Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Umayah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa Bani Umayyah pada
umumnya berjalan seperti di zaman permulaan Islam, hanya pada perintisan dalam
ilmu logika, yaitu filsafat dan ilmu eksata. Perkembangan ilmu pengetahuan pada
masa ini masih berada pada tahap awal, yang merupakan masa inkubasi. Para
pembesar Bani Umayyah kurang tertarikm pada ilmu pegetahuan kecuali Yazid bin
Mua’wiyah dan Umar bin Abdul Aziz. Ilmu yang berkembang di zaman Bani
Umayyah adalah ilmu syari’ah, ilmu lisaniyah, dan ilmu tarikh. Selain itu berkembang
pula ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan ilmu-ilmu yang
disalin dari bahasa asing. Kota yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan ini antra
lain Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordova, Granada, dan lain-lain,
dengan masjid sebagai pusat pengajarannya, selain Madinah atau lembaga
pendidikan yang ada.

Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Daulah zaman Bani Umayyah


dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Al Ulumus Syari’ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-Qur’an dan
sebagainya.
b. Al Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan Al Qur’an,
menafsirkan dan memahaminya.
c. Tarikh, yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat
hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh bangsa-bangsa
lain.
d. Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada masa ini
termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan Qiraat Sab’ah
yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara bacaan yang
dinisbahkan kepad acara membacayang dikemukakan oleh tujuh orang ahli qraat,
yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud (w. 127 H), Abdullah bin
Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah Abu Hasan al Kisai (w. 189 H),
Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi
bin Na’im (169 H).
e. Ilmu Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan
Al Qur’an. Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas dari
kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan Muhammad Al-Baqir bin Ali
bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah.
f. Ilmu Hadis, yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-
Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah. Diantara Muhaddis
yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi Malikah (w. 123
H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan Basri (w. 110 H), dan As
Sya’by (w. 104 H).
g. Ilmu Nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat didalam
berbagai posisinya. Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa yang bukan
Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah negara
Islam. Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan membukukannya seperti
halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69 H). B=Beliau belajar dari Ali
bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib
sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.
h. Ilmu Bumi (al- Jughrafia). Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum
muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut
ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu
yang memebahas tentang keadaan letak wilayah. Ilmu ini pada zaman Bani
Umayyah baru dalam tahap merintis.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Abbasiyah


Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang sangat peduli dalam
upaya pengembangan ilmu pengetahuan. Upaya ini mendapat tanggapan yang
sangat baik dari para ilmuwan. Sebab pemerintahan dinasti abbasiyah telah
menyiapkan segalanya untuk kepentingan tersebut. Diantara fasilitas yang diberikan
adalah pembangunan pusat-pusat riset dan terjemah seperti baitul hikmah, majelis
munadzarah dan pusat-pusat study lainnya.
Bidang-bidang ilmu pengetahuan umum yang berkembang antara lain:
1. Filsafat
Proses penerjemahan yang dilakukan umat Islam pada masa dinasti bani abbasiyah
mengalami kemajuan cukup besar. Para penerjemah tidak hanya menerjemahkan
ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa-bangsa Yunani, Romawi, Persia, Syiuria
tetapi juga mencoba mentransfernya ke dalam bentuk pemikiran. Diantara tokoh
yang member andil dalam perkembangan ilmu dan filsafat Islam adalah: Al-Kindi,
Abu Nasr al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, al-Ghazali dan Ibnu Rusyd.

2. Ilmu Kalam
Menurut A. Hasimy lahirnya ilmu kalam karena dua factor: pertama, untuk membela
Islam dengan bersenjatakan filsafat. Kedua, karena semua masalah termasuk
masalah agama telah berkisar dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara
tokoh ilmu kalam yaitu: wasil bin Atha’, Baqilani, Asy’ary, Ghazali, Sajastani dan lain-
lain.

3. Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan salah satu ilmu yang mengalami perkembangan yang
sangat pesat pada masa Bani Abbasiyah pada masa itu telan didirikan apotek
pertama di dunia, dan juga telah didirikan sekolah farmasi. Tokoh-tokoh Islam yang
terkenal dalam dunia kedokteran antara lain Al-Razi dan Ibnu Sina.

4. Ilmu Kimia
Ilmu kimia juga termasuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh
kaum muslimin. Dalam bidang ini mereka memperkenalkan eksperimen obyektif. Hal
ini merupakan suatu perbaikan yang tegas dari cara spekulasi yang ragu-ragu dari
Yunani. Mereka melakukan pemeriksaan dari gejala-gejala dan mengumpulkan
kenyataan-kenyataan untuk membuat hipotesa dan untuk mencari kesimpulan-
kesimpulan yang benar-benar berdasarkan ilmu pengetahuan diantara tokoh kimia
yaitu: Jabir bin Hayyan.
5. Ilmu Hisab
Diantara ilmu yang dikembangkan pada masa pemerintahan abbasiyah adalah ilmu
hisab atau matematika. Ilmu ini berkembang karena kebutuhand asar pemerintahan
untuk menentukan waktu yang tepat. Dalam setiap pembangunan semua sudut
harus dihitung denga tepat, supaya tidak terdapat kesalahan dalam pembangunan
gedung-gedung dan sebagainya. Tokohnya adalah Muhammad bin Musa al-
Khawarizmi.

6. Sejarah
Pada masa ini sejarah masih terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu, misalnya
sejarah hidup nabi Muhammad. Ilmuwan dalam bidang ini adalah Muhammad bin
Sa’ad, Muhammad bin Ishaq

7. IlmuBumi
Ahli ilmu bumi pertama adalah Hisyam al-Kalbi, yang terkenal pada abad ke-9 M,
khususnya dalam studynya mengenai bidang kawasan arab.

8. Astronomi
Tokoh astronomi Islam pertama adalah Muhammad al-fazani dan dikenal sebagai
pembuat astrolob atau alat yang pergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan
pertama di kalangan muslim. Selain al-Fazani banyak ahli astronomi yang
bermunculan diantaranya adalah muhammad bin Musa al-Khawarizmi al-Farghani al-
Bathiani, al-biruni, Abdurrahman al-Sufi.

Selain ilmu pengetahuan umum dinasti abbasiyah juga memperhatikan


pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan antara lain:
1. Ilmu Hadis
Diantara tokoh yang terkenal di bidang ini adalah imam bukhari, hasil karyanya yaitu
kitab al-Jami’ al-Shahih al-Bukhari. Imam muslim hasil karyanya yaitukitab al-Jami’
al-shahih al-muslim, ibnu majjah, abu daud, at-tirmidzi dan al-nasa’i.

2. Ilmu Tafsir
Terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat
al-Qur’an.Pertama, metode tafsir bil ma’tsur yaitu metode penafsiran oleh
sekelompok mufassir dengan cara member penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan
penjelasan para sahabat. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi yaitu penafsiran al-Qur’an
dengan menggunakan akal lebih banyak dari pada hadits. Diantara tokoh-tokoh
mufassir adalah imam al-Thabary, al-sud’a muqatil bin Sulaiman.

3. Ilmu Fiqih
Dalam bidang fiqih para fuqaha’ yang ada pada masa bani abbasiyah mampu
menyusun kitab-kitab fiqih terkenal hingga saat ini misalnya, imam Abu Hanifah
menyusun kitab musnad al-Imam al-a’dzam atau fiqih al-akbar, imam malik
menyusun kitab al-muwatha’, imam syafi’I menyusun kitab al-Umm dan fiqih al-
akbar fi al tauhid, imam ibnu hambal menyusun kitab al musnad ahmad bin hambal.
4. Ilmu Tasawuf
Kecenderungan pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak pemikiran
diantara umat islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba
mencari bentuk gerakan lain seperti tasawuf. Tokoh sufi yang terkenal yaitu Imam
al-Ghazali diantara karyanya dalam ilmu tasawuf adalah ihya ulum al-din.

Karya-karya Monumental Ilmuwan Muslim


Sejarah membuktikan, zaman keemasan kerap dibarengi dengan kemajuan di bidang
sains, matematika, dan teknologi. Begitu juga peradaban Islam yang pernah berjaya,
umat Islam mendominasi dan menelurkan penemuan-penemuan yang menakjubkan
dan membuka cakrawala dunia sains.
Namun sayang, masyarakat lebih akrab dengan para Ilmuwan Barat daripada para
Ilmuwan Muslim. Karya fenomenal ilmuwan Muslim hanya menjadi gambaran
romantisme sejarah dan umat Islam saat ini belum menemukan wujud jatinya sebagai
penggerak peradaban sebagaimana beberapa abad lalu.
Kini, umat Islam hanya bisa disuguhi karya-karya Barat yang kering dengan ruh
spiritual. Sudah saatnya masyarakat dikenalkan kepada mereka yang sesungguhnya
telah mengubah peradaban dunia melalui karya-karya mereka. Berikut nama-nama
ilmuwan Muslim plus karya-karya monumental yang bisa menjadi inspirasi generasi
Muslim saat ini.

Ibnu Sina (Bapak Ilmu Kedokteran Modern)


Sejak kecil, Ibnu Sina yang dikenal sebagai bapak pengobatan modern ini sudah
mahir dalam pengobatan. Belum genap berusia 16 tahun, kemahirannya dalam ilmu
kedokteran sudah dikenal orang dan banyak orang yang berdatangan untuk berguru
kepadanya. Bahkan, ia membuka praktek dan mengobati orang-orang sakit.
Ia juga tidak pernah bosan membaca buku-buku filsafat. Setiap kali menghadapi
kesulitan, ia memohon petunjuk kepada Allah SWT. Ia sering kali tertidur karena
kepayahan membaca, di dalam tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya.
Sewaktu berumur 17 tahun, atas panggilan Istana, ia pernah mengobati Pangeran
Nuh Ibn Mansur sampai pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibnu Sina mendapat
sambutan baik dan dapat mengunjungi perpustakaan yang penuh dengan buku-buku
yang sukar didapat, kemudian dibacanya dengan segala keasyikan.
Dalam bidang materia medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati
baru Zanthoxyllum Budrunga yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit tertentu,
seperti radang selaput otak (meningitis). Ibnu Sina adalah orang pertama yang
menemukan peredaran darah manusia, baru 600 tahun kemudian disempurnakan oleh
William Harvey.
Dia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam
kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Dia jugalah yang mula-mula
mempraktekkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas dan menjahitnya.
Dan dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini
disebut psikoterapi.
Sekalipun hidup dalam waktu penuh keguncangan dan sering sibuk dengan soal
negara, tapi ia mampu menulis sekitar 250 judul buku. Di antaranya karya yang paling
masyhur adalah al-Qanun. Kitab ini mengupas kaidah-kaidah umum ilmu kedokteran,
obat-obatan, dan berbagai macam penyakit.
Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi,
kitab al-Qanun diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini, buku tersebut juga telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman. Kitab ini pernah menjadi
kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.
Karya keduanya adalah ensiklopedia Kitab As-Syifa. Karya ini merupakan titik puncak
filsafat peripatetik dalam Islam. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga
menulis dalam bahasa Persia.

Ibnu Haitham (Bapak Ilmu Fisika)


Pada zamannya, ia dikenal sebagai salah seorang tokoh cendekiawan sains yang
masyhur di Arab dan di benua Eropa. Penemuannya yang terkenal ialah hukum
pembiasan—beberapa abad sebelum Isaac Newton memperkenalkannya di dunia
Barat—hukum fisika yang menyatakan bahwa sudut pembiasan dalam pancaran cahaya
sama dengan sudut masuk.
Menurut pengamatan Ibnu Haitham, cahaya merah di waktu pagi (fajar) bermula
ketika matahari berada di 19 derajat di bawah kaki langit. Sementara cahaya warna
merah di waktu senja (syuruk) akan hilang apabila matahari berada 19 derajat di
bawah kaki langit selepas jatuhnya matahari.
Selanjutnya, ia juga yang melahirkan cermin kanta cekung dan kanta cembung.
Dalam penelitiannya, ia menggunakan mesin lathe(larik) untuk membuat kedua cermin
itu. Ia mengkaji Aberasi Sferis—yaitu gejala kesalahan terbentuknya bayangan yang
diakibatkan pengaruh kelengkungan lensa atau cermin—dan memahami bahwa
dalam cermin parabola semua cahaya dapat tertumpu pada satu titik.
Dalam karya astronominya, ia melukis gerakan planet-planet, tidak hanya dalam
terma eksentrik dan episiklus, tetapi juga dalam satu model fisika. Ia melanjutkan
pendapat ilmuwan Yunani tentang proses pengubahan langit abstrak menjadi benda-
benda padat.

Al-Battani (Bapak Ilmu Astronomi)


Panggilannya al-Battani atau Albatenius. Nama lengkapnya adalah Abu Abdallah
Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar
858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual
penyembahan terhadap bintang. Namun, ia tak mengikuti jejak nenek moyangnya, ia
lebih memilih Islam.
Ketertarikannya terhadap benda-benda yang ada di langit yang kerap disembah
nenek moyangnya, membuat al-Battani menekuni astronomi. Ia banyak belajar dari
ayahnya yang juga seorang ilmuwan—Jabir Ibn San’an al-Battani. Buktinya,
kemampuan al-Battani membuat dan menggunakan perangkat alat astronomi seperti
yang dilakukan ayahnya.
Setelah itu, ia hijrah untuk belajar ke Raqqa yang terletak di tepi Sungai Eufrat.
Konon, Khalifah Harun ar-Rashid membangun sejumlah istana di kota tersebut sebagai
penghargaan atas sejumlah penemuan al-Battani. Raqqa pun menjadi pusat kegiatan
yang ramai—baik ilmu pengetahuan maupun perniagaan.
Setelah selama 42 tahun melakukan penelitian, akhirnya ia berhasil menemukan
lamanya bumi mengelilingi tata surya, yaitu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.
Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat.
Ia juga menemukan bahwa garis bujur terjauh matahari mengalami peningkatan
sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan
penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari.
Al-Battani juga menentukan secara akurat kemiringan ekliptik, panjangnya musim,
dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan
menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya
bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari satu bulan ke bulan lainnya.
Beberapa hasil penelitiannya, ia bukukan dalam Kitab al-Zij. Buku ini diterjemahkan
oleh Plato dari Tivoli ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta
Stellerum De Numeris Stellerum et Motibus. Terjemahan tertua itu masih ada di
Vatikan. Terjemahan bukunya keluar tahun 1116, sedangkan edisi cetaknya beredar
tahun 1537 dan tahun 1645.

Al-Khawarizmi (Bapak Ilmu Aljabar)


Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi yang
dilahirkan di Selatan Amu Darya Khiva (Irak) pada tahun 780 M dan meninggal tahun
850 M. Seorang pakar matematika, astronomi, dan geografi yang sangat terkenal pada
masa Khalifah al-Ma’mun di abad ke-9 M.
Dalam konsep al-Khawarizmi angka nol memiliki nilai, sehingga dengan angka ini
terbuka jutaan kemungkinan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Dari gagasan
inilah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bisa jadi lebih
mudah dan sederhana. Al-Khawarizmi mengembangkan sistem nilai-tempat desimal
dengan angka 1 sampai 9 sebagai angka sekaligus pengisi nilai tempat dan angka nol
sebagai angka saja.
Pengaruh al-Khawarizmi dalam bidang matematika sangat besar daripada para
ilmuwan lain pada masa itu. Ia menulis tentang aritmetika, geometri, musik, dan
astronomi. Al-Khawarizmi menulis sebuah buku berjudul Kitab al-Jabr wa al-
muqabalah (buku tentang pengembalian dan pembandingan).
Pada akhir abad ke-10 M, ilmu matematika semakin berkembang dengan munculnya
Abu Kamil—salah satu pakar matematika terkemuka di masa itu. Ia menyempurnakan
teori Aljabar karya al-Khawarizmi, dengan menghitung dan menyusun persamaan akar
kuadrat.
Al-Khawarizmi terkenal dengan julukan Bapak Aljabar. Mengingat sampai saat ini pun
orang Eropa masih mengenal Aljabar—Algebra(Inggris) dan Algebre (Prancis). Karya al-
Khawarizmi menjadi rujukan utama dalam bidang matematika di universitas-universitas
Eropa sampai abad ke-10.

Al-Biruni (Bapak Ilmu Geodesi)


Nama lengkapnya adalah Abu Rayhan Muhammed Ibnu Ahmad Al-Biruni. Ia lahir
pada 4 September 973 M di Kath (Kiva sekarang) di sekitar wilayah aliran sungai Oxus,
Khwarizm (Uzbekistan).
Pada usia 20 tahun, ia banyak berinteraksi dan bertukar pikiran dan pengalaman
dengan Ibnu Sina dan ilmuwan besar Muslim lainnya yang sangat berpengaruh di
Eropa. Pada tahun 998 M, al-Biruni pergi ke Gurgan di Laut Kaspia. Selama tinggal di
Gurgan, ia menyelesaikan salah satu karyanya The Chronology of Ancient Nations.
Selama hidupnya, al-Biruni menghasilkan karya besar dalam bidang Astronomi
lewat Masudic Canon yang didedikasikan kepada putra Mahmud, yaitu Ma’sud. Al-
Biruni juga banyak menulis buku astrologi, yaitu The Elements of Astrology. Pada
tahun 1031, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang, Al-
Qanun Al-Mas’udi.
Ia juga yang menduga galaksi Bima Sakti adalah kumpulan sejumlah bintang. Al-
Biruni merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi dengan
astrologi. Dalam ilmu bumi, ia dinobatkan sebagai “Bapak Geodesi”. Dia juga
memberi kontribusi signifikan kartografi, geologi, geografi dan mineralogi.
Pada usia 27 tahun, dia telah menulis buku sejarah yang berjudul Chronology.
Sayangnya, buku ini telah hilang. Dia juga memberikan sumbangan yang signifikan
bagi pengembangan matematika, khususnya dalam bidang teori dan praktik
aritmetika, bilangan irasional, teori rasio, geometri, dan lain sebagainya.
Al-Biruni juga berhasil membuat karya dalam bidang geologi. Salah satunya
tentang geologi India (Fi Tahqiq ma Li’I-Hind) atau penelitian tentang India. Dia
membedakan metode saintifik dengan metode historis. Al-Biruni tercatat sebagai
pelopor eksperimental lewat penemuan konsep reaksi waktu.
Sementara dalam bidang mineralogi, ia menulis kitab berjudul Al-
Jawahir atau Book of Precious Stones yang menjelaskan beragam mineral. Al-Biruni
bersama Ibnu Haitham termasuk ilmuwan pertama yang mengkaji dan mempelajari
ilmu optik. Dialah yang pertama kali menemukan bahwa kecepatan cahaya lebih
cepat dari kecepatan suara.
Ibnu Khaldun (Bapak Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya)
Salah satu karyanya adalah Muqaddimah. Buku yang ditulis oleh seorang ilmuwan
dan sejarawan agung pada abad ke-14 M ini membedah berbagai masalah mulai dari
teologi Islam sampai dengan sains atau ilmu pengetahuan alam. Bahkan, Ia mengupas
tentang biologi dan kimia dalam bab tersendiri.
Sejumlah pemikir sepakat bahwa Muqaddimah adalah karya pertama yang mengkaji
filsafat sejarah, ilmu-ilmu sosial, demografi, histografi, serta sejarah budaya. Menurut
IM Oweiss, Muqaddimah merupakan salah satu buku perintis ekonomi modern.
Selain itu, Dr. Bryan S. Turner, Guru Besar Sosiologi di University of Aberdeen-
Scotland, mengakui bahwa tulisan sosial dan sejarah karya Ibnu Khaldun adalah satu-
satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui dunia.
Sedangkan Menurut Ahmad Syafii Ma’arif, salah satu tesis Ibnu Khaldun
dalam Muqaddimah yang sering dikutip adalah, “Manusia bukanlah produk nenek
moyangnya, tapi produk kebiasaan-kebiasaan sosial.” Di tangan Ibnu Khaldun, sejarah
menjadi sesuatu yang rasional, faktual dan bebas dari dongeng-dongeng.
Karya-karya Ibnu Khaldun lainnya, yaitu kitab al-’ibar wa Diwanul Mubtada’ awil
Khabar fi Ayyamil ‘Arab wal ‘Ajam wal Barbar wa Man ‘Asharahum min Dzawis Sulthan
al-Akbar (tujuh jilid). Kitab tentang sosiologi ini, pernah diterjemahkan dan diterbitkan
oleh De Slane pada tahun 1863 dengan judul Les Pqolegomenen d’Ibn Khaldoun.
Namun, kitab ini baru berpengaruh di tahun 1890-an, tepatnya setelah 27 tahun sejak
diterbitkannya. Bahkan pendapat Ibnu Khaldun sering dikaji dan diadaptasi oleh
sosiolog-sosiolog Jerman dan Australia.
Karya lain Ibnu Khaldun, yaitu Atta’riif bi Ibn Khaldun (kitab autobiografi tentang
sejarah Ibnu Khaldun); Muqaddimah (pendahuluan atas kitab al-’Ibar dengan corak
sosiologis-historis, dan filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (kitab tentang
permasalahan dan pendapat-pendapat teologi). (Fathurroji & Febri)

Peran Ilmu Keislaman dan Peran Ilmuan Islam serta


Kontribusinya Bagi Sains Modern.
Peran Ilmu Keislaman

Perkembangan sains Islam dapat dibagi ke dalam tiga tahap.Tahap pertama adalah
pewarisan dan penerjemahan. Pada masa ini dilakukan pengumpulan berkas-berkas
penulisan Yunani untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Institusi
terkenal yang mengoleksi dan menerjemahkan tersebut salah satunya adalah Baitul
Hikmah yang dibangun pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun dari Dinasti Abbasiyah.
Tahap kedua adalah pengklasifikasian cabang-cabang ilmu kemudian merumuskan
metoda ilmiah dalam mempelajari dan membuktikannya.Tahap ketiga adalah
pengembangan dan penemuan ilmu-ilmu pengetahuan baru.
Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa cabang sains yang berkembang
beserta tokoh-tokoh yang memeloporinya:

1. Matematika

Matematika adalah ilmu yang diperoleh melalui tangga musik dan rasional. Konsep
matematika yang dikembangkan adalah sebagai berikut (1) logika tentang bukti, (2)
ide-ide empiris tentang hukum eksakta dan hukum alam (3) konsep operasi (4)
matematika bergerak dari deskripsi yang bersifat statis kepada deskripsi yang
bersifat dinamis.

Phytagoras meneliti nada-nada alam dan nada-nada tangga nada musik. Dari hasil
penelitiannya dia mendapat ilham menciptakan sistem angka decimal 1-10, 11-20
dan seterusnya yang hingga kini dipakai seluruh dunia. yang kemudian mengilhami
Plato (428-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) dan pada perkembangan
matematika dan filsafat rasional dunia barat.

Dalam perjalanan ilmu yang bertolak dari matematika yang dipengaruhi oleh budaya
Islam ditemukan letak kiblat, penemuan pola kemungkinan simetris antara ruang
dan waktu yang sifatnya statis, berbagai penemuan mengenai simetris-simetris
kristal. Sayang buku ini tidak memasukkan nama al-Kawarizmi, kalau mau jujur
selain Phytagoras.

Cendikiawan yang lahir 1300 tahun kemudian punya andil besar dalam
perkembangan matematika dunia. Apakah hanya cendikiawan Yunani yang pantas
selalu disebut-sebut dalam khazanah ilmu pengetahuan matematika.

2. Aritmetika

Menurut ibn Khaldun aritmatika Adalah pengetahuan tentang angka-angka yang


dikombinasi di dalam deret hitung dan deret ukur. Disiplin ilmu ini adalah cabangnya
pertama dari ilmu-ilmu matematis dan yang paling pasti. Ia masuk kedalam
pembuktian melalui hitungan. Buku-buku tentang ilmu ini ditulis As-Syifa, An-Najat
oleh Ibnu Sina.

3. Aljabar

Merupakan cabang aritmatika : orang pertama yang menulis disiplin ilmu ini adalah
al-Khawarizmi, dan sesudahnya, Abu Kamil Syuja bin Aslam. Buku yang terbaik
adalah kitab karya al-Quraisyi.

4. Aritmetika Bisnis

Cabangnya adalah hitung dagang. Aplikasinya banyak dilakukan dikota-kota. Bisnis


yang berkenaan dengan jual beli barang, pengukuran tanah, zakat, dan semua
bisnis lain yang punya hubungan dengan angka-angka Dan Ilmuwan Andalusia yang
terkenal dengan ilmu dagang adalah Hitung dagang Az-Zahrawi, Ibn As-Samah dan
Abu Muslim Ibn Khaldun, dan murid Maslamah Al-Majriti.
5. Faraid

Untuk menghitung bagi ahli-ali waris yang berhak (dzawil furudl). Agar penyelesaian
masalah pembagian waris ini dapat adil dan benar, disiplin ilmu ini penting. Pada
Mahzab Malik, lahirlah bukunya Ibnu Tsabit, Kitab Ringkasan Qadli Abu al-Qasim al-
Hufi, Karya Ibnu al-Munmir, al-ju’adi, al-Shuradi, namun yang tertinggi karya al-Hufi.
Berdasarkan mahzab as-Syafi’i, Iman al-Haramain. Demikian juga karya mazhab
hanbali dan Hanafi.

6. Ilmu Ukur

Mempelajari ukuran-ukuran kuantitas, ukuran itu boleh bersambung seperti garis,


bidang datar, dan benda-benda geometris, Karya orang-orang Yunani dalam bidang
ini yang sudah diterjamahkan kedalam bahasa Arab. Adalah buku Eukleides yang
diterjemahkan pada masa khalifah Abu Ja’far al-manshur menjadi buku pegangan
para pelajar saat itu. Ringkasan Eukleides dibuat antara lain oleh Ibnu Sina dalam
buku As-Syifa. Oleh as- Ibnu as- Shalt dalam buku al-Iqtishar.

7. Geometri

Meluasnya dunia Islam membutuhkan panduan di bidang geografi. Menghadapi


kebutuhan yang berkembang pada perjalanan dan pedagangan serta urusan
pemerintahan, ahli geografi bekerja keras untuk memperbaiki, mengembangkan,
dan mengisi peta dunia yang diperoleh dari sumber-sumber Babilonia, Persia, dan
Yunani serta dari naskah Yahudi, Kristen dan Cina. Pandangan kartografi Islam
terhadap daerahnya menyerupai pandangan kartografi modern. Abu Ishaq al-
Istakhri dengan karyanya: Al-Masalik wa Al-Mamalik (Jalur Perjalanan Kerajaan) dan
Ibn Hawqal membagi daerah Islam menjadi 12 wilayah dan memisahkan daerah
non-Islam dalam kategori yang berbeda serta menulis atlas.

Al-Mas’udi, dalam karyanya Muruj al-Dhahab (Padang Rumput Emas dan Tambang
Permata), menguraikan tempat-tempat yang ia kunjungi dan berisi potret Eropa. Ibn
Batuta, penjelajah abad ke-14 asal Maroko, menghabiskan hidupnya dengan
berkelana dari Afrika Utara ke Cina dan Asia Tenggara lengkap dengan laporannya.
Ibnu Khaldun memberikan penjelasan tentang daerah dan orang-orang di dalam
batas wilayah Islam. Al-Idrisi membuat peta dunia berbentuk relief dari perak
kemudian membuat detailnya pada 71 peta terpisah dan menyertainya dengan
buku Kitab al-Rujari. Piri Re’is, seorang kapten laut masa Turki Utsmani,
menghasilkan atlas mediterania serta bahkan peta Afrika Barat dan Amerika.

8. Optika

Merupakan cabang geometri ilmu yang menerangkan musabab terjadinya kesalahan


dalam persepsi visual, dengan dasar pengetahuan tentang bagaimana sebab-sebab
hal tersebut terjadi. Persepsi visual terjadi dengan melalui kerucut yang ditimbulkan
oleh sinar. Yang puncaknya adalah titik pandang dan pangkalnya adalah obyek yang
dilihat. Ilmu ini juga membahas juga perbedaan melihat bulan pada laritude yang
berlainan (de Slane mencatat bahwa Ibnu Khaldun telah mengatakan
Longitudelongitude). Sarjana yang paling terkenal membahas tentang ini adalah
Ibnu al-Haitsan.
9. Astronomi

Ilmu yang mempelajari gerakan bintang- bintang yang tetap dan planet-planet,
astronomi menarik kesimpulan berdasarkan metode geometris tentang adanya
bentuk-bentuk tertentu dan bermacam-macam posisi lingkaran yang mengharuskan
terjadinya gerakan yang dapat dilihat dengan indra itu. Dan astronomi juga
membuktikan bahwa misalnya dengan adanya presisi equinox-equinox, pusat bumi
tidaklah identik dengan pusat lingkaran kecil (epicycle) yang membawa (bintang-
bintang) dan bergerak di dalam lingkaran yang besar. Lalu melalui gerakan bintang-
bintang yang tetap, astronomi membuktikan adanya lingkaran falak kedelapan.
Dibuktikan juga bahwa bintang tunggal memiliki sejumlah deklinasi. Orang yunani
mempergunakan alat yang mereka sebut Astrolab (dzat i-halg).

Dalam Islam pada masa al-makmun dibangun alat observasi besar yang dikenal
Astrolab, tapi tidak selesai kemudian pondasi bangunan ini lenyap, dan dilupakan
Karya terbaik bidang ini adalah Majisti (Al-Magest ) yang dikarang oleh Ptolomeus
(raja Yunani ) sedang filosof muslim terkemuka seperti Ibnu Sina meringkasnya
dalam Asy-Syifa, Ibnu Rusyd (filosof Andalusia) juga meringkas karya ptolomeus .
Ibn as-Samah dan ibn as-Shalt dalam kitab al-Iqtishar, Ibn al-Farghani memiliki
ringkasan astronomi.

10. Tabel-Tabel Astronomi

Ilmu yang menjadi cabang astronomi ini berisi tabel-tabel berdasar hitungan
menurut rumus aritmatika. Berkenaan dengan perjalanan gerak khusus bagi setiap
bintang serta watak gerakan itu, cepat, lambat, lurus, balik dan seterusnya dengan
menghitung gerakan-gerakannya menurut hukum-hukum yang berlaku. Tabel ini
mengikuti bermacam prinsip dasar yang sudah ditetapkan yang menyangkut
pengetahuan tentang apogee (titik terjauh dari bumi dan peredaran suatu satelit)
dan deklinasi-deklinasi, berbagai macam gerakan dan bagaimana hal-hal ini
melepaskan satu hingga pada lainnya.

Para sarjana menuliskan pada tabel-tabel disebut tabel-tabel astronomi (azyaj).


Penetapan posisi bintang pada waktu-waktu tertentu dalam bidang ini disebut
penyetelan tabulasi. Sarjana yang menulis beberapa buku tentan masalah ini adalah
Al-Battani dan Ibnu Al-Khamad.

11. Fisika

Menuru Ensiklopedi Islam Fisika adalah ilmu pengetahuan yang membahas materi,
energi, dan interaksinya. Ruang lingkup fisika amat luas, mencakup struktur materi,
sifat berbagai wujud materi dan interaksinya. Menurut ibnu Khaldun Fisika adalah
Ilmu yang membahas tentang tubuh-tubuh dari titik pandang gerakan dan diam
yang melekat padanya. Fisika mempelajari tentang tubuh-tubuh samawi dan
substansi elementair, sebagaimana juga manusia, binatang, tumbuhan dan barang
tambang yang diciptakan dari padanya. Perihal mata air, gempa yang timbul dalam
bumi, juga awan, uap , guntuh, kilat, dan badai yang terdapat dalam atmosfir dan
lain-lain.
Selanjutnya mempelajari tubuh, yaitu jiwa dalam berbagai bentuk dimana ia muncul
pada manusia dan binatang-binatang dan tumbuhan Buku-buku Aristoteles tentang
fisika di ringkas dalam asy-Syifa karya ibnu Sina. Kemudian Ibnu Sina meringkas
kembali Asy-Syifa didalam kitab An-Najah dan al-isyarat. Ibnu Sina seakan–akan
menetang Aristoteles dan banyak mengemukakan pendapatnya sendiri sedang Ibn
Rusyd meringkas tapi tidak menentang.

12. Kedokteran

Kedokteran adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang tubuh manisia dari
segi sehat dan sakitnya. Dokter berusaha menjaga kesehatan dan menyembuhkan
penyakit dengan bantuan obat-obatan dan makanan. Galen atau galinus ilmuwan
yang hidup jaman nabi Isa karya-karya kedokterannya merupakan induk dari ilmu
kedokteran sesudahnya. Dalam Islam terdapat dokter-dokter terkemuka seperti ar-
Razi (Muhammad ibn Zakaria ) 251-313H /866-925 M, al-Majusi (Ali ibn al-Abbas
abad ke 10), dan Ibnu Sina. Dan dari kalangan Andalusia yang paling terkenal
adalah Ibn-Zuhr (Abdul Malik bin Zuhr (avenzoar) wafat 557 H (1162 M).

Menurut Ibnu khaldun Kedokteran tidak disebut dalam ilmu hadist shahih. Karena
Muhamad tidak diutus Allah untuk masalah kedokteran tapi masalah syariat-syariat
agama. Hal ini telah terjadi ketika pada saat Nabi ditanya tentang proses perkawinan
pohon korma, maka sabdanya.kalian lebih mengetahui masalah-masalah dunia
kalian(daripada saya).

Maka tidak satupun dari pernyataan-pernyataan mengenai kedokteran yang terdapat


dalam hadist shahih boleh dinyatakan sebagai suatu syariat. Tak ada satu dalilpun
menunjukan itu. Yang boleh hanyalah apabila jenis medis semacam itu
dipergunakan untuk memperoleh berkah dan kebenaran ikatan keimanan, sehingga
mempunyai pengaruh manfaat yang besar. Bagaimanapun itu bukan termasuk
kedokteran humoral tetapi akibat dari keimanan yang tulus. Sebagaimana terjadi
dalam pengobatan sakit perut dengan madu. Dan Allah memberikan petunjuk
kepada yang benar, tiada Tuhan selain Dia.

13. Ilmu Pertanian

Mempelajari pengolahan, tanaman, irigasi, pengolahan tanah. Salah satu buku


Yunani, Kitab al-Falahah an-Nabathiyyah diterjemahkan (pertanian
nabataeanagricultural) dinisbatkan kepada Abu Bakar Muhammad bin Ali ibnu
Wasyiyah, berisi informasi tentang diatas, tapi saat itu dipelajari hanya terbatas
mempelajari tanaman, dan pengolahan, pemeliharaannya saja karena saat itu isi
buku itu juga menyangkut masalah sihir. Dan dalam islam sihir adalah hal yang
terlarang dipelajari.

14. Ilmu Kimia

Dalam Ilmu ini di pelajari substansi emas, perak dan tentang cara kerja bahan,
produksi emas, perak, mereka juga menyelidiki bahan-bahan buangan/limbah,
usahausaha operasional melalui pengalihan substansi dari potensilitas ke aktualitas
seperti, misalnya, oleh disolusi tubuh-tubuh (substansi-substansi) pada komponen-
komponen naturalnya melalui sublimasi dan distilasi pleh solidifikasi substansi yang
meltable (cair) melalui klasifikasi (proses mengeras menjadi kapur) oleh pulverisasi
benda-benda keras dengan bantuan alat-alat penumbuk dan palu-palu dan lain-lain.

Apabila batu hitam, timah dan tembaga dipersiapkan menerima emas atau perak
yang dipanaskan di api maka substansi ini akan berubah jadi emas murni. Ilmuwan
kimia yang terkenal adalah Jabir Bin Hayyan, sehingga mereka menyebutnya ”ilmu
Jabir” dan dia telah menulis 70 risalah tentang kimia. Namun masih seperti teka-teki
silang. Filosof timur yang menerang kan ilmu kimia secara sistematis adalah Ath-
Thaghra. Kemudian Maslamah al-Majrithi Ilmuwan dari Andalusia yang menulis buku
tentang kimia rutbah al-hakim Ibnu al-mughayribi seorang ilmuwan terkemuka
menulis pribahasa kedalam baitbait sajak. Seringkali karya-karya tentang kimia
dianggap berasal dari al-Ghazali. Anggapan ini tidak benar karena persepsinya yang
tinggi tidak mengizinkan untuk mempelajari atau bahkan menerima berbagai
kesalahan teori kimia.

Anda mungkin juga menyukai