengan mengurangkan ketinggian air
sebanyak 0,5 cm hingga mencapai ketinggian 0 cm dari batas bawah benda uji.

Kata kunci : Gaya, Hidrostatis, Tekanan,


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman modern ini peran fluida dalam kehidupan sehari – hari sangatlah
penting. Banyak peralatan modern yang dibuat berhubungan dengan fluida. Contohnya
pada kontruksi pembangkit listrik tenaga air yang sangat terkait dengan fluida.
Pengaruh fluida dalam perancangan tersebut sangat diperhitungkan. Dalam konstruksi
bendungan semakin ke dalam maka bendungan tersebut cenderung memiliki dinding
yang semakin tebal. Ini disebabkan tekanan hidrostatis yang semakin besar dengan
bertambahnya kedalaman sehingga gaya yang dihasilkan juga semakin besar. Jika
perhitungan tidak akurat, dapat terjadi kegagalan atau kerusakan pada bendungan
Karena tidak mampu menahan tekanan hidrostatis. Begitu juga dalam pintu air, dimana
perlu diketahui pengaruh tekaan hidrostatis dalam menentukan gaya penahan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan praktikum mengenai
hidrostatis. Agar pada aplikasinya tidak terdapat kesalahan yang dapat merugikan.
Pentingnya praktikum ini juga untuk memeberikan pemahaman lebih dalam mengenai
hidrostatis pada fluida.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari percobaan ini adalah
1. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap torsi ?
2. Bagaimana pengaruh ketinggian terhadap gaya ?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Memahami fenomena tekanan hidrostatis
2. Memahami prinsip gaya fluida
3. Memahami persamaan tekanan hidrostatis
1.4 Batasan Masalah Praktikum
Batasan masalah dari praktikum ini adalah
1. Permukaan fluida datar
Permukaan fluida dibuat datar karena jika permukaan fluida ketinggiannya
berbeda, maka akan terdapat perbedaan tekanan pada suatu titik dengan
ketinggian yang sama terhadap permukaan.
2. Percobaan dilakukan pada suhu kamar yaitu 26⁰ C
Percobaan dilakukan disuhu kamar supaya properties dari fluida tetap sama
selama percobaan.
3. Incompressible fluid
Incompressible fluid adalah fluida yang dimana variasi densitas fluida dapat
diabaikan (Karena variasi densitas cukup kecil yaitu < 5%). Selain itu aliran
incompressible dapat dilihat dari Mach numbernya (M<0.3).
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Hidrostatis


Hidrostatis merupakan sebuah kondisi fluida yang dalam keadaan diam. Pada fluida
yang berkeadaan diam tidak terdapat tegangan geser. Oleh sebab itu seluruh gaya yang
timbul hanya diakibatkan oleh tegangan normal. Analisa yang dilakukan pada
hidrostatis lebih sederhana dibandingkan fluida yang bergerak. Hal ini bukan berarti
fluida yang diam tidak penting. Banyak gal disekitar kita yang memanfaatkan
pengetahuan tentang hidrostatis. Seperti perubahan tekanan atmosfir terhadap
ketinggian. Lebih lanjutya, teori ini digunakan yntyk menghitung gaya pada objek yang
terendam seperti kapal laut dan kapal selam. Selain itu konsep hidrostatis digunakan
juga pada kalkulasi bendungan dan system hidrolis.

2.2 Penurunan Rumus Gaya Tekan Hidrostatis


Tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada fluida terhadap suatu luas bidang
tekan pada kedalaman tertentu akan menyebabkan adanya tekanan hidrostatis.
Penurunan rumusnya dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut

𝑑𝑝
= −𝜌𝑔
𝑑𝑧
Untuk fluida incompressible, ρ = konstan

𝑑𝑝
= −𝜌𝑔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑑𝑧

𝑑𝑝 = −𝜌𝑔𝑑𝑧
𝑃 𝑍
∫ 𝑑𝑝 = ∫ −𝜌𝑔𝑑𝑧
𝑃𝑜 𝑍𝑜

𝑃 − 𝑃𝑜 = 𝜌𝑔(𝑍𝑜 − 𝑍)

Dengan mengukur kedalaman fluida sebagai h, maka :

𝑍𝑜 − 𝑍 = ℎ

𝑃 − 𝑃𝑜 = ∆𝑃 = 𝜌𝑔ℎ
Perbedaan tekanan diantara dua titik pada fluida incompressible statis dapat diukur
dengan mengukur perbedaan ketinggian dari dua titik tersebut.

Gambar 2.1 Tekanan hidrostatis pada tangki terbuka


2.3 Penurunan Rumus Tekanan dan Torsi Hidrostatis
2.3.1 Gaya Hidrostatis
Gaya hidrostatis merupakan gaya yang disebabkan oleh adanya tekanan
hidrostatis. Distribusi dari gaya yang disebabkan oleh tekanan hidrostatis akan
semakin besar jika semakin dalam. Hal ini Karena gaya sebanding dengan tekanan
atau dakat dirumuskan sebagai

𝑑𝐹 = 𝑝 𝑑𝐴

Gambar 2.2 Distribusi gaya hidrostatis

Dengan mengambil sebuah elemen kecil pada penampang maka akan didapatkan
penurunan rumus sebagai berikut

Gambar 2.3 Elemen kecil


𝑑𝐹 = 𝑝 𝑑𝐴

∫ 𝑑𝐹 = ∫ 𝑝 𝑑𝐴


𝐹 = ∫ 𝜌𝑔ℎ𝑤𝑑𝑦 (ℎ = 𝑦)
0


𝐹 = 𝜌𝑔𝑤 ∫ 𝑦𝑑𝑦
0

1
𝐹 = 𝜌𝑔𝑤[ 𝑦 2 ]ℎ0
2

𝜌𝑔𝑤ℎ2
𝐹=
2
2.3.2 Torsi Hidrostatis
Torsi hidrostatis merupakan torsi dari hasil perkalian besar gaya hidrostatis
dengan panjang lengan bidang.

𝜏 = 𝐹. 𝑟

Gambar 2.4 Model aliran

Dengan melakukan subtitusi, maka akan didapatkan

𝜌𝑔𝑤ℎ2
𝜏= 𝑟
2
Dengan panjang lengan 0.23m dan pusat gaya 1/3 h, maka

0.23
r

1/3 h

Gambar 2.5 Benda uji hidrostatis

1
𝑟 = 0.23 − ℎ
3

𝜌𝑔𝑤ℎ2 1
𝜏= (0.23 − ℎ)
2 3

2.4 Menentukan Letak Titik Kerja Gaya Resultan FR = (x’,y’)


Besar momen gaya resultan (FR) terhadap suatu titik = ∑ momen gaya distribusinya
terhadap titik yang sama

𝑟⃑ 𝑥 ⃑⃑⃑⃑⃑
𝐹𝑅 = ∫ 𝑟⃑ 𝑥 𝑑𝐹⃑ = − ∫ 𝑟⃑ 𝑥 𝑝𝑑𝐴

Dimana :

𝑟⃑⃑⃑⃑′ = 𝑥 ′ 𝑖 + 𝑦 ′ 𝑗

⃑⃑⃑⃑⃑ ⃑⃑⃑⃑⃑
𝐹𝑅 = −𝐹 ̂
𝑅 .𝑘
𝑟⃑ = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗

⃑⃑⃑⃑⃑⃑ ⃑⃑⃑⃑⃑⃑. 𝑘̂
𝑑𝐴 = +𝑑𝐴

Sehingga

𝑥 ′ 𝑥 𝐹𝑅 = ∫ 𝑥 𝑃 𝑑𝐴
𝐴

1
𝑥′ = ∫ 𝑥𝑃𝑑𝐴
𝐹𝑅 𝐴

𝑦 ′ 𝑦 𝐹𝑅 = ∫ 𝑦 𝑃 𝑑𝐴
𝐴

1
𝑦′ = ∫ 𝑦𝑃𝑑𝐴
𝐹𝑅 𝐴
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
1. Beban
2. Mistar
3. Bejana kaca
4. Ember
5. Selang air
6. Benda
7. Air

3.2 Skema Alat

Gambar 3.1 Instalasi alat percobaan


3.3 Langkah kerja
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1. ketinggian air diatur pada bejana kaca dengan tinggi permukaan air
mula-mula sebesar 10 cm dari batas bawah benda uji
2. Ketinggian air diatur dengan cara membuka kran bejana kaca
3. Posisi beban diatur sehingga barang benda uji kembali horizontal
4. Tinggi permukaan air dikurangi sejauh 0,5 cm
5. Catat posisi beban (r) dari ketinggian air (h) pada lembar data
6. Percobaan diulangi dengan menurunkan ketinggian air pada interval
h=0,5 cm hingga air berada pada ketinggian 0 cm dari batas bawah
benda ujia

3.4 Flowchart Langkah Kerja Commented [DS1]: Keterangan gambar untuk flowchart.
contoh gambar 3.2 Flowchart….

Mulai

Ketinggian air = 10
cm yang akan diatur
dengan bukaan kran

Posisi beban diatur


sehingga barang benda
uji pada posisi
horizontal

A
A

Pengamatan pada h = 0,5 cm

Catat hasil
pengamatan

Data hasil percobaan

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart langkah kerja percobaan


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

(terlampir)

4.2 Flowchart Perhitungan Commented [DS2]: Keterangan gambar untuk flowchart

Mulai

Ρ , g , h , w , R , m, F
i=0

h=h-i

𝑃 = 𝜌𝑔ℎ

𝑇 = 𝜌 𝑔 𝑤 [1⁄2 𝑦 2 ](0.23 − 1⁄3 ℎ)

A B
A
B

𝑇𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 = 𝐹 𝑅

𝑇𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = 𝑚 𝑔 𝑅

i = i + 0.5

TIDAK
Jika
i > 11

YA

𝑃 , 𝑇 , 𝑇𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 , 𝑇𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

Selesai

Gambar 4.1 Flowchart perhitungan


4.3 Contoh Perhitungan

Contoh perhitungan menggunakan data ke-1 dimana h=0,11 meter


1. F [gaya (N)]
Diketahui : ρ = 997 kg/m3
g = 9,8 m/s 2
h = 0,11 m
w = 0,1 m
Ditanya : F?
h2
Jawab : FR = ρ . g . w [ ]
2
0,112
FR = 997 × 9,81 × 0,1 × ( )
2

FR = 5,917 N
2. T [torsi teori (m.N)]
Diket : h = 0,11 m
FR = 2,9556065 N
Ditanya : Torsi teori (Tt )?
h
Jawab : Tt = FR (0,23 − [ ])
3
0,11
Tt = 5,917(0,23 − [ 3
])

Tt = 1,14395 mN

3. W [gaya berat (N)]


Diket : m = 0,4 kg
g = 9,81 m/s 2
Ditanya : W?
Jawab : W = m .g
W = 0,4(9,81)
W = 3,924 N
4. T [torsi percobaan (m.N)]
Diket : R = 0,3965 m
W = 3,924 N
Ditanya : Torsi percobaan (Tp )?
Jawab : Tp = R . W
Tp = 0,3965(3,924)
Tp = 1,555866 mN

4.4 Analisa Data

Setelah dilakukan percobaan hidrostatis maka telah didapatkan hasil-hasil


percobaan seperti diatas dan dapat kita lihat dalam bentuk grafik seperti :

4.4.1 Grafik Torsi Teori terhadap Ketinggian Air

Grafik Torsi Teori Terhadap Ketinggian


1.4
1.2
Torsi Teori (Nm)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Ketinggian (cm)

Gambar 4.1 Torsi Teori terhadap ketinggian

Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa nilai dari torsi teori trendline meningkat disetiap Commented [DS3]: Bahasa asing harus miring

nilai h dan bentuk dari grafiknya berupa parabola. Semakin bertambah ketinggian air
maka torsi yang akan dihasilkan akan semakin besar pada saat ketinggian 0,06 m torsi Commented [DS4]: Buat satuannya

teori berada pada nilai antara 0,2 dan 0,4 m sedangkan pada ketinggian 0,1 torsi teori
berada antara nilai 0,8 m dan 1 m.
Torsi teori adalah torsi yang didapat dari hasil perkalian gaya hidrostatis air
terhadap lengan beban. Dasar teori yang digunakan dalam perhitungan yaitu:
Pertama, rumus gaya hidrostatis.
𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 𝑤 𝑥 ℎ2
FH= ………………………………………………….(4.1)
2

Torsi teoritis dapat dirumuskan sebagai berikut

Tt=FHx r………………………………………………………….(4.2)

Lengan beban torsi teori didapat hasil pengurangan posisi beban terhadap benda
1
dikurangi titik berat. Titik berat yang terjadi pada benda uji adalah h yang merupkan
3

titik berat segitiga. Hal ini disebabkan semakin bertambah ketinggian air maka gaya
yang terjadi pada beban akan semakin besar begitu dengan torsi yang akan semakin
besar.
Torsi teori ini sesuai dengan teori yang ada. Terlihat bahwa setiap kenaikan
ketinggian air menyebabkan torsi ikut meningkat. Dari grafik 4.1 di lihat bahwa nilai Commented [DS5]: 1 paragraf harus terdiri atas 4 baris
Pada paragraph ketiga jelaskan apakah grafik sudah sesuai
dari torsi teori cenderung meningkat disetiap nilai ketinggian. Sehingga grafik 4.1 dengan teori atau tidak

sesuai dengan dasar teori hidrostatis dimana gaya hidrostatis dipengaruhi oleh
ketinggian.
4.4.2 Grafik Torsi Percobaan terhadap Ketinggian Air

Grafik Torsi Percobaan Terhadap


Ketinggian
2.000
Torsi Percobaan (Nm)

1.500

1.000

0.500

0.000
0.1
0.015

0.025

0.035

0.045

0.055

0.065

0.075

0.085

0.095

0.105
0.06
0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.07

0.08

0.09

0.11
-0.500
Ketinggian (H) (m)

Grafik 4.2 Torsi percobaan terhadap ketinggian

Berdasarkan grafik torsi percobaan (grafik 4.2) di atas dapat perhatikan


hubungan antara torsi terhadap ketinggian dengan torsi hasil percobaan. Dimulai dari
ketinggian 0.11 m torsi yang dihasilkan adalah 1.554 Nm. Ketinggian selanjutnya pada
0,105 m torsi yang dihasilkan adalah 1,456 Nm. Pada saat ketinggian 0,095 m torsi
yang dihasilkan adalah 1,299 Nm dan hingga saat ketinggian akhir 0,01 m torsi yang
dihasilkan .. Nm.

Torsi percobaan adalah torsi yang didapat dari hasil perkalian gaya berat terhadap
lengan beban. Dasar teori yang digunakan dalam perhitungan yaitu:
W=m x g…………………………………………………………..(4.3)

Rumus Torsi Percobaan adalah sebagai berikut


Tp = W x R………………………………………………………..(4.4)
Lengan beban torsi percobaan didapat dari jarak beban pada kondisi benda uji yang
setimbang (horizontal). Sehingga didapat jarak yang berbeda-beda tergantung dari
ketinggian air yang mengenai benda uji. Jarak yang telah didapat kemudian dikurangi
jarak awal pada saat benda uji belum terkena air. Semakin betambah ketinggian air
maka jarak lengan beban torsi percobaan semakin bertambah.Berdasarkan data hasil
percobaan maupun grafik torsi hasil percobaan terhadap ketinggian (grafik 4.2), terlihat
bahwa grafik 4.2 semakin naik ketika ketinggiannya bertambah. Hal ini membuktikan
hasil yang didapatkan telah sesuai dengan teorinya, yaitu bahwa torsi yang dihasilkan
oleh tekanan hidrostatis semakin besar seiring bertambahnya ketinggian.

4.4.3 Grafik Perbandingan Torsi Teori dan Torsi Percobaan terhadap Ketinggian

Grafik Perbandingan
Grafik Perbandingan Torsi TeoriTeori
Torsi dengan Torsi Percobaan
terhadap Torsi
Percobaan
1.4
1.2
Nilai Torsi (Nm)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.015

0.025

0.035

0.045

0.055

0.065

0.075

0.085

0.095

0.105
0.1
0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.11

-0.2

Ketinggian (m)

Tt Tp

Grafik 4.3 Perbandingan Torsi Teori terhadap Torsi Percobaan

Pada grafik diatas menunjukan perbandingan antara torsi teori dan torsi percobaan
terhadap ketinggian. Pada torsi teori menunjukan bahwa semakin besar nilai ketinggian
maka akan makin besar pula nilai torsinya secara berbanding lurus. Hal yang sama
juga terjadi pada trendline torsi percobaan, dimana semakin besar nilai ketinggian,
maka semakin besar nilai torsi percobaan. Namun pada torsi percobaan terjadi lonjakan
torsi yang cukup signifikan di ketinggian tertentu sehingga kenaikannya tidak langsung
berbanding lurus.
𝜌𝑔𝑤
Nilai torsi teori didapat menggunakan persamaan 𝑇 = ℎ2(0,23-1/3h). Besar
2

ketinggian terhadap nilai kedua torsi adalah berbanding lurus, artinya semakin besar
nilai ketinggian, maka torsi yang bekerja akan semakin besar pula. Teori ini dapat
𝜌𝑔𝑤ℎ2
dilihat pada rumus gaya secara teoritis F= . Sebagaimana menunjukan bahwa
2

secara teoritis T= F(0,23-1/3 h). Hal ini menunjukan bahwa nilai F berbanding lurus
juga dengan T sehingga semakin besar ketinggian maka akan semakin besar F yang
beekrja yang menghasilkan T yang semakin besar pula.

Sedangkan nilai torsi percobaan didapatkan dengan menggunakan rumus 𝑇 = 𝐹 ×


𝑟, dimana 𝐹 = 𝑚 × 𝑔. Pada rumus tersebut, besarnya torsi percobaan dipengaruhi oleh
gaya dan jarak antara beban dengan tumpuan (r). Dengan gaya yang besarnya konstan,
maka nilai r yang menentukan besarnya torsi yang dihasilkan. Selain itu, semakin besar
nilai F dan r, maka semakin besar pula nilai torsi percobaan yang dihasilkan.

Dalam grafik diatas terlihat torsi teori dan torsi percobaan menghasilkan nilai yang
berbeda meski dalam ketinggian yang sama. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal,
faktor-faktor yang seharusnya bekerja pada rumusan torsi percobaan tidak sepenuhnya
dalam keadaan ideal pada saat melakukan percobaan. Sesuai dengan batasan masalah
dimana percobaan dilakukan pada suhu kamar, dan pelaksanaan pengambilan data
yang tidak akurat, karena sesuai pada batasan masalah, permukaan fluida dianggap
selalu datar, sehingga berpengaruh pada keakuratan pengukuran. Berbeda dengan torsi
teoritis yang semua keadaan dinyatakan dalam keadaan ideal. Selain hal-hal tersebut,
kesalahan pembacaan data dan kurangnya ketelitian praktikan juga menjadi faktor yang
mempengaruhi perbedaan antara nilai torsi teori dan torsi percobaan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan hidrostatis ini adalah sebagai berikut
1. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi oleh gaya tekan fluida pada
suatu penampang permukaan benda yang tercelup dan pada kedalaman tertentu.
2. Semakin besar kedalaman suatu benda dalam fluida,maka semakin besar pula
gaya hidrostatis yang bekerja pada benda tersebut
3. Persamaan tekanan hidrostatis berbanding lurus dengan ketinggian dari
permukaan air. Semakin dalam benda dibawah permukaan air semakin besar
tekanannya

5.2 Saran
Saran yang membangun untuk praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Praktikan sebaiknya melihat skala pembacaan secara sejajar sehingga lebih
akurat
2. Peralatan pengujian sebaiknya dilakukan perawatan lebih lanjut agar tidak
melewati batasan masalah yang ditentukan dan agar data yang ditunjukan lebih
presisi
3. Praktikan sebaiknya tidak bercanda ketika sedang praktikum
No h(m) p (kg/m3) g(m/s2) F (N) R (m) Tt (mN) Tp (mN)
1 0 997 9.81 0 0 0 0
2 0.005 997 9.81 0.012226 0 0.002792 0
3 0.01 997 9.81 0.048903 0.1365 0.011085 0.535626
4 0.015 997 9.81 0.110031 0.1365 0.024757 0.535626
5 0.02 997 9.81 0.195611 0.1395 0.043687 0.547398
6 0.025 997 9.81 0.305643 0.1435 0.067751 0.563094
7 0.03 997 9.81 0.440126 0.1515 0.096828 0.594486
8 0.035 997 9.81 0.59906 0.1555 0.130795 0.610182
9 0.04 997 9.81 0.782446 0.1585 0.16953 0.621954
10 0.045 997 9.81 0.990283 0.1715 0.212911 0.672966
11 0.05 997 9.81 1.222571 0.1835 0.260815 0.720054
12 0.055 997 9.81 1.479311 0.1925 0.313121 0.75537
13 0.06 997 9.81 1.760503 0.2075 0.369706 0.81423
14 0.065 997 9.81 2.066145 0.2235 0.430447 0.877014
15 0.07 997 9.81 2.39624 0.2365 0.495223 0.928026
16 0.075 997 9.81 2.750785 0.2535 0.563911 0.994734
17 0.08 997 9.81 3.129782 0.2715 0.636389 1.065366
18 0.085 997 9.81 3.533231 0.2945 0.712535 1.155618
19 0.09 997 9.81 3.961131 0.3145 0.792226 1.234098
20 0.095 997 9.81 4.413482 0.3315 0.875341 1.300806
21 0.1 997 9.81 4.890285 0.3515 0.961756 1.379286
22 0.105 997 9.81 5.391539 0.3715 1.05135 1.457766
23 0.11 997 9.81 5.917245 0.3965 1.144001 1.555866

Anda mungkin juga menyukai