Anda di halaman 1dari 2

“Iya, aku nanti yang bilang ke mama dan papa.


Tegas kakak Kama.
“Oke, aku ambil ya. Nanti kakak yang
Teman Baru yang Membuat Kakakku
bertanggung jawab.” Kataku sambil mengambil
Haaaaaasyim!!
anak anjing itu.
Oleh: Evi Prasetya
Aku dan kakak Kama berjalan pulang ke rumah.
Sampai di rumah, mama sudah berada di teras
Sore ini, seperti biasa di hari yang lumayan menunggu kami dengan pisang goreng dan teh
hangat sudah tersedia di atas meja.
cerah, aku dan kakakku, Kama, pergi berjalan-
“Kama, Kara, cuci tangan ya. Lalu makan pisang
jalan di seputar komplek rumahku. Melihat
gorengnya. Mama sudah masak buat kalian.”
indahnya langit senja dan bercanda bersama
“Iya ma. Tapi Kama mau bilang sesuatu sama
kakak Kama merupakan hal yang sangat aku
mama.” Kata kakak Kama sambil melihatku.
sukai. Kami melihat ada anak-anak komplek
“Apa yang dibawa Kara? Mau bilang apa,
bermain sepak bola di jalanan depan rumah
Kama?” jawab Mama dengan nada yang
mereka. Lalu ada anak yang menendang bola itu
menunjukan kecurigaannya pada kami.
keluar pagar komplek dan kakak Kama berusaha
“Ini ma, kami tadi menemukan anak anjing di
membantu mendapatkan bola itu kembali.
depan komplek. Kasihan, ma. Dia kedinginan.
Tidak lama kemudian bola itu kembali ke dalam
Aku tidak tega meninggalkannya di pinggir jalan
komplek. Tapi kakak Kama tidak terlihat sama
depan komplek.” Jelas kakak Kama sambil
sekali. Tiba-tiba ada suara teriakan kakak Kama
menyuruhku memperlihatkan anak anjing yang
dari luar pagar komplek.
aku bawa.
“Kara! Sini! Cepat!” kakak memanggilku dengan
“Kama, kamu tahu kan kenapa mama tidak
keras.
pelihara anjing di rumah.” Kata mama yang
“Kenapa?” jawabku.
pasti sudah kami duga.
“Buruan ke sini, Kara!” teriaknya lagi.
“Kama tahu mama. Tapi kasihan. Ini dari depan
“Apa, Kak? Kenapa kamu teriak gitu?” jawabku
komplek ke rumah Kama tidak bersin-bersin
sambil berjalan menuju ke arahnya.
kok. Kama tidak apa-apa mama.Haaaasyim!”
“Cepat ke sini! Ada sesuatu di sini!” karena
Kakak Kama bersin setelah bilang seperti itu ke
semakin penasaran, akupun berjalan cepat ke
mama. Mama yang melihatnya tidak jadi marah.
arah kakak Kama. Saat aku berada tepat di
Mama malah tertawa terbahak-bahak.
belakang kakak Kama, aku melihat ada anak
“Kama, Kama. Kamu yakin tidak apa-apa?”
anjing yang sangat lucu. Dia terlihat kedinginan
ledek mama.
dan menangis. Sekarang aku jadi tahu kenapa
“Haaaasyim! Iya ma, tidak apa-apa. Ini hanya
kakak Kama berteriak seperti tadi. Kakak Kama
sesaat.” Kata kakak Kama sambil mengusap
memiliki alergi bulu, jadi dia tidak bisa
hidungnya.
mengambilnya.
“Ma, ayo kita pelihara anak anjing ini. Kakak
“Kara, kamu ambil ya. Gendong anak anjing ini.
Kama yang bantu menyiapkan makanannya
Kita bawa ke rumah.” Kata kakak Kama.
nanti. Kara yang kasih makan dan
“Yakin, kak? Aku bawa ke rumah ya.” Sahutku
memandikannya nanti.” Kataku ke mama.
karena mama pasti tidak mengizinkan.
“Baiklah. Sekarang kita bawa anak anjing itu
agar dia tidak kedinginan. Kara ambil handuk
lama di lemari kecil untuk tempat tidurnya ya. jadi kami bawa pulang. Maaf ya pa. Kakak Kama
Nanti kita bicarakan lagi sama papa kalau papa jadi bersin-bersin di rumah.” Jelasku ke papa.
pulang.” kata mama. “Wow, kalian hebat sekali! Papa bangga. Kakak
Kemudian mama, kakak Kama dan aku Kama hebat! Papa kira bakal kakak tinggalin
menyiapkan semua keperluan anak anjing itu. karena tahu ada alergi.”
Kakak Kama mengambil keranjang yang sudah “Pa, kita pelihara ya pa.” Bujuk kakak Kama ke
sedikit rusak di gudang dan aku mengambil papa.
handuk yang mama bilang. Kami membuatkan “Tentu. Tapi kamu tidak apa-apa Kama? Kamu
tempat tidur untuk anak anjing itu. Sambil nanti bersin-bersin lo.” Goda papa ke kakak
bersin-bersin, kakak Kama menyiapkan Kama.
minuman dan makanan untuknya. Tak lama “Dari tadi pa mereka kekeh untuk memelihara
kemudian, Papa pulang dari kantor. Aku dan anak anjing itu. Dari tadi juga Kama bersin-
kakak Kama berlari keluar menuju garasi untuk bersin. Eh, tapi kok ini sudah tidak bersin lagi,
menyambut Papa. kak?” kata mama
“Hai, kesayangan Papa. Tumben ini jemput “Haaaasyin!” kakak Kama bersin dan kami
papa di depan garasi. Pasti ada sesuatu ya.” semua tertawa.
Kata papa yang heran karena kami berada di Lalu Papa menanyakan nama anak anjing itu.
depan garasi bersamaan. Kami sepakat namanya adalah Sneezie. Itu
“Ini pa, ada sesuatu yang mau kami tunjukkan karena kakak Kama selalu bersin ketika anak
ke papa. Tapi papa jangan marah ya.” Jawab anjing itu mendekatinya.
kakak Kama. Papa berpesan kepada kami untuk merawat
“Apa itu? Jangan-jangan kalian membuat Sneezie dengan baik. Kami pun menyiapkan
masalah ya ke mama?” goda papa. jadwal untuk memberi makan dan memandikan
“Tidak dong, Pa. Kara tidak mau membuat Sneezie. Papa juga bilang alasan papa
masalah. Kami menemukan hal yang luar mengizinkan kami memeliahara Sneeze. Selain
biasa.” Kataku meyakinkan papa. karena kakak Kama yang peduli dengan teman-
“Ayo Pa, ke sini.” Ajak kakak Kama, teman komplek dengan mengambilkan bola
Kami mengajak papa menuju anak anjing kecil yang melambung keluar komplek, kakak Kama
dan imut itu. Ketiika papa melihat anak anjing dan Kara peduli dengan anak anjing yang juga
itu, raut wajah papa berubah. Kami mulai ciptaan Tuhan. Papa menambahkan untuk
merasa papa akan marah. Namun, saling menyayangi satu sama lain termasuk ke
“Wow, anak anjing? Mama yang carikan? Alergi hewan dan tumbuhan.
kakak Kama bagaimana?” kata papa dengan Terimakasih, Papa. Papa mengizinkan kami
sangat antusias. memelihara Sneezie. Kami pasti akan
“Yeee, papa. Mama saja kaget anak-anak bawa menyayanginya sama seperti Papa Mama
anak anjing pulang jalan sore.” Jawab mama. menyayangi kami.
“Loh. Bagaimana ceritanya?” papa bertanya-
tanya.
“Jadi, tadi kakak Kama menemukan anak anjing
ini pa. Di depan komplek. Kakak mau bantu
anak-anak yang main bola, tapi kakak malah
nemuin anak anjing ini. Kami kasihan sama dia,

Anda mungkin juga menyukai