Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR MATA KULIAH METODA KONSTRUKSI

KONSTRUKSI KARYA ASLI ANAK BANGSA

Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019

Disusun oleh :

Aloysius Gonzaga Rizky Danish B ( 170217112 / TS )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2019
I. Latar Belakang
Pada zaman ini bangsa Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan
nasional yang bertujuan untuk memajukan dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia
tanpa terkecuali. Pembangunan nasional yang sedang dicanangkan oleh pemerintah salah
satunya adalah pembangunan infrastruktur/gedung seperti bandar udara, pelabuhan, jalan
tol dll. Tentunya pembangunan tersebut dilakukan secara merata diseluruh pelosok
daerah di Indonesia, guna memajukan seluruh wilayah Indonesia.
Tentunya disetiap pembangunan infrastruktur seringkali terhambat oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah faktor alam seperti kondisi tanah yang memiliki kondisi yang
lembek. Sehingga penggunaan pondasi konvensional sangat tidak disarankan karena
dapat menyebabkan bangunan yang berada di atasnya tidak stabil dan kemudian akan
menyebabkan penurunan bangunan atau ambles dan bahkan dapat menimbulkan
bangunan tersebut roboh. Sehingga hal tersebut pasti akan merugikan pemilik bangunan
maupun para kontraktor bangunan tersebut..
Untuk itu para insinyur-insinyur dan pakar-pakar teknik sipil di Indonesia terus
melakukan percobaan-percobaan guna menyelesaikan dan mengatasi berbagai hambatan
pada saat pelaksanaan pembangunan suatu bangunan. Salah satunya adalah Prof. Dr. Ir
Soedijatmo yang pada tahun 1961 menemukan pondasi cakar ayam yang sudah diakui
bahwa pondasi tersebut sangat cocok untuk kondisi tanah yang lembek. Cara ini
dilakukan dengan membuat plat beton yang di bawahnya didukung oleh pipa-pipa beton.
Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek.
Oleh karena itu, pondasi tersebut sering disebut sebagai pondasi cakar ayam.
Dengan penemuan pondasi cakar ayam tersebut maka pembangunan di Indonesia
diharapkan dapat merata diseluruh wilayah. Dan dapat melakukan pembangunan gedung
di atas tanah yang lembek ataupun tanah yang tidak stabil.

II. Sejarah Pondasi Cakar Ayam


Pondasi cakar ayam ditemukan oleh Prof. Dr. Ir Soedijatmo padat tahun 1961. Pada
awalnya Prof. Dr. Ir Soedijatmo sebagai pejabat PLN harus mendirikan beberapa menara
listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa di Ancol, Jakarta. Pada saat mendirikan ada
beberapa menara yang dapat didirikan menggunakan pondasi konvensional, namun ada
beberapa menara yang tidak dapat didirikan karena kondisi tanah yang kurang
mendukung. Menara-menara tersebut rencananya akan digunakan untuk menyalurkan
listrik dari Tanjung Priok menuju ke Gelanggang Olah Raga Senayan yang akan
diselenggarakannya pesta olah raga Asian Games 1962.
Karena beberapa menara masih belum terpasang maka dicarilah system baru untuk
memasang menara-menara tersebut. Kemudian Prof. Dr. Ir Soedijatmo menemukan ide
dimana pemasangan menara dilakukan di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang
didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit
(bersatu), dan mencengkeram tanah rawa yang lembek.
III. Struktur Pondasi Cakar Ayam

(Sumber gambar: https://www.dekoruma.com/artikel/63953/apa-itu-pondasi-cakar-ayam


Diakses pada 11 Juni 2019)

Struktur pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang didukung oleh buis-
buis beton bertulang yang dipasang vertical dan disatukan secara monolit dengan plat
beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20 cm, dan pipa buis
beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang 150-250 cm. Buis-nuis beton
ini berguna untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton
dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga tercipta suatu system
yang komposit.
Mekanisme system pondasi cakar ayam dalam memikul beban adalah adanya titik
beban di atas pelat, maka beban tersebut akan menyebabkan pelat melendut. Lendutan
inilah yang menyebabkan buis-buis cakar ayam berotasi. Rotasi cakar ayam terbesar
adalah ada pada cakar yang terletak di dekat beban. Rotasi cakar ayam memobilisasi
tekanan tanah lateral di belakang cakar ayam dan merupakan momen yang melawan
lendutan pelat. Dengan demikian, cara mengurangi lendutan pelat, semakin besar momen
lawan cakar untuk melawan lenduran maka semakin besar reduksi lendutan. Momen
lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadatan (kuat geser) tanah
sekitar cakar, yaitu semakin Panjang cakar, maka semakin besar momen lawan terhadap
lendutan pelat yang dapat diperoleh.

IV. Karakteristik Pondasi Cakar Ayam


Pondasi cakar ayam berbentuk plat persegi dengan yang menyesuaikan dengan beban
bangunan dan kondisi struktur tanah. Detailnya, pondasi ini terdiri dari pipa-pipa beton
yang menyerupai cakar ayam dengan jarak sumbu 2 sampai 3 meter. Pipa-pipa ini
umumnya memiliki diameter 1,2 m; tebal 8 cm dan ukuran Panjang menyesuaikan dengan
beban bangunan dan kondisi struktur tanah. Sedangkan pelat beton umumnya memiliki
ketebalan 10-15 cm.
Pondasi cakar ayam ini terbilang popular dan banyak digunakan karena mampu
menopang beban hingga 500 – 600 ton per kolom. Sehingga bangunan yang berdiri di
atasnya dapat berdiri dengan stabil.

V. Kelebihan Pondasi Cakar Ayam


Berikut adalah kelebihan-kelebihan apabila menggunakan pondasi cakar ayam
sebagai struktur bagian bawah bangunan :

1. Dapat dibangun di atas tanah yang lembek


Sesuai dengan alasan awal ditemukannya, pondasi cakar ayam mampu
dibangun di atas tanah dengan tekstur yang lembek, bahkan berair. Berbeda
dengan pondasi konvensional yang sulit melakukan pembangunan di atas tanah
lembek dan berair karena berisiko ambles, bergerak ataupun bergeser.
Pondasi ini juga memiliki daya dukung yang lebih tinggi dan tidak
membutuhkan sela-sela untuk menampung pengembangan akibat perubahan
cuaca.
2. Tidak memerlukan system drainease
Kelebihan lain dari pondasi ini adalah tidak membutuhkan sistem drainase dan
sambungan kembang kusut. Sebab, seluruh pondasi cakar ayam berisi beton padat
yang kuat sehingga tidak ada celah atau ruangan sebagai drainase. Dengan begitu,
pengerjaan pondasi ini akan mengurangi biaya, material, dan waktu pengerjaan.

VI. Kekurangan Pondasi Cakar Ayam

Meskipun pondasi cakar ayam adalah pondasi yang kuat dan kokoh, namun tetapi saja
pondasi ini memiliki kekurangan. Berikut kekurangan pondasi cakar ayam :

1. Biaya pembuatan mahal


Biaya pembuatan pondasi cakar ayam lebih mahal apabila dibandingkan
dengan pondasi konvensional. Hal ini karena peralatan dan tindakan dalam proses
pembuatannya cukup banyak dan rumit.
2. Bahan/material cukup banyak
Bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses betonisasi pondasi jauh
lebih banyak jika dibandingkan dengan pondasi konvensional.
VII. Proses Pembuatan Pondasi Cakar Ayam

Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pembuatan pondasi cakar ayam, antara
lain:

1. Penggalian tanah
Sebelum melakukan penggalian tanah, hal pertama yang perlu dilakukan
adalah menentukan ukuran panjang, lebar, dan kedalaman pondasi. Adapun hal
teknis yang perlu diperhatikan yakni sebaiknya galian pondasi dibuat lebih lebar
dari ukurannya agar para tukang dapat bekerja lebih leluasa. Selain itu, semua
galian tanah harus diletakkan jauh dari lokasi pengerjaan pondasi agar tidak
mengganggu.
2. Penulangan pondasi
Proses perakitan tulangan (pipa-pipa beton) pondasi dikerjakan di luar tempat
pengecoran namun masih dalam satu lokasi proyek. Hal ini agar tulangan pondasi
dapat segera dipasang setelah dirakit. Teknisnya, hasil rakitan tulangan
dimasukkan ke dalam tanah galian lalu diletakkan tegak lurus dengan bantuan
waterpass.
Selanjutnya, tulangan diberi jarak 40 mm dengan dasar tanah dengan batu kali
yang diletakkan di setiap ujung sisi sebagai pengganjal. Setelah rakitan terpasang
dengan stabil, langkah berikutnya adalah membuat plat beton alias pengecoran.
3. Bekisting
Proses selanjutnya adalah pengerjaan bekisting. Apa yang dimaksud dengan
bekisting? Bekisting ialah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan di-cor, baik itu di dalamnya atau di
atasnya
4. Pengecoran
Langkah terakhir adalah pengecoran. Adapun bahan-bahan pokok yang
diperlukan yakni semen, pasir, kerikil atau split, dan air. Untuk mendapatkan hasil
dengan mutu yang baik, tentu harus menggunakan bahan yang bermutu juga.

VIII. Kesimpulan

Pondasi cakar ayam adalah pondasi yang digunakan untuk struktur bagian bawah
bangunan yang dibangun di atas tanah yang memiliki struktur tanah yang lembek dan
tidak stabil. Pondasi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir Soedijatmo yang pada tahun 1961
yang pada saat itu beliau sedang menjabat di PLN Jakarta.

Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang, ketebalan plat beton tergantung
dari keadaan tanah di bawahnya dan jenis konstruksi, rata-rata ketebalannya sekitar 10
hingga 20 cm. Pada bagian bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa yang memiliki
jarak sumbu kisaran 2 sampai 3 meter. Plat pondasi cakar ayam yang tergolong tipis,
maka pondasi ini termasuk dalam tipe pondasi yang fleksibel.

Penggunaan pondasi cakar ayam lebih cocok jika digunakan untuk struktur bangunan-
bangunan yang besar atau infrastruktur yang berskala besar, dan tidak cocok untuk
bangunan kecil seperti rumah biasa (berlantai 1).
Daftar Pustaka

• Shafiyyah, Yasmin (2019, 12 Februari). Mengenal Pondasi Cakar Ayam yang


Mendunia.
https://www.homify.co.id/ideabooks/6397390/mengenal-pondasi-cakar-ayam-
yang-mendunia
Diakses pada tanggal 9 Juni 2019

• Dekorma, Kania (2018, 4 Maret). Pondasi Cakar Ayam, Pondasi Asli Indonesia
yang Bersejarah.
https://www.dekoruma.com/artikel/63953/apa-itu-pondasi-cakar-ayam
Diakeses tanggal pada 9 Juni 2019

• RumahLia (2019, 1 April). Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Cakar Ayam


untuk Bangunan.
https://rumahlia.com/desain/kelebihan-dan-kekurangan-pondasi-cakar-ayam
Diakses pada tanggal 11 Juni 2019

• Permata, Besi (2019). Struktur dan Mekanisme Pondasi Cakar Ayam


https://www.besibeton.net/struktur-dan-mekanisme-pondasi-cakar-ayam/
Diakses pada tanggal 11 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai