Anda di halaman 1dari 30

Sejarah, Jenis dan Ciri-ciri Meganthropus

Paleojavanicus
Page | 1 9 Agustus 2017 Oleh Rizki

MEGANTHROPUS PALEOJAVANICUS – Di Indonesia terdapat beberapa penemuan dari


manusia purba. Berdasarkan pendapat dari T. Jacob, manusia mempunyai ciri-ciri biologis
berdiri tegak serta kapasitas otak yang relatif lebih besar.

Eugene Dubois adalah orang yang mempelopori penemuan manusia purba di Indonesia yang
berasal dari Belanda,

Meganthropus Paleojavanicus

excitingearth.wordpress.com

Fosil dari Meganthropus Paleojavanicus adalah fosil manusia yang paling primitif.
Meganthropus Paleojavanicus memiliki arti “Manusia Raksasa Dari Jawa”.
Manusia purba ini ditemukan pertama oleh Van Koenigswald pada tahun 1936 hingga 1941 di
wilayah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah.

Fosil yang ditemukan yakni bagian rahang bawah serta rahang atas kiri dengan gigi geraham.

Page | 2
Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus

99gambar.blogspot.com

Berikut ini adalah ciri-ciri dari Meganthropus Paleojavanicus

 Mempunyai tubuh yang kekar serta tegap


 Mempunyai Rahang yang besar
 Mempunyai bentuk geraham seperti manusia tetapi tidak berdagu seperti kera.
 Mempunyai tulang pipi yang tebal
 Terdapat tonjolan di kening serta pada bagian belakang kepalanya
 Tumbuhan menjadi makanan pokoknya/
 Hidup pada 2 -1 juta tahun yang lalu.

Berikut ini adalah Fosil yang berbentuk Fragmen Rahang Meganthropus Paleojavanicus yang
telah di temukan.
Meganthropus A / Sangiran 6
ibnufareziii.wordpress.com

Ini adalah Fragmen Rahang yang


Page | 3

cukup besar, pertama kali


rahang ini ditemukan pada Tahun 1941 oleh Von Koenigswald dan diberikan kepada
Weidenreich

Weidenreich memaparkan serta memberi nama spesimen pada tahun 1945, dan terpana dengan
ukurannya.Kemudian hominid ini adalah hominid yang memiliki rahang terbesar yang dikenal.
Rahang itu kira-kira sama tingginya dengan gorila tetapi memiliki bentuk yang berbeda.

Sedangkan antropoid dengan mandibula (rahang) memiliki tinggi yang terbesar di simfisis, yaitu
di mana dua rahang bawah bertemu, hal ini tidak terjadi di Sangiran-6, di mana ketinggian
terbesar terlihat di sekitar posisi pertama molar (M1).

Weidenreich menganggap ini adalah gigantisme acromegalic, tapi akhirnya tidak


menggolongkannya karena tidak memiliki fitur khas seperti dagu yang menonjol berlebihan dan
giginya yang kecil dibandingkan dengan ukuran rahang itu sendiri.

Weidenreich tidak pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid ini berasal, namun
mengatakan itu 2/3 ukuran Gigantopithecus , yang dua kali lebih besar sebagai gorila, yang
membuatnya seperti setinggi sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi.

Tulang rahangnya digunakan dalam bagian dari rekonstruksi tengkorak Grover Krantz, yang
hanya setinggi 8,5 inci (21 cm).
Meganthropus B / Sangiran 33/BK 7905
genggaminternet.com

Meganthropus B adalah Fragmen mandinula yang di temukan sekitar tahun 1979 dan memiliki
Page | 4
beberapa karakteristik yang mirip dengan mandibula sebelumnya.

Hubungannya dengan Meganthropus menjadi yang paling lemah dari penemuan mandibula.
Meganthropus I / Sangiran 27

Page | 5

ibnufareziii.wordpress.com

Spesimen Tyler ini digambarkan sebagai tengkorak yang hampir lengkap tapi hancur dalam batas
ukuran Meganthropus dan di luar batas (diasumsikan) H. Homo.

Spesimen ini tidak memiliki jendolan ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan
punggung nuchal sangat tebal.

Meganthropus II / Sangiran 31
Page | 6

ibnufareziii.wordpress.com

Meganthropus II merupakan fragmen tengkorak yang pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada
tahun 1982. Analisis Tyler sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah kisaran normalnya H.
Homo.

Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada sebelumnya
spesimen sebelumnya yang ditemukan. Ia memiliki sagittal crest yang sama atau punggung
temporal ganda dengan kapasitas tengkorak sekitar 800-1000cc.
Homo erectus (Pithecanthropus erectus)
Sahabat Story sudah pernah denger Homo erectus kan?. Manusia purba yang satu ini pernah hidup di
Indonesia, lho. Namun diantara kalian pasti ada yang tidak tahu tentang manusia purba ini. Nah, kali ini

Page | 7

kita akan membahas tentang Homo erectus.

Eugène Dubois, a Dutch surgeon, found the first Homo erectus individual (Trinil 2) in Indonesia in 1891.
In 1894, Dubois named the species Pithecanthropus erectus, or ‘erect ape-man

Jadi begini sahabat Story adanya Homo erectus bermula dari penelusuran seorang dokter bedah militer
Belanda bernama Eugene Dubois yang berhasil menemukan tulang rahang individu Homo erectus (nama
modern Pithecanthropus erectus) di tepi Bengawan Solo di daerah Trinil, Kabupaten Ngawi Jawa Timur
pada tahun 1890. Dari temuanya tersebut kemudian menjadi tolak pangkal dari penemuan-penemuan
makhluk sejenis berikutnya.

Tengkorak Homo erectus yang ditemukan oleh Dubois di Trinil

Pada tahun 1891 Dubois melanjutkan penelusurannya di kawasan lembah Bengawan Solo. Empat puluh
kilo meter dari penemuan pertama ia berhasil menemukan sebuah geraham dan bagian atas tengkorak
Homo erectus. Kemudian pada tahun 1892 sebuah geraham dan tulang paha kiri berhasil ditemukan di
area yang berjarak 15 meter dari lokasi penemuan ke dua.
Sahabat Story, meskipun Dubois belum menemukan dasaran tempurung otak Homo erectus saat itu
namun dari temuan tengkorak terbaru di Sangiran diperoleh bukti baru bahwa mahkluk ini memiliki

Page | 8

volume otak 900 cc.

Perbandingan ukuran tempurung otak antara Simpanse, Homo erectus dan Manusia Modern

Bila dilihat dari perbandingan gambar di atas dapat kita ketahui bahwa volume otak Homo erectus masih
terlalu kecil untuk ukuran manusia modern (<1000 cc) sedangkan dibandingkan dengan otak kera yang
paling tinggi tingkatannya terlalu besar (>600 cc).

Sahabat Story Homo erectus Trinil temuan Dubois ini usianya lebih muda dibandingkan dengan temuan
von Koenigswald Homo modjokertensis, lho. Diperkirakan mereka hidup di jaman pleistocen tengah (780

rb-126 rb tahun yang lalu).

Tengkorak Homo erectus yang ditemukan di Sangiran

Sahabat Story dari posisi bentuk tubuh Homo erectus kita dapat melihat bahwa makhluk ini berada di
tengah-tengah antara manusia dan kera. Dari tulang belakang kepalanya yang berkedudukan di atas
leher menujukkan adanya kemiripan dengan manusia (1). Kemudian bentuk tulang pahanya yang
panjang diperkirakan Homo erectus Trinil ini sudah mampu berjalan tegak menggunakan dua kakinya
(bipedal). Namun sifat kera juga masih nampak sahabat Story. Hal itu diperoleh dari tulang alis (torus
supra orbitalis) yang menonjol kedepan identik dengan bentuk kera (2).

Page | 9

Cangkang kerang yang mendapat perlakuan oleh Homo erectus

Sahabat Story dimanapun berada, dijamannya Homo erectus merupakan makhluk yang cerdas.
Kecerdasannya itu dibuktikan bukan hanya dari penggunaan kapak saja melainkan juga alat lainnya yang
terbuat dari sisa-sisa kehidupan seperti gigi dan tulang hewan. Hal itu diketahui dari fosil kerang
(Pseudodon) yang dibawa Dubois ke Belanda. Di fosil cangkang tersebut ditemukan lubang yang sengaja
mereka buat untuk mencongkel isinya (1). Kemungkinan besar alat yang mereka gunakan untuk
melubanginya adalah gigi ikan hiu.Homo erectus juga makhluk yang berkesenian. Seni gambar (ukir)
telah berkembang meskipun masih terbilang sederhana. Mereka mengukir cangkang kerang membentuk
vektor garis seperti huruf N dan M (2).

Nah, sahabat Story sekarang kalian sudah tahu dong apa itu Homo erectus ?. Yup, makhluk ini
diperkirakan menghuni Nusantara sekitar 780 ribu hingga 126 ribu tahun yang lalu. Mereka itu sudah
sudah berbudaya sahabat Story meskipun tingkatannya masih dasar. Mengapa mereka berbudaya?
karena mereka telah dikaruniai Tuhan volume otak yang lebih besar daripada kera yang paling tinggi
tingkatannya. Bagaimana sahabat Story, kalian masih penasaran dengan Phitecanthropus erectus ini?.
Kalau penasaran yuk kita semua pergi ke museum Sangiran dan Trinil, di sana kalian akan mendapat
pengalaman yang luar biasa tentang manusia pra sejarah Nusantara. Tapi pergi ke sananya jangan hari
Senin ya, karena museum tutup.
Pithecantropus Soloensis

Page | 10

tandapagar.com
Pithecantropus soloensis merupakan salah satu jenis manusia purba yang dapat kita temukan di
Indonesia. Fosil dari pithecantropus soloensis dapat ditemukan di sekitar wilayah jawa Tengah
dan juga Jawa Timur.

Pithecantrupus mempunyai ciri dari bentuk fisik seperti badan yang tegap dan tulang kening
Page | 11 yang lebar. Jika diperhatikan dari namanya, pithecantropus soloensis ini pertama kali ditemukan
di daerah Solo.

Sejarawan yang berhasil menemukan pithecantropus soloensis adalah Oppenoort, Ter Harr, dan
G.H.R Koenigswald di daerah Ngandong, Jawa Tengah. Jika dilihat dari tekstur pada
tenggorokannya, pithecantropus soloensis mempunyai bentuk tenggorokan tebal dan
memanjang.

Pithecantropus soloensis adalah salah satu dari 3 fosil pithecantropus yang berhasil ditemukan di
Indonesia. Fosil pithecantropus yang lain diberi nama pithecantropus erectus dan pithecantropus
mojokertensis.

Secara umum, fosil pithecantropus memiliki beberapa ciri khas yang dapat dilihat dari struktur
tubuhnya. Badannya tegap, tinggi, rahang dan pengunyah makanan kuat, dan belum memiliki
tulang dagu, akan tetapi sudah mempunyai tulang pada kening dengan ukuran yang cukup lebar.
Ciri-ciri Pithecantropus Soloensis

Page | 12

tandapagar.com

Pithecantropus soloensis yang merupakan salah satu manusia purba khas Indonesia memiliki
beberapa ciri khusus yang tidak dimiliki oleh semua manusia purba pada umumnya. Berikut ini
ciri dari pithecantropus soloensis.
 Makanannya hewan buruan dan tumbuhan
 Memiliki gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat
 Bentuk hidung lebar dan tidak berdagu
 Bentuk tonjolan pada kening tebal dan melintang di sepanjang pelipis
 Isi volume otak sekitar 750-1350 cc
Page | 13  Berbadan tegap
 Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.

Sejarah Manusia Purba Pithecantropus Mojokertensis


Kali ini kita akan mempelajari sejarah salah satu makhluk purba atau dikenal dengan istilah
manusia kera. Walaupun kata “manusia” untuk makhluk Pithecanthropus masih dipertanyakan
oleh beberapa pihak.

Orang yang menemukan fosis “manusia purba” Pithecantropus mojokertensis pertama kali
adalah G.H.R. Von Koenigswald, pada tahun 1939 di Mojokerto.

Fosil yang ditemukan saat itu masih berusia balita, sekitar 5-6 tahun.

Sesuai dengan teori pembagian lapisan diluvium, Pithecanthropus yang ditemukan oleh Dubois
berada pada lapisan trinil, sedangkan paa lapisan Jetis merupakan jenis Pithecantrophus Erectus
atau Pithencantropus robustus karena memiliki tubuh lebih besar dan kuat.

Koenigswald berpendapat bahwa Homo Mojokertensis atau Pithecantrophus mojokertensis


berada pada lapisan Plaistosen bawah atau lapisan Jetis.

Ciri-Ciri utama Fosil Pithecanthropus Mojokertensis

Apa ciri ciri Pithecanthropus mojokertensis menurut temuan Koenigswald? Ciri ciri utama fosil
Pithecanthropus mojokertensis adalah:

 Berbadan tegak
 Tulang pipi yang kuat.
 Kening tebal
 Mukanya menonjol ke depan

Page | 14

Sejarah manusia purba pithecantrophus mojokertensis

Itulah diatas ciri ciri “Manusia purba” Pithecantrophus mojokertensis serta siapa yang
menemukan dan sejarah penemuan Pithecantrophus mojokertensis. Sekian dan terima kasih.
Tetap belajar karena belajar itu mudah. Wassalam.

Searchtag:

sejarah tentang manusia purba. sejarah tentang manusia purba di indonesia. urutan sejarah
manusia purba. sejarah asal usul manusia purba. sejarah asal usul manusia purba di indonesia.
sejarah manusia purba vs nabi adam. video sejarah manusia purba. video sejarah manusia purba
di indonesia.

download video sejarah manusia purba. sejarah manusia purba wikipedia. sejarah manusia purba
wajakensis. jenis manusia purba sejarah kelas x. sejarah indonesia kelas x manusia purba. sejarah
sma kelas x manusia purba mengenal manusia purba sejarah kelas x.
sejarah peminatan kelas x manusia purba. sejarah manusia purba youtube. sejarah manusia purba
zaman batu. sejarah manusia zaman purba sejarah manusia purba pada zaman batu
sejarah manusia pada zaman purba. sejarah kelas 10 tentang manusia purba pelajaran sejarah
manusia purba kelas 7 sejarah kelas 7 tentang manusia purba

Page | 15
Mengetahui Ciri-Ciri Pithecanthropus
Robustus
By Jaya KurniaPosted on 28/12/2015

Ciri-ciri pithecanthropus robustus seringkali dikaitkan dengan ciri – ciri pithecanthropus


mojokertensis. Manusia jenis pithecanthropus ini paling banyak ditemukan di kepulauan Jawa
khususnya. Secara umum fosil pithecanthropus memiliki ciri – ciri badan yang tegap, memiliki
tulang tengkorak yang besar, memiliki bentuk kepala yang lonjong seprti kera dan manusia jenis
ini telah banyak berevolusi dan termasuk pemakan segalanya. Manusia purba jenis ini jika dilihat
dari pengamtan fosilnya diperkirakan telah hidup pada masa sekitar dua perempat juta tahun
yang lalu sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Jenis fosil dari manusia purba
pithecanthropus ini paling banyak ditemukan didaerah mojokerto, kedungbribus, trinil, sangiran,
sambung macan atau kota seragen dan di ngandong. Pithecanthropus memiliki banyak jenis
diantaranya yaitu pithecanthropus mojokertensis atau disebut juga pithecanthropus robustus,
pithecanthropus erectus dan pithecanthropus soloensis.

Ciri-ciri pithecanthropus robustus atau pithecanthropus mojokertensis ini merupakan fosil


manusia purba yang ditemukan pada tahun 1936. Penemu fosil ini adalah seorang pekerja yang
bekerja dibawah pinpinan para ahli purbakala Duyfjes yang bernama Tjokrohandoyo, ia
menemukan fosil tengkorak anak – anak di daerah kepuh klagen tepatnya didaerah mojokerto
yang ditemukan pada lapisan bawah atau lapisan pucangan yang kemudian di beri nama fosil
Pithecanthropus mojoketensis atau di sebut juga pithecanthropus robustus. Fosil pithecan tropus
mojokertensis ini disebutkan sebagai fosil manusia purba tertua diantara jenis fosil
pithecanthropus lainnya. Jenis pithecanthorups ini memiliki ciri – ciri diantaranya :

 Memiliki badan yang tegap, tapi tidak seperti perawakan meganthropus


 Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
 Memiliki tulang rahang dan gigi graham yang kuat
 Bagian kening menonjol
 Seperti jenis manusia purba meganthropus, pithecanthropus jenis ini juga tidak memiliki
dagu
 Memiliki volume otak yang belum sempurna seperti pada jenis homo yaitu sekitar 750
hingga 1.300 cc
 Tulang bagian atap tengkorang berbentuk lonjong dan memiliki struktur yang tebal
 Serta memiliki alat pengunyah dan mulai memiliki otot tengkuk yang kecil
Ciri-ciri pithecanthropus robustus lainnya yaitu fosil yang ditemukan oleh weidenrich dsn van
koenigswald pada tahun 1939 di trinil daerah lembah bengawan solo yang ditemukan dari
lapisan pleistosen bawah, memiliki beberapa hasil budaya asli dari olahan manusia purba
pithecantropus yaitu diantaranya kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat
genggam, alat serpih, dan alat – alat tulang.
Page | 16

Menurut sumber lain menyatakan bahwa pithecanthropus obustus sebenarnya berasal dari kata
pitheciane yang artinya kera, anthropos artinya manusia dan robustus yang memiliki arti kuat.
Sehingga jika ditarik kesimpulannya maka pithecanthropus robustus adalah manusia kera yang
sangat kuat. Pengetahuan sejarah mengenai ilmu – ilmu masa lampau seperti memahami dan
mempelajari mengenai asal – usul manusia dari mulai manusia purba hingga manusia sempurna
seperti saat ini.

Manusia Purba Pithecanthropus


Doni Setyawan | September 17, 2016 | Masa Pra-Aksara | Tidak ada Komentar

Pithecanthropus artinya manusia kera. Fosilnya banyak ditemukan di


daerah Trinil (Ngawi), Perning daerah Mojokerto, Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan
Kedungbrubus (Madiun, Jawa Timur). Seorang peneliti manusia purba Tjokrohandojo bersama
ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil tengkorak anak di lapisan Pucangan, yakni pada lapisan
Pleistosen Bawah di daerah Kepuhlagen, sebelah utara Perning daerah Mojokerto. Mereka
memberikan nama jenis Pithecanthropus mojokertensis, yang merupakan jenis Pithecanthropus
paling tua. Jenis Pithecanthropus memiliki ciri-ciri tubuh dan kehidupan sebagai berikut.

1. Memiliki rahang bawah yang kuat.


2. Memiliki tulang pipi yang tebal.
Page | 17 3. Keningnya menonjol.
4. Tulang belakang menonjol dan tajam.
5. Tidak berdagu.
6. Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
7. Memakan jenis tumbuhan.

Jenis Pithecanthropus ini paling banyak jenisnya ditemukan di Indonesia. Ada beberapa jenis
Pithecanthropus yang diketahui, antara lain, sebagai berikut.

1. Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak) adalah fosil yang paling terkenal
temuan Dr. Eugene Dubois tahun 1890, 1891, dan 1892 di Kedungbrubus (Madiun) dan
Trinil (Ngawi). Temuannya berupa rahang bawah, tempurung kepala, tulang paha, serta
geraham atas dan bawah. Berdasarkan penelitian para ahli, Pithecanthropus erectus
memiliki ciri tubuh sebagai berikut.
2. Berjalan tegak.
3. Volume otaknya melebihi 900 cc.
4. Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
5. Tinggi badannya sekitar 165 – 170 cm.
6. Berat badannya sekitar 100 kg.
7. Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah.
8. Hidupnya diperkirakan satu juta sampai setengah juta tahun yang lalu.

Hasil temuan Pithecanthropus erectus ini oleh para ahli purbakala dianggap sebagai temuan yang
amat penting, yaitu sebagai revolusi temuan-temuan fosil manusia purba yang sejenis. Jenis fosil
Pithecanthropus erectus ini diyakini sebagai missing link, yakni makhluk yang kedudukannya
antara kera dan manusia. Penemuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan sebab seakan-
akan dapat membuktikan teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusinya.
Darwin dalam bukunya yang berjudul The Descent of Man (Asal Usul Manusia) menerapkan
teori berupa perkembangan binatang menuju manusia dan binatang yang paling mendekati
adalah kera. Hal ini diperkuat penemuan manusia Neanderthal di Jerman yang menyerupai kera
maupun manusia.

Pithecanthropus robustus, artinya manusia kera berahang besar. Fosilnya ditemukan di Sangiran
tahun 1939 oleh Weidenreich. Von Koenigswald menyebutnya dengan nama Pithecanthropus
mojokertensis, penemuannya pada lapisan Pleistosen Bawah yang ditemukan di Mojokerto
antara tahun 1936 – 1941. Pithecanthropus mojokertensis artinya manusia kera dari Mojokerto.
Fosilnya berupa tengkorak anak berumur 5 tahun. Jenis ini memiliki ciri hidung lebar, tulang pipi
kuat, tubuhnya tinggi, dan hidupnya masih dari mengumpulkan makanan (food gathering).
Berdasarkan banyaknya temuan di lembah Sungai Bengawan Solo maka Dr. Von Koenigswald
membagi lapisan Diluvium lembah. Sungai Bengawan Solo menjadi tiga. (1) Lapisan Jetis
(Pleistosen Bawah) ditemukan jenis Pithecanthropus robustus., (2) Lapisan Trinil (Pleistosen
Tengah) ditemukan jenis Pithecanthropus erectus. (3) Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas)
ditemukan jenis Homo soloensis.

3. Pithecanthropus dubuis (dubuis artinya meragukan), fosil ini ditemukan di Sangiran pada
tahun 1939 oleh Von Koenigswald yang berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.
Page | 18 4. Pithecanthropus soloensis adalah manusia kera dari Solo yang ditemukan oleh Von
Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933 di Ngandong, tepi
Sungai Bengawan Solo. Hasil temuannya ini memiliki peranan penting karena
menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang kening.

Kumparan

    Rumah Eko BandungHot


 Video
 News
 Sepak Bola
 Ekonomi
 Politik
 Hiburan
 More

Kumparan

    Rumah Eko BandungHot


 Video
 News
 Sepak Bola
 Ekonomi
 Politik
 Hiburan
 More


 2

    Homo Floresiensis, Manusia Kerdil


Page | 19 Tertua di Indonesia

Homo Floresiensis, Manusia Kerdil Tertua di Indonesia

kumparanNEWS

Senin 27 Maret 2017 - 13:59

Homo Floresiensis (Foto: Flickr)


Penjelajahan para pengendara Motorcross di salah satu hutan di Aceh dikagetkan oleh sekelebat sosok
kecil yang lari begitu kencang. Manusia kerdil tidak hanya terdapat di Aceh, keberadaan mereka juga
disinyalir ada di Flores, Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Legenda Manusia Kerdil yang Hidup di Hutan Indonesia


Page | 20
Suku-suku manusia kerdil konon masih hidup hingga sekarang di beberapa tempat di Indonesia seperti
Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pertemuan dengan Suku Mante menjadi bukti eksistensi manusia
kerdil di Indonesia.

Manusia kerdil telah ada lama sejak manusia hidup di jaman purbakala. Bukti manusia berukuran di
bawah rata-rata manusia ditemui di Indonesia, tepatnya di Flores.

Tempat ditemukannya tulang Homo Floresiensis. (Foto: Wikimedia Commons)

Mengutip The Guardian, tim arkeolog asal Australia dan Indonesia menemukan tengkorak manusia
purba yang berukuran kecil. Di dalam situs arkeologi terkenal di Flores bernama Liang Bua, ditemukan
sebuah tengkorak berukuran kecil dan beberapa tulang belulang dari tubuh manusia yang hanya setinggi
1 meter.
Temuan manusia purba bermula pada eksplorasi yang dilakukan pada akhir tahun 90-an. Awal mulanya,
para peneliti mengira bahwa tulang belulang tersebut adalah milik anak-anak.

Tim yang dipimpin Professor Morwood baru mengumumkan tulang berusia 8000 tahun pada tahun 2004
sebagai manusia purba dewasa. Potongan tulang belulang manusia kemudian menjadi sebuah temuan
Page | 21 spesies baru yang diberi nama Homo floresiensis.

Temuan ini sempat dicibir oleh beberapa peneliti lainnya karena pada saat itu, dunia arkeologi hampir
jarang sekali mendapati manusia kerdil dalam setiap kegiatan penjelajahan. Tulang belulang tersebut
danggap sebagai jasad manusia modern yang mengalami disabilitas lalu terkubur di Liang Bua. Bahkan
ada beberapa pihak yang meremehkan temuan kerangka manusia purba.

Sejarah Penemuan Homo Wajakensis


Beserta Ciri-cirinya
15 Agustus 2017 Oleh Burhan
HOMO WAJAKENSIS – Manusia purba dari jenis genus Homo adalah salah satu manusia
purba yang memiliki umur paling muda. Fosil dari manusia purba ini sudah diperkirakan sudah
ada semenjak 15.000-40.000 tahun sebelum masehi.

Dari volume otak manusia purba ini sudah hampir menyerupai manusia zaman sekarang. Bisa
Page | 22 diketahui jika manusia purba jenis ini adalah manusia (Homo), bukan salah satu manusia kera.
Homo adalah manusia purba yang mempunyai pikiran cerdas. Di Indonesia sendiri terdapat
Homo Wajakensis.

Sejarah Penemuan Homo Wajakensis

Fosil dari Homo Wajakensis telah ditemukan pada tahun 1889 di wilayah Wajak, Jawa Timur
oleh E. Debois. Penelusuran dari sisa-sisa manusia Wajak ini bisa menyimpulkan bahwa struktur
tengkoraknya berbeda dengan struktur tengkorak bangsa Indonesia.

Homo Wajakensis ini memiliki persamaan dengan pribumi purba orang Australia. Oleh
karenanya, Eugene Dubois sudah menduga bahwa Homo Wajakensis adalah ras
Australoide. Atau bernenek moyang yang memiliki silsilah langsung dengan bangsa asli
Australia.
Manusia Wajakensis itu mulai menyebar ke timur dan barat Benua Australia. Sebuah rahang atas
dan sebuah rahang bawah dari manusia purba ini sangatlah sama dengan manusia purba dari ras
Australoid. Fosil ini pernah ditemukan di Keilor dan Talgai yang sudah tinggal di daerah Irian
dan Australia sejak lama.

Page | 23 Menurut seorang ahli, Homo Wajakensis sebenarnya sama seperti Homo Soloensis, kedua jenis
ini berasal dari plestosen tinggi dan telah dikelompokkan. Karena dari sifat-sifat fisik inilah yang
mendekati manusia zaman sekarang.

Ciri-ciri Homo Wajakensis

 Muka datar dan lebar


 Hidung lebar dan bagian mulut menonjol (maju)
 Dahinya agak miring dan diatas mata terdapat busur dahi yang nyata
 Pipinya menonjol ke samping
 Kapasitas otaknya bisa lebih dari 1300 cc, dan volume otak yang berukuran 1350cc-
1450cc
 Berat badan dari 30 – 150 kg
 Tinggi badan 130 – 210 cm
 Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
 Perawakannya masih seperti kera tetapi sudah berdiri tegak
 Cara berjalan sudah lebih tegak
 Otot dan Tulang besar
Page | 24
Itulah sejarah penemuan Homo wajakenesis beserta ciri-cirinya. Semoga bisa membantu dalam
belajar dan tentunya bermanfaat.

Tengkorak manusia purba Homo Floresiensis (Foto: Wikimedia Commons)

Namun pada tahun 2009, fakta tambahan menyudahi perdebatan terkait Homo floresiensis. William
Jungers, paleoantropolog asal Amerika Serikat menyebutkan bahwa bentuk ruas jari tulang tersebut
begitu identik dengan manusia purba. “Bentuk kaki Homo floresiensis tidak dimiliki oleh manusia
modern,” ungkap Jungers.

Jungers juga menambahkan bahwa ukuran kerdil Homo Floresiensis merupakan hal yang otentik jika
dibanding temuan manusia purba lainnya. Dalam pohon keluarga manusia purba, mulai dari
Australopiths hingga Homo erectus, ukuran kerdil jarang sekali ditemui. Hal ini disebabkan fenomena
Island Dwarfing, atau penyusutan ukuran badan akibat perubahan kondisi lingkungan tempat makhluk
tersebut hidup.

Pengertian dan Ciri-ciri Homo Soloensis


8 Agustus 2017 Oleh Donni

HOMO SOLOENSIS – Fosil ataupun alat- alat beserta hasil kebudayaan dari manusia purba
banyak ditemukan di Indonesia, dan menjadi sesuatu yang penting dari para ahli untuk meneliti
dan mendapatkan informasi yang kongkrit terkait manusia purba. Fosil yang ditemukan di
Indonesia berasal kebanyakan dari masa Pleistosen, sehingga secara fisik perkembangannya
lebih ke bentuk manusia sekarang.

Sebelum membahas langsung tentang Homo Soloensis, mari kita simak pengertian dari kata
homo itu senidiri. Homo disini bermakna manusia purba yang mendekati bentuk manusia
sempurna atau lebih sempurna dibandingkan dengan jenis manusia purba Meganthropus ataupun
Pithecantropus.

Manusia purba jenis Homo ini mereka sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hiduonya dengan
berburu menggunakan peralatan dari batu yang berupa kapak, alat-alat serpih, dan alat-alat lain
yang terbuat dari tulang seperti peralatan ujung tombak, dan alat pengorek ubi serta keladi.

Ciri-ciri Manusia Purba Homo Secara Umum :


• Bentuk fisiknya hampir seperti manusia sekarang
• Tingginya antara 130-210 cm
• Berat badannya antara 30-150 kg
• Hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu
• Tonjolan pada kening agak berkurang dan sudah berdagu
Page | 25 • Berdiri tegak dan berjalan dengan sempurna

Pengertian Homo Soloensis

http://penulispro.com

Terkait dengan Homo Soloensis, tepatnya di tahun antara 1931-1934, seorang ahli purbakala
bernama G.H.R. Von Koeningswald, Oppenoorth, serta Ter Haar menemukan fosil-fosil manusia
purba di sebuah Lembah Sungai Bengawan Solo di dekat Desa Ngadong, di sebuah daerah Blora
dan Sragen, Jawa Tengah. Manusia purba jenis ini yang berasal dari Lembah Bengawan Solo
inilah yang dinamakan homo soloensis atau manusia purba dari Solo. Fosil yang ditemukan yaitu
berupa tengkorak , tulang rahang, dan gigi.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, manusia purba ini memiliki tingkatan yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Dan menurut perkiraan, homo
soloensis ini merupakan evolusi dari Pithecanthropus Mojokertensis.

Bahakan Oleh beberapa ahli mengtakan jika manusia purba ini termasuk Homo Neanderthalensis
yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika. Fosil homo
soloensis ditemukan pada lapisan Pleistosen bagian Atas. homo soloensis diprediksi hidup
sekitar 900 .000 hingga 300.000 tahun silam.
Ciri-ciri Homo Soloensis

Page | 26

eventzero.org

Berikut cicri-ciri homo soloensis Berdasarkan penelitian terhadap fosil-fosil yang ditemukan:

• Volume otaknya antara 1000 hingga 1200 cc


• Otak kecil homo soloensis berukuran lebih besar daripada otak kecil pada Pithecanthropus
Erectus
• Tengkorak berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus
• Memiliki Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm
• Otot pada tengkuk mengalami penyusutan
• Muka tidak menonjol ke depan
• Tonjolan pada kening agak terputus ditengah (tepatnya di atas hidung)
• Sudah Berdiri tegak serta berjalan lebihsempurna

Dan beriku ini Hasil Budaya yang ditemukan dari Homo Soloensis
• Kapak gengam / Kapak perimbas
• Alat serpih
• Peralatan yang terbuat dari tulang

Home › Manusia Purba


Ciri-Ciri Homo Sapiens Pengertian dan
Contoh Hasil Budaya
Page | 27 By M.Nurul Huda May 13, 2018
Ciri ciri fisik homo sapiens dan contoh hasil budaya - Homo sapiens merupakan manusia purba
yang paling cerdas dari seluruh jenis manusia purba sebelumnya. Ciri fisik pun mirip manusia
modern seperti kita.
Homo sapiens dalam bahasa latin disebut "manusia yang tahu", maksudnya adalah manusia
purba yang telah memiliki pola pikir yang maju. Manusia purba merupakan manusia yang
tinggal pada masa lampu dan belum mengenal aksara (baca dan tulis). Di indonesia terdapat 10
jenis manusia purba dan dibagi menjadi 3 kelompok. Nah untuk jenis Homo atau termasuk
manusia purba paling modern dan memiliki badan tegap seperti manusia di jaman sekarang
Page | 28
Baca Juga
 Ciri-Ciri Manusia Purba Homo Georgicus
 Ciri-Ciri Fisik Manusia Purba di Indonesia
 Ciri-Ciri Fisik Homo Antecessor

Manusia purba jenis ini menjalani kehidupan pada masa lampu sudah tidak berpindah tempat
yang ditinggalinya. Hidup dengan berburu dan memakan makanan yang telah dimasak. Terdapat
beberapa jenis dari homo sapien mampu membuat api untuk memasak, cukup cerdas dalam
sejarah manusia purba.

Bagian tubuh terpenting manusia yang menjadi pola pikir untuk maju adalah otak. Otak yang
dimiliki homo sapiens tergolong cukup besar. Manusia purba homo sapiens memakai pelindung
tubuh atau baju yang terbuat dari kulit hewan buruan. Alat untuk berburu terbuat dari bahan
sederhana seperti batu dan kayu yang diruncingkan.

Homo Sapiens

Manusia purba homo sapiens merupakan cikal bakal dari manusia modern seperti kita. Mereka
hidup pada zaman batu muda (100.000 - 50.000 tahun yang lalu) dengan mengandalkan berburu
dan memakan makanan yang telah dimasak. Homo sapiens juga termasuk manusia tercerdas
dari jenis lainnya, mereka mampu membuat peralatan sedehana dari tulang dan batu yang
digunakannya untuk berburu dan juga untuk peratan pengolah makanan. Walaupun mereka hidup
mengembara namun mereka pandai dalam beradaptasi dengan lingkungan yang dijumpai.

Ciri - ciri manusia purba Homo Sapiens yaitu:

 Berjalan dan berdiri homo sapiens dengan tegak


 Memiliki volume otak 1650cc
 Memiliki muka datar dan lebar
 Akar hidung yang lebar
 Memiliki busur kening yang menonjol dan terlihat nyata
 Sedikit menonjol dibagian mulut
 Memiliki ciri ciri mirip seperti ras mongoloid dan ras austramelanosoid
 Memiliki tinggi tubuh 1,30 m sampai 2,10 m
 Memiliki otak lebih berkembang daripada Meganthropus dan pithecanthropus
 Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut
 Memiliki dagu
 Otot dibagian tengkuk mengalami penyusutan

Dari ciri ciri diatas disimpulkan bahwa homo sapiens mirip dengan manusia modern atau nenek
moyang kita (manusia modern). Kehidupan homo sapien pada jaman lampau makan dengan
Page | 29 berburu dan bercocok tanam dan hidup mulai menetap atau tidak berpindah pindah tempat.
Dalam berburu homo sapien menggunakan peralatan yang diruncingkan. Penemuan benda kuno
yang ditinggalkan manusia purba ini bermacam macam.

Temuan hasil budaya manusia purba homo sapiens ditemukan disamping fosil dari manusia
purba homo sapiens ini. Penemuan benda kuno disamping fosil mampu mengindentifikasi
peneliti untuk mengetahui tanggal dan tahun umur fosil homo sapiens tersebut.
Hasil budaya peninggalan homo sapiens yaitu;

1. Kapak persegi
2. Kapak batu
3. Kapak genggam
4. Alat serpih
5. Alat tulang/tanduk runcing
6. Kapak genggam Sumatra ( Pabble )
7. Kapak Pendek ( Bache Courte )
8. Flakes
9. Kapak corong ( Kapak sepatu )
10. Nekara
11. Bejana Perunggu
12. Perhiasan dan manik-manik dari perunggu.

Homo sapiens dapat diklasifikasikan ilmiah menjadi:


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
SubOrdo : Haplorhini
Famili : Hominidae
SubFamili : Homininae
Bangsa : Hominini
Genus : Homo
Spesies : Homo Sapiens

Itulah mengenai ciri ciri dan pengertian manusia purba homo sapiens yang telah saya rangkum
dan kumpulkan dari berbagai sumber. Semoga menambah semangat belajar anda mengenai;
makalah tentang homo sapiens, klasifikasi ilmiah homo sapiens, pengertian homo sapiens, ciri
ciri fisik homo sapiens, hasil budaya homo sapiens dan artikel informasi homo sapiens.
Page | 30

Anda mungkin juga menyukai