Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk yang berbudaya,

hal ini dapat dilihat dari perkembangan manusia yang ditandai dengan adanya peradaban-

peradaban dan juga budaya yang telah terbentuk. Manusia mendiami wilayah yang berbeda,

berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan

dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis

besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : barat, timur tengah, dan timur.

Kita di indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, yang dikenal sebagai bangsa yang

berkepribadian baik. Bangsa timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.

Orang – orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa timur yang tidak

individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain

Menurut Selo Soemardjan menjelaskan bahwa yang dimaksud masyarakat adalah

manusia yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tak ada

masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa

masyarakat sebagai wadah pendahulunya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama untuk melakukan kegiatan bagi kepentingan

bersama atau sebagian besar hidupnya berada dalam kehidupan budaya.

Masyarakat atau Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antar etnis dan bangsa di

masa lalu secara biologis. Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni di

Jakarta dan Bahasa Melayu Kreol adalah bahasa yang digunakannya, dan juga kebudayaan

melayunya adalah kebudayaanya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata “Batavia”, yaitu

1
nama kuno Jakarta diberikan oleh Belanda. Jadi, sangatlah menarik bila diteliti secara sruktur,

poses dan pertumbuhan social Suku Betawi mulai dari sejarahnya, bahasa, kepercayaan, profesi,

perilaku, wilayah, seni dan budayanya.

B. Rumusan Masalah

1. Sebutkan asal-usul suku betawi?

2. Bagaimana Kebiasaan Dan Perlengkapan Hidup Suku Betawi?

3. Sebutkan Mata Pencaharian Hidup Dan Sistem-Sistem Ekonom suku betawii?

4. Sebutkan Sistem Kemasyarakatan?

5. Sebutkan bahasa suku betawi?

6. Sebutkan Kesenian suku betawi?

7. Sebutkan Sistem Pengetahuan di dalam suku betawi?

8. Bagaimana sistem realigi suku betawi?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui asal-usul suku betawi

2. Untuk mengetahui kebiasaan dan perlengkapan hidup suku betawi

3. Untuk mengetahui mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi suku betawi

4. Untuk mengetahui sistem kemasyarakatan suku betawi

5. Untuk mengetahui bahasa suku betawi

6. Untuk mengetahui kesenian suku betawi

7. Untuk mengetahui sistem pengetahuan di dalam suku betawi

8. Untuk mengetahui sistem realigi suku betawI

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-Usul Suku Betawi

Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya

bertempat tinggal di Jakarta. Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil

kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai

orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang

didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi

sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan

berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa,

Arab, Bali, Bugis,Makassar, Ambon, Melayu dan Tionghoa.

B. Kebiasaan Dan Perlengkapan Hidup Suku Betawi

Gambaran beberapa kebiasaan hidup berkaitan dengan berkeluarga dan rumah masyarakat

Betawi, khususnya di daerah Jakarta Timur/Tenggara dan lainnya. Khusus menyoroti berbagai

etika yang harus dilaksanakan dalam hubungan antara pria bujang dengan gadis penghuni rumah.

3
Awalnya laki-laki akan ngglancong bersama-sama kawannya, berkunjung ke rumah calon

istrinya untuk bercakap-cakap dan bergurau sampai pagi. Hubungan tersebut tidak dilakukan

secara langsung tetapi melalui jendela bujang atau jendela Cina. Si laki-laki duduk atau tiduran

di peluaran (ruang depan) sedangkan si perempuan ada di dalam rumah mengintip dari balik

jendela bujang. Perempuan juga tidak boleh duduk di trampa (ambang pintu). Ada kepereayaan

"perawan dilamar urung, laki-laki dipandang orang", yang artinya perempuan susah ketemu

jodoh dan kalau laki-laki bisa disangka berbuat jahat. Maksudnya, perempuan yang duduk di atas

trampa dianggap memamerkan diri dan dipandang tidak pantas.Sementara apabila laki-laki yang

melanggar trampa dapat dianggap sebagai orang yang yang bermaksud jahat.

Muncul juga istilah ngebruk, yaitu apabila laki-laki berani melangkahi trampa rumah

(terutama rumah yang ada anak gadisnya) maka perjaka itu diharuskan mengawini gadis yang

tinggal di rumah tersebut. Karena kalau tidak dikawinkan akan mendapat nama yang tidak baik

dalam masyarakat. Pengertian ngebruk juga disebut "nyerah diri", dalam arti si laki-laki datang

ke rumah perempuan yang ingin dinikahinya dengan menyerahkan uang atau pakaian.Hal ini

dilakukan jika belum ada persetujuan terhadap hubungan itu atau karena kondisi keuangan yang

belum memenuhi syarat.

a. Pakaian Adat Betawi

1. Pakaian Keseharian

• Pakaian Keseharian Pria Betawi

Yang dimaksud dengan pakaian keseharian adalah pakaian yang umum digunakan oleh

orang betawi dalam kesehariannya. Untuk pria, pakaian adat ini terdiri atas baju koko atau sering

juga disebut baju sadariah, celana komprang dengan ukuran ranggung, sarung yang digulung dan

diikatkan dipinggang, sabuk hijau, serta peci berwarna merah.

4
• Pakaian Keseharian Wanita Betawi

Sementara untuk para wanita, pakaian adat betawi keseharian terdiri atas baju kurung

berwarna terang (mencolok), kain batik dengan motif geometris sebagai bawahan, selendang

berwarna sama dengan baju kurung, serta kerudung sebagai penutup kepala.

2. Pakaian adat Betawi untuk Baju Resmi

Pakaian bangsawan sebetulnya adalah pakaian resmi yang dulunya hanya dikenakan oleh

para demang. Saat ini pakaian yang bernama baju ujung serong telah resmi digunakan sebagai

pakaian PNS Pemda DKI Jakarta untuk hari-hari tertentu. Pakaian Adat Betawi DKI Jakarta Baju

ujung serong terdiri atas dalaman kemeja putih, jas tutup berwarna gelap, batik geometris yang

dikenakan dipinggang sebatas lutut, dan celana pantolan yang warnanya sama dengan jas.

Aksesoris pelengkapnya yaitu tutup kepala berupa kopiah, kuku macan, pisau raut atau senjata

semacam badik yang diselipkan dipinggang, jam rantai untuk hiasan saku, serta alas kaki berupa

sepatu pantopel. Baju ujung serong hanya dikenakan oleh para bangsawan pria, sementara untuk

wanita digunakan varian baju yang sama dengan baju keseharian yaitu baju kurung, kain batik,

selendang, dan kerudung, serta dilengkapi dengan pernik perhiasan emas mulai dari kalung,

gelang, giwang, dan cincin.

3. Pakaian Pengantin

• Pakaian Pengantin Pria Betawi

Dalam upacara pernikahan, orang Betawi yang masih memegang adat budayanya hingga

kini masih menggunakan pakaian khusus pengantin adat Betawi. Pakaian ini disebut merupakan

bentuk akulturasi nyata dari beberapa kebudayaan, yaitu budaya Arab, budaya Tionghoa, dan

Budaya Melayu. Baju Pengantin Adat Betawi DKI Jakarta Untuk para pengantin pria, pakaian

adat Betawi yang digunakan bernama Dandanan Care Haji. Pakaian ini berupa jubah besar

5
berwarna cerah (biasanya merah) dengan pernik benang keemasan, celana panjang putih,

selendang yang dikenakan di dalam jas (bagian dada), serta topi khusus yang terbuat dari sorban

sebagai penutup kepala. Dari model pakaian tersebut, dadanan care haji tentu sangat kental akan

nilai-nilai budaya Arab.

• Pakaian Pengantin Wanita Betawi

Berbeda dengan dandanan care haji yang kental budaya arab, baju pengantin wanita betawi

yang bernama dandanan care none pengantin cine justru sarat dengan nilai-nilai budaya

Tionghoa. Baju Pengantin Adat Betawi DKI Jakarta Baju adat Betawi ini terdiri atas blus

berwarna cerah dari bahan kain satin, rok gelap atau rok kun, dan hiasan kepala berupa kembang

goyang dengan motif burung hong. Selain itu, hiasan rambut berupa sanggul palsu lengkap

dengan cadar di bagian wajah, hiasan bunga melati yang diikat pada sisir dan ronje juga

dikenakan bersama pernik hiasan lain yang meliputi kalung lebar, manik-manik penghias dada,

gelang listring, dan selop model perahu sebagai alas kaki.

b. Rumah Adat

1. Rumah Bapang atau sering disebut rumah kebaya.

Ciri khas rumah ini adalah teras rumahnya yang luas disanalah ruang tamu dan bale tempat

santai pemilik rumah berada, semi terbuka hanya di batasi pagar setinggi 80 cm dan biasanya

lantainya lebih tinggi dari permukaan tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di semen

paling banyak 3 anak tangga. Depan dan sekeliling rumah adalah halaman rumah yang luas baru

pagar paling luar dari rumah tersebut. Bentuknya sederhana dan terbuat dari kayu dengan ukiran

khas betawi dengan bentuk rumah kotak (dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah Bapang

terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur dan teras extra luas.

6
2. Rumah Gudang

Rumah Betawi berstruktur rangka kayu atau bambu, sementara alasnya berupa tanah dan

di tekel atau di semen. Keunikannya dan ciri khas dari rumah betawi terletak pada lisplank

rumah ini adalah terbuat dari material kayu papan yang diukir dengan ornamen segitiga berjajar

yang diberi nama ’gigi balang’ khas banget betawinya. Di bagian tengah dari rumah tersebut di

pakai sebagai ruang tinggal di dalamnya ada kamar tidur, ruang makan, dapur dan kamar mandi

dibatasi dinding kayu tertutup dan beberapa jendela untuk ventilasi udara, di luarnya merupakan

terasi-teras terbuka yang dikelilingi pagar karawang rendah yang juga bermaterialkan kayu,

genteng untuk atab rumah bermaterialkan tanah. Dinding bagian depan dari rumah ini biasanya

bersistem knock down atau bisa di bongkar pasang berguna jika pemilik rumah

menyelenggarakan hajatan yang membutuhkan ruang lebih luas.

c. Senjata Tradisional Betawi

1. Golok

Golok merupakan jenis senjata tajam masyarakat Melayu yang paling umum ditemukan,

walaupun dengan penamaan yang berlainan berdasarkan daerahnya. Pada masyarakat Betawi

keberadaan golok sangat dipengaruhi kebudayaan Jawa Barat yang melingkupinya.

 Golok Gobag

Tembaga menjadi bahan utama pembuatan golok gobag. Bentuk dari golok ini

cenderung pendek. Golok gobak memiliki bentuk ujung yang rata serta melengkung di bagian

punggung golok. Gagang pada golok ini tidak memiliki ukiran. Bahan dari gagang itu sendiri

adalah kayu rengas, orang Betawi menyebutnya dengan sebutan gagang jantuk.


7
 Golok Ujung Turun

Golok ujung turun memiliki ujung yang lancip. Biasanya golok ini menggunakan wafak

(ukir) pada bilahnya serta terdapat ukiran hewan pada gagangnya.

Golok jenis ini sering dibawa dan diselipkan disarung oleh para jawara betawi. Golok ini

juga menggunakan tanduk, agar ketika dipakai bertarung beban golok menjadi lebih ringan.

 Golok Betok

Sama seperti golok gobak, golok ini menpunyai bentuk yang pendek dan bisanya

berfungsi sebagai senjata pusaka. Golok jenis ini pun sering dibawa para jawara bersama golok

ujung turun. Orang betawi menganggapnya pisau serut untuk mengasah golok ujung turun.

2. Senjata Tradisional Keris

Selain golok, masyarakat Betawi di masa silam juga mengenal keris sebagai salah satu

senjata tradisionalnya. Bentuk keris betawi tidak ubahnya seperti keris Jawa pada umumnya,

sehingga banyak budayawan yang berkeyakinan bahwa keris Betawi merupakan warisan dari

budaya Sunda dan Cirebon.

3. Senjata Tradisional Belati

Belati sebagai salah satu kelengkapan perkakasnya. Belati berbentuk menyerupai golok,

namun ukurannya lebih kecil. Selain itu, bilahnya cenderung lebih tebal dengan ujung yang

lancip dan melengkung.

4. Senjata Tradisional Badik Cangkingan

Di masa silam, para pemuda betawi yang pergi jauh dari rumah kerap membawa senjata

untuk menjaga diri. Senjata berukuran kecil yang mereka bawa berbentuk seperti rencong khas

Aceh atau badik khas Sulawesi. Karena kerap dibawa bepergian (dicangking), senjata ini

kemudian dinamai badik cangkingan.

8
5. Senjata Tradisional Trisula

Trisula betawi sedikit mirip dengan trisula khas Palembang, hanya saja bilah bagian tengah

cenderung lebih panjang dan kedua bilah disisi kiri kanan dibuat melengkung ujungnya.

6. Senjata Tradisional Toya

Senjata toya dahulu digunakan sebagai alat latihan bagi murid-murid perguruan silat. Bila

digunakan sebagai alat perlindungan diri, toya biasanya dilengkapi dengan gerigi kasar di kedua

ujungnya untuk memberikan efek lebih besar pada musuh yang dipukul.

7. Senjata Tradisional Pisau Raut

Jenis senjata tradisional Betawi selanjutnya adalah pisau raut. Senjata ini bukan digunakan

untuk senjata dalam peperangan, melainkan lebih digunakan untuk sarana budaya. Para

pengantin pria biasanya menggunakan senjata ini sebagai kelengkapan pakaian pengantin adat

Betawi. Pisau raut diselipkan di ikat pinggang depan perut dengan dilengkapi rangkaian bunga

melati.

8. Senjata Tradisional Cunrik

Ketika bepergian, para kaum wanita Betawi di masa silam juga kerap membawa senjata

untuk menjaga diri. Bedanya, senjata tradisional Betawi yang dibawa tidak berbentuk seperti

senjata. Ia dibuat menyerupai aksesoris tusuk konde tapi cukup mematikan karena ketajamannya.

d. Alat-alat Transportasi Betawi

 Helicak

Adalah alat transportasi yang berasal dari skuter Lambretta asal Italia. Nama helicak

sendiri berasal dari gabungan kata Helikopter dan Becak. Helicak beroperasi pada masa

kepemipinan Gubernur (Alm.) Ali Sadikin, saat ini helicak masih bisa ditemui di daerah

Kemayoran.

9
 Becak

Becak merupakan alat transportasi hasil dari modifikasi sepeda. Pada masa kepemimpinan

Gubernur Sutiyoso becak dilarang beredar dalam rangka modernisasi transportasi umum di

Jakarta. Sampai saat ini becak masih bisa ditemui dipinggiran kota Jakarta.

 Bemo

Asal mula nama bemo berasal dari kata Becak Motor. Keberadaan bemo sendiri

dimaksudkan untuk mengantikan keberadaan becak dan helicak karena kapasitasnya yang lebih

besar dapat memuat lima sampai enam orang sekaligus. Bemo pertama kali muncul di Jakarta

pada tahun 1962.

 Oplet

Merupakan kendaraan yang identik dengan salah satu judul film besutan H. Rano Karno

"Si Doel Anak Sekolahan". Yang unik dari oplet yaitu hampir seluruh bodynya terbuat dari kayu.

 Bis Tingkat

Kendaraan yang satu ini memiliki pengagum tersendiri. Sensasi ketika naik dilantai atas

tidak dapat dirasakan ketika menaiki bis pada umumnya.

 Trem

Belanda saat Jakarta masih bernama Batavia. Trem pertama kali digerakan menggunakan

tenaga kuda. Meski digerakan dengan tenaga kuda namun mampu melayani rute yang lumayan

jauh yaitu dari pasar ikan ke kwitang. Pada tahun 1881 trem berkuda digantikan dengan trem uap

yang mampu melayani rute lebih jauh lagi. Sekitar 20 tahun kemudian munculah trem listrik.

Masa kejayaan trem listrik berakhir pada 1960 karena presiden Indonesia pada saat itu yaitu Ir.

Sukarno mengaggap bahwa trem kurang cocok untuk berada di wilayah Jakarta. Beliau lebih

menginginkan adanya Metro atau kereta bawah tanah.

10
C. Mata Pencaharian Hidup Dan Sistem-Sistem Ekonomi Suku Betawi

Jakarta yang berpredikat sebagai Daerah Khusus Ibukota, luas wilayahnya 600 Km2 dan

secara astronomis terletak diantara 608 - 11045 L.S. dan 94045Â - 94005 B.T. Rata-rata tinggi

wilayah dari permukaan air laut kira-kira 7 meter.

Mata pencaharian orang Betawi juga dapat dibedakan antara yang berdiam di tengah kota

dan yang tinggal di pinggiran. Di daerah pinggiran sebagian besar adalah petani buah-buahan,

petani sawah dan pemelihara ikan. Namun makin lama areal pertanian mereka makin

menyempit, karena makin banyak yang dijual untuk pembangunan perumahan, industri, dan lain-

lain. Akhirnya para petani ini pun mulai beralih pekerjaan menjadi buruh, pedagang, dan lain-

lain. Berikut beberapa contoh mata pencaharian dari beberapa kampung yang termasuk dalam

masyarakat Suku Betawi :

 Kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang

(anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan

pendidik. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan

pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.

 Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah.

 Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak zaman Belanda dulu,

meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi

pedagang eceran juga kerap dilakukannya.

D. Sistem Kemasyarakatan Suku Betawi

a. sistem Kekerabatan

Dalam penarikan garis keturunan, mereka mengikuti prinsip bilineal, artinya menarik garis

keturunan kepada pihak ayah dan pihak ibu.

11
b. Organisasi Sosial

Sejak tahun 1950-an beberapa tokoh Betawi mendirikan organisasi. Reaksi dari semakin

berkembang pertumbuhan migrasi dan pengembangan Jakarta. Pada tahun 1970-an, pendirian

organisasi pun menjadi lebih sering. Berikut nama organisasi – organisasi sejak tahun 1950-an:

Tahun Nama Organisasi Penemu

1954 MANGUDAT IWARDA (Pemangku H. Aseni, H. Muhari H.

Adat Ikatan Warga Djakarta Asli) Effendi Yusuf H. Irwan

Syafi’I Drs. Rusdi Saleh

1975 IKRAR (Ikatan Keluarga Sejahtera Wim Salamun H.

Baersama) Abdurrachim

1976 LKB (Lembaga Kebudayaan Betawi) H. Effendi Yusuf Atje

Mulyadi

1977 PERMATA MHT (Persatuan H. J. Chaidir Fadlil Dr.

Masyarakat Djakarta Muhammad Abdul Rodjak

Husni Thamrin)

1981 IWARDA (Ikatan Warga Djatkarta -

Asli)

1982 BAMUS (Badan Musawarah H. Effendi Yusuf

Masyarakat Betawi)

1990 FORKABI (Forum Komunikasi Anak -

Betawi)

12
c. System Perkawinan

Ditandai dengan serangkaian prosesi. Didahului masa perkenalan melalui Mak

Comblang. Dilanjutkan lamaran. Pingitan. Upacara siraman. Prosesi potong cantung atau ngerik

bulu kalong dengan uang logam yang diapit lalu digunting. Malam pacar, mempelai memerahkan

kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.

Puncak adat Betawi adalah Akad nikah. Mempelai wanita memakai baju kurung dengan

teratai dan selendang sarung songket. Kepala mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta

kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong. Dahi mempelai wanita

diberi tanda merah berupa bulan sabit menandakan masih gadis saat menikah. Mempelai pria

memakai jas Rebet, kain sarung plakat, Hem, Jas, serta kopiah. Ditambah baju Gamis berupa

Jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai.

Perkawinan adat betawi lebih bernafaskan Islam. Hal ini dapat terlihat dari upacara ijab

qabul dan tarian-tarian pengantar dari acara yang dilaksanakan keluarga.

E. Bahasa Suku Betawi

Bahasa Betawi merupakan bahasa sehari-hari suku asli ibu kota negara Indonesia yaitu

Jakarta. Bahasa ini mempunyai banyak kesamaan dengan Bahasa resmi Indonesia yaitu Bahasa

Indonesia.

Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa

informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.

Bahasa Betawi merupakan salah satu anak Bahasa Melayu, banyak istilah Melayu

Sumatra ataupun Melayu Malaysia yang digunakan dalam Bahasa Betawi, seperti kata “niari”

untuk hari ini. Ciri khas Bahasa Betawi adalah mengubah akhiran “A” menjadi “E”. sebagai

contoh;

13
 apa = ape

 gula = gule

 tua = tue

 saya = saye

Secara fonologis juga ditandai dengan hilangnya konsonan h´ yang pada tiap kata bahasa

Indonesia menggunakan vokal h:

Contoh:

 duapuluh = duapulu

 tujuh = tuju

 pilih = pili

 boleh = bole

Penggunaan partikel dong, deh, sih, yang tidak terdapat kesamaannya dengan bahasa

Melayu klasik. Bahasa Betawi juga mendapat pengaruh dari bahasa Cina yaitu:

 lu = kau, dari bahasa hokkian ³lu´

 nya = ibu, dari bahasa Cina Mandarin ³nyiang´

F. Kesenian Suku Betawi

Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, ada empat kesenian

khas Betawi yang paling populer dan dijadikan tradisi menyambut tamu negara 4 kesenian itu

adalah Ondel-ondel, Tanjidor, Tari Belenggo, dan Tari Lenggong Nyai. Masih banyak lagi

kesenian khas Betawi, apakah itu berupa tarian, teater, music, lagu, dan sebagainya.

14
1. Ondel-ondel

Ondel-ondel merupakan salah satu bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering

ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek

moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa. Ondel-ondel yang

berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 m dengan garis tengah 80 cm, dibuat dari anyarnan

barnbu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalarnnya. Bagian wajah berupa

topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki di cat

dengan warna merah, sedang yang perempuan dicat dengan warna putih.

2. Lenong

Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal

keberadaannya, lenong diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam Lenong dikenal dua

jenis cerita, yaitu Lenong Denes yang bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan, dan

Lenong Preman yang berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari.

3. Palang Pintu

Palang Pintu adalah seni budaya yang biasanya di gunakan untuk acara adat Betawi, seperti

permikahan, penerimaan tamu kehormatan, dan lain-lain. Palang pintu dihiasai oleh pantun-

pantun Betawi, dan diiringi oleh musik marawis, gambang kromong, atau tanjidor. Yang menarik

adalah atraksi pencak silat yang diperagakan dengan menggunakan senjata tajam (golok).

4. Wayang Betawi

Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah

wayang. Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang

terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya

15
Tizar Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di

dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda).

Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik

gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi)

yang disebut gamelan ajeng.

5. Seni Musik

 Tanjidor

Salah satu jenis musik Betawi yang mendapat pengaruh kuat dari musik Eropa. Pada musik

Tanjidor alat musik yang paling banyak dimainkan adalah alat musik tiup, seperti klarinet,

piston, trombone serta terompet.

 Gambang Kromong

Gambang kromong adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik

Tionghoa, seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sebutan gambang kromong diambil dari nama

dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Awal mula terbentuknya orkes gambang

kromong tidak lepas dari seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda

(kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong (masa jabatan 1736-1740).

 Orkes Samrah

Okres samrah adalah salah satu kesenian Betawi dalam bentuk orkes yang mendapat

pengaruh dari Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa

Dua, Sirih Kuning, dan Cik Minah dengan corak Melayu. Orkes Samrah juga bisa dipakai

mengiringi lagu-lagu khas Betawi seperti Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang-lenggang Kangkung,

dan sebagainya. Tarian yang biasa diiringi orkes ini disebut Tari Samrah.

16
 Rebana

Istilah umum bagi jenis gendang yang dinamakan rebana atau robana, yaitu "frame drums",

berupa gendang yang memakai bingkai, karena badan gendang (kelawang), tinggi atau dalamnya

hanya beberapa inci saja jika dibandingkan dengan jenis-jenis gendang lainnya.

 Keroncong Tugu

Keroncong Tugu adalah musik Betawi yang banyak mendapat pengaruh dari budaya Barat.

Musik keroncong digemari oleh masyarakat Tugu di Jakarta Utara. Jenis musik inilah yang

menjadi cikal bakal keroncong asli Betawi, yang kemudian dikenal dengan sebutan Keroncong

Tugu.

6. Seni Tari

 Tari Lenggang Nyai

Tari Lenggang Nyai adalah salah satu kesenian tari masyarakat Betawi di Jakarta yang

terinspirasi dari kisah hidup Nyai Dasimah. Tarian ini merupakan tarian kreasi baru yang di

ambil dari sebuah cerita rakyat, sehingga banyak pesan dan makna yang di gambarkan melalui

tarian ini.

 Tari zapin

Tari Japin Betawi merupakan tarian tradisional yang merupakan purwarupa dari tari Zapin

dari Riau. Pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi

menyebut kata Z dengan huruf J. Tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari

alat musik gambus dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para

penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.

17
 Tari topeng betawi

Tarian Topeng sebenarnya merupakan salah satu ciri khas budaya tari di Indonesia. Pada

awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan China seperti Jaipong dan Tari

Topeng yang para pemainnya menggunakan kostum penari khas pemain Opera khas negeri Tirai

Bambu tersebut. Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat tanpa melalui konsep yang

khusus.

 Tari Sirih Kuning

Tari Sirih Kuning merupakan tarian tradisional tempo dulu yang berasal dari Betawi dan

ditarikan secara berpasangan. Tari Sirih Kuning Betawi ini merupakan pengembangan dari tari

cokek. Tari Sirih Kuning Betawi diiringi oleh musik tradisional khas Betawi yaitu Gambang

Kromong.

Tarian sirih kuning ini biasanya juga diadakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki

pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin

wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan

irama lagu khas Betawi " Sirih Kuning".

7. Kuliner

 Kerak Telor

Kerak telor merupakan salah satu makanan khas daerah Betawi. Cara membuat makanan ini

cukup unik karena tidak dimasak di atas kompor namun dimasak diatas bara api. Pedagang kerak

telor sesekali membalikkan wajan agar permukaan dari kerak telor tersebut juga terpanggang dan

matang merata sambil dikipas-kipas agar bara api tetap menyala. Setelah kering dan matang

kerak telor siap untuk disajikan.

18

 Kembang Goyang

Kembang goyang mungkin aslinya adalah makanan orang Cina Peranakan. Kembang

goyang biasa ditemukan di pasar-pasar tradisional di Jakarta, meski keberadaannya kini juga

sudah mulai jarang ditemukan.

 Roti Buaya

Buaya adalah binatang yang paling setia dengan pasangannya. Buaya berbentuk roti dalam

masyarakat Betawi merupakan representasi dari kesetiaan. Oleh karena itu harus diberikan

sepasang. Roti buaya adalah salah satu prasayarat yang harus ada dalam upacara pernikahan

Betawi.

 Kue Rangi

Kue rangi atau biasa disebut sagu rangi terbuat dari tepung kanji dicampur dengan kelapa

yang diparut kasar. Dahulu, orang memanggang kue rangi dengan memanfaatkan api yang

berasal dari kayu bakar atau arang. Alhasil, kue tersebut menjadi lebih wangi. Kue rangi adalah

salah satu makanan khas Betawi yang juga mulai jarang didapatkan.

G. Sistem Pengetahuan Di Dalam Suku Betawi

Kebanyakan dari asumsi banyak orang tentang masyarakat Betawi ini mengatakan bahwa

sedikit atau bahkan jarang dari masyarakat Betawi yang berhasil, baik dalam segi ekonomi,

pendidikan dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang betawi yang berhasil sebut saja

Muhammad Husni Thamrin, Benyamin S, bahkan hingga Gubernur priode 2007-2012, Fauzi

Bowo.

Sayangnya, citra orang Betawi yang terus-menerus ditampilkan di layar televisi adalah

orang Betawi yang malas bekerja, berebut warisan, berkelahi dengan keluarga, kalaupun sekolah

19
sifatnya mengaji gaya kampung. Karena pada umumnya mereka masih mempunyai sikap yang

sama dengan pendahulunya, seperti tidak kemaruk pangkat, tidak mempunyai ambisi yang

terlalu tinggi, hidup bagaikan mengikuti aliran air atau ke mana angin berembus.

H. Sistem Realigi Suku Betawi

Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen

Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali. Menurut H. Mahbub Djunaidi

kebudayaan betawi sebagai suatu subkultur hampir tidak bisa dipisahkan dengan agama Islam.

Agama Islam sangat mengakar dalam kebudayaan Betawi terlihat dalam berbagai kegiatan

masyarakat betawi dalam menjalani kehidupan.

Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah

keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada

awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang

membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga

terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Kejadian ini juga berdampak terjadinya proses

pertukaran agama melalui perkawinan campuran antara orang Portugis dengan penduduk lokal.

Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta

Utara.

Umumnya masyarakat Betawi ini memang beragama Islam, ini dapat terlihat dari kegiatan

keagamaan sehari-hari, misalnya pada seni tari, seni musik, dan seni suara

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya

bertempat tinggal di Jakarta. Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil

kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai

orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang

didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi

sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan

berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa,

Arab, Bali, Bugis,Makassar, Ambon, Melayu dan Tionghoa.

B. Saran

Keaekaragaman kebudayaan Indonesia harus bisa menjaga kelestarian seni dan

budayanya. Upaya pelestarian tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu didukung

dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Agar seni dan budaya dapat terjaga kelestariannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://evieplesantika.blogspot.co.id/2013/

http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Aneka_Kesenian_Betawi

https://wir.skyrock.net/wir/v1/profilcrop/?c=isi&im=%2F8314%2F79258314%2Fp

ics%2F3164275018_2_4_yHUY75TI.jpg&w=298&h=197

http://www.betawitoday.com/2013/05/profil-musik-betawi.html

22

Anda mungkin juga menyukai