Anda di halaman 1dari 16

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY

BASED COSTING PADA UKM MARTABAK BANGKA ALIS 16

PAPER

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Cost Accounting I


Dosen Pengampu : Dr. H. Suparno, Drs., Ak., MM., MBA., M. Ak

Disusun Oleh :
Kelas : 3-AK-3

ELENA RAHMATIKA 1710631030069

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Peraturan Pemeritahan Republik Indonesia nomor 17 tahun 2013 tentang pelaksanaan


undang-undang nomor 20 tahun 2008 menjelaskan tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
atau disebut dengan UMKM. Pengertian dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah itu sendiri adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil di dalam bidang usaha secara mayoritas
merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha
yang tidak sehat.
UKM Martabak bangka Alis 16 memulai usahanya pada tahun 2017. Pemilik bernama
Ali. Beliau tinggal di daerah Sirnabaya Teluk Jambe Timur. UKM Martabak bangka Alis
tersebut didirikan dengan Alasan untuk mencari penghasilan tambahan. UKM Martabak
bangka Alis 16 berlokasi di jalan Kiserut Sinarbaya Teluk Jambe Timur . UKM Martabak
bangka Alis 16 menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC).
Metode Activy Based Costing diharapkan dapat diterapkan pada perusahaan yang masih
menggunakan metode Konvensional dalam menghitung harga pokok produksi. Salah satu
perusahaan yang masih menggunakan metode konvensional dalam menghitung harga
pokoknya adalah UKM Martabak bangka Alis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran penerapan metode harga pokok produksi berdasarkan Sistem Activity Based Costing
yang tepat sehingga dapat digunakan oleh UKM Martabak bangka Alis 16 dalam pengambilan
keputusan pengelolaan usahanya.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Harga pokok Produksi


Harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods
manufactured) menurut Blocher et.al (2000:90) adalah harga pokok produk yang sudah
selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan. Biaya barang yang
telah diselesaikan selama satu periode disebut harga pokok produksi barang selesai (cost
of goods manufactured) atau disingkat harga pokok produksi (Soemarso (1996) dalam
Norman, 2009:5) sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2009:60) menyatakan harga
pokok produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya yang
diselesaikan selama periode berjalan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang harga pokok produksi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai selama suatu periode.
2. Akuntansi Manajemen
Tunggal (2011: 39). Mendefinisikan akuntansi manajemen adalah
pengidentifikasian, pengukuran, pengumpulan, penganalisaan, penyiapan, penafsiran,
dan pengkomunikasian informasi yang membantu para eksekutif dalam mencapai
sasaran organisasi

3. Metode Activity Based Costing


Hongren (2009: 101), mendefinisikan ABC (Activity Based Costing) sebagai suatu
sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas
yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab
timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga
wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan aktivitas tersebut.
Sedangkan menurut Simanmora (2012: 96 ), sistem penentuan biaya pokok berbasis
aktivitas (activity based costing system) ialah sistem akuntansi yang terfokus pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa.
4. Perbandingan Sistem Akuntansi Biaya Konvensional dengan Metode Activity
based costing
Beberapa perbandingan antara sistem biaya konvensional dan sistem biaya Activity
based Costing (ABC) oleh Dunia dan Abdullah (2012: 319) adalah sebagai berikut:
1 Sistem biata Activity Based Costing menggunsksn aktivitas-aktivitas sebagai
pemicu biaya (cost driver) untuk menentukan seberapa besar konsumsi biaya
overhead dari setiap produk. Sedangkan sistem biaya konvensional mengalokasikan
biaya overhead hanya berdasarkan satu atau dua basis alokasi yang non
representatif.
2 Sistem Biaya Activity Based Costing memfokuskan pada biaya. Mutu dan faktor
waktu. Sistem Biaya konvensional terfokus pada peforma keuangan jangka pendek
seperti laba. Apabila sistem biaya konvensional digunakan untuk penentuan harga
dan profitabilitas produk. Angka-angkanya tidak dapat diandalkan.
3 Sistem Biaya Activity Based Costing memerlukan masukan dari seluruh departemen
persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan
suatu pandangan fungsional silang mengenai organisasi,
4 Sistem Biaya Activity Based Costing mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil
untuk analisis varian daripada sistem konvensional, karena kelompok biaya (cost
pools) dan pemicu biaya (cost driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC
dapat menggunakan data biaya histroris pada akhir periode untuk menghilang biaya
aktual apabila kebutuhan muncul.

5. Cost Driver
Rudianto (2006: 199), menyatakan pemicu biaya (cost driver) adalah faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas. Cost driver merupakan faktor yang
dapat diukur, yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari
aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa.
6. Hirarki Biaya
Mursyidi (2010:199), menjelaskan ada empat hirarki biaya dalam metode Activity
Based Costing, yaitu sebagai berikut.
1.Output unit-level cost, yaitu sumber daya yang berhubungan langsung dengan satuan
unit produk atau jasa.
2. Batch-level cost adalah sumber daya yang terkait dengan aktivitas dari sekelompok
unit produk atau jasa, dari pada satuan produk atau jasa secara individual.
3. Product (or services)-sustaining cost adalah sumber daya yang terkait dengan aktivitas
untuk mendukung pembuatan satuan produk atau jasa secara individual.
4.Facility-sustaining cost, merupakan sumber daya yang terkait dengan aktivitas yang
tidak dapat ditelusuri langsung (untraceable) ke satuan produk atau jasa secara individual
bahkan aktivitas yang mendukung satuan organisasi secara keseluruhan.

7. Mekanisme Penerapan Metode Activity Based Costing


Berikut adalah mekanisme penerapan metode Activity Based Costing (Dunia dan
Abdullah.2012: 323).
1. Memeriksa ulang seluruh informasi keuangan perusahaan.
2. Menentukan tujuan penerapan activity Based Costing System.
3. Menetapkan aktivitas utama yang menyebabkan perubahan pada beban tidak
langsung/overhead.
4. Menghubungkan biaya tidak langsung dengan aktivitas sehingga dapat dihitung tarif
(rate) per unit untuk setiap dasar alokasi yang digunakan untuk membebnkan biaya tidak
langsung.
5. Menghitung biaya tidak langsung yang dibebankan pada setiap objek biaya.
6. Menghitung total biaya untuk setiap objeknya.
7. Menggunakan hasil perhitungan Activity Based Costing tersebut untuk melakukan
perbaikan dan pengambilan keputusan yang relevan.
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian
Objek yang diteliti penulisan ilmiah ini adalah UKM Martabak Bangka Alis 16. UKM
Martabak Bangka Alis 16 memproduksi beraneka ragam martabak seperti martabak coklat
dan martabak kacang. UKM Martabak Bangka Alis 16 didirikan oleh Ali pada Juli 2017
yang dikekelola oleh Ali di Jl. Kiserut Sirnabaya Teluk Jambe Timur.

2. Jenis Data dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang
diperoleh dari perusahaan dalam bentuk numerik atau angka-angka. Data kuantitatif dalam
penelitian ini adalah berupa data-data yang diambil dari laporan produksi perusahaan seperti
data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan secara langsung pada perusahaan dan
serta melakukan wawancara. Data yang diperoleh berupa biaya-biaya produksi dan dokumen
lain yang berhubungan dengan penulisan paper ini. Penulis mendatangi langsung perusahaan
dengan berkomunikasi kepada pemilik, terkait informasi biaya produksi.

3. Teknik Pengumpulan Data


1) Study Lapangan (Field Research):
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode kegiatan penelitian yang dilakukan dengan
menanyakan secara langsung kepada perusahaan mengenai segala hal yang
berkaitan dengan penelitian
b. Observasi
Adalah suatu metode penelitian dimana peneliti terjun langsung ke objek yang
diteliti untuk mendapatkan data-data yang akurat dan jelas..

4. Teknis Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan analisis deskriptif untuk memberikan
gambaran secara sistematisndan akurat mengenai suatu keadaan berdasarkan data yang
diperoleh.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Proses produksi Martabak pada Martabak bangka Alis 16 mengeluarkan biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Berikut
rinciannya.
Jenis Produk Unit produksi (kg) Biaya BB (Rp) Biaya TKL (Rp)
Martabak Coklat 900 300.000 2.000.000
Martabak Kacang 600 200.000 1.000.000
Jumlah 1.500 500.000 3.000.000

Biaya Overhead Pabrik UKM. Martabak Bangka Alis 16


No Jenis Biaya jumlah
1 Biaya Bahan Penolong 2.584.000
2. Biaya Bahan Pembungkus 404.000
3. Biaya Listrik dan Air 300.000
4. Biaya penyusutan kompor 8.400
5. Biaya Penyusutan wajan 6.250
6. Biaya penyusutan pisau 15.000
7. Biaya penyusutan gerobak 116,667

8. Biaya penyusutan ember 20.000


9. Biaya penyusutan talenan 3.125
10. Biaya pemeliharaan Gerobak 200.000
11. Biaya Gaji Karyawan 1.500.000
Total 3.657.442
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Tradisional
Tarif Tunggal berdasarkan unit produk = Total BOP sesungguhnya
Total Unit Produksi

= Rp. 3.657.442 = 2.348,29 / kg


1.500
Perhitungan Harga pokok produksi dengan sistem Tradisional pada UKM Martabak
Bangka Alis 16
Martabak Coklat
Elemen Biaya Biaya Total (Rp) Jumlah (unit) Biaya per unit
Biaya Bahan Baku 300.000 900
Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.000.000 900
Biaya Overhead Pabrik 2.113.461 900
( 2.348,29 x 900 )
Biaya Bahan Pembungkus 202.000 900
Biaya Pemakaian Bahan 2.540.000 900
Penolong
Jumlah 7.155.461 900 7.950.51

Martabak Kacang
Biaya Bahan Baku 200.000 600
Biaya Tenaga Keja Langsung 1.000.000 900
Biaya Overhead Pabrik ( 1.408.976 600
2.348,29 x 600 )
Biaya Bahan Pembungkus 202.000 600
Biaya Pemakaian Bahan 2.544.000 600
Penolong
Jumlah 5.354.976 600 8.924,96
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing
Penentuan tarif Pool Rate
Pool Rate aktivitas level unit cost pool I pada UKM Martabak Bangka Alis 16
Cost Pool I Elemen BOP Jumlah (Rp)
Biaya bahan Penolong 2.584.000
Biaya bahan 404.000
pembungkus
jumlah biaya 2.988.000
unit produksi 1.500
Pool Rate I 1.992

Pool Rate aktivitas level unit cost pool II pada UKM Martabak Bangka Alis 16
Cost Pool II Elemen BOP Jumlah (Rp)
Biaya Gaji Karyawan 1.500.000
Jumlah biaya 1.500.000

Jumlah jam Inspeksi 210 jam


Karyawan
Pool Rate II 7.142,85

Pool Rate aktivitas level unit cost pool III pada UKM Martabak Bangka Alis 16
Cost Pool III Elemen BOP Jumlah (Rp)
Biaya Listrik dan Air 300.000
Jumlah biaya 300.000
Jumlah KWH 420
Pool Rate III 714,2
Pool Rate aktivitas level unit cost pool IV pada UKM Martabak Bangka Alis 16

Cost Pool IV Elemen Biaya Jumlah (Rp)


Biaya penyusutan Kompor 8.400
Biaya penyusutan wajan 6.250
Biaya penyusutan pisau 15.000
Biaya penyusutan ember 20.000
Biaya penyusutan Talenan 3.125
Jumlah Biaya 52.775
JM 4200
Pool Rate IV 12,565

Pool Rate aktivitas level unit cost pool V pada UKM Martabak Bangka Alis 16
Cost Pool V Elemen Biaya Jumlah (Rp)
Biaya penyusutan Gerobak 116,667
Biaya pemeliharan gerobak 200.000
Jumlah Biaya 316.667
Luas Gerobak 294
Pool Rate V 1.077
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing pada UKM
Martabak Bangka Alis 16

Keterangan Martabak Coklat (Rp) Martabak Kacang (Rp)


Biaya Bahan Baku 300.000 200.000
Biaya TKL 2.000.000 1.000.000
BOP 2.127,477 1.529.877
Biaya pemakaian 202.000 202.000
pembungkus
Biaya pemakaian Bahan 2.540.000 2.544.000
penolong
Total Biaya Produksi 7.169.477 5.475.877
Harga Pokok Produksi / kg 17.000 17.000

Perbandingan Harga Pokok Produksi Sistem Tradisional dengan Metode Activity


Based Costing pada UKM Martabak Bangka Alis 16
Keterangan Martabak Coklat ( Biaya Martabak Kacang ( Biaya
Total / Biaya per kg ) Total / Biaya per kg )
Sistem Tradisional 7.155.461 / 7.950.51 5.354.976 / 8.924,96
Metode ABC 7.169.477 / 17.000 5.475.877 / 17.000
Selisih 14.016 / 7.300 120.901 / 4.300
Nilai Kondisi Undercost Overcost

Pembahasan :
1. UKM martabak bangka Alis dalam perhitungan harga pokok produksi masih
menggunakan sistem tradisional. Sistem ini dalam membebankan biaya overhead
ke masing-masing hanya menggunakan satu cost driver saja yaitu jumlah unit
produksi. Hasil perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional,
untuk produk martabak coklat adalah Rp. 7.155.461 atau Rp. 7.900 kg dan untuk
martabak kacang Rp. 5.354.976 atau Rp. 8.900 k
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi pada UKM Martabak bangka Alis dengan
Metode Activity Based Costing dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama terdiri
dari mengidentifikasi, menggolongkan, dan menghubungkan berbagai biaya
dengan aktivitas , menentukan cost driver yang tepat untuk masing-masing
aktivitas, pembentukan kelompok-kelompok biaya yang homogen, dan penentuan
tarif kelompok. Tahap kedua adalah membebankan tarif kelompok berdasarkan
cost driver. Berdasarkan hasil perhitungan, harga pokok produksi dengan metode
ABC untuk jenis produk martabak kacang adalah Rp. 7.169.965 atau 17.000/kg
dan untuk jenis produk Martabak kacang Rp. 5.475.877 atau 17.000/kg.
3. Perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi berdasarkan sistem
tradisional dan metode ABC disebabkan karena pembebanan biaya overhead
pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem tradisional biaya overhead pabrik
pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja yaitu
jumlah unit produksi. Akibatnya terjadi distorsi biaya pada pembebanan biaya
overhead pabrik.. pada metode Activity Based costing. terdapat lebih dari satu cost
driver sehingga pembebanannya menjadi lebih tepat.
PERKEMBANGAN USAHA

UKM yang didirikan adalah hanya untuk menambah penghasilan dan ingin usahanya agar
menjadi lebih maju. UKM Martabak Bangka Alis memperoleh pendapatan yang cukup baik
dan terus meningkat disetiap bulannya.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Didalam penelitian ini bertujuan untuk bertujuan untuk mengetahui perhitungan
harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing yang terdapat
didalam CV. Percetakan Arie Karawang dengan mendapatkan informasi dari Pak Dayus
Firmansyah. Dengan berdasarkan informasi uraian pada bab sebelumnya yang telah
dijelaskan perhitungan harga pokok produksi dilakukan di CV. Percetakan Arie Karawang
dengan Judul PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN
MENGGUNAKAN JOB ORDER COSTING PADA CV. PERCETAKAN ARIE
KARAWANG. Hal ini dapat disimpulkan :
1) Dalam perhitungan harga pokok produksi CV. Percetakan Arie Karawang masih
menggunakan perhitungan yang sederhana, hanya melakukan perhitungan Biaya bahan
baku, bahan baku penolong , Biaya Tenaga kerja langsung, Biaya Tenaga kerja tidak
langsung dan Biaya overhead pabrik.
2) Dengan menggunakan pencatatan job order costing, ternyata hasil laba yang diperoleh
lebih baik

2. Saran
Untuk mendapatkan suatu perhitungan pada penentuan harga pokok produksi secara
baik dan benar, maka hal yang harus dilakukan oleh perusahaan seharusnya merubah
cara perhitungan biaya overhead pabrik yang sesuai dengan prinsip akuntansi biaya yang
berdasarkan metode job order costing.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/7312038/HARGA_POKOK_PRODUKSI_DENGAN_METODE_
ACTIVITY_BAST_COSTING
https://www.kompasiana .com
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai