CITOMEGALOVIRUS (CMV)
OLEH KELOMPOK 4:
NURFAIZAH 70300111064
NURSYAMSIAH 70300111065
VALDESYIAH 70300111085
WAHYUNI 70300111087
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
segala nikmat iman, rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis
junjungan kami Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya.
kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga ini dapat
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan .............................................................................................................3
A. Definisi ...........................................................................................................4
B. Etiologi ..........................................................................................................5
C. Klasifikasi .......................................................................................................6
E. Patofisiologi ....................................................................................................9
F. Komplikasi....................................................................................................11
G. Penatalaksanaan ............................................................................................13
A. Pengkajian.....................................................................................................15
B. Diagnosa .......................................................................................................16
D. Intervensi ......................................................................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................35
B. Saran ............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) dalam sering dikelompokkan dalam
infeksi TORCH yang merupakan singkatan dari Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus. Seperti pada infeksi TORCH,
infeksi CMV dipopulerkan sebagai penyakit yang berdampak negatif
terhadap janin atau fetus yang dikandung oleh wanita hamil yang terinfeksi.
Pada infeksi CMV, infeksi maternal atau ibu hamil kebanyakan bersifat
silent, asimtomatik tanpa disertai keluhan klinik atau gejala, atau hanya
menimbulkan gejala yang minim bagi ibu, namun dapat memberi akibat yang
berat bagi fetus yang dikandung. Dapat pula menyebabkan infeksi kongenital,
perinatal bagi bayi yang dilahirkan. Keadaan seperti ini memang perlu
diketahui dan dideteksi agar dapat diberikan pengelolaan yang tepat, sebab
infeksi prenatal dapat berakibat fatal, sedangkan infeksi kongenital atau
perinatal yang pada awalnya berjalan tanpa gejala dapat bermanifestasi di
kemudian hari.
Infeksi CMV tidak selalu bergabung dalam infeksi TORCH,
melainkan dapat berdiri sendiri, karena selain pada ibu hamil dan fetus, dapat
menyerang setiap individu. Prevalensi infeksi sangat tinggi, dan walaupun
umumnya bersifat silent, infeksi CMV ternyata dapat memicu banyak
komplikasi pada berbagai sistem tubuh.
Diagnosis infeksi CMV tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan
latar belakang klinik saja, terlebih bila tidak dijumpai keluhan atau hanya
menimbulkan keluhan yang mirip dengan infeksi virus pada umumnya.
Deteksi secara laboratorik diperlukan untuk menunjang diagnosis. Sejauh ini,
pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi CMV banyak dilakukan
oleh pasangan pranikah, prahamil, atau wanita hamil yang mempunyai
riwayat kelainan kehamilan termasuk keguguran atau ingin punya anak, serta
bayi baru lahir cacat. Namun, dengan memahami seluk beluk infeksi CMV,
akan dapat dipahami bahwa deteksi laboratorik juga diperlukan oleh setiap
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiaman konsep medis pada pasien HIV/AIDS cytomegalovirus ?
2. Bagaimana konsep keperawatan pada pasien HIV/AIDS dengan
cytomegalovirus ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medispada pasien HIV/AIDS
cytomegalovirus
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan pada pasien HIV/AIDS dengan
cytomegalovirus
I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Citomegalovyrus (CMV) adalah virus yang diklasifikasikan dalam
keluarga virus herpes. CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang
saat system kekebalan tubuh lemah.
Cytomegalovirus atau disingkat CMV merupakan anggota keluarga
virus herpes yang biasa disebut herpesviridae. CMV sering disebut sebagai
virus paradoks karena bila menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal, atau
dapat juga hanya diam di dalam tubuh penderita seumur hidupnya.
Cytomegalovirus (CMV) suatu pathogen utama dalam pasien AIDS
dengan yang menderita viremia CMV menetap. Pneumoniaitis dapat
disebabkan oleh CMVdan sering di isolasi dari biopsi transbronkial.
Beberapa kasus ulserasi dan perforasi usus CMV telah dilaporkan serta
karioretinitis dan kebutaan tidak jarang terlihat dalam stadium akhir pasien
AIDS. Virus hepatitis B sering ada dalam stadium akhir pasien AIDS
maupun pada populasi berisiko. Kehati-hatian dalam mencegah penularan
HBV dalam pasien AIDS harus diikuti juga Herpes simplex bila
menyebabkan ulkus kulit mukosa yang luas dalam area mulut dan
pnemonium seta bias menyear atau memperlihatkan keterlibatan visera.
Herves soster bisa terlokalisasi pada distrubusidermatom atau bisa
diseminata. Heves zoster di seminta terbaik dapat diobati dengan perawatan
local dan terapi anti virus intravena, tetapi biasanya lesi ini kambuh. Virus
Epstein-Barr bisa berhubungan dengan limfoma SSP (Saundres,1992).
B. Etiologi
Etiologi berdasarkan jenis CMV dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi
yang lahir dari wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan
terinfeksi CMV. Bentuk paling berat dari infeksi ini adalah penyakit
inklusi sito megalik.
Klasifikasi Virus
Group : Group I (dsDNA)
Family : Herpesviridae
Genus : Cytomegalovirus
(HHV5) : Dimensi 100-200 nm.
Karakteristik CMV
a. Karakteristik CMV adalah sebagai berikut: termasuk famili
Herpesvirus, diameter virion 100-200 nanomikron, mempunyai selubung
lipoprotein(envelope), bentuk ikosahedral nukleokapsid, dengan asam
nukleat berupa DNA double-stranded. Nama "Cytomegalo" mengacu
pada ciri khas pembesaran sel yang terinfeksi virus, di dalam
nukleusnya, dijumpai inclusion bodies, dan membesar berbentuk
menyerupai mata burung hantu (owl’s eye).
b. Cytomegalovirus dapat dipisahkan dari virus herpes lainnya dengan
menggunakan perangkat biologi seperti jenis semang dan jenis
sitopatologi yang ditimbulkan. Pembelahan virus dihubungkan dengan
produksi inklusi intranukleus yang besar dan inklusi intrasitoplasma
yang lebih kecil. Virus ini tampaknya bereplikasi dalam berbagai jenis
sel in vivo; pada biakan jaringan virus lebih banyak bereplikasi di
fibroblast. Masih belum jelas apakah sitomegalovirus bersifat onkogenik
C. Klasifikasi
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper
semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah:
1. CMV nefritis (ginjal).
2. CMV hepatitis (hati).
3. CMV myocarditis (jantung).
4. CMV pneumonitis (paru-paru).
5. CMV retinitis (mata).
6. CMV gastritis (lambung).
7. CMV colitis (usus).
8. CMV encephalitis (otak).
D. Manifestasi klinis
Pada usia bayi baru lahir, bayi yang terinfeksi sitomegalovirus
biasanya asimtomatik. Awitan gejala infeksi yang di dapat secara congenital
dpat terjadi segera setelah lahir atau sampai berusia 12 minggu.
Masa inkubasi tidak diketahui. Berikut ini perkiraan masa inkubasi:
setelah lahir-3 sampai 12 minggu setelah transfusi-3 sampai 12 minggu, dan
setelah transplatasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urine sering mengandung
CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus
tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang dan masih dapat
diaktifkan kembali. Saat ini belum ada imunisasi untuk mencegah infeksi
virus.
Tidak ada indikator yang dapat di ramalkan, tetapi sering dijumpai
gejala-gejala berikut:
1. Petekie dan akimasis
2. Hepatoplenomegali
3. Ikterus neonaturum : hiperbilirubinemia direk
4. Mikrosefali dengan klasifikasi periventrikular
5. Retardasi pertumbuhan intrauterus
E. Patofisiologi
CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vivo
dan in vitro.tanda patologi dari infeksi CMV adalah sebuah pembesaran
sel dengan tubuh yang terinfeksi virus. Sel yang menunjukan cytomegaly
biasanya terlihat pada infeksi yang disebabkan oleh betaherpesvirinae lain.
Meskipun berdasarkan pertimbangan diagnosa, penemuan histological
F. Komplikasi
Infeksi sitomegalovirus pada kehamilan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi primer terjadi pada
semua trimester dengan sekitar 37% neonatus lahir dengan infeksi
kongenital. Tidak jelas mengapa pada kasus lainnya infeksi primer tidak
menembus plasenta, tetapi karena mayoritas neonatus yang terinfeksi tidak
mengalami penyakit ini, risiko ibu yang menderita infeksi primer untuk
memiliki bayi yang terkena sitomegalovirus kongenital hanya sekitar 7%
(Griffiths 2001). Telah dikemukakan bahwa infeksi primer maternal itu
sendiri tidak dapat dijadikan kriteria untuk melakukan aborsi elektif
(Griffiths & Baboonian 1984).
Wanita sudah imun terhadap sitomegalovirus sebelum kehamilan
masih dapat melahirkan bayi yang menderita infeksi sitomegalovirus
kongenital (Rutter et al 1985). Pada kasus semacam ini, jenis infeksi
kambuhan tidak mungkin dapat dibedakan; dalam hal ini, infeksi
cenderung terjadi karena reaktivasi sitomegalovirus laten maternal bukan
karena reinfeksi dar sumber lain, misalnya dari ayah.
Insiden penularan veritikal dengan infeksi kambuhan dapat
bervariasi antara 0,15% dan 1,5% pada wanita seropositif, bergantung
pada prevalensinya. Hal ini menunjukkan bahwa sirkulasi sitomegalovirus
dikomunitas merupakan faktor risiko terjadinya infeksi primer selama
kehamilan dan juga infeksi kambuhan pada ibu (Griffithas 2001).
Infeksi janin dan neonatus
Sitomegalovirus merupakan infeksi intrauterus yang paling sering
terjadi, menyerang 0,4 hingga 2,3% dari semua kelahiran hidup. Tidak
seperti rubella yang memiliki efek teratogenik, sitomegalovirus
memungkinkan organ janin berkembang normal, tetapi menyebabkan
penyakit akibat perusakan sekunder terhadap sel. Hingga 18% bayi yang
G. Penatalaksanaan
Pilihan terapi terbaik dan pencegahan penyakit CMV yaitu gansiklovir dan
valgansiklovir. Pilihan lainnya merupakan lini kedua antara lain foscarnet dan
cidofovir . Konsensus yang menyatakan hal yang lebih baik antara profilaksis
dengan terapi preemptive yang lebih baik untuk pencegahan infeksi CMV
pada penerima organ transplan solid (Schleiss, 2010).
a. Terapi medikamentosa
Pemberian terapi anti-Cytomegalovirus hanya setelah konsultasi
dengan ahli yang mengerti dengan dosis dan efek berat. Agen antiviral
dapat diberikan pada terapi penyakir Cytomegalovirus yang sudah
ditegakan atau sebagai profilaksis (seperti terapi preemptive) jika risiko
perkembangan penyakit ini tinggi (seperti pada penerima organ transplan)
(Schleiss, 2010).
B. Diagnosa
Berdasarkan NANDA( 2002), maka didapatkan diagnose keperawatan
CMV sebagai berikut:
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan system imun,
aspek kronis penyakit.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi dalam
bernapas.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan memasukkan zat-zat gizi berhubungan dengan factor
biologis: mual dan muntah.
4. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (inflamasi)
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penularan, penanganan, dan
perjalanan penyakit.
Sistem imun
hospitalisasi
Paru-paru Iritasi saluran
gastrointestinal
Informasi yang
pnemonia
adekuat
anoreksia
Kurang pengetahuan Peradangan saluran pernafasan Ekspansi paru
Mual muntah
Proses inflamasi Inspirasi # maksimal
Intake nutrisi
inadekuat
nyeri Pola nafas tdk efektif
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan HIV dengan Infeksi Opportunistik Citomegalovirus (CMV) HIV DENGAN
INFEKSI
OPPORTUNISTIK
C. Intervensi
Usia > 14 : < 11 atau > 24 pernafasan) e. Berikan bronkodilator : e. Mungkin diperlukan
Ht organ dan
mengidentifikasi
kebutuhan pengganti.
g. Monitor makanan kesukaan g. Memberikan
pasien/orang terdekat
rasa kontrol,
meningkatkan partisipasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) tersebar luas di seluruh dunia, dan terjadi
endemik tanpa tergantung musim. Iklim tidak mempengaruhi prevalensi. Pada
populasi dengan keadaan sosial ekonomi yang baik, kurang lebih 60-70% orang
dewasa, menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium positif terhadap infeksi
CMV. Kejadian infeksi CMV pada Ibu hamil sangat tinggi dan menyebabkan
kelainan congenital pada janin. Diagnosis dini dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang amatlah penting untuk menentukan status infeksi
dan penentuan perlu tidaknya mendapat terapi untuk mencegah mortalitas dan
morbiditas. Untuk mengurangi risiko kelainan congenital pada janin perlu
memperhatikan tindakan pencegahan yang efektif.
B. Saran
1. Perlunya sosialisasi pencegahan infeksi TORCH termasuk di dalamnya infeksi
CMV untuk mengurangi risiko kelainan congenital pada janin
2. Perlunya tindakan skrining infeksi TORCH tersebar luas dan terjangkau di
sarana pelayanan kesehatan
Cecily Lynn Bezt., 2009., Buku Saku Keperawatan Pediatric., Eds 5., EGC : Jakarta
Gordon Et All. 2002. NANDA Nursing Diagnoses Definition and Classification (NIC),
Second Edition. USA: MosbyClassification (NOC), econd Edition. USA: Mosby
Ljungman P, Griffiths P, Paya C.2001. Definitions of cytomegalovirus infection and disease
in transplant recipients. Clin Infect Dis.Sarwono