Anda di halaman 1dari 5

SNI 03-2823-1992

Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai Gelagar Sederhana Dengan


Sistem Beban Titik Di Tengah

BAB I
DESKRIPSI

1.1 Maksud dan Tujuan


1.1.1 Maksud
Metode pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian
laboratorium kuat lentur benda uji batu memakai gelagar sederhana dengan system beban
titik di tengah.

1.1.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan parameter kuat lentur dari hasil pengujian di
laboratorium.

1.2 Ruang Lingkup


Metode pengujian ini :
1) membahas cara uji, perhitungan dan laporan hasil uji kuat lentur benda uji batu;
2) berlaku untuk benda uji batu berbentuk silinder atau balok dengan ukuran tertentu.

1.3 Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode ini meliputi :
1) litologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemerian benda uji batu, sepertii :
jenis batu, susunan mineral, tekstur, struktur batu dan sifat-sifat fisiknya;
2) bidang diskontinuitas adalah bidang atau celah yang menyebabkan masa bantuan
bersifat tidak menerus, yang jenisnya bisa berupa pelapisan, kekar dan sesar.

BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN

2.1 Persyaratan Benda Uji


Benda uji harus disiapkan dan memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
1) jumlah benda uji yang dipakai minimal 3 buah, dan dapat berbentuk silinder atau
prisma;
2) tiap benda uji diberi nomor atau kode tertentu untuk memudahkan identifikasi;
3) kondisi benda uji harus disiapkan dalam keadaan kandungan air asli atau jenuh air;
4) benda uji harus dibuat dengan mengikuti Tata Cara Pembuatan Benda Uji SK SNI T-
16-1991-03

2.2 Penanggung Jawab Hasil Uji


Nama penanggung jawab hasil uji harus ditulis dan dibubuhi tanda tangan serta tanggal
yang jelas.

1
SNI 03-2823-1992

BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN

3.1 Peralatan
Peralatan yang dipakai dalam pengujian ini harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut :
1) mesin bor inti laboratorium dilengkapi dengan mata bor intan;
2) mesin potong batu dan mesin poles, untuk membentuk model benda uji berbentuk
silinder atau balok;
3) peralatan untuk menentukan kondisi benda uji antara lain : timbangan berkapasitas
3000 gram dengan ketelitian 0,01 gram, oven dan bak perendam berukuran 1,0 m x
0,5 m x 0,5 m;
4) jangka sorong dengan ketelitian ± 0,01 mm;
5) mesin pembeban berkapasitas 150 kN yang dapat memberikan beban secara menerus
dan dilengkapi dengan manometer yang masing-masing dapat mengukur sampai 30
kN dan 150 kN.

3.2 Kalibrasi
Timbangan, jangka sorong dan manometer mesin pembebanan harus dikalibrasii minimal 3
tahun sekali atau kurang dari waktu tersebut apabila dianggap perlu.

3.3 Benda Uji


Benda uji harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut :
1) panjang benda uji antara 3-7 kali diameter untuk benda uji silinder atau 3-7 kali sisi
untuk benda uji balok;
2) benda uji berbentuk silinder dapat diambil dari bor inti berukuran minimal NX 54 yang
permukaan dan kelilingnya harus rata; sedangkan benda uji berbentuk balok harus
mempunyai sisi minimal 54 mm;
3) panjang benda uji harus mempunyai kelebihan panjang terhadap kedua tumpua
masing-masing tidak kurang dari 25 mm;
4) sisi panjang atau keliling benda uji harus tegak lurus terhadap bidang permukaan atas
dan bawah benda uji;
5) semua permukaan benda uji harus rata.

3.4 Rumus Perhitungan


Parameter kuat lentur dapat dihitung menurut rumus :
1) untuk benda uji dengan bidang pecah di tengah,
8 PL
σs = (kPa)
πD3

3PL
σp = (kPa)
2bd 2

2) untuk benda uji dengan bidang pecah tidak di tengah,

16 Pc
σs = (kPa)
πD3

3Pc
σp = (kPa)
bd 2

2
SNI 03-2823-1992

dengan penjelasan :
σs = kuat lentur benda uji berbentuk silinder (kPa);
σp = kuat lentur benda uji berbentuk balok (kPa);
P = besar beban saat pecah (kN);
D = diameter benda uji berbentuk silinder (m);
d = tebal rata-rata balok (m);
b = tebaL rata-rata balok (m);
L = jarak antara kedua tumpuan (m);
C = jarak rata-rata bidang pecah ke tumpuan terdekat, tidak lebih dari 10% bentang
tumpuan terhadap titik tengah.

BAB IV
CARA UJI

Lakukan persiapan, pengujian dan perhitungan, sebagai berikut :


1) kerjakan persiapan pengujian dengan urutan :
(1) siapkan formulir isian untuk pencatatan data;
(2) periksa litologi dan kondisi benda uji;
(3) ukur dimensi benda uji minimal pada 3 tempat berbeda dan rata-ratakan hasilnya
sampai ketelitian ± 0,01 mm, kemudian periksa bentuknya apakah sudah
memenuhi ketentuan.
2) kerjakan pengujian kuat lentur dengan urutan :
(1) letakkan benda uji pada kedua tumpuan dan letakkan pada pelat bawah mesin
pembeban serta ukur jarak bentang kedua tumpuan;
(2) pasang bagian penekan beban pada bagian atas mesin penekan;
(3) atur unit tumpuan bawah dimana benda uji diletakkan sehingga penekan beban
terletak di tengah-tengah bentang;
(4) berikan beban awal 50% dari perkiraan beban maksimum, kemudian atur
pembebanan dengan kecepatan penambahan beban antara 300-500 N/menit;
hindari pemberian beban yang mendadak;
(5) catat besar beban (P) pada saat benda uji pecah;
(6) ukur jarak ( c ) bidang pecah pada beberapa posisi dan ambil harga rata-ratanya
serta buat pola keruntuhan yang terjadi;
(7) ulangi tahapan pengujian ini untuk benda uji lainnya.
3) kerjakan perhitungan dengan urutan, sebagai berikut :
(1) hitung kuat lentur benda uji dengan memakai rumus (1), (2), (3) dan (4)
tergantung pada bentuk benda uji dan posisi keruntuhan yang terjadi;
(2) hitung nilai rata-rata kuat lentur benda uji;

BAB V
LAPORAN UJI

Buat laporan hasil pengujian kuat lentur dalam bentuk formulir yang memuat hal berikut :
1) lokasi benda uji, dan tanggal pengujian;
2) nama petugas, nama pengawas, dan nama penanggung jawab hasil uji dengan
dibubuhi tanda tangannya;
3) litologi dan kondisi benda uji;
4) jumlah benda uji;
5) nomor dan dimensi setiap benda uji

3
SNI 03-2823-1992

6) macam pengujian berikut data uji dan hasil perhitungan.


7) posisi bidang diskontinuitas terhadap arah pembebanan kalau ada;
8) pola keruntuhan yang terjadi.

LAMPIRAN A
DAFTAR ISTILAH

Kuat lentur : Flexure strength


Gelagar sederhana : Simple beam
Beban titik yang bekerja di tengah-tengah
bentang
Gelagar : Center point loading
Bentang : Span
Alat pemoles : Grinder
Contoh : Sample
Benda uji : Specimen
Bidang pecah : Shear plane
Bor inti : Core drilling
Mesin pembebanan : Compression machine
Diskontinuitas : Discontinuity
Sesar : Fault
Kekar : Joint
Jenuh air : Saturated
Jangka sorong : Schifmaat

4
SNI 03-2823-1992

LAMPIRAN B
LAIN-LAIN

Gambar 1
Skema peralatan uji kuat lentur

Anda mungkin juga menyukai