Anda di halaman 1dari 18

 

DAMPAK PSIKOLOGIS KECELAKAAN LALU LINTAS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Diajukan Oleh :

Agung Tri Hanggoro Putro


F.100040262

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

    i 

 
DAMPAK PSIKOLOGIS KECELAKAAN LALU LINTAS

Agung Tri Hanggoro Putro

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Dampak psikologis kecelakaan lalu lintas adalah dampak secara emosional


atau psikis yang menyertai dampak fisik dalam suatu peristiwa kecelakaan lalu lintas.
Dampak psikologis bisa terpengaruh atau tidak terpengaruh dampak fisik yang
didapat dari kecelakaan lalu lintas. Dampak psikologis ini biasanya berupa
kecemasan, trauma, depresi, dan gangguan disosiatif terhadap korban kecelakaan.
Faktor yang mempengaruhi berasal dari dalam (internal) yaitu: motivasi, kecerdasan,
kepribadian yang introvert atau ekstrovet dan faktor dari luar (eskternal) berupa
dukungan keluarga, teman, rekan dari korban kecelakaan lalu lintas dan juga dari
profesional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana dampak
psikologis korban kecelakaan lalu lintas. Pertanyaan penelitian ini adalah: apa saja
dampak psikologis yang dialami korban kecelakaan lalu lintas dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi psikologis korban. Penelitian ini mengambil informan yang
mengalami kecelakaan lalu lintas dengan kriteria mengalami kecelakaan berat,
sedang, dan ringan. Informan yang diambil berjumlah enam orang yang terdiri dari
tiga orang informan utama dan tiga orang informan pendamping. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu dengan cara
wawancara kepada pihak yang telah didapat dan bersedia menjadi informan. Hasil
penelitian bahwa informan kedua mengalami luka berat, berupa patang tulang di
seluruh tubuh sehingga wajah sudah tidak bisa di kenali dan mengalami koma
dengan motivasi dan dukungan keluarga informan bisa kembali seperti sediakala.
Luka sedang oleh informan pertama mengalami amnesia dan menjalani rawat inap di
rumah sakit. Informan kedua masih mengalami trauma ketika berad di jalan berliku.
Kecelakaan ringan dialami oleh informan ketiga hanya rawat jalan karena luka lecet
dan haya mengendarai secara perlahan hingga sekarang.
Kata kunci: Dampak psikologis, trauma, korban, kecelakaan lalu lintas


 
PENGANTAR kejadian. Tahun lalu, Surakarta menduduki
Latar Belakang Masalah posisi kedua dari enam Polwil yang ada.
Kecelakaan lalu lintas merupakan "Terjadi peningkatan 90 kejadian atau
fenomena yang sering terjadi, hal ini sekitar 16%,". (Solo, CyberNews, 2008).
disebabkan oleh kecenderungan para Tahun 2012 saat arus mudik
pengemudi angkutan umum maupun berlangsung, POLRI mencatat jumlah
kendaraan pribadi untuk mengambil jalan terbanyak dengan jumlah 93 kasus
pintas dengan tujuan agar laju kendaraannya kecelakaan di Jawa tengah, sehingga Jawa
tidak tersendat atau terjebak kemacetan dan Tengah pun masuk dalam prioritas Polri
mengejar waktu. Kecenderungan tersebut dalam mengamankan situasi menjelang dan
adalah salah satu faktor utama penyebab sesudah lebaran. Hal ini dipaparkan Kepala
terjadinya kecelakaan lalu lintas (Sumarno, Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen
2007). Pol Boy Rafli Amar, berdasarkan hasil
Faktor-faktor lainnya seperti pantauan Polri dalam rangkaian Operasi
kendaraan (yang buruk), (keteledoran) Kepolisian Terpusat "Ketupat Jaya 2012",
manusia, keadaan alam (yang kurang mulai H-9 atau Sabtu (11/8) hingga H-8 atau
bersahabat), meningkatnya perkembangan Minggu (12/8). (Suara Merdeka, 2012)
pengguna lalu lintas, kecenderungan untuk Gangguan stress paska trauma
melanggar lalu lintas, terbatasnya personil kecelakaan ditandai oleh berbagai macam
yang berwenang mengatur lalu lintas, tidak indikasi diantaranya, pengulangan memori
seimbangnya pertambahan kendaraan atau ingatan tentang peristiwa kecelakaan,
bermotor berpengaruh terhadap pergerakan mimpi buruk tentang kecelakaan, dan
lalu lintas, dapat mengakibatkan menghindari apapun yang dapat
peningkatan jumlah pelanggaran dan mengingatkan korban pada peristiwa
kecelakaan perkara lalu lintas. (Sumarno, kecelakaan tersebut. Gangguan stress paska
2007). trauma mempengaruhi setidaknya 8% orang,
Tahun 2006 terdapat kasus kadangkala sepanjang hidup mereka,
kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di wilayah termasuk masa kanak-kanak. Banyak orang
Surakarta, yaitu 519 kejadian kecelakaan mengalami peristiwa traumatik, seperti
yang mengakibatkan korban meninggal 28 veteran perang dan korban pemerkosaan
orang, luka berat 37 orang, luka ringan 680 atau kegiatan kekerasan lainnya, mengalami
orang dan kerugian material Rp 231,840 gangguan stress posttraumatic. (mediastore,
juta. Sementara pada 2007 ada 636 kejadian, 2007)
dengan korban meninggal 57 orang, luka Kecelakaan lalu lintas, terutama
berat 28 orang, luka ringan 837 orang dan yang menimbulkan luka berat kemungkinan
kerugian sebesar Rp 360,390 juta. dapat membekas secara mendalam dalam
Kecelakaan lalu lintas di Surakarta pikiran serta perasaan korban yang terlibat.
menduduki posisi pertama dari enam Di samping itu, korban mungkin juga akan
wilayah yang ada di Jawa Tengah (Solo, mengalami trauma. Emosi korban
CyberNews, 2008). kecelakaan lalu lintas terguncang ketika
Tahun 2007 mencatat 2.799 kasus mendengar benturan yang keras, merasakan
lakalantas di enam kabupaten di wilayah seluruh tubuhnya sakit, apalagi ketika
Karesidenan Surakarta. Kapolda Jateng Irjen melihat luka fisik yang dialami, melihat
Pol FX Sunarna menjelaskan, jumlah itu korban lain meninggal atau mengalami luka
naik dibanding tahun 2006 sebanyak 1.671


 
fisik yang berat, membawa suasana lebih Kecelakaan lalu lintas, terutama
mencekam (www.ncptsd.va.gov). yang menimbulkan luka berat bagi
Hal ini dapat membuat korban panik kebanyakan orang merupakan suatu
dan ketakutan. Semua peristiwa tersebut pengalaman traumatik yang berat. Korban
dapat terekam dalam otak, kengerian pun kecelakaan lalu lintas diharapkan dapat
dapat terekam dan trauma dapat terus mengatasi kegelisahan psikologis yang
berulang. Otak akan mengartikan dan mungkin timbul akibat kecelakaan yang
menerjemahkan peristiwa kecelakaan, dialami. Akan tetapi tidak semua korban
kemudian menetapkan respon. Otak kecelakaan lalu lintas mampu keluar dari
mengartikan dan mempersepsikan pengalaman traumatiknya. Hal ini
pengalaman traumatik dan memperkirakan disebabkan oleh cara memberi makna,
apa yang akan terjadi di masa yang akan merespon dan mengatasi peristiwa traumatik
datang dapat menimbulkan rasa aman dan serta usaha untuk menyesuaikan diri
stres. Korban kecelakaan lalu lintas yang terhadap masalah yang berbeda antara satu
memberi makna negatif pada peristiwa orang dengan orang lainnya.
kecelakaan yang dialaminya akan sulit untuk Data-data di atas mengungkapkan
memahami dan menerima kenyataan buruk banyaknya kecelakaan lalu lintas dapat
yang telah terjadi (www.ncptsd.va.gov). mengakibatkan gangguan psikologis pada
Menurut Hadi (2004), stres yang diri korban kecelakaan baik berat maupun
berlarut-larut akan menimbulkan perasaan kecelakaan ringan. Kecelakaan lalu lintas
cemas, takut, tertekan, kehilangan rasa tersebut dapat mengakibatkan dampak
aman, harga diri terancam, dan gelisah. psikologis seperti trauma, gangguan mental
Kecemasan yang berlarut-larut dan pada korban atau keluarga korban yang
berlangsung lama akan menurunkan masih selamat. Dinamika psikologis setelah
kemampuan dan efisiensi seseorang dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas tersebut
menjalankan fungsi hidup dan pada akhirnya menginsprirasi peneliti untuk melakukan
akan dapat menimbulkan berbagai macam penelitian tentang “Dampak Psikologis
gangguan jiwa sebagai dampak psikologis Kecelakaan Lalu Lintas”. Peneliti
setelah kecelakaan. mengambil para informan penelitian dari
Dampak psikologis dari kecelakaan orang yang pernah mengalami kecelakaan
lalu lintas, baik pemahamannya maupun lalu lintas dengan dampak luka fisik berupa
upaya penanganannya belum mendapat luka ringan dan luka berat di Solo Raya.
perhatian yang maksimal. Perhatian yang
diberikan kepada korban kecelakaan lalu LANDASAN TEORI
lintas biasanya lebih terpusat pada Dampak Psikologis
penanganan secara fisik, sedangkan
penanganan secara psikologis seringkali 1. Pengertian Dampak psikologis
mendapat prioritas yang terakhir. Bantuan Kecelakaan tidak terjadi kebetulan,
serta upaya pemulihan korban kecelakaan melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada
lalu lintas hendaknya dapat dilakukan penyebabnya, sebab kecelakaan harus
dengan segera, sebab gangguan ini jika dianalisis dan ditemukan, agar tindakan
berlangsung terus menerus akan korektif kepada penyebab itu dapat
menyebabkan gangguan kronis dan akan dilakukan serta dengan upaya preventif lebih
sangat mengganggu kehidupan sosial dan lanjut kecelakaan dapat dicegah. Kecelakaan
pekerjaan individu tersebut. merupakan tindakan tidak direncanakan dan
tidak terkendali, ketika aksi dan reaksi


 
objek, bahan, atau radiasi menyebabkan dapat direspon dengan suatu ancaman
cedera atau kemungkinan cedera (Heinrich, sebelum yang bersangkutan menyadari
1980). Menurut D.A. Colling (1990) yang ancaman tersebut), akar dari gangguan
dikutip oleh Bhaswata (2009) kecelakaan kecemasan mungkin tidak akan menjadi
dapat diartikan sebagai tiap kejadian yang pemisahan mekanisme yang menyertainya
tidak direncanakan dan terkontrol yang namun terjadi pemisahan mekanisme yang
dapat disebabkan oleh manusia, situasi, mengendalikan respon kecemasan dan yang
faktor lingkungan, ataupun kombinasi- menyebabkan situasi diluar kontrol (Sani,
kombinasi dari hal-hal tersebut yang 2012).
mengganggu proses kerja dan dapat Freud (dalam Hall dan Lindzay,
menimbulkan cedera ataupun tidak, 1995) menyatakan bahwa ego disebut
kesakitan, kematian, kerusakaan property sebagai eksekutif kepribadian, karena ego
ataupun kejadian yang tidak diinginkan mengontrol pintu-pintu ke arah tindakan,
lainnya. memilih segi-segi lingkungan kemana ia
Berdasarkan Undang-undang Nomor akan memberikan respon, dan memutuskan
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan insting-insting manakah yang akan
Angkutan Jalan, mengungkapkan dipuaskan dan bagaimana caranya. Dalam
kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif ini,
di jalan yang tidak diduga dan tidak ego harus berusaha mengintegrasikan
disengaja yang melibatkan kendaraan tuntutan id, superego, dan dunia luar yang
dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang sering bertentangan. Hal ini sering
mengakibatkan korban manusia dan/atau menimbulkan tegangan berat pada ego dan
kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas menyebabkan timbulnya kecemasan.  Freud
adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang (1993) menerangkan ada beberapa respon
sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang psikologis terhadap kecemasan, yaitu: 1).
menyebabkan cedera atau kerusakan atau Perilaku; Gelisah, tremor/getaran, gugup,
kerugian pada pemiliknya (korban) (WHO, bicara cepat dan tidak ada koordinasi,
1984). menarik diri, dan menghindar. 2). Kognitif;
Gangguan perhatian, konsentrasi hilang,
2. Macam Dampak Psikologis mudah lupa, salah tafsir, bloking, bingung,
Kecelakaan lalu lintas selalu lapangan persepsi menurun, kesadaran diri
memberikan dampak kepada korban mapun yang berlebihan, kawatir yang berlebihan,
keluarga hingga orang yang melihat obyektifitas menurun, takut kecelakaan,
kecelakaan. Dampaknya berupa dampak takut mati dan lain-lain. 3). Afektif; Tidak
secara fisik maupun dampak secara sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang
psikologis. Dampak psikologis ada beberapa luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain.
diantaranya yaitu: b. Post-Traumatic Stress Disorder
a. Kecemasan (PTSD)/ Trauma
Faktor - faktor yang mempengaruhi Trauma berasal dari bahasa Yunani
kecemasan seseorang meliputi beberapa yang berarti luka Cerney (dalam Pickett,
aspek antara lain; komponen genetik 1998). Kata trauma digunakan untuk
terhadap kecemasan, scan otak dapat melihat menggambarkan kejadian atau situasi yang
perbedaan terutama pada pasien kecemasan dialami oleh korban. Kejadian atau
yang respon dengan signal berbahaya, pengalaman traumatik akan dihayati secara
sistem pemrosesan informasi dalam berbeda-beda antara individu yang satu
seseorang berjalan dengan singkat (hal ini dengan lainnya, sehingga setiap orang akan


 
memiliki reaksi yang berbeda pula pada saat stressor, dengan kondisi mood yang
menghadapi kejadian yang traumatik. menurun (Wenar dan Kerig, 2000). Depresi
Pengalaman traumatik adalah suatu kejadian adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu
yang dialami atau disaksikan oleh individu, keadaan sedih, bila kondisi depresi
yang mengancam keselamatan dirinya seseorang sampai menyebabkan
(Lonergan, 1999). Oleh sebab itu, terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya
merupakan suatu hal yang wajar ketika maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan
seseorang mengalami shock baik secara fisik depresi (www.id.wikipedia.org).
maupun emosional sebagai suatu reaksi stres Depresi Mayor adalah suatu
atas kejadian traumatik tersebut. Kadangkala gangguan mood yang parah yang ditandai
efek after shock ini baru terjadi setelah oleh episode-episode depresi mayor,
beberapa jam, hari, atau bahkan berminggu- individu mengalami salah satu diantara
minggu. mood depresi (merasa sedih, putus asa,
Menurut Kaplan dan Sadock (1997) terpuruk) atau kehilangan minat atau rasa
dalam bukunya synopsis psikiatri, pasien senang dalam semua atau berbagai aktivitas
yang diklasifikasikan sebagai penderita untuk periode waktu paling sedikit 2 minggu
gangguan stres paska trauma, mereka harus (Nevid dkk, 2005). Depresi Mayor
mengalami suatu stres emosional yang besar merupakan gangguan yang lebih berat,
yang menyebabkan traumatik bagi hampir membutuhkan lima atau lebih symptom-
setiap orang. Sedangkan menurut Stamm simptom selama dua minggu, salah satunya
(1999), stres traumatik merupakan suatu harus ada gangguan mood, atau
reaksi yang alamiah terhadap peristiwa yang ketidaksenangan pada anak-anak (Wenar
mengandung kekerasan (seperti kekerasan dan Kerig, 2000). Sedangkan episode
kelompok, pemerkosaan, kecelakaan, dan depresi berat menurut kriteria DSM-IV-TR,
bencana alam) atau kondisi dalam dalam Durand dan Barlow (2006), adalah
kehidupan yang mengerikan (seperti suasana perasaan ekstrem yang berlangsung
kemiskinan, deprivasi, dll). Kondisi tersebut paling tidak dua minggu dan meliputi gejala-
disebut juga dengan stres pasca traumatik gejala kognitif (seperti perasaan tidak
atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). berharga dan tidak pasti) dan fungsi fisik
c. Depresi yang terganggu (seperti perubahan pola
Depresi merupakan salah satu gangguan tidur, perubahan nafsu makan dan berat
mood (mood disorder). Depresi sendiri badan yang signifikan, atau kehilangan
adalah gangguan unipolar, yaitu gangguan banyak energi) sampai titik dimana aktivitas
yang mengacu pada satu kutub (arah) atau atau gerakan yang paling ringan sekalipun
tunggal, yang terdapat perubahan pada membutuhkan usaha yang luar biasa besar.
kondisi emosional, perubahan dalam
motivasi, perubahan dalam fungsi dan d. Gangguan Disosiatif (Dissociative
perilaku motorik, dan perubahan kognitif Disorders)
(Nevid dkk, 2005) Gangguan Disosiatif adalah
Depresi adalah gangguan perubahan kesadaran mendadak yang
penyesuaian diri atau gangguan dalam mempengaruhi memori dan identitas. Para
perkembangan emosi jangka pendek atau individu yang menderita gangguan disosiatif
masalah-masalah perilaku, dimana dalam tidak mampu mengingat berbagai peristiwa
kasus ini, perasaan sedih yang mendalam pribadi penting atau selama beberapa saat
dan perasaan kehilangan harapan atau lupa akan identitasnya atau bahkan
merasa sia-sia, sebagai reaksi terhadap


 
membentuk identitas baru. (Davison dan Kaplan, Sadock, dan Grebb (1994)
Neale, 2001). mengatakan orang yang mengalami fugue
Masalah utama pada gangguan disosiatif tidak hanya mengalami amnesia
disosiatif adalah individu merasa kehilangan total, namun tiba-tiba meninggalkan rumah
identiras dirinya, mengalami kebingungan dan beraktivitas dengan menggunakan
mengenai identitas dirinya, atau bahakan identitas baru.
memiliki beberapa identitas sekaligus. 3) Gangguan Depersonalisasi
Biasanya gangguan ini muncul sebagai Gangguan depersonalisasi adalah
pertahanan diri menghadapi peristiwa suatu kondisi dimana persepsi atau
traumatic dalam kehidupan. (Kaplan, pengalaman seseorang terhadap diri sendiri
Sadock, dan Grebb, 1994) berubah. Dalam episode depersonalisasi,
Gangguan disosiatif dibagu atas 4 yang umumnya dipicu oleh stres, individu
macam gangguan, yaitu amnesia disosiatif, secara mendadak kehilangan rasa diri
fugue disosiatif, gangguan depersonalisasi, mereka (Davison dan Neale, 2001). Para
dan gangguan disosigtif (dahulu dikenal penderita gangguan ini mengalami
dengan multiple personality disorder) pengalaman sensori yang tidak biasa,
(Davison dan Neale, 2001). misalnya ukuran tangan dan kaki mereka
1) Amnesia Disosiatif berubah secara drastis, atau suara mereka
Amnesia disosiatif adalah hilangnya terdengar asing bagi mereka sendiri.
memori setelah kejadian yang penuh stres. Penderita juga merasa berada di luar tubuh
Seseorang yang menderita gangguan ini mereka, menatap diri mereka sendiri dari
tidak mampu mengingat informasi pribadi kejauhan, terkadang mereka merasa seperti
yang penting, biasanya setelah suatu episode robot, atau mereka seolah bergerak di dunia
yang penuh stres. Pada amnesia total, nyata. (Kaplan, Sadock, dan Grebb, 1994)
penderita tidak mengenali keluarga dan 4) Gangguan Identitas Disosiatif
teman-temannya, tetapi tetap memiliki Gangguan identitas disosiatif suatu
kemampuan bicara, membaca dan penalaran, kondisi dimana seseorang memiliki minimal
juga tetap memiliki bakat dan pengetahuan dua atau lebih kondisi ego yang berganti-
tentang dunia yang telah diperoleh ganti, yang satu sama lain bertindak bebas.
sebelumnya. (Davison dan Neale, 2001). (Davison dan Neale, 2001). Sedangkan
Ketidakmampuan untuk mengingat Kaplan, Sadock, dan Grebb (1994)
informasi, biasanya yang berkaitan dengan mendefinisikan terdapat dua tau lebih
peristiwa yang traumatic atau menekan, dan kepribadian yang berbeda pada satu
tidak dapat dijelaskan dengan istilah lupa individu. Gangguan ini merupakan
pada umumnya. Amnesia ini juga tidak gangguan disosiatif yang paling parah dan
disebabkan obat-obatan dan adanya kondisi kronis. Menurut DSM-IV-TR, diagnosis
medis yang kadangkala dapat memunculkan gangguan disosiatif (GID) dapat ditegakkan
gejala “lupa” (Kaplan, Sadock, dan Grebb, bila seseorang memiliki sekurang-kurangnya
1994) dua kondisi ego yang terpisah, atau berubah-
2) Fugue Disosiatif ubah, kondisi yang berbeda dalam
Fugue disosiatif adalah hilangnya keberadaan, perasaan dan tindakan yang satu
memori yang disertai dengan meninggalkan sama lain tidak saling mempengaruhi dan
rumah dan menciptakan identitas baru. yang muncul serta memegang kendali pada
Dalam fugue disosiatif, hilangnya memori waktu yang berbeda.
lebih besar dibanding dalam amnesia
disosiatif. (Davison dan Neale, 2001).


 
3. Faktor yang Mempengaruhi suatu produk yang bernilai dalam satu latar
Dampak Psikologis belakang budaya atau lebih. Dengan kata
lain kecerdasan dapat bervariasi menurut
Ada dua faktor yang mempengaruhi konteknya. George D. Stoddard (1941)
dampak psiokologis seseorang baik dalam menyebutkan kecerdasan sebagai
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan pesawat, kemampuan untuk memahami masalah-
bencana alam, maupun kekerasan yang masalah yang bercirikan: mengandung
dialami oleh korban. Faktor tersebut adalah kesukaran, kompleks, abastrak, diarahkan
faktor internal dan faktor internal. pada tujuan, ekonomis, dan bernilai social.
a. Faktor internal Garett (1946) mendefinisikan kecerdasan
Salah satu faktor yang setidak-tidaknya mencakup kemampuan-
mempengaruhi dampak psikologis adalah kemampuan yang diperlukan untuk
factor internal yang berasal dari dalam diri memecahkan masalah-masalah yang
korban. Berikut ini beberapa faktor internal. memerlukan pengertian serta menggunakan
1) Motivasi simbol-simbol.
Motivasi (motivation) berasal dari Bischof (1954) psikolog Amerika
bahasa Latin, yakni movere yang berarti mendefinisikan kecerdasan adalah
menggerakkan (to move). Rumusan kemampuan untuk memecahkan segala jenis
motivasi berarti bahwa motivasi mewakili masalah. Lewis Hedison Terman
proses-proses psikologikal yang memberikan pengertian kecerdasan sebagai
menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan kemampuan untuk berfikir secara abstrak
terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan dengan baik (lih. Hariman, 1958). David
sukarela (volunteer) yang diarahkan ke arah Wechsler (1958) mendefinisikan kecerdasan
tujuan tertentu (Winardi, 2007). sebagai kemampuan untuk bertindak secara
Motivasi adalah dorongan psikologis terarah, berpikir secara rasional, dan
yang mengarahkan seseorang menuju menghadapi lingkungannya secara efektif.
sebuah tujuan. Kata motivasi berasal dari Freeman (1959) memandang
kata latin movere, yang bermakna bergerak. kecerdasan sebagai, kemampuan untuk
Namun motivasi melibatkan lebih dari menyatukan pengalaman-pengalaman,
sekedar gerakan fisik. Motivasi melibatkan kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
gerakan fisik dan mental. Motivasi juga kemampuan untuk menyelesaikan tugas-
mempunyai dua sisi: gerakan dapat dilihat, tugas yang sulit dengan memperhatikan
akan tetapi motif harus disimpulkan aspek psikologis dan intelektual, dan
(Simamora, 2004). Motivasi adalah suatu kemampuan untuk berpikir abstrak.
dorongan dari dalam diri seseorang yang Heidenrich (1970) mendefinisikan
menyebabkan orang tersebut melakukan kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar
kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai dan menggunakan apa yang telah dipelajari
suatu tujuan. Menurut Mc.Donald, motivasi dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap
adalah suatu perubahan energi di dalam situasi-situasi yang kurang dikenal atau
pribadi seseorang yang ditandai dengan dalam pemecahan masalah. Sorenson (1977)
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai kecerdasan adalah kemampuan untuk
tujuan (Notoatmodjo, 2003). berpikir abstrak, belajar merespon dan
2) Kecerdasan kemampuan untuk beradaptasi dengan
Dr. Howard Gardner mendefinisikan lingkungan. Suryabrata (1982) kecerdasan
kecerdasan adalah kemampuan untuk didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat
memecahkan masalah atau menciptakan umum dari individu untuk mengadakan


 
penyesuaian terhadap situasi-situasi baru membutuhkan kegembiraan, mengambil
atau problem yang sedang dihadapi. tantangan, sering menentang bahaya,
3) Introvert dan ekstrovet berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu,
Jung mengatakan (dalam Hall dan dan biasanya suka menurutkan kata hatinya,
Lindzey, 1978) bahwa ekstrovert adalah gemar akan gurau-gurauan, selalu siap
kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh menjawab, dan biasanya suka akan
dunia objektif, orientasinya terutama tertuju perubahan, riang, tidak banyak
ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya pertimbangan (easy going), optimis, serta
lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. suka tertawa dan gembira, lebih suka untuk
Sedangkan introvert adalah kepribadian tetap bergerak dalam melakukan aktivitas,
yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, cenderung menjadi agresif dan cepat hilang
orientasinya tertuju ke dalam. kemarahannya, semua perasaannya tidak
Menurut Eysenck (dalam Pervin, disimpan dibawah kontrol, dan tidak selalu
1993), introvert adalah satu ujung dari dapat dipercaya (Aiken, 1993).
dimensi kepribadian introversi – ekstroversi b. Faktor eksternal
dengan karakteristik watak yang tenang, Faktor eksternal yang mempengaruhi
pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dampak psikologis seorang korban baik
dan menghindari resiko. Eysenck juga korban kecelakaan, bencana alam, dan
mengatakan dalam teorinya, bahwa kekerasan serta perang adalah dukungan
ekstrovert adalah satu ujung dari dimensi sosial dari keluarga, rekan, teman dan ahli
kepribadian introversi – ekstroversi dengan professional seperti dokter, perawat,
karakteristik watak peramah, suka bergaul, psikolog, maupun psikiater. Berikut ini
ramah, suka menurutkan kata hati, dan suka adalah pembahasan tentang dukungan sosial.
mengambil resiko. 1) Dukungan sosial
Peneliti menyimpulkan bahwa Dukungan keluarga didefinisikan
ekstrovert adalah suatu tipe kepribadian oleh Gottlieb (1983) (dalam Zainudin, 2002)
berdasar skap jiwa terhadap dunianya, yang yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan
merupakan satu ujung dari dimensi yang nyata atau tingkah laku yang diberikan
kepribadian introversi – ekstroversi, yang oleh orang-orang yang akrab dengan
dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya informan didalam lingkungan sosialnya atau
terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, yang berupa kehadiran dan hal yang dapat
dan tindaknnya ebih banyak ditentukan oleh memberikan keuntungan emosional atau
lingkungan. Sedangkan introvert adalah pengaruh pada tingkah laku penerimaannya.
suatu tipe kepribadian berdasar sikap jiwa Dalam hal ini orang yang merasa
terhadap dunianya, yang merupakan satu memperoleh dukungan sosial, secara
ujung dari dimensi kepribadian introversi – emosional merasa lega, diperhatikan,
ekstroversi, yang dipengaruhi oleh dunia mendapat saran atau kesan yang
subjektif, orientasinya terutama tertuju ke menyenangkan pada dirinya. Menurut
dalam. Sarason (1983) (dalam Zainudin, 2002),
Ekstrovert dan introvert dukungan keluarga adalah keberatan,
digambarkan oleh Eysenck (1975), (dalam kesedihan, kepedulian dari orang-orang
Aiken, 1993) adalah sebagai berikut : yang yang dapat diandalkan, menghargai dan
khas dari ekstrovert adalah mudah bergaul, menyayangi kita, pandangan yang sama juga
suka pesta, mempunyai banyak teman, dikemukakan oleh Cobb (2002)
membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak mendefinisikan dukungan keluarga sebagai
suka membaca atau belajar sendirian, sangat adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan


 
atau menolong orang dengan sikap atau perasaan individu dan perbandingan
menerima kondisinya, dukungan keluarga positif penderita kusta dengan penderita
tersebut diperoleh dari individu maupun lainnya seperti orang-orang yang kurang
kelompok. mampu atau lebih buruk keadaannya
Pierce (dalam Kail and Cavanaug, (menambah harga diri). (Marlyn, 1998)
2000) mendefinisikan dukungan social c) Dukungan materi
sebagai sumber emosional, informasional Keluarga merupakan sebuah sumber
atau pendampingan yang diberikan oleh pertolongan praktis dan konkrit, mencakup
orang - orang disekitar individu untuk bantuan langsung seperti dalam bentuk
menghadapi setiap permasalahan dan krisis uang, peralatan, waktu, modifikasi
yang terjadi sehari - hari dalam kehidupan. lingkungan maupun menolong dengan
Dimatteo (1991) mendefinisikan dukungan pekerjaan waktu mengalami stress. (Marlyn,
sosial sebagai dukungan atau bantuan yang 1998)
berasal dari orang lain seperti teman, d) Dukungan informasi
tetangga, teman kerja dan orang- orang Keluarga berfungsi sebagai sebuah
lainnya. Rook (1985) (dalam Smet, 1994) koletor dan disseminator (penyebar)
mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi tentang dunia, mencakup
salah satu fungsi pertalian sosial yang memberri nasehat, petunjuk-petunjuk, saran
menggambarkan tingkat dan kualitas umum atau umpan balik. Bentuk dukungan
dari hubungan interpersonal yang akan keluarga yang diberikan oleh keluarga
melindungi individu dari konsekuensi stres. adalah dorongan semangat, pemberian
Dukungan sosial yang diterima dapat nasehat atau mengawasi tentang pola makan
membuat individu merasa tenang, sehari-hari dan pengobatan. Dukungan
diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan keluarga juga merupakan perasaan individu
kompeten. Tersedianya dukungan sosial yang mendapat perhatian, disenangi,
akan membuat individu merasa dicintai, dihargai dan termasuk bagian dari
dihargai dan menjadi bagian dari kelompok. masyarakat. (Utami, 2003).
2) Bentuk dukungan sosial 3) Sumber Dukungan Sosial
Ada beberapa bentuk dari dukungan Goetlieb (1983) menyatakan ada dua
sosial yang dijabarkan menjadi empat macam hubungan dukungan sosial, yaitu
bagian yaitu: hubungan professional yakni bersumber dari
a) Dukungan emosional orang-orang yang ahli di bidangnya, seperti
Keluarga sebagai sebuah tempat konselor, psikiater, psikolog, dokter maupun
yang aman dan damai untuk istirahat dan pengacara, serta hubungan non professional,
pemulihan serta membantu penguasaan yakni bersumber dari orang-orang terdekat
terhadap emosi. (misalnya: umpan balik dan seperti teman, keluarga maupun relasi.
penegasan). (Marlyn, 1998). Gerungan (1999), keluarga
merupakan kelompok sosial pertama dalam
b) Dukungan penghargaan kehidupan manusia, tempat individu belajar
Keluarga bertindak sebagai sebuah dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial.
bimbingan umpan balik, membimbing dan Di dalam keluarga individu belajar
menengahi pemecahan masalah dan sebagai memperhatikan keinginan orang lain dan
sumber dan validator identitas anggota. bekerja sama. Pengalaman - pengalaman
Terjadi lewat ungkapan hormat berinteraksi dalam keluarga turut
(penghargan) positif untuk korban menentukan tingkah lakunya terhadap
kecelakaan, persetujuan dengan gagasan orang-orang lain di luar keluarga, termasuk


 
tetangga di lingkungan tempat tinggalnya Dinamika psikologis dari kecelakaan
maupun temannya. Keluarga dapat menjadi itu sendiri bisa berdampak negatif terhadap
pemberi dukungan yang utama bagi korban kecelakaan. Dampak negatif sendiri
seseorang dalam menemukan kualitas serta dapat berupa depresi, distorsi, trauma,
kuantitas bantuan yang didapatnya Caplan phobia, stress, kecemasan, shock dan
(dalam Maldonado, 2005). Penelitian yang lainnya. Korban yang mengalami dampak
ada menemukan bahwa dukungan sosial dari psikologis dapat kembali dalam kondisi
keluarga merupakan hal yang paling efektif normal secara psikologis setelah melewati
dalam mengurangi beban pada perempuan perilaku coping yang berbeda-beda
sedangkan dukungan sosial dari tempat kerja waktunya. Semua itu tergantung dengan
lebih efektif untuk laki-laki. House (dalam dukungan sosial yang didapat korban
Maldonado, 2005). maupun peran dari psikolog, dokter, atau
Pentingnya dukungan sosial pada therapist yang ikut menganani korban. Suatu
keluarga juga diungkapkan oleh Holahan teori yang diajukan oleh Horowitz
dan Moos (dalam Pakalns, 1990) yang menyatakan bahwa ingatan tentang kejadian
menemukan bahwa dukungan sosial dari traumatik muncul secara konstan dalam
keluarga lebih berpengaruh kepada mood pikiran seseorang dan sangat menyakitkan
dibandingkan dengan dukungan sosial dari sehinga secara sadar mereka mensupresinya
lingkungan kerja pada perempuan. atau merepresinya. Orang yang
bersangkutan diyakini mengalami semacam
Dinamika Dampak Psikologis Korban perjuangan internal untuk mengintegrasikan
Kecelakaan Lalu Lintas trauma ke dalam keyakinannya tentang
Setiap kali terjadi sebuah peristiwa dirinya dan dunia agar dapat menerimanya
kecelakaan lalu lintas ada yang mengalami secara masuk akal. Keadaan normal atau
berbagai dampak, baik damapak secara fisik tidaknya korban kecelakaan dapat dibagi
maupun dampak secara psikologis. menjadi tiga yaitu: afeksinya atau kondisi
Seseorang yang mengalami peristiwa jiwa saat terjadi peristiwa, labil atau
menyakitkan atau traumatis dapat tidaknya kembali seperti sedia kala sebelum
menempatkan seorang manusia mengalami kecelakaan, kognitif atau cara berpikir
tekanan atau stress, bahkan seperti korban dalam mengatasi apa yang telah
mengalami trauma kembali. Dampak menimpanya, dan konasi atau perilaku
psikologis selalu mempengaruhi korban korban kembali normal dalam keadaan
kecelakaan baik ketika korban mengalami sebelum kecelakaan terjadi.
luka ringan yang hanya menyebabkan lecet Keadaan berbeda ketika korban
sampai luka berat yang mangakibatkan mendapatkan dukungan dari dalam dirinya
korban mengalami pendarahan hebat dan dukungan sosial. Disaat mendapatkan
maupun kehilangan angota tubuhnya. dukungan sosial korban berupaya
Dampak psikologis dapat mempengaruhi memanipulasi kognisinya dengan
perilaku korban ketika di jalan raya. Secara melakukan penyangkalan bahwa yang
positif menyadarkan pengendara kendaraan terjadi tidaklah seburuk apa yang dipikirkan.
bermtor untuk berhati-hati dalam Manipulasi kognisi yang disertai dengan
berkendara, menggunakan alat keselamatan dukungan sosial inilah kemudian membantu
ketika berkendara, tidak melanggar, ataupun subyek untuk mampu membantuk strategi
tidak kejar-mengejar sesama pengendara coping atas segala permasalahan yang
kendaraan bermotor. dihadapinya. Untuk meminimalisir tekanan-
tekanan psiologis yang menimpanya subyek

10 
 
memiliki beberapa strategi coping, yaitu: isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat
mengikuti kegiatan konseling, menggunakan dilakukan oleh pendekatan lain.
aktivitas alternatif untuk melupakan rasa Observasi menurut Young (dalam
kecewaatas perilaku traumatis, Moleong, 1995) adalah suatu metode
mengembalikan semua kejadian yang penelitian yang dijalankan dengan
menimpanya pada yang Maha Kuasa, mengamati obyek secara sistematis dan
berusaha membangun suatu pemikiran yang sengaja (tidak asal dan kebetulan) dengan
positif, mencari dukungan moral, simpati menggunakan penginderaan (mata dan
dan pemahaman terhadap stresor yang telinga) sebagai alat untuk mengungkap
dihadapinya. Beberapa hal diatas mungkin kejadian pada waktu berlangsung. Observasi
bisa membantu untuk pemulihan korban. pada penelitian ini dilakukan untuk
METODE PENELITIAN melengkapi data-data yang diperoleh
Gejala Penelitian melalui wawancara dan juga untuk
Gejala penelitian yang akan penulis memperoleh infromasi serta gambaran yang
teliti adalah: Dampak psikologis korban lebih jelas.
kecelakaan lalu lintas. Analisis Data
Subjek Analisis data merupakan suatu
Subjek penelitian ini adalah enam tingkah yang sangat kritis dalam suatu
orang informan, tiga orang informan utama, penelitian (Suryabrata, 1992). Analisis data
dan tiga orang informan pendukung adalah cara penelitian untuk mengolah data
Metode Pengumpulan Data yang terkumpul sehingga mendapatkan
Metode pengumpulan data yang suatu kesimpulan dalam penelitian.
digunakan dalam penelitian ini dengan Analisis data kualitatif adalah proses
wawancara. Hadi (1989) menyatakan bahwa mengatur urusan data, mengorganisasikan
wawancara adalah suatu pengumpulan data ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
dengan cara tanya jawab sepihak yang urusan dasar. Sehingga dapat ditemukan
dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
pada tujuan penelitian. Banister, dkk seperti yang disarankan oleh data (Moleong,
(Moleong, 1995), wawancara kualitatif 2002). Data penelitian kualitatif tidak
dilakukan bila peneliti bermaksud untuk berbentuk angka tetapi lebih banyak berupa
memperoleh pengetahuan tentang makna- narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis,
makna subyektif yang dipahami individu ataupun bentuk-bentuk non angka lain
berkenaan dengan topik yang diteliti dan (Poerwandari,1998).
bermaksud melakukan eksplorasi terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN mengantuk ketika mengendarai motor.
  Hasil penelitian ini yang terbagi Dampak dari kecelakaan yang dialami para
menjadi tujuh aspek yang ada dari masng- korban untuk dua informan yaitu, AC dan
masing informan utama dipaparkan sebagai RR tergolong berat/parah sedangkan
berikut ini: Aspek pertama yaitu, sebab informan ketiga yakni EAP hanya tergolong
kecelakaan informan AC dan EAP luka yang ringan. Pengobatan yang
mengalamai kecelakaan dikarenakan dilakukan dalam rentan waktu yang lama
keteledoran teman informan yang ketika dialami oleh informan pertama dan kedua
kecelakaan terjadi memboncengkan yakni informan AC dan RR, sedangkan
informan, sedangkan untuk informan kedua informan ketiga yaitu EAP hanya dalam
RR kecelakaan terjadi disebabkan selang yang singkat. Pemulihan yang
keteledoran informan RR sendiri yang dilakukan masing – masing informan dalam

11 
 
bentuk dukungan sosial keluarga dan dan cara mendekati tantangan hari itu'.
dukungan sosial melalui tenaga professional Literatur pemulihan (dalam Allott dkk, 2002
hanya berbeda bentuknya untuk tenaga Ralph dan Corrigan, 2005) juga
professional, informan AC menggunakan menggambarkan dalam pemulihan sebagai
jasa therapist, psikiater, tukang urut, dan proses yang terus berjalan, yang melibatkan
dokter, informan RR dan EAP melalui atau memperoleh kembali banyak aspek
tenaga dokter di rumah sakit. Kendala yang kehidupan yang biasanya diambil untuk
dialami dalam pemulihan, AC berupa diberikan, dan mungkin hilang atau
emosional dan fisk, RR hanya fisik saja, terancam oleh mental yang sakit. Pemulihan
sedangkan EAP lebih cenderung ke mungkin melibatkan banyak tahapan, dan
emosional. Perbedaaan yang terjadisetelah pasti kemunduran dan ketidakpastian, dan
kecelakaan berupa perubahan sifat dialami telah digambarkan sebagai, 'sebuah
oleh informan AC dan EAP dan peribahan perjalanan belum terpetakan, tak terduga,
fisik dialami oleh informan RR. Keluarga dan pribadi' (Antony Sheehan, preface to the
setiap informan mengalami shock karena National Institute for Mental Health in
kecelakaan yang terjadi dan menerima apa England (NIHME) Inspirations, a calendar
yang telah terjadi pada seluruh informan. of recovery,2002)
Pemulihan adalah proses mendapatkan Berdasarkan hasil wawancara yang
kembali kontrol atas kehidupan seseorang. dilakukan terhadap informan dalam
Hal ini mungkin melibatkan menemukan penelitian ini diketahui informan merasakan
(atau menemukan kembali) rasa positif diri, ada sesuatu yang hilang dalam dirinya baik
menerima dan menghadapi realitas dari secara fisik maupun mental dan dalam
setiap kesulitan yang sedang berlangsung pemulihan yang terjadi teradapat informan
atau cacat (Faulkner dan Layzell, 2000) yang menemukan jati dirinya sendiri
yang berarti menemukan dalam pengalaman terlepas dari dirinya yang dulu. Informan
seseorang, menyelesaikan pribadi, masalah RR sepertinya mengambil pengertian bahwa
sosial atau hubungan yang mungkin akan yang terjadi adalah tantangan hidupnya dan
menyebabkan kesulitan kesehatan mental berupaya memperoleh kembali yang
seseorang, mengambil peran sosial yang terancam hilang dari sakitnya.
memuaskan dan bermakna, dan panggilan Dukungan yang diberikan kepada
pada sistem formal dan / atau informal informan berupa pengawasan ketika masa
dukungan sesuai kebutuhan (Leibrich, penyembuhan di rumah sakit dan
1999). Layanan bisa menjadi aspek penting penyembuhan ketika sesudah keluar dari
dari pemulihan tetapi tingkat kebutuhan rumah sakit. Ini seperti Friedman katakan,
layanan akan bervariasi dari satu orang ke dukungan sosial keluarga dapat berupa
orang lain. Bagi beberapa orang, pemulihan dukungan sosial kelurga internal, seperti
bisa berarti keluar dari layanan kesehatan dukungan dari suamiatau istri atau dukungan
mental baik secara permanen atau untuk dari saudara kandung atau dukungan sosial
banyak waktu. Bagi yang lain itu mungkin keluarga eksternal. Fungsi dukungan
berarti terus menerima bentuk dukungan keluarga menurut Caplan (dalam Friedman
medis terus-menerus, pribadi atau sosial (1998) menjelaskan bahwa keluarga
yang memungkinkan orang untuk memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu:
melanjutkan hidup mereka. Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
Berdasarkan pengalaman pribadinya, dan diseminator (penyebar) informasi
Deegan (1988) mendefinisikan pemulihan tentang dunia. Menjelaskan tentang
sebagai, 'proses, jauh dari kehidupan, sikap, pemberian saran, sugesti, informasi yang

12 
 
dapat digunakan mengungkapkan suatu menggunakan sepeda motor. Semua
masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah informan mengalami cedera pada kepala.
dapat menekan munculnya suatu stressor Selama masa pengobatan dan pemulihan
karena informasi yang diberikan dapat semua informan mendapatkan pengawasan
menyumbangkan aksi sugesti yang khusus dan dukungan dari keluarga agar cepat
pada individu. Aspek-aspek dalam sembuh dan kembali seperti semula.
dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, 2. Keunikan masing-masing informan:
petunjuk dan pemberian informasi. Keluarga Informan AC ketika mendengar dan
bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan melewati jalan berliku-liku langsung merasa
balik, membimbing dan menengahi takut dan mempunyai keinginan untuk
pemecahan masalah, sebagai sumber dan menangis, bila mendegar suara sepeda motor
validator indentitas anggota keluarga dengan kecepatan tinggi informan AC panik
diantaranya memberikan dukungan atau dan berteriak. Setelah keluar dari rumah
support, penghargaan, perhatian. Keluarga sakit, informan AC merasa segar dan
merupakan sebuah sumber pertolongan bersemangat setelah mengalami pingsan di
praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan waktu maghrib. Keunikan informan RR,
penderita dalam hal kebutuhan makan dan informan bisa sembuh total walaupun
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari mengalami patah tulang parang diseluruh
kelelahan. Keluarga sebagai tempat yang badannya. Semangat untuk pulih kembali
aman dan damai untuk istirahat dan sangat kuat dengan pikiran positifnya.
pemulihan serta membantu penguasaan Informan yang ketiga, yaitu EAP hanya
terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan mengalami luka lecet dan bengkak di kepala
emosional meliputi dukungan yang tetapi selalu merasakan khawatir ketika
diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya mengendarai sepeda motor. Mengalami
kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan takut ketika mendengar kecelakaan.
didengarkan. SARAN
Dari hasil wawancara bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
dukungan keluarga terhadap apa yang telah diperoleh, saran yang dapat diberikan oleh
di alami oleh para informan sangatlah peneliti adalah sebagai berikut :
penting baik sebagai pelindung, motivator, 1. Bagi korban, korban kecelakaan
pemberi saran support yang terlihat maupun memerlukan bantuan orang lain terutama
yang tidak terlihat, hal ini seperti yang keluarga dalam mental recovery untuk
dikatakan oleh Caplan dan Friedman. kembali seperti sediakala sebelum
KESIMPULAN kecelakaan baik itu kecelakaan yang berat,
Berdasarkan hasil analisis dan sedang, bahkan yang hanya kecelakaan
pembahasan yang telah diuraikan di atas ringan. Kecelakaan bias membekas dalam
mengenai bagaimana dampak psikologis ingatan yang menyebabkan trauma.
korban kecelakaan di dapatkan hasil. Hasil 2. Bagi keluarga, member dukungan
penelitian ini mengungkapkan bahwa: emosional, materi, dan informasi sangat
1. Kesamaaan informan dalam diperlukan terlebih lagi menerima kembali
penelitian ini adalah ketika mengalami terhadap apa yang terjadi setelah kecelakaan
kecelakaan informan AC, RR, dan EAP kepada korban kecelakaan.

DAFTAR PUSTAKA

13 
 
Andri. (2010). Reaksi Stres Pasca Bencana. Artikel. http://www.klikdokter.com. Diakses, 17
Februari 2010
Anonim. (2011). Ingatan dan Memori Otak. Artikel. http://anangku.blogspot.com. Diakses 20
Desember 2011.
Anonim. (2012). Lupa Menurut Psikologi Belajar. Artikel,
http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.com. Diakses 5 Desember 2012
Anonim. (2011). Recall Memory dalam Psikologi. Artikel. http://www.masbow.com. Diakses 20
Desember 2011.
Anonim. (2010). Stres Pasca trauma Bisa Jadi Gangguan Jiwa . Artikel,
http://www.opensubscriber.com. Diakses, 17 Februari 2010
Baker, K. (2006). Mental Health Recovery: The Role Family. New Zealand
Baron, R. A., Branscombe, N. R., & Byrne, D. (2008). Social Psychology (12th ed.). Boston:
Pearson Education.
Burhanuddin, Y. Drs. (1999). Kesehatan Mental. Bandung: Pustaka Setia.
Ciccarelli, S. K., & Meyer, G. E. (2006). Psychology. New Jersey: Pearson Education.
Danielson, A. G. (2009). School Related Social Support and Students’ Perceived Life
Satisfaction. The Journal of Education Research, 303-318.
Davison G. C., Neale J. M., dan Kring A. M. (2006). Psikologi Abnormal/ Edisi ke-9,
Penerjemah: Noermalasari Fajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dedi Wahyudi. (2011). Seputar Ingatan (Memory). Artikel. http://podoluhur.blogspot.com.
Diakses 20 Desember 2011.
Dimatteo, M. R. (2004). Social support and patient adherence to medical treatment : a meta
analysis. Health Psychology Journal, 23, 2, 207-218.
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Duffy, K. G., & Wong, F. Y. (2000). Community Psychology (2nd ed.). Boston: Pearson
Education.
Gerungan, W. A. (1996). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.
Gosita, A.(2003). Kumpulan Makalah Masalah Korban. Jakarta: Akademika Presindo
Gottlieb, B.H. (1983). Sosial Support Strategies (Guidelines for Mental Health Practice).
California. Sage Publications Inc.
Green, B. L., Furrer, C., dan McAllister, C. (2007). How Do Relationships Support Parenting?
Effects of Attachment Style and Social Support on Parenting Behavior in an At-Risk
Population. Am J Community Psychol, 40, 96-108
Hadi, S. (1993). Metodologi Reasearch Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.
Herico. (2011). Istilah dan Konsep Dasar Memori atau Ingatan. Artikel.
http://goilmu.wordpress.com. Diakses 20 Desember 2011.
Holt, M. K., dan Espelage, D. L. (2007). Perceived Social Support among Bullies, Victims, and
Bully-Victims. J Youth Adolescents, 36, 984–994
Kartono, K dan Andari J. (1989). Hygene Mental Dan Keseatan Mental Dalam Islam. Bandung:
Cv Mandar Maju.
Kartono, K. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Mahmud, M. D. (1991). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: PBFE
Martam, I. S.( 2010). Pemulihan Psikososial Berbasis Komunitas Untuk Pemulihan Trauma
Paska Konflik. Jakarta: Yayasan Pulih.
Nawita, Dic, Salim, dan Reza. (2010). Support Orang Terdekat. Artikel. Otomotif.net. Diakses
23 januari 2010

14 
 
Nelson, G., & Prilleltensky, I. (2005). Community Psychology: In Pursuit of Liberation and
Well-Being. Hampshire: Palgrave Macmillan.
Poerwadarminto, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, M. Ngalim. (1999). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Raphael, Baverley.(2000). Disaster Mental Health Respnse Handbook. North Sydney NSW
Redaksi. (2012). Angka Kecelakaan Tertinggi Terjadi Di Jawa Tengah. Artikel.
http://www.tribunnews.com. Diakses 28 September 2012
Redaksi. (2012). Hati-hati Angka Kecelakaan Tertinggi Terjadi di Jateng. Artikel.
http://www.suaramerdeka.com. Diakses 28 September 2012.
Sahetapy, (1987). Victimologi sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Sinar Harapan
Sternberg, RJ. (2008). Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharman, MS. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
Suparyanto. (2012). Konsep Dukungan Keluarga. Artikel, http://dr-suparyanto.blogspot.com.
Diakses 25 Januari 2012
Suyanto, Agus. (1993). Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 9
Syah,Muhibbin. (2007). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad
Utami, Sri.(2012). Teori Ingatan (Memory) Dalam Psikologi. Artikel,
http://utamitamii.blogspot.com. Diakses, 5 Desember 2012.
Van Boven. (2002). Mereka yang Menjadi Korban (Hak Korban atas Restitusi, Kompensasi dan
Rehabilitasi). Jakarta: Elsam, hlm.13
Weigert, J. W. M. (1984). Social psychology, a sosiologycal approach through interpretative
understanding. Indiana: University of Notre Dame Press.
Wicaksono, A. A. K. (2010). Menyembuhkan Stres Pascatrauma. Artikel.
http://majalah.tempointeraktif.com. Diakses, 17 Februari 2010
Wortman, C. B., Loftus, E. F., dan Weaver, C. (1999). Psychology (5th ed.). Boston: McGraw-
Hill.
Zanden, J. V. (1990). The social experience, an introduction to sociology 2nd edition. USA :
McGraw - Hill.

15 
 

Anda mungkin juga menyukai