Kelompok 4
Anggota :
Nina Indraswati (171810301003)
Qurotul Ainiyah (171810301009)
Selma Ajeng Wulandari (171810301069)
Bambang Hidayat (171810301075)
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Gambar 2.2 Struktur Purin dan Pirimidin (Adenin dan guanin; sitosin, timin dan
urasil)
DNA terdapat dalam sel prokariot maupun eukariot. Aktifitas genetik dari sel
prokariot terjadi di seluruh selnya sehingga DNA tidak mempunyai tempat yang
spesifik dalam sel.Aktifitas sel eukariot terjadi di dalam inti sehingga sebagian
besar DNA sel eukariot terdapat dalam inti sel. DNA pada sel prokariot berbentuk
lingkaran dan hanya ada satu unit, oleh karena itu, prokariot bersifat monoploid
karena hanya ada satu bahan genetik utama. DNA pada sel prokariot juga tidak
dikemas dalam struktur yang jelas karena sel prokariot tidak memiliki inti sel.
DNA pada sel eukariot berbentuk linear dan memiliki protein histon. Ukuran
DNA eukariot juga lebih besar dibandingkan DNA prokariot dan DNA eukariot
lebih bervariasi (Mangunwardoyo, 2002).
Sel prokariot juga memiliki bahan genetik tambahan yang disebut DNA
plasmid. DNA plasmid merupakan wadah yang digunakan untuk kloning gen,
sehingga DNA plasmid harus dipisahkan dari DNA kromosom. DNA plasmid
mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil daripada DNA kromosom. Plasmid
merupakan salah satu vekktor pembawa molekul DNA di dalam proses rekayasa
DNA melalui teknologi DNA rekombinan. Plasmid banyak sekali digunakan
dalam pengklonan DNA, karena relatif mudah dalam penanganannya. Plasmid
adalah molekul DNA utas ganda sirkuler (tidak berujung) yang berukuran kecil
yang terdapat di dalam sitoplasma dan dapat melakukan replikasi secara autonom
(Corkill, 2008).
(Corkill, 2008).
Sel eukariot memiliki DNA di dalam kromosom, yaitu di inti sel dan ada
beberapa sel eukariot memiliki DNA di luar kromosom, yaitu DNA pada
mitokondria dan kloroplas. DNA nukleus berbentuk linear dan berasosiasi sangat
erat dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk
sirkular, replikasinya berlangsung secara independen dan tidak bergantung pada
replikasi kromosom, serta tidak berasosiasi dengan protein histon. DNA
mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat
yang berasal dari garis ibu. DNA nukleus yang memiliki pola pewarisan sifat dari
kedua orangtua. Kromosom Escherichia coli, yang merupakan salah satu genom
prokariot yang telah ditentukan urutannya, mengandung molekul DNA sirkular
dengan ukuran 4.638.858 pasang basa dan mengkode sebanyak 4.300 gen
pengkode protein dan 115 gen pengkode mulekol RNA stabil. Manusia
mempunyai 24 kromosom yang berbeda. Genom manusia kira kira mengandung
DNA dengan ukuran 3 milyar pasang basa yang mengkode 50.000–100.000 gen
(Mangunwardoyo, 2002).
DNA memiliki tiga jenis struktur yaitu struktur primer, struktur sekunder, dan
struktur tersier.
a. Struktur primer
Struktur primer merupakan struktur utama asam nukleat yang terdiri dari
urutan linier nukleotida yang dihubungkan satu sama lain dengan sambungan
fosfodiester. Nukleotida terdiri dari tiga komponen yaitu basa nitrogen, gugus
fosfat, dan gula dioksiribonukleat. Nukleotida membentuk hubungan
fosfodiester antara 5’ dan 3’ atom karbon, urutan nukleotida ini saling
melengkapi sehingga membentuk asam nukleat.
b. Struktur sekunder
Struktur DNA pada struktur sekunder ini berentuk double helix. Double helix
pada DNA ditandai dengan adanya dua unati polinukleotida secara anti
paralel yang berpilin ke kanan dan melingkari sumbu. Nukleotida merupakan
penyusun DNA yang tersusun atas tiga gugus molekul yaitu gula dengan 5
karbon (2-deoksiribosa), basa nitrogen, dan gugus fosfat. Basa nitrogen
penyusun DNA adalah golongan purin dan golongan pirimidin. Basa purin
tersusun atas dua basa yaitu adenin (A) dan guanin (G). Basa pirimidin
tersusun atas dua basa yaitu Timin (T) dan Sitosin (C). struktur DNA
sekunder didominasi dengan pasangan dasar dua helai polinukleotida
sehingga membentuk Double helix.
c. Struktur tersier
d. Struktur Kuarter
Struktur kuarter merupakan struktur yang memiliki tingkat lebih tinggi dari
organisasi asam nukleat. Struktur kuarter ini berdasatkan pada interaksi sam
nukleat dengan molekul lain. Organisasi yeng memiliki struktur seperti ini
contohnya seperti kromatin yang menunjukkan interaksi dengan protein
histon kecil.
(Kusuma, 2010).
DNA prokariot dan eukariot memiliki beberapa perbedaan yaitu letak dari
DNA tresebut. DNA pada eukariot berada pada inti sel sedangkan prokariot
berada pada sitoplasma. DNA pada eukariot bentuknya yaitu linier sedangkan
pada prokariot bentuknya melingkar. Organisme yang tidak memiliki inti sel atau
membran plasma disebut dengan prokariot sedangkan pada eukariot memiliki inti
sel yang sejati.DNA eukariot memiliki protein histon sementara pada DNA
prokariot tidak memilik sel tersebut. Sel prokariot memiliki bahan genetik
tambahan yaitu DNA plasmid, DNA plasmid ini merupakan wadah yang
digunakan untuk kloning gen sehingga DNA plasmid harus dipisahkan dengan
DNA kromosom. Ukuran DNA plasmid jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
DNA kromosom. Plasmid merupakan DNA utas yang tidak memiliki ujung yang
berukuran kecil di dalam sitoplasma dan dapat melakukan replikasi secara
autonom. Sel prokariot terdapat gen penting yang disimpan dalam DNA satelit
disebut dengan plasmid, sedangkan pada eukariot yang memiliki plasmid hanya
beberapa saja (Suharsono dan Widyastuti, 2006).
2.4 Elektroforesis
1. Ukuran molekul DNA yaitu molekul DNA kecil akan melintasi gel lebih
cepat karena ruang gerak yang tersedia untuk melintasi gel lebih banyak.
2. Konsentrasi gel agarosa yang semakin tinggi menyebabkan molekul-molekul
DNA sukar melewati gel. Konsentrasi gel tinggi mempermudah DNA
berukuran kecil melewati gel, sedangkan konsentrasi gel rendah
mempermudah molekul DNA berukuran besar untuk melintasi gel.
3. Bentuk molekul supercoil atau elips akan bergerak lebih cepat melewati gel.
4. Molekul dengan densitas tinggi akan lebih cepat bergerak dibandingkan
molekul dengan densitas yang rendah. Densitas merupakan jumlah muatan
per unit volume molekul.
5. Pori-pori gel yang lebih besar akan mempermudah pergerakan DNA melewati
gel, sedangkan pori-pori yang lebih kecil akan lebih sulit dilalui oleh molekul
DNA.
6. Voltase tinggi akan menyebabkan cepatnya pergerakan molekul DNA. Hal
tersebut dikarenakan oleh tingginya muatan positif yang ditimbulkan.
7. Larutan buffer dengan kadar ion tinggi akan menaikkan konduktansi listrik
sehingga migrasi DNA akan lebih cepat
(Magdeldin, 2012).
2.5 Agarosa
(Pratiwi, 2010).
Gel agarosa biasanya digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang lebih
besar (lebih dari 100 bp), sedangkan untuk fragmen kecil (kurang dari 100 bp)
menggunakan gel poliakrilamida. Konsentrasi matriks agarose menentukan jarak
antara dua fragmen DNA yang berbeda ukuran. Mobilitas/pergerakan DNA relatif
dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor terutama pada konsentrasi agarosa dalam
gel, kekuatan arus yang digunakan, kekuatan ionik dari larutan buffer, dan
konformasi fragmen DNA itu sendiri. Molekul DNA bermigrasi melalui pori-pori
kecil yang terbentuk dalam padatan gel agarosa. Molekul yang lebih kecil secara
umum bergerak lebih cepat dan bermigrasi lebih jauh dari molekul besar karena
memiliki gesekan yang lebih rendah saat bergerak menuju elektroda positif.
Konsentrasi yang rendah pada gel agarosa memberikan resolusi yang lebih baik
untuk fragmen besar, dengan memberikan pemisahan yang lebih besar antara band
yang secara ukuran tidak terlalu jauh berbeda. Konsentrasi gel yang lebih tinggi
juga dapat mengurangi kecepatan migrasi fragmen panjang dan disamping itu juga
dapat memfasilitasi pemisahan yang lebih baik pada fragmen DNA kecil
Koloni tunggal
- diinokulasi
- diinkubasi 37oC
- disentrifugasi
-
Pellet
Disuspensi :
Larutan I, II, III
- dihomogenkan
- diekstraksi
Lapisan atas
- dipekatkan
- dinkubasi
- disentrigugasi
Pellet
- dilarutkan dalam ddH2O
- dielektroforesis dalam gel
agarosa
Analisis Data