Modul 3. Lingkungan Pengendalian Manajemen
Modul 3. Lingkungan Pengendalian Manajemen
Gambar mengenai proses pengendalian manajemen disajikan pada halaman berikut ini.
Pembahasan proses pengendalian manajemen secara lengkap akan disajikan pada bagian
bagian selanjutnya setelah pembahasan lingkungan pengendalian.
1
Exhibit 2-1 The Formal Control Process
Yes
Was
Responsibility Report
Strategic performance
Budgeting center actual versus
planning satisfactory?
performance plan
No
Feedback
Communication
Lingkungan Pengendalian
2
jawabnya baik keuangan maupun non-keuangan pada berbagai unit dan sub-unit organisasi.
Lingkungan pengendalian meliputi:
a. Pusat-pusat pertanggungjawaban (Responsibility Centre) yang terdiri atas:
1) Pusat Pendapatan (Revenue Centre)
2) Pusat Biaya (Cost Centre)
3) Pusat Laba (Profit Centre)
4) Pusat Investasi (Investment Centre)
b. Penetapan Harga Transfer (Transfer Pricing)
c. Pengendalian dan pengukuran penggunaan asset (Measuring and Controlling Asset
Employed) yang antara lain dilakukan melalui perhitungan:
1) ROI (Return on Investment)
2) EVA (Economic Value Added)
Pengendalian manajemen memfokuskan pada berbagai tipe pusat pertanggungjawaban.
Artinya, sistem pengendalian diarahkan agar pusat pertanggungjawaban dapat memberikan
yang terbaik dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, tujuan penetapan pusat
pertanggungjawaban adalah untuk mengukur dan mendorong kinerja unit organisasi dan
manajer unit yang bersangkutan.
Suatu pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dikepalai
(dipimpin) oleh seorang manajer pusat pertanggungjawaban yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas yang dilakukan dalam unit yang dikelolanya. Setiap pusat
pertanggungjawaban “mengolah” masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output).
Seorang manajer pusat pertanggungjawaban tersebut diukur kinerjanya berdasarkan
keberhasilan dalam pengelolaan input dan output yang dilakukan. Contoh-contoh manajer
pusat pertanggungjawaban meliputi:
a. Direktur Utama perusahaan holding atau anak perusahaannya atau Direktur Utama
anak perusahaan dari suatu holding.
b. Direktur/Kepala Divisi perusahaan holding, atau Kepala Bagian/Kepala Distrik pada
anak perusahaan.
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab terhadap unit organisasi yang dipimpinnya. Setiap pusat
pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan proses tertentu. Artinya, setiap pusat
pertanggungjawaban bertugas dan bertanggungjawab untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
untuk menghasilkan sesuatu yang ditentukan. Keberhasilan suatu pusat pertanggungjawaban
3
akan menjadi tolok ukur kinerja pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Untuk
melaksanakan proses yang ditentukan, pusat pertanggungjawaban mengkonsumsi input yaitu
berbagai sumber daya yang dialokasikan untuk menjalankan proses tersebut. Hubungan input,
proses dan output digambarkan dan dijelaskan pada bagian berikut ini.
4
dalam satuan uang. Pusat-pusat pertanggungjawaban dikatagorikan dalam 4 tipe pusat
pertanggungjawaban seperti yang telah disebutkan di muka. yaitu:
Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat biaya (expense center),
Pusat laba (profit center) dan
Pusat investasi (investment center).
Pembagian jenis-jenis atau tipe-tipe pusat pertanggungjawaban tersebut dilakukan
berdasarkan:
– Sifat pekerjaan yang dilakukan (apakah terkait dengan perolehan pendapatan/laba)
– Wewenang yang diberikan oleh pimpinan puncak
– Pengukuran prestasi
Pembahasan secara lebih detail akan disajikan pada bagian-bagian selanjutnya. Secara
garis besar, berikut ini adalah perbandingan keempat tipe pusat pertanggungjawaban tersebut.
Tipe-tipe Organisasi
Penetapan pusat pusat pertanggungjawaban diawali dengan penetapan struktur
organisasi. Tipe struktur organisasi sangat mempengaruhi perancangan sistem pengendalian
manajemen suatu organisasi.
Tipe-tipe struktur organisasi yang sering kita kenal ialah:
5
1. Struktur organisasi fungsional (functional structure). Dalam struktur ini setiap manajer
bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi tertentu. Di dalam struktur fungsional, setiap
manajer bertanggung jawab atas fungsi-fungsi yang terspesialisasi, misalnya: produksi,
operasi, SDM, logistik, pemasaran, keamanan, dan lain-lain. Alasan pembentukan
organisasi fungsional adalah menetapkan manajer dengan pengetahuan khusus untuk
mengambil keputusan yang sifatnya spesifik. Tujuan pembentukan organisasi adalah
untuk efisiensi dalam penyelenggaraan proses manajemen. Namun demikian, struktur
organisasi ini mengandung kelemahan yaitu :
a. Tidak jelas menentukan efektivitas manajer fungsional secara terpisah.
b. Jika terdapat beberapa manajer dalam satu fungsi, terdapat kemungkinan terjadi
perselisihan antar manajer, dan hanya dapat diselesaikan pada level yang lebih
atas.
c. Struktur fungsional tidak cocok diterapkan pada perusahaan dengan produk dan
pasar yang beragam.
d. Cenderung menciptakan sekat-sekat tiap fungsi yang dapat menghambat
koordinasi lintas fungsi dalam pengembangan produk baru.
Exhibit 2-2
Types of organization
A. Functional Organization
Stafft
Manufacturing Marketing
Manager Manager
Staff Staff
2. Struktur organisasi unit usaha (business unit structure). Dalam struktur ini setiap
manajer bertanggung jawab terhadap pengelolaan unit usaha tertentu yang mempunyai
aktivitas yang sangat khusus. Setiap manajer unit usaha memimpin manajer-manajer
6
fungsional masing-masing. Di dalam struktur unit bisnis setiap manajer bertanggung
jawab atas aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit dan unit bisnis yang berfungsi
sebagai bagian semi independen dari perusahaan, misalnya: produk dan kelompok
pelanggan. Tujuannya Organisasi Unit Bisnis (sering disebut Divisional), adalah untuk
mengukur kinerja masing-masing Unit Bisnis serta untuk mengatasi kekurangan pada
organisasi fungsional. Keuntungan struktur ini adalah:
a. Sebagai pelatihan bagi manajer secara umum untuk meningkatkan
kewirausahaannya secara independen (tidak tergantung pada kantor pusat
sepenuhnya).
b. Unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari produknya dibandingkan dengan kantor
pusat, sehingga pembuatan keputusan yang lebih cepat dan baik.
Kerugian struktur ini adalah:
a. Kemungkinan terdapat duplikasi pekerjaan dalam organisasi fungsional yang
dikerjakan di kantor pusat.
b. Timbul perselisihan antar unit bisnis yang bisa menimbulkan konflik antara
pegawai unit bisnis dengan kantor pusat.
7
B.Business Unit Organization
Staf
2. Struktur organisasi matriks (matrix structure). Dalam struktur ini, setiap unit
fungsional mempunyai tanggung jawab ganda atas fungsi-fungsi yang terspesialisasi,
misalnya banyak proyek dengan waktu yang terbatas. Tujuan organisasi matriks adalah
untuk melaksanakan suatu proyek yang berjangka waktu tertentu. Organisasi matriks
seperti amuba yang bisa membesar dan mengecil sesuai dengan keadaan. Apabila suatu
saat dalam organisasi banyak proyek, organisasi akan membesar. Apabila proyek-proyek
selesai organisasi akan mengecil, dan akan kembali membesar apabila terdapat proyek
proyek baru. Bentuk organisasi matriks dapat dilihat pada gambar berikut ini.
8
C. Matrik Organization
Staff
Function A Project X
Manager Manager
Function B Project Y
Manager Manager
Function C Project Z
Manager Manager
Organisasi harus menentukan struktur organisasi yang paling tepat untuk kondisi
organisasi yang bersangkutan. Penentuan struktur organisasi harus memperhatikan dan
mempertimbangkan ukuran (skala) perusahaan, variasi produk yang dihasilkan, dan sifat
kegiatan apakah musiman atau kontinyu,
9
Pada Pusat Pendapatan, outputnya adalah berupa pendapatan yang diperoleh dapat
diukur secara moneter. akan tetapi tidak ada tindakan formal untuk menghubungkan output
(pendapatan) dengan input (biaya). Dengan demikian Pusat Pendapatan mempunyai
karakteristik:
a. Tidak mempunyai tanggung jawab atas harga pokok penjualan barang-barang yang
dipasarkan.
b. Penjualan atau pesanan aktual akan dibandingkan dengan anggaran atau kuota yang
ditentukan.
c. Manajer dimintai pertanggungjawaban terhadap biaya langsung di dalam unit
organisasinya, tetapi tidak dilakukan pembandingan antara pendapatan yang
diperoleh dengan biaya tersebut.
Contoh unit organisasi yang ditetapkan sebagai pusat pendapatan adalah: departemen
pemasaran, agen penjualan, dan sebagainya
10
baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan contoh biaya kebijakan adalah biaya
administrasi, biaya penelitian dan pengembangan, biaya pemasaran dan sebagainya.
Berdasarkan kalsifikasi tersebut, pusat biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu pusat
biaya teknik (engineered expense center) dan pusat biaya kebijakan (discretionary
expense center).
Pusat biaya kebijakan merupakan pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak
mempunyai hubungan fisik yang erat dengan output yang dihasilkan. Karakteristik Pusat
Biaya Kebijakan ialah:
a. Inputnya dapat diukur dengan satuan unit moneter
b. Outputnya diukur dalam bentuk fisik (bukan satuan moneter)
c. Jumlah optimum input yang akan diproduksi untuk satu unit output produksi tidak bisa
diukur.
Dengan demikian, pusat biaya kebijakan merupakan pusat pertanggungjawaban yang
didominasi oleh biaya kebijakan. Contoh pusat biaya kebijakan ialah departemen akuntansi,
departemen hukum dan hubungan masyarakat, departemen personalia dan sebagainya.
Mengingat begitu tidak jelasnya hubungan antara input dengan output, pusat biaya ini tidak
dapat diukur efisiensi dan efektifitasnya dengan menggunakan satuan uang. Perbedaan sifat
11
(karakteristik) kedua jenis biaya tersebut menyebabkan cara pengendalian masing-masing
kategori berbeda pula.
Pengukuran kinerja pusat biaya kebijakan adalah bukan selisih realisasi dan anggaran
atau efisiensi, melainkan peran manajer dalam perencanaan program kerja serta pengendalian
dalam pengeluaran uang harus disetujui oleh atasannya. Walaupun konotasinya “kebijakan”,
tidak berarti bahwa pertimbangan manajemen tidak dapat diduga atau bersifat insidentil. Oleh
sebab itu biaya yang telah ditetapkan harus diawasi agar tidak melewati jumlah yang telah
ditetapkan (anggarannya).
Beberapa pusat biaya yang pada umumnya termasuk dalam kelompok pusat biaya
kebijakan ialah: pusat administrasi (administratif center), pusat penelitian dan
pengembangan (research and development center) dan sebagian pusat marketing
(marketing center). Berikut ini akan disajikan gambaran umum pusat-pusat biaya tersebut
dengan karakteristik masalah pengendalian masing-masing.
12
pusat tersebut termasuk diskripsi tujuan biaya serta estimasinya, alasan semua
tambahan biaya di luar inflasi.
Kadang-kadang, beberapa kegiatan staf telah begitu rutin sehingga dapat diperlakukan
sebagai pusat biaya teknik. Namun demikian, hasil utama kegiatan unit yang lain adalah
nasehat atau jasa yang tidak mempunyai alat pengukur yang meyakinkan untuk mengetahui
nilai dan bahkan jumlah hasilnya. Dalam hal demikian, tidaklah mungkin untuk menetapkan
biaya standar dan mengukur prestasi manager secara kuantitatif. Anggaran tidak dapat dipakai
untuk mengukur efisiensi kegiatan.
Pada sebagian besar kantor staf administrasi, adalah menguntungkan bagi manajer
untuk memiliki bagian yang sehebat mungkin. Seolah-olah, departemen yang hebat adalah
yang terbaik untuk organisasi atau perusahaan. Sebenarnya, hal tersebut sangat tergantung
pada definisi mengenai suatu departemen yang hebat. Tidak jarang, suatu departemen dalam
meraih kehebatannya menelan sumber daya yang melampaui manfaatnya. Tidak jarang pula
tampak kecenderungan unit-unit organisasi untuk membangun “kerajaannya” sendiri tanpa
memperhatikan nilai dan manfaatnya bagi organisasi secara keseluruhan.
13
meraih kehebatannya menelan sumber daya yang melampaui manfaatnya. Tidak
jarang pula tampak kecenderungan unit-unit organisasi untuk membangun
“kerajaannya” sendiri tanpa memperhatikan nilai dan manfaatnya bagi organisasi
keseluruhan. Anggaran biaya yang digunakan tidak harus turun karena rugi dan tidak
harus naik karena untung.
14
adalah biaya teknik. Dengan demikian, pengendalian kegiatan ini harus dibedakan
dengan pengendalian kegiatan pusat pemasaran lainnya.
3. Pusat pemasaran diukur prestasinya dalam hal upaya perolehan pesanan (order getting
activity). Biaya yang timbul atas kegiatan ini sebagian besar adalah biaya kebijakan.
Walaupun pusat pemasaran juga merupakan pusat pendapatan (revenue center), pusat
pemasaran harus dibedakan dengan pusat laba karena biaya produksi barang yang
dijual tidak dibebankan pada pusat pemasaran tersebut.
Karakteristik pengendalian pusat pemasaran ialah:
a. Aktivitas pemenuhan pesanan (order filling activities) seperti halnya pusat biaya di
pabrik, sehingga biayanya disusun secara standar sesuai dengan berbagai tingkatan
volume, tetapi dengan adanya internet aktivitas ini bisa diselesaikan dengan cepat dan
biayanya rendah.
b. Aktivitas penciptaan pendapatan (order getting activities), adalah pendapatan sehingga
yang dievaluasi adalah membandingkan antara pendapatan (unit moneter) dan
kuantitas fisik aktual yang dijual dengan pendapatan dan kuantitas fisik yang
dianggarkan, Unit organisasi yang melaksanakan aktivitas ini biasanya diperlakukan
sebagai pusat pendapatan.
c. Aktivitas pencarian pesanan, yang dievaluasi adalah biaya pencarian pesan yang
merupakan biaya kebijakan, sehingga tidak seorangpun tahu akurasi berapa jumlah
optimal yang harus dikeluarkan.
d. Kesimpulannya; Pusat Pemasaran merupakan pusat pertanggungjawaban yang bisa
bersifat campuran (hybrid). Artinya, dalam satu unit terdiri atas pusat biaya dan pusat
pendapatan tapi secara keseluruhan bukan pusat laba.
.
-------------------------
15