Anda di halaman 1dari 5

2) b.

status gizi – pengelompokan

Pengertian Kategori Status Gizi


a.Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi
Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB).
1) BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
2) TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
3) BB/TB adalah berat badan anak dibandingkan dengan tinggi badan yang dicapai.
Ketiga nilai indeks status gizi diatas dibandingkan dengan baku pertumbuhan WHO
b. Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal menurut baku
pertumbuhan WHO.
c.Contoh perhitungan Z score BB/U : (BBanak–BBstandar) / standar deviasi BB standard.
Batasan untuk kategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U, BB/TB menurut WHO
dapat dilihat pada tabel “pengertian kategori status gizi balita”

Sumber: menteri kesehatan republik Indonesia, 2010.


7) b. pemberian makanan pada anak – periode

Pada usia 6-9 tahun, sekitar 3-6 jam waktu anak dihabiskan di sekolah dan beberapa jam untuk
bermain, yang membutuhkan cukup banyak energi. Pada usia ini, anak rentan dalam pola dan
jadwal makan. Setelah asyik bermain, anak makan jajanan, yang umumnya manis atau asin dan
tidak berserat.

Masalah lain yang kerap terjadi pada usia ini adalah, anak kekurangan zat gizi mikro seperti besi,
yodium, folat atau vitamin C dan A. Kondisi ini berpengaruh pada perkembangan psikomotorik
anak, tingkat kecerdasan, kekebalan tubuh dan pertumbuhan tulang.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004 menentukan, anak usia 4-6 tahun
memerlukan vitamin A sebanyak 450 RE (retinol equivalent), folat 200 µg, zat besi 8 mg,
yodium 120 µg dan zink 9,7 mg. Sementara jumlah energi yang diperlukan 1.550 kkal per hari.

Tabel: Anjuran makanan sehari anak usia 6-9 tahun menurut kecukupan energinya.

Jumlah
Bahan makanan Pagi Selingan pagi Siang Selingan sore Malam
/ porsi
Nasi 3 0,5 0,5 1 - 1

Sayur 2 0,5 - 1 - 0,5

Buah 3,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

Tempe 2 0,5 - 1 - 0,5

Daging 3 0,5 - 1 - 1

Minyak 3 0,5 0,5 1 - 1

Gula 2 - 1 - 0,5 0,5

Susu 1 - 1 - - -
Total sehari (kkal) 1.500 275 225 450 112,5 437,5

Keterangan:
Nasi 1 porsi : ¾ gls = 100 g = 175 kkal
Sayur 1 porsi : 1 gls = 100 g = 25 kkal
Buah 1 porsi : 1-2 buah = 50-190 g = 50 kkal
Tempe 1 porsi : 2 ptg sedang = 50 g = 75 kkal
Daging 1 porsi : 1 ptg sedang = 35 g = 75 kkal
Minyak 1 porsi : 1 sdt = 5 g = 50 kkal
Gula 1 porsi : 1 sdm = 13 g = 50 kkal
Susu bubuk 1 porsi : 4 sdm = 20 g = 75 kkal
Sumber: OTC Digest. 2018.

10) i. obesitas – hubungan dengan kaki berbentuk O

11) edukasi pada orangtua inneke

1. Pola Asuh
Pada orang tua sebaiknya menyediakan kudapan yang lebih sehat, misalnya buah-
buahan segar maupun jus buah ketika mendampingi anak menonton siaran televise.
Selain itu, batasilah durasi menonton tayangan televise. Doronglah mereka untuk lebih
banyak bermain dengan teman-teman sebayanya daripada menghabiskan waktu berjam-
jam di depan televise. Langkah ini akan menunjang kesehatan tubuh mereka.
Selain itu, jangan pernah meletakkan televisi maupun unit computer di dalam kamar anak
karena orang tua akan kesulitan mengontrol waktu dan jenis tayangan yang ditonton oleh
anak. Letakkanlah televisi dan unit computer di ruang keluarga agar kita mudah
mengawasi dan membatasi alokasi waktu anak menonton televisi maupun bermain game
di komputer. Jangan ragu untuk mematikan saluran televise manakala kita menilai anak
terlalu lama menonton televisi. Sebaiknya, para orang tua perlu membuat jadwal
menonton televisi yang ditaati oleh anak. Langkah ini untuk membatasi alokasi waktu
dan jenis siaran yang layak untuk ditonton.
2. Menetapkan target penurunan berat badan
Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu usia 2 - 7
tahun dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi.
Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7 tahun, dianjurkan cukup
dengan mempertahankan berat badan, sedang pada obesitas dengan komplikasi pada anak
usia dibawah 7 tahun dan obesitas pada usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan
berat badan. Target penurunan berat badan sebesar 2,5 - 5 kg atau dengan kecepatan 0,5 -
2 kg per bulan.
3. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan
RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.5 Intervensi
diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit
penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang
rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat
(IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori
sangat rendah (very low calorie diet ).
Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :
a. Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.
b. Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak
jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari.
c. Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan dosis
menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari.
4. Pengaturan aktifitas fisik
Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan
fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik
dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan
ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk
melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.
Tabel Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan
Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam
Jalan kaki 3 km/jam 150
Jalan kaki 6 km/jam 300
Joging 8 km/jam 480
Lari 12 km/jam 600
Tenis tunggal 360
Tenis ganda 240
Golf 180
Berenang 350
Bersepeda 660
5. Mengubah pola hidup/perilaku
Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen
intervensi, dengan cara:
a. Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik serta
mencatat perkembangannya.
b. Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan
rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.
c. Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.
d. Memberikan penghargaan dan hukuman.
e. Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada
umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah.
6. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.
Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli
gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah
perilaku makan dan aktifitas yang mendukung program diet.

Sumber: Kiess W, Marcus C, Wabitsch M. Obesity in Childhood and Adolescence. Basel:


Karger AG; 2004.

Anda mungkin juga menyukai