Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN KEPUTUSASAAN DAN KETIDAK BERDAYAAN

KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh :

Dwi Hastuti

S17173

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2019
STRATEGI PELAKSANAAN KEPUTUSASAAN

A. Pengertian

Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan


atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energy
yang dimilikinya (NANDA, 2005).Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu
merasa bahwa kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ).

B. Tanda dan gejala

Adapun tanda dan gejala menurut, Keliat (2005) adalah:


a. Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa (saya tidak dapat
melakukan)
b. Sering mengeluh dan Nampak murung.
c. Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
d. Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
e. Menarik diri dari lingkungan.
f. Kontak mata kurang.
g. Mengangkat bahu tanda masa bodoh.
h. Nampak selalu murung atau blue mood.
i. Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
j. Menurun atau tidak adanya selera makan
k. Peningkatan waktu tidur.
l. Penurunan keterlibatan dalam perawatan.
m. Bersikap pasif dalam menerima perawatan.
n. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna.

C. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan

D. Rencana tindakan keperawatan


a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus :
Klien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenal masalah keputusasaannya
3) Berpartisipasi dalam aktivitas
4) Menggunakan keluarga sebagai system pendukung

c. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
a) Ucapkan salam
b) Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai
c) Jelaskan tujuan pertemuan
d) Dengarkan klien dengan penuh perhatian
e) Bantu klien penuhi kebutuhan dasarnya.
2) Klien mengenal masalah keputusasaannya
a)Beri kesempatan bagi klien mengungkapkan perasaan
sedih/kesendirian/keputusasaannya.
b) Tetapkan adanya perbedaan antara cara pandang klien terhadap kondisinya dengan
cara pandang perawat terhadap kondisi klien.
c) Bantu klien mengidentifikasi tingkah laku yang mendukung putus asa : pembicaraan
abnormal/negative, menghindari interaksi dengan kurangnya partisipasi dalam aktivitas.
d) Diskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi masalah,
tanyakan manfaat dari cara yang digunakan.
e) Dukung klien untuk menggunakan koping efektif yang selama ini digunakan oleh
klien.
f) Beri alternative penyelesaian masalah atau solusi.
g) Bantu klien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap alternative.
h) Identifikasi kemungkinan klien untuk bunuh diri (putus asa adalah factor risiko
terbesar dalam ide untuk bunuh diri) : tanyakan tentang rencana, metode dan cara bunuh
diri.
3) Klien berpartisipasi dalam aktivitas
a) Identifikasi aspek positif dari dunia klien (keluarga anda menelepon RS setiap hari
untuk menanyakan keadaanmu ?
b) Dorong klien untuk berpikir yang menyenangkan dan melawan rasa putus asa.
c) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang mendukung pikiran dan
perasaan yang positif.
d) Berikan penghargaan yang sungguh-sungguh terhadap usaha klien dalam mencapai
tujuan, memulai perawatan diri, dan berpartisipasi dalam aktivitas.

4) Klien menggunakan keluarga sebagai system pendukung


a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
(1) Ucapkan salam.
(2) Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai.
(3) Tanyakan nama keluarga, panggilan yang disukai, hubungan dengan klien.
(4) Jelaskan tujuan pertemuan.
(5) Buat kontrak pertemuan.
b) Identifikasi masalah yang dialami keluarga terkait kondisi putus asa klien
c) Diskusikan upaya yang telah dilakukan keluarga untuk membantu klien mengatasi
masalah dan bagaimana hasilnya.
d) Tanyakan harapan keluarga untuk membantu klien mengatasi masalahnya.
e) Diskusikan dengan keluarga tentang keputusasaan :
(1) Arti, penyebab, tanda-tanda, akibat lanjut bila tidak diatasi.(
2) Psikofarmaka yang diperoleh klien : manfaat, dosis, efek samping, akibat bila
tidak patuh minum obat.
(3) Cara keluarga merawat klien
(4) Akses bantuan bila keluarga tidak dapat mengatasi kondisi klien (Puskesmas,
RS).
E. Strategi Pelaksanaan

SP 1Pasien: Mendiskusikan kegiatan positif yang dulu pernah dilakukan, dan menulis ulang
kegiatan positif yang sudah didiskusikan

a. Orientasi

Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi Bu/Pak?. Perkenalkan Saya perawat


Sayonara, senang dipanggil Nara. Nama Ibu/Bapak siapa? Wow bapak (nama pasien).
Senangnya dipanggil siapa?” Oooo bu/bapak (nama pasien). Nah,
sayadatangkesiniuntukmembantu Ibu/Bapak menyelesaikanmasalah Ibu/Bapak “.
“BagaimanaperasaanBapak/Ibuhariini? (pasien : sedih) ”Bagaimana Bu/Pak, kalau kita
berbincang-bincang tentangperasaansedih yang Ibu / Bapakrasakansaatini ?”. Menurut
Ibu/Bapak dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempatini saja”.
“Bagaimanakalaukitaberbincang-bincangselama 30 menit. Apakah Bapak/Ibubersedia ?”.

b. Kerja

“Coba Ibu/Bapakceritakan kepada sayatentangperasaansedihyang


Ibu/Bapakrasakansaatini”. “ (Pasien : saya sedih sekali.... sejak jari tangan kanan saya
diamputasi, rasanya saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi.... apalagi menghidupi
keluarga,untuk minum saja saya masih butuh bantuan orang lain....). Yaaa....
sayasangatmengertiperasaan Ibu/Bapak. Sudahberapa lama perasaanitu
Ibu/Bapakrasakan? “Kalau saya boleh simpulkan, Bapak/Ibusaatinimengalamihal yang
disebutdengankeputusasaan. Keputusasaanadalahsuatukeadaandimanaseseorangitu
merasa tidakadapilihan lain lagiuntukmenyelesaikanmasalahnya walaupun
sebenarnyaiamasihmemilikipotensi/kemampuanuntukmenyelesaikanmasalah. “Pak/Bu,
bagaimanakalausayamemberitahukantentangcara yang
baikuntukmenyelesaikanmasalah?” “Ada beberapahal yang Bapak/Ibubisalakukan,
misalnya, menceritakanmasalahBapak/Ibukepada orang lain yang Bapak/Ibupercaya.
Dengandemikianbeban yang Bapak/Iburasakansetidaknyabisaberkurang.Selainitu,
Bapak/Ibujugabisa mengingat atau menuliskan kemampuan atau aspek positif yang dulu
pernah Ibu/Bapak lakukan. Coba ingat kembali apa saja hal baik yang dulu pernah
bapak/ibu lakukan. Wah....dulu ternyata bapak/ibu bisa membuat es krim yang lezat ya.
Nah buat daftar sebanyak-banyaknya kemampuan lainnya. Kegiatan seperti ini berguna
untuk membantu membangkitkan semangat dan harapan Ibu/Bapak kembali dalam
menjalani kehidupan”. Meskipun tidak dapat membuatnya sendiri tapi ibu/bapak masih
bisa mengajarkannya ke orang lain. Tulis dan buat daftar tersebut, ini akan membuktikan
bahwa ibu/bapak masih punya banyak kemampuan yang bermanfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain. Hebat..
c. Terminasi

Nah... Pak/Bu, bagaimana rasanyasetelah kita berbincang-bincang tentang


masalah Ibu/Bapaktadi?”. “ Coba Ibu/Bapakmenyebutkanapasebenarnya yang
Bapak/Ibualamisaatini ? ”. “ CobaIbu/bapakulangi, hal baik apa saja yang
bisadilakukanuntukmenyelesaikanmasalah ?”. “Bagussekali Pak/Ibu”. “Baiklah
Ibu/Bapak,sesuai dengan janji kita telah berbincang-bincang selama 30 menit. Dan
tadiBapak/Ibu telah mengetahui cara untukmenyelesaikanmasalah, setelahini,
Bapak/Ibubisamencobauntukmulaimenerapkannya. Bagaimana,
apaBapak/Ibubersediamelakukannya ?”.” Bagussekali Pak/Bu”. Ibu/Bapak,
bagaimanakalaubesok kita berlatih kegiatan membuat atau menuangkan air minum dari
teko air, disini jam 9 pagi? Baiklah bu.... Saya permisi dulu. Assalamualaikum
WW.SelamatPagi.

SP 2 Pasien: Mendiskusikan kemampuan pasien dalam kegiatan sehari hari misalnya


membuat minuman untuk dirinya atau orang lain.

a. Orientasi

Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi Bu/Pak... (sebutkan nama pasien). Masih


ingat saya? Ya saya perawat Sayonara, senang dipanggil Nara. Nah saya datang kembali
untuk melanjutkan diskusi mengatasi masalah keputusasaan terutama
pascaperawatanamputasi dari RS.BagaimanaperasaanBapak/Ibuhariini?Oya apakah daftar
kemampuan hal positif yang kemarin sudah selesai? Ada berapakah yang sudah disusun?”
Bagus... ”Bagaimana Bu/Pak, kalau kita sekarang berlatih satu kemampuan yaitu mengambil
air minum yang dulu pernah dilakukan?. “Menurut Ibu/Bapak dimana enaknya kita berlatih?
Bagaimana kalau disini saja, selama 30 menit. Apakah Bapak/Ibubersedia ?”.

b. Kerja

“Coba Ibu/Bapakceritakan kepada saya bagaimanakegiatan atau aktifitas


ibu/bapak sekarang pasca perawatan di RS? (berlatih menulis kemampuan kegiatan yang msh
bisa dilakukan seperti pada pertemuan lalu). Waah sekarang sudah banyak hal positif yang
bisa dituliskan ya... Bagus.... Nah saat ini kita akan membantu ibu/bapak untuk berlatih
aktifitas misalnya mengoptimalkan fungsi tangan pasca perawatan. Kita akan melatih
kemampuan untuk mengambil air minum dari teko air. Nah optimis ya, ibu/bapak akan bisa
melakukannya. Nah pertama ambil gelas pelan-pelan, lalu letakan di meja dan pegang teko
air, kemudian tuangkan perlahan ke dalam gelas. Nah air minumnya sudah siap sekarang.
Yaa. Bagus... ibu/bapak ternyata bisa melakukannya seperti saya dan orang lain juga
lakukan... Bagus sekali....
c. Terminasi

Nah ... Pak/Bu, bagaimanaperasaannyasetelah kita berlatih kemampuan pasca


perawatan dari RS. Ternyata ibu/bapak masih bisa membuktikan bahwa mampu melakukan
seperti yang orang lain lakukan. Bagaimana rasanya, senang...? Bagussekali Pak/Ibu”.
“Baiklah Ibu/Bapak,sesuai dengan janji kita telah berlatih kemampuan positif pasca
perawatan selama 30 menit.Dan tadiBapak/Ibutelahberlatih kegiatan positif pasca diamputasi.
Nahsetelahini, Bapak/Ibubisamencobauntukmulaimenerapkannya dengan kegiatan-kegiatan
lainnya. Misalnya melatih kemampuan tangan untuk membuat minuman teh manis sendiri.
Bagaimana, apaBapak/Ibubersediamelakukannya?”.” Bagussekali Pak/Bu”. Ibu/Bapak,
bagaimanakalaubesok kita berlatih hal tersebut? Jam 9 saya datang ya. Baiklah bu/pak.... Saya
permisi dulu . Assalamualaikum WW.SelamatPagi.
STRATEGI PELAKSANAAN KETIDAKBERDAYAAN

A. Definisi
NANDA Internasional (2012) mendefinisikan ketidakberdayaan sebagai persepsi
bahwa tindakan seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang
kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi. Ketidakberdayaan juga
didefinisikan sebagai kondisi ketika individu atau kelompok merasakan kurangnya control
personal terhadap sejumlah kejadian atau situasi tertentu akan mempengaruhi tujuan dan gaya
hidupnya (Carpenito, 2009).

B. Tanda dan Gejala


Batasan Karakteristik (Carpenito, 2009)Mayor (harus ada)Minor(mungkin
ada)Memperlihatkan atau menutupi (marah, apatis) ekspresi ketidakpuasan atas
ketidakmampuan mengontrol situasi/ stressor (pekerjaan, penyakit, perawatan) yang
menganggua pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
1. Apatis dan pasif
2. Ansietas dan depresi
3. Marah dan perilaku kekerasan
4. Perilaku buruk dan kebergantungan yang tidak memuaskan orang lain
5. Gelisah dan cenderung menarik diri.

C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan

D. Tujuan Intervensi Keperawatan


a. Tujuan Umum
Klien Menunjukkan kepercayaan kesehatan dengan kriteria: merasa mampu
melakukan, merasa dapat mengendalikan dan merasakan ada sumber-sumber
b. Tujuan Khusus:
 Klien menunjukkan pratisipasi: keputusan perawatan kesehatan ditandai dengan:
 Mengungkapkan dengan kata-kata tentang segala perasaan ketidakberdayaan
 Mengidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya
 Menghubungkan tidak adanya penghalang untuk bertindak
 Mengungkapkan dengan kata-kata kemampuan untuk melakukan tindakan yang
diperlukan
 Melaporkan dukungan yang adekuat dari oramg terdekat, termasuk teman dan tetangga
Melaporkan waktu, keuangan pribadi dan ansuransi kesehatan yang memadai
 Melaporkan ketersediaan alat, bahan, pelayanan dan transportasic.

E. Strategi Pelaksanaan

1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu. Perkenalkan, nama saya Siti Sarah Fauzia.

Boleh dipanggil Sarah. Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan yang sedang praktik

di kelurahan ini Bu. Nama Ibu siapa? Lebih senang dipanggil bagaimana?.”b

b. Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”

c. Kontrak
“baiklah selama 1 jam ke depan kita akan berbincang-bincang tentang apa yang

dirasakan Ibu agar kita saling mengenal. Bagaimana Bu bersedia? Tempatnya disini saja

ya?”

2. Fase Kerja

“Saya perhatikan tadi Ibu terlihat sedih dan merenung, memangnya apa yang

dirasakan Ibu saat ini? O gitu pak jadi Ibu merasa tidak mampu. Pada saat apa biasanya Ibu

merasa tidakmampudengan diri sendiri? Bagaimana dengan lingkungan sekitar Ibu,

misalnya dari keluarga Ibu, adakah hal-hal yang Ibu sukai dari mereka?Baiklah kalau
begitu, sekarang bisakah Ibu sebutkan kepada saya hal apa saja yang Ibu sukai dalam diri

Ibu? Coba Ibu ingat-ingat kembali kemampuan apa saja yang dapat Ibulakukan?Sekarang

bagaimana kalau saya membantu Ibu untuk membuat daftar hal-hal positif dan

kemampuan apa saja yang Ibu miliki. Baiklah, tadi Ibu sudah menuliskan dan

menyebutkan hal positif dan kemampuan yang dimiliki. Iya bagus sekali pak. Disini, Ibu

dapat melihat sendiri Ibumemiliki kelebihan seperti orang lain, tapi tergantung Ibu juga,

apakah ingin mengembangkan kemampuan tersebut atau tidak. Menurut Ibu kemampuan-

kemampuan tersebut perlu dikembangkan atau tidak?Nah, setelah tadi kita menuliskan

hal positif dan kemampuan yang Ibumiliki, menurut Ibukemampuan yang mana yang

mampu untuk Ibu lakukan saat ini?. Wah iya bagus sekali merapikan taman.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah tadi kita berbincang-bincang?”

b. Rencana Tindak Lanjut


“nanti Ibu dapat mempraktekkan kembali kemampuan positif yang sudah Ibu

tulis. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ya Bu?”

c. Kontrak yang akan datang


“nah untuk hari ini sampai disini dulu. Besok kita akan bertemu lagi dan

membicarakan tentang kemampuan positif lain yang Ibu miliki.saya pamit dulu.

Assalamu alaikum”

Anda mungkin juga menyukai