Jl. Aki Pinka Kelurahan Juata Permai Kota Tarakan 77147 KALTARA 09 Oktober 2017
Phone : (0551) 22908, 22909, 22910, Fax : 24357, 34206 Revisi : 3
STANDARD OPERATING PROCEDURE Halaman : 1 dari 8
PENGENDALIAN KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN
(DALKARHUTLA)
A. LATAR BELAKANG
Kebakaran Hutan dan Lahan atau yang disebut dengan karhutla adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan
dan/atau lahan, baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia sehingga mengakibatkan kerusakan
lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik. Terjadinya api di suatu
areal melibatkan tiga faktor utama yang sering dikenal sebagai Segitiga Api (Fire Triangle) terdiri dari bahan
bakar, panas dan oksigen.
a. Untuk mencegah atau mengendalikan proses terjadinya kebakaran hutan dan lahan, dapat dilaksanakan
dalam upaya menjaga keutuhan areal khsususnya di IUPHHK PT.Intracawood Manufacturing .
b. Untuk memastikan bahwa kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (dalkarhutla) dapat
dikendalikan.
C. RUANG LINGKUP
Diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di IUPHHK. PT.
Intracawood Manufacturing.
E. PENANGGUNG JAWAB
a. Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) adalah satuan kerja yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemadaman,
penanganan pasca kebakaran, serta dukungan evakuasi dan penyelamatan dalam pengendalian
kebakaran hutan di lapangan.
b. Regu Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Regu Dalkarhutla) adalah kelompok personil
pelaksana teknis Brigdalkarhut yang dilengkapi peralatan dan sarana prasarana pengendalian
kebakaran hutan di lapangan yang dipimpin oleh Kepala Regu Dalkarhut yang bertanggung
jawab kepada Pimpinan Unit Pengelolaan Hutan yang terdiri dari Regu Inti, Regu Pendukung, dan
Regu Perbantuan.
c. Regu Inti Pengendalian Kebakaran Hutan d a n L a h a n adalah regu yang secara khusus
melaksanakan pengendalian kebakaran hutan di wilayah kerjanya.
d. Regu Pendukung Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan adalah regu yang mendukung
regu inti yang anggotanya karyawan pemegang izin.
e. Regu Perbantuan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan adalah regu yang mendukung regu inti yang
anggotanya dari masyarakat desa binaan setempat.
f. Masyarakat Peduli Api (MPA) adalah masyarakat yang secara sukarela peduli terhadap pengendalian
kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih atau diberi pembekalan serta diberdayakan untuk
membantu pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
g. Deteksi dini kebakaran hutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui adanya kejadian
kebakaran dan lokasi kebakaran hutan.
h. Hotspot adalah istilah untuk sebuah pixel yang memiliki nilai temperatur di atas ambang batas
(threshold) dari hasil interpretasi citra satelit yang dapat digunakan sebagai indikasi kejadian
kebakaran hutan dan lahan.
i. Pemadaman dini adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya kebakaran
yang lebih besar saat ditemukan titik api (kejadian kebakaran) oleh para pihak melalui pemadaman
seketika.
k. Pemadaman lanjutan adalah pemadaman yang dilakukan dalam rangka menindaklanjuti upaya
pemadaman yang tidak berhasil dilakukan pada saat pemadaman awal, dengan memobilisasi
segenap sumberdaya yang ada di Unit Pengelolaan Hutan termasuk penggunaan alat-alat berat.
l. Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan ( DALKARHUTLA ) adalah satuan kerja
pengendalian kebakaran hutan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab memonitor seluruh
kegiatan peringatan dan deteksi dini selama 24 jam dan sebagai pusat operasi pengendalian
kebakaran di lapangan.
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Pencegahan
Prinsip pencegahan kebakaran adalah mengurangi atau kalau mungkin menghilangkan bahan yang
mudah terbakar dan mencegah terjadinya sumber api/sumber panas di dalam kawasan hutan. Upaya-
upaya yang ditempuh sebagai berikut:
- Penyuluhan tentang bahaya kebakaran ditujukan kepada masyarakat sekitar hutan dan karyawan
perusahaan.
- Peringatan akan ancaman kebakaran sebagai upaya mendukung upaya penyuluhan. Peringatan ini
dilakukan berdasarkan hasil dari penilaian bahaya kebakaran hutan atau pada musim kemarau.
- Penggunaan sekat bakar yang berfungsi untuk mencegah penjalaran api dari luar kawasan ke dalam
kawasan hutan atau sebaliknya.
- Pendayagunaan jalan utama, jalan cabang dan jalan alur batas petak.
- Pendayagunaan kawasan lindung,misalnya sempadan sungai.
- Penerapan teknik silvikultur,antara lain teknik penyiangan,pendangiran,pemupukan dan
pemangkasan cabang,pengendalian hama penyakit,dan penerapan sistim tumpangsari
pada penanaman.
- Pengurangan bahan bakar di permukaan yang berupa serasah dan tumbuhan bawah di lakukan
menjelang musim kemarau. Pengurangan bahan bakar ini terutama dilakukan sepanjang kiri kanan
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
FD-PR/IX-004
Jl. Aki Pinka Kelurahan Juata Permai Kota Tarakan 77147 KALTARA 09 Oktober 2017
Phone : (0551) 22908, 22909, 22910, Fax : 24357, 34206 Revisi : 3
STANDARD OPERATING PROCEDURE Halaman : 6 dari 8
jalan hutan dan alur, untuk meningkatkan lebar efektif jalan dan alur yang difungsikan sebagai sekat
bakar.
- Pengadaan kantong air untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan. Keberadaan kantong-
kantong air ini diharapkan dapat menyediakan air yang cukup, apabila diperlukan sepanjang waktu.
c. Penyiapan Peralatan/Fasilitas
Penyiapan peralatan dan fasilitas yang diperlukan untuk pemadaman kebakaran hutan sebagai berikut:
- Menara pengawas kebakaran
- Alat pencatat cuaca yang terdiri atas penakar hujan, termometer yang akan digunakan untuk
penilaian tingkat kebakaran hutan.
- Peralatan komunikasi untuk melaporkan kejadian kebakaran dari menara dan atau petugas
patroli/regu pemadam kebakaran dan untuk berkoordinasi dalam pemadaman.
- Alat transportasi, yang akan digunakan untuk ptroli, mobilisasi peralatan dan petsonil pemadaman.
Alat transportasi ini terdiri atas sepeda motor, truk, dan pick-up.
- Peralatan pemadam kebakaran, yang terdiri atas peralatan perorangan (sekop, kapak, pemukul api,
pengait semak/ranting, garu, peralatan pengamatan personil), peralatan regu ( Chainsaw, buldozer)
dan peralatan bantuan (truk tangki air, bak penampung air ).
d. Pemadaman Kebakaran
Deteksi lokasi kebakaran secara dini dari menara atau oleh petugas patroli sewaktu api masih kecil akan
asangat menentukan keberhasilan pemadaman. Kalau api sudah besar atau kebakaran terlalu luas,
maka pemadaman mengalami kesulitan.
Teknik pemadaman hutan di darat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pemadaman
langsung dilakukan pada kebakaran permukaan yang masih kecil atau intensitas panasnya sudah
kurang. Pemadaman tidak langsung dilakukan bila tidak mungkin dilakukan pemadaman langsung
sudah meluas. Pemadaman tidak langsung dilakukan dengan metode jalur, dan pembakaran balik (back
firing).
PELAPORAN
Setelah mengadakan kegiatan dilapangan yang berkaitan dengan Pengendalian kebakaran Hutan ( DALKARHUT
)petugas membuat laporan.
BRIGADE
DALKARHUTLA
TINDAKAN PENCEGAHAN
LAPORAN KEBAKARAN
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
REHABILITASI LAHAN
DOKUMEN