Anda di halaman 1dari 14

ACC NILAI

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI
Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi senyawa organik
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik

Pendahuluan
Senyawa kimia mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda antara senyawa satu
dengan yang lainnya. Sifat fisik dan kimia bisa dilihat dari gugus fungsi yang menempel
pada senyawa. Gugus fungsi adalah kelompok atom dengan pola ikatan tertentu yang bisa
digunakan sebagai penanda. Gugus fungsi tersebut antara lain alkane, alkena, alkuna, alkohol,
alkanon, aldehida, ester, dan lain-lain. Masing – masing gugus fungsi tersebut memiliki ciri
khusus karena ikatan yang dibentuk tidak sama satu dengan yang lain. Alkohol memiliki
gugus fungsi –OH, sedangkan alkena memiliki ikatan hidrokarbon dengan dua ikatan rangkap
(Brady, 1999).
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa
dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia
senyawa tersebut. Senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional sama akan
ditempatkan pada deret homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-
oksigen dalam senyawa organik biasanya tidak reaktif karena mereka non polar. Golongan
polar membentuk bagian yang reaktf dalam suatu molekul organik yaitu gugus fungsional
tersebut. Misal, alkohol adalah suatu golongan senyawa yang mengandung gugus fungsi
hodroksil (-OH) terikat pada karbon. Semua alkohol mempunyai reaksi kimia yang sama
karena mengandung gugus fungsional ini. Ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga yang
menghubungkan atom-atom karbon juga dianggap gugusan fungsional, sebab lebih reaktif
daripada ikatan tunggal karbon-karbon (Chang, 2005).
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan karena dapat digunakan
sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Alkohol dapat membentuk ikatan
hidrogen antara molekul-molekulnya maupun dengan air, hal ini mengakibatkan titik didih
alkohol dalam air cukup tinggi. Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung
pada posisi gugus –OH dalam rantai atom karbonnya (petrucci, 1987).
Aldehida dan keton adalah senyawa senyawa yang mengandung salah satu dari gugus
penting didalam kimia organik, yaitu karbonil C=O. Gugus karbonil adalah senyawa yang
paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Keton mempunyai dua gugus fungsi (Aril)
yang terlihat pada karbon karbonil, sedangkan aldehia mempunyi sekurangnya satu atom
hidrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Ester adalah suatu senyawa organik yang
terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksil dengan
suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam
yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion H+. Banyak
ester memiliki bau seperti bau buah-buahan, sehingga banyak senyawanya dijadikan perasa
dan aroma buatan (Petrucci, 1987).
Esterikasi adalah salah satu jenis reaki dimana reaksi tersebut untuk menghsilkan ester.
Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan dari asam karboksilat. Asam
karboksilat mengandung gugus – COOH dan pada sebuah ester hidrogen digugus ini
digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Menurut (Syukri, 1999) ester
dapat dihasilkan dengan cara mereaksikan antarasebuah alkohol dengan asam karboksilat,
variabel yang berpengaruh adalah :
1. Suhu
Hal ini dikarenakan sifat dari reaksi yang eksotermis dan suhu dapat mempengaruhi
harga konstanta kecepatan reaksi.
2. Perbandingan Zat Pereaksi
Sifat reversibel maka salah satu pereaktan harus dibuat berlebihan agar optimal dalam
pembentukan produk ester yang ingin dihasilkan.
3. Pencampuran
Pengadukan saat pencampuran, maka molekul-molekul pereaktan dapat mengalami
tumbukan yang lebih serimg sihinggareaksi dapat berjalan lebih optimal.
4. Katalis
Sifat reaksi esterifikasi yang lambat membutuhkan katalis agar berjalan lebih cepat
5. Waktu reaksi
Waktu saat reaksi lebih lama maka kesempatan molekul-molekul untuk bertumbukan
semakin lebih sering
Gugus fungsi selain alkohol dan alkena adalah gugus karbonil. Gugus karbonil
mengandung gugus asil yaitu R-C=O yang terikat pada residu lain. Gugus asil pada keton dan
aldehid terikat pada atom C dan H yang tidak dapat menstabilisasi muatan negative sehingga
tidak dapat berperan sebagai gugus pergi dalam reaksi substitusi. Pengidentifikasian gugus
fungsi dapat dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan reagen tertentu. Alkohol dapat
diidentifikasi dengan metode Lucas, yaitu sampel uji ditambahkan dengan reagen Lucas dan
diamati perubahan yang terjadi. Metode tes kromat dilakukan dengna menambahkan sedikit
aseton dan asam kromat, kemudian diamati perubahan yang terjadi. Metode iodoform dengan
menambahkan sedikit NaOH, sedangkan metode tes Feri klorida dengan menambahkan
beberapa feri klorida. Metode reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 dengan menambahkan zat
tersebut ke dalam sampel yang akan diidentifikasi (Chang, 2005).
Hidrokarbon dapat diidentifikasi dengan beberapa uji, yaitu uji bromin dan uji Baeyer.
Uji bromin bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya
reaksi hidrokarbon. Hasil positif uji bromin apabila gas HBr berwarna coklat sampai kuning
terbentuk. Sifat gas ini bersifat asam dan beracun. Uji Baeyer dilakukan untuk menunjukkan
kereaktifan hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik terhadap oksidator KMnO4 yang
merupakan katalis. Hasil positif uji Baeyer ditandai dengan adanya perubahan pada larutan
yang tidak berwarna hingga menjadi endapan hitam (Fesenden, 2006).
Alkohol dan hidrokarbon memiliki reagen spesifik untuk menguji gugus fungsi. Setiap
gugus fungsi memiliki reaksi yang spesifik dengan reagen tertentu sehingga dapat digunakan
untuk mengidentifikasi suatu senyawa. Percobaan ini akan mempelajari bagaimana cara
mengidentifikasi suatu gugus fungsi dari senyawa organik (Fesenden, 2006).
Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat
dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya
dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat
bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Masing-masing senyawa organik memiliki sifat
tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang dimilikinya. Senyawa dengan gugus
fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama/mirip (Syukri,1999).

Menurut (chang,2005) Gugus fungsi tertentu bereaksi hanya dengan pereaksi tertentu
dengan memberikan gejala yang khas, karena itu gugus fungsi menjadi ciri suatu kelompok
senyawa dan dapat dikenali dengan peraksi pengenalnya. Beberapa pereaksi pengenal gugus
fungsi adalah sebagai berikut :

1. Pereaksi Air Brom


Pereaksi ini menunjukkan bahwa senyawa organik sebagai senyawa tak jenuh. Pereaksi
ini memberikan tanda yaitu hilangnya warna coklat dari Brom (Br2) apabila positif
mengandung ikatan rangkap pada suatu senyawa organik.
Reaksinya yaitu R-HC=CH-R + Br2  R-BrHC-CHBr-R
2. Pereaksi Logam Na
Pereaksi ini penunjuk adanya gugus –OH pada suatu senyawa organik dengan ditandai
oleh timbulnya gelembung gas H2. Tanda tersebut berarti senyawa tidak memiliki
gugus –OH.
Reaksinya yaitu 2R-OH + 2Na  2R-Ona + H2
3. Pereaksi Fehling
Pereaksi ini mengandung ion Cu2+ (berwarna biru transparan), penunjuk adanya gugus
aldehid (-CHO) oleh timbulnya endapan Cu2O berwarna merah bata. Pada reaksi ini,
gugus aldehid mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+

Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan pada percobaan ini adalah mengidentifikasi senyawa
organik berdasarkan gugus fungsi yang menandakan sifat fisik dan kimia suatu senyawa
tersebut.

Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah set alat destilasi, labu ukur 10 ml,
tabung reaksi, pemanas listrik, pipet tetes, pengaduk gelas, gelas ukur 50ml, pipet volum
10ml, neraca, termometer, pignometer, penangas.

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan 5% brom dalam
kloroform, Toluena, Etanol, Acetone, Heksena, Sikloheksana, fenol, toluena, methanol,
butanol-2, asetofenon, klorobenzen, t-butil bromida, LarutanKMnO4, Larutan FeCl3, Larutan
NaI 15% dalam aseton, 1% AgNO3 dalam etanol,CrO3, asam sulfat pekat, fenil hidrazin, HCl
pekat, 34,64 gram CuSO4.5 H2O dalam 500 mL larutan air, 65 gram NaOH dan 173 gram
Kna-tartat dalam 500 mL larutan air.

Prosedur Kerja
1. Uji Kimia Ketidakjenuhan
a. Uji reaksi air brom
Reagen : 5% brom dalam etanol, masukkan 4 tetes heksena / minyak kelapa atau
sampel yang disediakan laboran, seperti toluene, aceton, formalin masing masig kedalam
tabung reaksi bersih dan kering, tambahkan 2 mL etanol, kocok pelan pelan dan tambahkan
tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai terjadi endapan hitam dan dicatat jumlah (berapa
tetes) untuk setiap sampel.
b. Uji reaksi oksidasi dengan KMnO4 Reaagen larutan 2% KMnO4
Larutkan 4 tetes heksena/ minyak kelapa atau kelapa atau sampel yang disediakan
laboran, seperti toluene, aceton, formalin masing masig kedalam tabung reaksi bersih dan
kering, tambahkan 2 mL etanol, kocok pelan pelan dan tambahkan tetes demi tetes air brom
sampai warnanya tetap, dan dicatat jumlah (berapa tetes) untuk setiap sampel.
2. Uji Halogen
a. Reagen 2% AgNO3
Masukkan 3 tetes klorobenzena atau sampel yang disediakan laboran, seperti toluene,
aceton, kloroform, benzoil klorida formalin masing masig kedalam tabungreaksi bersih dan
kering, tambahkan 2 mL etanol, kocok pelan pelan dan tambahkan 2 mL reagen 2%AgNO3.
Diamkan 5 menit masukkan tabung kerja kedalam penangas air (50-600C). Catat waktu yang
diperlukan sampai terjadi endapan untuk masing masing sampel.
c. Reagen larutan 15% NaI dalam aseton kering (simpan dalam botol gelap)
Masukkan 3 tetes klorobenzena atau sampel yang disediakan laboran, seperti toluene,
aceton, kloroform, benzoil klorida formalin masing masig kedalam tabung reaksi bersih dan
kering, tambahkan ke dalam 2 mL reagen NaI, kocok pelan pelan. Diamkan 5 menit
masukkan tabung kerja kedalam penangas air (50-600C). Catat waktu yang diperlukan
sampai terjadi endapan untuk masing masing sampel.
Uji terthadap Aldehida
a. Tes Fehling

Reagen Fehling A: 34,64 gram CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan


Fehling B : 65 gram NaOH , 173 gram KNaTartrat dalam 500 mL larutan Ke dalam tabung
reaksi yang berssih dan kering, masukkan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B. Panaskan
tabung reaksi di atas penamgas air mendidih selama 10 menit, amati dan catat perubahan
yang terjadi. Tes positip jika terjadi perubahan ada endapan merah bata untuk sampel aldehid
atau keton (aseton).
b. Tes Tollen

Reagen : larutan 5% AgNO3 larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer


Ke dalam tabung reaksi yang berssih dan kering, masukkan 1 mL sample, ( aseton,
benzaaldehida, fruktosa), I mL larutan 5% AgNO3 dan I mL larutan 5% NaOH serta 5 tetes
amonia. Panaskan tabung reaksi di atas penamgas air mendidih selama 10 menit, amati dan
catat perubahan yang terjadi pada sampel aldehid atau keton (aseton).
9. UJI terthadap Fenol
Ke dalam tabung reaksi yang berssih dan kering, masukkan 2 tetes sampel, ( fenol,
alcohol, aseton ) dan 1 tetes larutan FeCl3 5%. Lakukan penggojokan kuat-kuat, amati dan
catat terjadi perubahan warna yang terjadi pada setiap sampel. Perubahan dari oranye/kuning
menjadi kehijauan/ungu (tes positip untuk gugus OH ).

Waktu yang dibutuhkan


No Prosedur Kerja Waktu
1 Preparasi alat dan persiapan praktikan 20 menit
2 Uji kimia ketidak jenuhan 20 menit
a. Reaksi dengan brom
b. Oksidasi dengan KMnO4
3 Uji adanya halogen 50 menit
a. Reagen AgNO3 + Pemanasan
b. Reagen NaI + pemanasan
4 Uji adanya alkohol 25 menit
a. Reagen asam kromat
b. Reagen asetil klorida
5 Uji aldehida dan keton 40 menit
a. Reagen: fenilhidrazin
b. Tes fehling
c. Tes tollen
6 Uji fenol 15 menit
Hasil
1. Uji Kimia Ketidakjenuhan
a. Reaksi dengan Brom
Sampel Jumlah Perubahan Hasil Gambar pengamatan
tetesan
Minyak Warna keruh
kelapa

Toluene Warna keruh

Aseton Tidak berwarna

b. Oksidasi dengan KMnO4


Sampel Jumlah Perubahan Hasil Gambar pengamatan
tetesan
Minyak Warna Coklat
kelapa keruh dan
terdapat
endapan hitam
Toluene Warna coklat

Aseton Warna coklat

2. Uji adanya Halogen


a. Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Sampel Perubahan Hasil Gambar pengamatan
Klorobenzene Warna kekuningan Negatif

Toluena Warna kuning Negatif


transparan
Aseton Tidak berwarna Negatif

Kloroform Warna kuning Negatif


transparan

b. Reagen: Larutan 15% NaI


Sampel Perubahan Hasil Gambar pengamatan
Klorobenzene Warna kuning Positif

Toluena Tidak berwarna Negatif

Aseton Warna kuning


pudar

Kloroform Warna kuning


3. Uji terhadap Aldehida
a. Tes Fehling
Sampel Perubahan Hasil Gambar pengamatan
Benzaldehid Warna biru
terdapat
endapan kuning

Aseton Warna biru


pekat

Fruktosa Warna coklat


kehitaman
terdapat
endapan coklat

b. Tes Tollen
Sampel Perubahan Hasil Gambar pengamatan
Benzaldehid Warna abu-abu
terdapat
endapan hitam

Aseton Warna coklat


terdapat
endapan abu-
abu
Fruktosa Warna coklat
tua terdapat
endapat cincin
perak

4. Uji Fenol
Sampel Perubahan Hasil Gambar pengamatan
Etanol Warna kuning Negatif

Aseton Warna kuning Negatif

Fenol Warna Ungu Positif


Pembahasan
Senyawa organik adalah senyawa yang banyak mengandung unsur karbon dan unsur
lainnya seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, dan fosfor dalam jumlah sedikit.
Senyawa organik dapat diberi contoh seperti senyawa hidrokarbon yang dapat
dikelompokkan menjadi hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon jenuh
adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan C yang mengikat H dan C dengan rantai tunggal.
Hidrokarbon tak jenuh adalah hidrokarbon yang memiliki ikatan C yang memikat H dan C
dengan ikatan rangkap 2 maupun rangkap 3.
Percobaan pertama dilalukan yaitu uji kimia ketidak jenuhan. Sampel yang digunakan
adalah heksena atau minyak kelapa, toluena, dan aseton sedangkan reagen yang digunakan
yaitu etanol dan brom. Peralakuan pertama dilakukan yaitu minyak kelapa yang ditambahkan
etanol dan ditambahkan lagi beberapa tetes larutan brom menghasilakan warna keruh, hasil
yang dilakukan tidak ada endapan maka nilainya negatif. Nilai negatif menandakan larutan
tersebut tidak memiliki endapan. Perlakuan yang kedua toluena yang ditambahkan etanol dan
ditambahkan beberapa tetes brom menghasilkan warnah keruh tidak ada endapan, maka
niainya negatif. Nilai negatif pada toluena menandakan tidak ada endapan. Perlakuan yang
terakhir pada uji kimia ketidakjenuhan reaksi dengan brom menghasilkan aseton tidak
memiliki warna dan tidak ada endapan. Aseton dn etanol tidak bereaksi dengan brom yang
ditandai dengan warna larutan tidak berubah . Aseton memiliki ikatan rangkap antara C dan
O sedangkan ikatan rangkap yang dapat di adisi oleh brom adalah ikatan rangkap anatara C
dan C. Nilainya negatif karena tidak menghasilkan endapan. Brom yang direaksikan dengan
hidrokarbon tidak jenuh kan menghasilkan reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap 2 atau
rangkap 3.
Percobaan kedua dilakukan yaitu uji kimia ketidakjenuhan dengan reaksi KmnO4
berwarna ungu. KMnO4 digunakan sebagai larutan penguji karena merupakan agen
pengoksidasi yang mampu mengoksidasi ikatan rangkap karbon yang terindikasi dengan
adanya perubahan warna larutan. Sampel yang digunakan adalah minyak kelapa, toluena,
dan aseton. Perlakuan yang pertama yaitu minyak kelapa yang ditambahkan etanol dan
ditambahkan KMnO4 menghasilkan warna coklat keruh dan terdapat endapan. Nilai
perlakuan tersebur adalah positif. Nilai positif pada minyak kelapa menandakan larutan
tersebut memiliki endapan. Perlakuan kedua yaitu toluena yang menghasilkan warna coklat,
tidak ada endapan. Nilai dari larutan tersebut adalah negatif. Nilai negatif menandakan
toluena yang ditambahkan dengan KMnO4 tidak menghasilkan endapan. Perlakuan yang
terakhir yaitu aseton ditambahkan etanol dan ditambahkan KMnO4 menghasilkan warna
coklat dan tidak ada endapan.
O

H3C CH3
(aq) + KMnO4(aq)

Percobaan kedua yaitu uji halogen. Sampel yang digunakan dalam uji halogen adalah
klorobenzena, toluen, aseton, kloroform. Reagen yang digunakan adalah AgNO3 dan NaI.
Percobaan uji halogen yang pertama dilakukan pada reagen AgNO3. Percobaan pada
klorobenzana tidak menghasilkan adanya endapan, hasil percobaan tersebut telah sesuai
dengan literatur karena klorobenzena membentuk endapan AgCl berwarna putih, sebenarnya
harus terjadi AgCl2 tapi Cl sulit untuk dilepaskan. Nilai dari perlakuan ini negatif karena
tidak memiliki endapan. Klorobenzena dapat mengendap karena atom Cl bersifat lebih
elektronegatif dibandingkan ion NO3-. Sampel toluena pada percobaan ini menghasilkan
endapan sedangkan pada aseton dan klorofom tidak terbentuk adanya endapan. Penambahan
kloroform telah sesuai dengan literatur yakni tidak mengendap. Hal ini dikarenakan
kloroform bersifat volatil sehingga pada saat proses pemanasan, kloroform yang terdapat
dalam campuran sangat sedikit atau bahkan sudah habis menguap.
C2H5OH(aq) + KMnO4(aq)

Percobaan kedua uji halogen dilakukan dengan reagen NaI. Sampel yang digunakan
klorobenzena, toluena, aseton, kloroform. Perlakuan yang pertama yaitu klorobenzena saat
dipanaskan selama 8 menit 3 detik menghasilkan warna kuning memiliki endapan yang
berwarna kuning, Nilaimya positif karena memiliki endapan. Perlakuan ini tidak sesuai
dengan literatur, menurut literatur klorobenzena tidak membentuk endapan karena CI bersifat
keelektromagnetik daripada I sehingga I tidak terbentuk endapan. Hal ini terjadi karena suhu
pada air yang dipanaskan terlalu tinggi. Perlakuan yang kedua yaitu toluena yang berwarna
kuning pudar saat dipanaskan tidak berwarna karena toluena hidrokarbon aromatik dan tidak
memiliki endapan. Nilai nya negatif karena tidak menghasilkan endapan. Hal ini sesuai
dengan literatur toluena tidak berbentuk endapan. Perlakuan yang ketiga aseton saat
dipanaskan menghasikan warna kuning pudar transparan, warna awal nya kuning transparan
hal tersebut dikarenakan aseton beruba zat volatil yang mudah menguap. Hal ini tidak sesuai
dengan literatur karena aseton tidak dapat bereaksi. Perlakuan yang terakhir yaitu kloroform
warna awalnya kuning transparan saat dipanaskan menghasilkan warna kuning dan ada
endapan. Hal ini tidak sesuai dengan literatur karena kloroform tidak dapat membentuk
endapan. Nilainya positif karena terdapat endapan. Hal ini terjadi karena suhu pada saat
memanaskan terlalu tinggi. Nilai yang didapatkan yaitu positif karena memiliki endapan.
Reaksi yang terjadi saat klorobenzena adalah sebagai berikut :
Cl
O CH2CH3

(aq) + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq) → (aq) + HNO3(aq) + AgCl(s)

Percobaan uji terhadap aldehida yaitu uji fehling dan uji tollen. Perlakuan yang
pertama adalah uji fehling.Sampel yang digunakan fruktosa, benzaldehid dan aseton. Uji
fehling untuk membedaka gugus aldehid dan keton dalam sampel dengan menambahkan
fehling A : CuSO4.5H2O dan fehling B : NaOH, KNa tartat. Perlakuan pada uji fehling A dan
B yang dicampurkan dengan fruktosa menghasilkan warna coklat pada saat memanaskan
terdapat coklat kehitaman yang menghasilkan endapan. Endapan yang terdapat pemnasan
terlalu lama dan suhunya terlalu tinggi maka tidak sesuai dengan literatur. Perlakuan yang
kedua yaitu aseton yang ditambahkan uji fehling A dan B menghasilkan warna biru pada saat
dipanakan menghasilkan warna diatas keruh dn dibawah biru pekat. Hal tersebut sesuai
dengan literatur namun terjadi sedikit kesalahan pada saat memanaskan terlalu lama dan suhu
yang dgunakan terlalu tinggi. Perlakuan yang ketiga benzaldehid ditambahkan uji fehling A
dan B menghasilkan warna biru saat dipanaskan terdapat dua fase yaitu diatas berwarna
kuning dan dibawah berwarna biru.
Tes tollen menggunakan sampel aseton, benzaldehid dan fruktosa. Uji tollen
pertama yaitu pada aseton setelah dipanaskan akan menghasilkan endapan coklat dan tidak
terbentuk cincin perak tetapi terdapat endapan berwarna abu-abu. Benzaldehid yang
dipanaskan akan menghasilkan endapan berwarna hitam dan tidak terbentuk cincin perak
tetapi terdapat endapan berwarna hitam. Percobaan ini tidak sesuai dengan literatur karena
benzaldehid akan membentuk endapan cincin perak dan seharusnya berwarna hitam namun
saat percobaan yang didapat adalah berwarna abu-abu. Perbedaan tersebut disebabkan karena
ketidaktelitian praktikan saat mengamati perubahan yang terjadi. Sampel fruktosa akan
menghasilkan endapan berwarna hitam dan terbentuk adanya cincin perak. Hal tersebut
sesuai dengan literatur yang ada. Benzaldehid termasuk gugus aldehid. Reaksi benzaldehid
digambarkan seperti:
O O

H OH
+ Ag2O + 2Ag

benzaldehyde benzoic acid

Percobaan yang terakhir adalah uji fenol. Fenol atau asam karbolat atau benzenol
yaitu zat kristal yang tak berwarna. Rumus kimia yang dimiliki C6H5OH dan strukturnya
mempunyai gugus hidroksil (-OH). Sampel yang digunakan dalam uji fenol yaitu aseton,
fenol, etanol. Masing-masing sampel akan diuji dengan diberi satu tetes FeCl3. Pemberian
FeCl3 akan bersifat polar ketika bereaksi dengan fenol yang bersifat asam sehingga dapat
terjadi perubahan warna. Perlakuan pertama yang digunakan yaitu etanol tidak berwarna saat
ditambahkan FeCl3 menghasilkan warna kuning tidak memiliki endapan. Hal ini sesuai
dengan literatur dimana etanol termasuk gugus alkohol. Nilainya adalah negatif karena
larutan tersebut tidak memiliki endapan. Perlakuan yang kedua yaitu aseton tidak berwarna,
saat ditambah FeCl3 menghasilkan warna kuning. Hal tersebut sesuai dengan literatur karena
aseton termasuk gugus keton. Perlakuan pada fenol saat dicampurkan FeCl3 menghasilkan
warna ungu karena tidak da gugus alkoholnya. Menurut literatur, setelah penambahan FeCl3
maka suatu larutan tersebut akan mengalami perubahan warna menjadi biru kehijauan.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa pereaksi khusus yang dapat dengan mudah mengidentifikasi
suatu senyawa yang ditandai deengan perubahan warna, terbentuknya endapan dan lain-lain.
2. Uji kimia yang dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada percobaan ini adalah
dengan mereaksikan sampel yang telah ada dengan reagen yang telah ditentukan dan sesuai
dengan uji masing-masing gugus fungsi. Hasil yang didapat akan menjadikan data untuk
menentukan senyawa tersebut termasuk kedalam gugus fungsional yang sesuai atau tidak.

Referensi
Brady, E J. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar Edisi ke-3 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fasenden, J Ralp.2006.Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Syukri,S.1999.Kimia Dasar Jilid 1.Bandung : Penerbit ITB
Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: Universitas Jember.

Saran
Saran untuk percobaan kali ini yaitu praktikan hendaknya selalu teliti dalam
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi. Peralatan baik yang akan digunakan ataupun
setalah digunkan hendaknya dibersihkan dan dikeringkan agar saat mereaksikan suatu larutan
tidak terkontaminasi zat lain. Pipet yang digunakan jangan sampai tercampur dengan
penggunaan larutan yang lain.

Nama : Bambang Hidayat


Nim : 171810301075
Kelompok : 4
Asisten : Pungki Vidya Jayanti

Anda mungkin juga menyukai