Anda di halaman 1dari 23

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BIDANG KEPERAWATAN

PENYULUHAN DAN PENGENALAN PERAN PROFESI


APOTEKER PADA SISWA SMA

Oleh:
Dr. Muhammad Anshari, S.Si.,MM.,Apt

MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI …………………………………………………………... i
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1
1.2 Tujuan ………………………………………………………….. 2
1.3 Manfaat ………………………………………………………... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 3


2.1 Definisi Pekerjaan Kefarmasian 3
2.2 Apoteker 3
2.3 Tugas dan Fungsi Apoteker ……………………………………. 4

BAB III PERENCANAAN KEGIATAN ……………………………… 9


3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan …………………………………... 9
3.2 Jadwal Pelaksanaan ……………………………………………. 9
3.3 Pelaksana Kegiatan ……………………………………………. 9
3.4 Rencana Anggaran …………………………………………….. 9

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN ……………………………… 10


4.1 Satuan Acara Penyuluhan ……………………………………... 10
4.2 Tujuan instruksional umum ……………………………………. 10
4.3 Tujuan Instruksional khusus …………………………………… 10
4.4 Materi ………………………………………………………….. 10
4.5 Metode …………………………………………………………. 11
4.6 Media …………………………………………………………... 11
4.7 Pengorgaisasian …………………………………………….. 11
4.8 Persiapan pelaksanaan ……………………………………….. 11
4.9 Pelaksanaan ……………………………………………………. 11
4.10 Evaluasi ………………………………………………………... 14

i
BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
LAMPIRAN ……………………………………………………………

ii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker, profesi yang bertanggung jawab
dalam pelayanan kefarmasian terkait sediaan farmasi dengan maksud agar
penggunaan sediaan tersebut dapat mencapai hasil yang pasti sehingga
meningkatkan mutu kualitas hidup pasien (Republik Indonesia, 2009).
Perkembangan profesi Apoteker di luar negeri berbeda dengan di Indonesia, di
luar negeri Apoteker adalah profesi pertama yang didatangi oleh masyarakat
untuk menceritakan semua keluhan terkait kesehatan, profesi Apoteker juga
terintegrasi dengan tenaga medis lainnya sehingga memudahkan masyarakat
dalam klaim asuransi (Oktavianus, 2016). Berbeda halnya di Indonesia, profesi
Apoteker harus lebih dikenalkan ke masyarakat karena merupakan profesi yang
paling kompeten tentang obat-obatan, namun pada kenyataanya profesi ini
belum dikenal oleh masyarakat luas (Suryanto, 2013).

Hal ini juga dikemukakan kembali oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan
Apoteker Indonesia bahwa Apoteker bukanlah profesi yang banyak dikenal
masyarakat (Norika, 2016). Begitu banyak usaha yang dilakukan oleh profesi
Apoteker untuk bisa dikenal masyarakat luas, contohnya memperkenalkan
masyarakat dengan pemakaian jas praktik agar masyarakat menyadari peran
professional Apoteker (DetikHealth, 2014). Organisasi profesi Apoteker
sendiri juga masih berusaha mengenalkan Apoteker sebagai tenaga kesehatan
yang banyak berperan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Menurut
Peraturan Presiden yang membahas tentang tenaga kesehatan Apoteker, bidang
pekerjaan kefarmasian adalah pengadaan, produksi, distribusi dan penyaluran,
yang dapat bekerja di berbagai sarana fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko Obat, Dinas
Kesehatan, Industri dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Republik
2

Indonesia, 2009). Namun Apoteker yang dikenal oleh masyarakat adalah


profesi yang sebatas meracik obat dan menjual obat di apotek dan farmasi
klinik (Warta Bahari, 2017).

1.2 Tujuan
Tujuan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk:
1.2.1 Mengaplikasikan Catur Dharma Perguruan Tinggi Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin
1.2.2 Wadah akademisi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin untuk ikut
berpartisipasi dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

1.3 Manfaat
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan
masyarakat mengenai tugas, peran dan fungsi Apoteker.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan


farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Adapun yang melakukan pekerjaan kefarmasian meliputi:

2.1.1 Apoteker
2.1.2 Tenaga Teknis Kefarmasian

2.2 Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah

mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Apoteker Pendamping adalah

Apoteker yang bekerja di Apotek di samping Apoteker Pengelola Apotek

dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotek.

Sedangkan Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan Apoteker

pengelola Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak berada

ditempat lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat

Ijin Kerja dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek di Apotek

lain.
4

2.3 Tugas dan Fungsi Apoteker


2.3.1 Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.

2.3.1.1 Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu bagian/unit/divisi
atau fasilitas dirumah sakit, tempat penyelenggaraan semua
kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan
rumah sakit itu sendiri.
Fungsi Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit berdasarkan
Kepmenkes 1197/Menkes/SK/X/2004 yaitu sebagai pengelola
perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam
penggunaan obat dan alat kesehatan. Berikut penjelasannya :
2.3.1.2 Fungsi Pengelolaan Perbekalan Farmasi
2.3.1.2.1 Memilih perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan RS merencanakan
kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal. Contoh
kegiatan fungsi apoteker sebagai pengelolaan
Farmasi antara lain:
2.3.1.2.2 Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pelayan kesehatan di RS, menerima
perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku.
2.3.1.2.3 Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan kefarmasian
2.3.1.2.4 Mendistribusikan perbekalan kefarmasian ke unit-
unit pelayanan di RS.
5

2.3.1.2.5 Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman


perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang
berlaku.
2.3.2 Fungsi pelayanan kefarmasian dalam pengelolaan obat dan alat
kesehatan. Fungsi pelayanan kefarmasian diantaranya:
2.3.2.1 Mengkaji intruksi pengobatan/resep pasien. Contohnya
melakukan pencampuran obat suntik, penentuan kadar obat
dalam darah.
2.3.2.2 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunan
obat dan alat kesehatan
2.3.2.3 Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan
alat kesehatan
2.3.2.4 Memberikan informasi kepada petugas kesehatan,
pasien/keluarga.
2.3.3 Fungsi pelayanan klinik
Peraturan Menterei Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun
2016 tentang Standar pelayanan kefarmasian di RS pelayanan
farmasi klinik meliputi:
2.3.3.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai termasuk
peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian
infromasi.
2.3.3.2 Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat merupakan proses
untuk mendapatkan informasi menganai seluruh obat/
sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan,
riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau
rekam medik.
2.3.3.3 Rekonsiliasi Obat
6

Rekonsiliasi obat adalah proses membandingkan intruksi


pengobatan dengan obat yang didapat oleh pasien.
Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan
obat (medication error) seperti obat tifak diberikan,
duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat.
2.3.3.4 Pelayanan Infomasi Obat (PIO)
Pelayan infomasi obat merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen,
akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan
oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat dan profesi
kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar RS.
2.3.3.5 Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau
saran terkait terpai obat dari apoteker kepada pasien dan atau
keluarganya. Konseling untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.
2.3.3.6 Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap
yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim
tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien
secara langsung dan mengkaji masalah terkait obat,
memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak
dikehendaki.
2.3.3.7 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu proses
mencangkup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang
aman, efektif dan rasional bagi pasien.
2.3.3.8 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) merupakan kegiatan
pemantauan setiap respon obat terhadap obat yang tidak di
7

kehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan


pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi.
2.3.3.9 Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Merupakan program evaluasi penggunaan obat untuk
mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola
penggunaan obat.
2.3.3.10 Dispensing Sediaan
Steril Dispensing sediaan steril harus dilakukan di IFRS
untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk yang
melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta
menghidari terjadinya kesalahan pemberian obat.
2.3.3.11 Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Merupakan interorestasi hasil pemeriksaan kadar obat
tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat karena
indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari apoteker
kepada dokter.

2.3.4 Industri Farmasi


Menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1799
MENKES/PER/XII/2010, industri farmasi adalah badan usaha yang
memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan
pembuatan obat atau bahan obat.
Peran apoteker di industri farmasi seperti yang disarankan oleh World
Health Organization (WHO), yaitu Eight Star of Pharmacist yang
meliputi :
2.3.4.1 Care Giver, apoteker sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk
informasi obat, efek samping obat dan lain-lain kepada profesi
kesehatan. Perlu ada interaksi dengan individu/kelompok di dalam
industri (regulatory, QA/QC, produksi dll) dan individu/kelompok
di luar industri.
8

2.3.4.2 Decision maker, apoteker sebagai pengambil keputusan yang tepat


untuk mengefisienkan dan mengefektifkan sumber daya yang ada
di industri.
2.3.4.3 Communicator, apoteker harus memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan.
2.3.4.4 Leader, apoteker sebagai pemimpin yang berani mengambil
keputusan dalam mengatasi berbagai permasalahan di industri dan
memberikan bimbingan ke bawahannya dalam mencapai sasaran
industri.
2.3.4.5 Manager, apoteker sebagai pengelola seluruh sumber daya yang
ada di industri farmasi dan mampu mengakumulasikannya untuk
meningkatkan kinerja industri dari waktu ke waktu.
2.3.4.6 Long-life learner, apoteker belajar terus menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan.
2.3.4.7 Teacher, bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan
pelatihan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dunia industri
kepada sejawat apoteker atau lainnya.
2.3.4.8 Researcher, apoteker sebagai peneliti yang harus selalu melakukan
riset dan mengetahui perkembangan obat baru yang lebih baik dan
bermanfaat untuk kesehatan masyarakat.

Peran tersebut diterapkan di dalam fungsi-fungsi industrial yang diperlukan,


yaitu manajemen produksi, pemastian/manajemen mutu (Quality
Assurance), registrasi produk, pemasaran produk (Product Manager), dan
pengembangan produk (Research and Development).
9

BAB 3
PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan


Tempat : SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin
Waktu : 10.00 – Selesai

3.2 Jadwal Kegiatan


No. Waktu Kegiatan
Selasa, 18 September

1. 2018,  Persiapan tempat dan audience


Pukul 09.00 Wita  Anamnesis awal

2. Selasa, 18 September  Pelaksanaan penkes dengan


2018 materi Peran dan Fungsi
(Pukul 10.00 wita) Apoteker

3.3 Pelaksana Kegiatan


Pemateri : Dr. M.Anshari,MM., Apt

3.4 Rencana Aanggaran


NO ITEM JUMLAH

1. Transport kegiatan (pelaksana)


2 x @ Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-

2. Konsumsi :
Makanan ringan Rp. 495.000,-
33 orang x @ Rp. 15.000,-
3. Perlengkapan
Membuat dan memperbanyak Rp. 300,000,-
Leapleat
TOTAL Rp.995.000 ,-
10

BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Satuan Acara Kegiatan (SKA)


Bidang Studi : Farmasi
Topik : Kesehatan
Sub Topik : Penyuluhan dan Pengenalan Peran Profesi Apoteker pada
Siswa SMA
Sasaran : Siswa dan Siswi SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin
Hari/Tanggal : Selasa/ 18 September 2018
Tempat : SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin
Waktu : 09.00 – Selesai

4.2 Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan, Siswa dan siswi mampu mengenali
peran dan fungsi Apoteker.

4.3 Tujuan Instruksional Khusus


4.3.1 Menjelaskan Konsep Profesi Apoteker
4.3.2 Menjelaskan Peran dan Fungsi Profesi Apoteker

4.4 Materi (Terlampir)


4.4.1 Profesi Apoteker
4.4.2 Peran dan Fungsi Profesi Apoteker
11

4.5 Metode
4.4.1 Ceramah dan Tanya Jawab
4.4.2 Demonstrasi

4.6 Media
4.6.1 SAP
4.6.2 Leaflet
4.6.3 Sound Sistem dan LCD
4.6.4 Alat peraga

4.7 Pengorganisasian
4.7.1 Pemateri : Dr. Muhammad Anshari, S.Si.,MM.,Apt

4.8 Persiapan Pelaksanaan


4.8.1 Menetapkan waktu pelaksanaan untuk kegiatan.
4.8.2 Mencari materi tentang Profesi Apoteker

4.9 Pelaksanaan
4.9.1 Persiapan peserta
4.9.2 Mengisi daftar hadir
4.9.3 Peserta menggambil tempat duduk
4.9.4 Mendiskusikan kontrak waktu
4.9.5 Kegiatan inti
4.9.6 Kegiatan penyuluhan
12

No. Tahap (waktu) Kegiatan pendidikan Kegiatan


peserta
1. Pembukaan:
1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
dengan mengucapkan 2. Mendengarkan
3 Menit salam 3. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri
dan anggota kelompok
3. Menyampaikan kontrak
waktu
4. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
5. Menyebutkan tema
penyuluhan yang akan
diberikan

2. Pelaksanaan :
a. Memberikan Materi Mendengarkan dan
tentang Profesi memperhatikan
Apoteker
b. Menjelaskan Peran dan
Fungsi Profesi
15 Menit
Apoteker
13

3. Diskusi: Mengajukan
1. Memberikan pertanyaan
5 menit kesempatan kepada
audience untuk
mengajukan pertanyaan

4. Evaluasi :
1. Menanyakan kembali Menjawab &
kepada audience menjelaskan
mengenai semua materi pertanyaan
yang telah diberikan
(feed back)
2. Memberikan
reinforcement dan
reward kepada
audience apabila:
3 Menit  Dapat menjawab &
menjelaskan
kembali
pertanyaan/materi
dengan benar
 Dapat menjelaskan
kembali tentang
definisi, tugas, peran
dan fungsi Profesi
Apoteker
14

5. Terminasi :
1. Mengucapkan terima Mendengarkan dan
2 Menit kasih atas peran serta membalas salam
audience dalam proses
penuluhan
2. Mengucapkan salam
penutup
4.10 Evaluasi
4.10.1 Evaluasi struktur
4.10.1.1 Menentukan tema kegiatan yang disesuaikan dengan
masalah yang ditemukan.
4.10.1.2 Pembuatan SAP dan leaflet dilakukan 5 hari sebelumnya.

4.10.2 Evaluasi Proses


4.10.2.1 Peserta antusias terhadap materi.
4.10.2.2 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat kegiatan
4.10.2.3 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.

4.10.3 Evaluasi Hasil


Peserta mampu menjelaskan kembali definisi profesi Apoteker dan
menjelaskan tugas, peran dan fungsi profesi Apoteker.
15

BAB 5
PENUTUP

Selain apotek dan rumah sakit, apoteker juga banyak tugas dan fungsinya

dipedagang besar farmasi, puskesmas, Badan Pengawasan Obat dan Makanan,

Departemen kesehatan baik pusat maupun daerah, industri obat, industri obat

tradisional, industri kosmetika dan di beberapa tempat lainnya. Apoteker memiliki

peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling, membantu

penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul,

mencegah dan mengendalikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis

obat.

Tugas maupun apoteker merupakan salah satu kegiatan yang menunjang pelayanan

kesehatan yang bermutu. Seorang apoteker masuk dalam kegiatan upaya kesehatan,

yang terdiri atas diagnosa kefarmasian, tindakan kefarmasian dan evaluasi

kefarmasian, selain itu sarana produksi sediaan farmasi ( bahan baku obat,

fitofarmaka, obat tradisional, kosmetika, nutrisi tambahan, alat kesehatan rumah

tangga ) sangat berguna bagi masyarakat. Demikian laporan kegiatan ini dibuat

sebenar-benarnya sesuai dengan proses yang telah dilakukan pada saat pelaksanaan

pengabdian masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004, Fungsi apoteker di instalasi farmasi rumah sakit, Kepmenkes RI No.

1197/Menkes/SK/X/2004.

Anonim, 2009, Petunjuk teksnis jabatan fungsional apoteker dan angka kredit,

Kepmenkes RI No. 377/Menkes/PER/V/2009.

Anonim, 2010, Fungsi apoteker di industri farmasi, Kepmenkes RI No.

1199/Menkes/PER/XII/2010.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004. Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014. Rumah Sakit

Peraturan Pemerintah No. 51. Tahun 2009. Pekerjaan Kefarmasian.

Permenkes Republik indonesia Tahun 2014. Apoteker

Siregar dan Amalia, 2004, Penerbit buku kedokteran EGC .Farmasi Rumah Sakit,

Jakarta

Herman, handayani dan siahaan. (2013). Kajian Praktek Kefarmasian Apoteker

pada Tatanan Rumah Sakit. Kesmas; Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasioanal. Vol. 7, No. 8.


SURAT TUGAS
No. 403/UMB/LP2M/T.1/XI/2018

Bismillahirrahmaanirrahiim

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dr. Muhammad Anshari, S.Si.,MM.,Apt


NIDN : 1115106701
Jabatan : Pjs. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat

Memberikan tugas kepada :

No Nama NIDN Keterangan

1 Dr. Muhammad Anshari,


S.Si.,MM.,Apt

Untuk melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat bagi dosen dengan


Tema “Sosialisasi deteksi dini dalam mengatasi penyakit hepatitis b bagi
masyarakat” yang insya Allah dilaksanakan pada:

Tanggal/Bulan : September 2018


Tempat : SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin

Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut maka saudara/i wajib


melaporkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Demikian surat tugas ini diberikan, agar dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Banjarmasin, 17 September 2018


Kepala LP2M,

Dr. Muhammad Anshari, S.Si.,MM.Apt


NIDN. 1115106701

Anda mungkin juga menyukai