Anda di halaman 1dari 2

Asidimetri

Asidimetri merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suatu zat dengan
menggunakan larutan asam sebagai standar. Standar asam yang sering digunakan adalah
asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Kedua asam tersebut umumnya ada dalam
keadaan pekat. Asam klorida pekat konsentrasinya adalah 10,5 – 12 N, sedangkan asam
sulfat pekat mempunyai konsentrasi 36 N. Asam klorida lebih sering digunakan sebagai
standar dibandingkan dengan asam sulfat karena mudah larut dalam air. Kelemahan
penggunaan asam sulfat adalah asam sulfat dapat membentuk garam sukar larut seperti
barium sulfat.

Asam klorida encer dibuat dengan cara mengencerkan asam klorida pekat dengan
memperhitungkan berat jenis dan kadarnya. Standarisasi larutan HCl dapat dilakukan
dengan natrium boraks (Na2B4O7.10H2O).

Reaksinya adalah sebagai berikut:

Na2B4O7.10H2O (aq) + HCl (aq) → 2 NaCl (aq) + 4 H3BO3 (aq) + 5 H2O

Berdasarkan reaksi di atas maka berat ekivalen (BE) natrium boraks adalah :

BE = 1/2 [Mr ] = 191

Reaksi dalam Asidimetri

OH- + H+ -> H2 O

Reaksi yang terjadi dalam titrasi untuk menentukan kadar Na2CO3 dan NaOH dalam
campuran adalah sebagai berikut :

Reaksi 1:

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

Na2CO3 (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + NaHCO3 (aq)

Reaksi 2:

NaHCO3 (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Larutan Baku

Nama lain dari larutan baku adalah larutan standar. Larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan
buret, yang juga berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku.

Larutan Baku Primer

Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara
tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan
konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui
perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan
dilarutkan dalam volume tertentu.

Larutan Baku Sekunder

Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal
dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan
menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.

Dalam perhitungan selanjutnya, digunakan persamaan antara volume dan konsentrasi


masing-masing zat yang dititrasi dengan penetrasinya dan berlaku rumus sebagai berikut :

V1 X N1 = V2 X N2

V1 : Volume zat penetrasi/standar (mL).

N1 : Normalitas zat penetrasi/standar (gr ekivalen/L).

V2 : Volume zat yang dititrasi (mL).

N2 : Normalitas zat yang diititrasi (mL)

Daftar pustaka:

STTN-BA Mudjiran.Diktat Analisis Kuantitatif Bagian Volumetri.Yogyakarta:STTN-


BATAN. Siswantoro.dkk.2010.Petunjuk Praktikum Kimia Analisis.Yogyakarta:STTN-
BATAN.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/titrasi-asam-basa/

Anda mungkin juga menyukai