Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Keperawatan

Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

EFEKTIVITAS MASSASE EFFLEURAGE DAN MASSASE COUNTERPRESSURE


TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN

Riska Aprilia Wardani1), Herlina2)


1)
Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada, Email : riez_wea@yahoo.com
2)
Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada, Email : herlina.yasmine@gmail.com

ABSTRAK

Setiap persalinan yang terjadi beresiko mengalami komplikasi persalinan yang


berdampak pada terjadinya kematian ibu. Salah satu gangguan saat persalinan
adalah terjadinya nyeri persalinan. Nyeri yang tidak teratasi dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi karena nyeri menyebabkan pernafasan dan denyut
jantung ibu akan meningkat yang menyebabkan aliran darah dan oksigen ke
plasenta terganggu. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan nyeri selama persalinan adalah dengan menerapkan teknik masase.
Dua teknik masase yang mulai dikembangkan dan digunakan oleh bidan dan
penolong persalinan adalah masase effleurage dan masase counterpressure.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa efektifitas masase effleurage dan
masase counterpressure terhadap penurunan nyeri persalinan.
Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan rancangan
pre test – post test kontrol group design. Pengukuran dilakukan pada dua kelompok
yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Penelitian ini dilakukan di BPM
yang masuk wilayah kerja Desa Sooko Kabupaten Mojokerto. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang memenuhi kriteria penelitian. Variabel
dalam penelitian ini adalah pemberian teknik massase dan intensitas nyeri. Analisis
univariate digunakan untuk menganalisis variabel karakteristik responden dan untuk
mendeskripsikan intensitas nyeri yang dialami masing-masing kelompok. Analisis
bivariate digunakan untuk melihat pengaruh dari variable menggunakan uji statistik
uji beda / uji t.
Dari hasil uji t-test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai
signifikasi sebesar 0,078 dengan nilai korelasi sebesar 0,487 yang berarti terapi
massage effleurage tidak efektif untuk meredakan nyeri persalinan. Dari hasil uji t- test
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,023 dengan
nilai korelasi sebesar 0,602 yang berarti terapi massage counterpressure efektif untuk
meredakan nyeri persalinan. Terapi massase counterpressure (sig :
0,001) lebih efektif digunakan sebagai terapi nonfarmakologis untuk meredakan
nyeri persalinan dibandingkan dengan terapi massase effleurage (sig : 0,003)
Penerapan terapi nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri pada persalinan
merupakan metode yang harus dikembangkan oleh semua bidan / penolong
persalinan. Hal ini secara tidak langsung akan membantu ibu bersalin dalam
mengatasi nyeri akibat persalinan yang terjadi dan menekan resiko terjadinya
komplikasi akibat persalinan yang terjadi.

Kata kunci : Nyeri persalinan, masase effleurage, masase counterpressure

Halaman Halaman
| |
123123 123123
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

PENDAHULUAN 2000, Kementerian Kesehatan RI


Persalinan adalah proses pengeluaran memperkuat strategi intervensi sektor
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan kesehatan untuk mengatasi kematian ibu
(37-42 minggu) lahir spontan dengan dengan mencanangkan strategi Making
presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Prawirohardjo, 2005).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Saifuddin, 2007). Setiap
persalinan yang terjadi beresiko mengalami
komplikasi persalinan yang berdampak pada
terjadinya kematian ibu. Beberapa penelitian
menyimpulkan bahwa kematian ibu dan
kematian anak banyak terjadi di Rumah Sakit.
Rumah Sakit berkontribusi terhadap 40-70%
Angka Kematian Ibu, persalinan di rumah
berkontribusi sebesar 20-35%, dan persalinan
yang terjadi di perjalanan sebesar 10-18%
(Lancet, 2005 dalam Kemenkes, 2014).
Dengan melihat fakta tersebut maka dapat
dikatakan bahwa dibutuhkan adanya upaya
penurunan AKI yang difokuskan di rumah
sakit. Berbagai program telah diluncurkan
oleh pemerintah untuk mengurangi resiko
terjadinya komplikasi persalinan.
Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu (yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan
negara–negara tetangga. Sejak tahun 1990
upaya strategis yang dilakukan dalam upaya
menekan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
dengan pendekatan safe motherhood, dengan
menganggap bahwa setiap kehamilan
mengandung risiko, walaupun kondisi
kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan
dalam keadaan baik. Di Indonesia Safe
Motherhood initiative ditindaklanjuti dengan
peluncuran Gerakan Sayang Ibu di tahun
1996 oleh Presiden yang melibatkan berbagi
sektor pemerintahan di samping sektor
kesehatan. Salah satu program utama yang
ditujukan untuk mengatasi masalah kematian
ibu adalah penempatan bidan di tingkat desa
secara besar-besaran yang bertujuan untuk
mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir ke masyarakat. Di tahun

Halaman Halaman
| |
124124 124124
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

Pregnancy Safer. Pada tahun 2012 untuk merasa sakit sehingga sakit saat
Kementerian Kesehatan meluncurkan
program Expanding Maternal and Neonatal
Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu dan neonatal sebesar
25%. Program ini dilaksanakan di provinsi dan
kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan
neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan
provinsi-provinsi tersebut dikarenakan 52,6%
dari jumlah total kejadian kematian ibu di
Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut,
sehingga dengan menurunkan angka
kematian ibu di enam provinsi tersebut
diharapkan akan dapat menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia secara signifikan.
Peningkatan pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Komprehensif adalah
upaya yang dilakukan untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu (Kemenkes, 2014).
Dewasa ini telah diluncurkan kembali
program untuk mengurangi resiko kejadian
komplikasi persalinan oleh Kemenkes RI.
Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan
program terobosan Kementerian Kesehatan
dalam pemberdayaan masyarakat tentang
kesehatan ibu sebagai upaya untuk
menurunkan kematian ibu (Factsheet Ditjen
Bina Kesehatan Ibu). P4K adalah kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi
oleh tenaga kesehatan, kader, tokoh
agama/tokoh masyarakat untuk meningkatkan
peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam perencanaan persalinan, persiapan
menghadapi komplikasi kehamilan/persalinan,
perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca
persalinan bagi setiap ibu hamil dengan
menggunakan media stiker sebagai penanda.
Wujud penerapan P4K tersebut juga dituliskan
pada Buku KIA dalam lembar ‘Amanat
Persalinan’. Setiap kehamilan yang mendapat
buku KIA dan membuat perencanaan
persalinan dituliskan pada lembar tersebut.
Selain itu, program Jampersal (jaminan
persalinan) juga telah berperan untuk
menurunkan angka kematian ibu saat
persalinan (Kemenkes, 2014).
Persalinan normal merupakan suatu
peristiwa yang menegangkan bagi
kebanyakan wanita. Seorang ibu yang
menghadapi persalinan cenderung merasa
takut terutama pada primigravida. Ketika
ketakutan itu dialami maka secara otomatis
otak mengatur dan mempersiapkan tubuh

Halaman Halaman
| |
125125 125125
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

persalinan akan lebih terasa. Wall dan pada abdomen adalah salah satu metode non
Malzack meyakini bahwa nyeri harus farmakologis yang biasanya digunakan dalam
diringankan dengan efektif karena bila nyeri
disertai reaksi stress memliki efek berbahaya
bagi ibu dan janin (dikutip dalam Wahyuningsih,
2014). Nyeri persalinan merupakan suatu
kondisi yang fisiologis. Nyeri persalinan
merupakan perasaan tidak menyenangkan
yang terjadi selama proses persalinan. Secara
fisiologi nyeri persalinan mulai timbul pada
persalinan kala I fase laten dan fase aktif. Pada
fase aktif terjadi pembukaan mulai 3-10 cm.
Nyeri disebabkan karena kontraksi uterus dan
dilatasi serviks. Makin lama nyeri yang
dirasakan akan bertambah kuat. Puncak nyeri
terjadi pada fase aktif dimana pembukaan
lengkap sampai
10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan
mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses
persalinan dan janin (Potter dan Perry, 2005).
Nyeri yang tidak teratasi dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi karena nyeri
menyebabkan pernafasan dan denyut jantung
ibu akan meningkat yang menyebabkan aliran
darah dan oksigen ke plasenta terganggu.
Penanganan dan pengawasan nyeri
persalinan pada kala I fase aktif sangat
penting karena hal ini sebagai penentu
apakah ibu dapat menjalani persalinan normal
atau diakhiri dengan suatu tindakan karena
penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat
hebat.
Seiring kemajuan teknologi dan ilmu
pendidikan (kebidanan) persalinan yang aman
bagi ibu dan bayi sudah mulai dikembangkan.
Beberapa bentuk konkrit yang sudah
dikembangkan adalah persalinan dengan cara
cesarea dan waterbirth. Kedua jenis
persalinan tersebut menjadi ibu bersalin
cenderung tidak mengalami nyeri yang hebat
dalam persalinan yang terjadi. Namun
dampak perkembangan tersebut terjadinya
lonjakan biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan persalinan. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan nyeri selama persalinan adalah
dengan menerapkan teknik massase. Dua
teknik massase yang mulai dikembangkan
dan digunakan oleh bidan dan penolong
persalinan adalah massase effleurage dan
massase counterpressure.
Massase effleurage merupakan teknik
pijatan dengan menggunakan telapak jari
tangan dengan pola gerakan melingkar pada
abdomen, pinggang atau paha. Effleurage

Halaman Halaman
| |
126126 126126
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

metode Lamaze untuk mengurangi nyeri pada Persalinan normal adalah proses
persalinan normal. Effleurage merupakan pengeluaran janin yang terjadi pada
aplikasi dari Gate Control Theory karena pada
teknik ini dilakukan stimulasi kulit dengan cara
memijat permukaan tubuh yang hasilnya akan
lebih maksimal bila dilakukan tanpa
penghalang berupa pakaian. Kekuatan
penekanan saat effleurage berbeda pada
masing – masing ibu bersalin. Mungkin
sebagian ibu bersalin lebih suka dengan
tekanan yang sangat ringan namun sebagian
yang lain lebih suka dengan penekanan yang
lebih keras. Pemijatan harus dilakukan secara
ritmis sehingga ibu dapat bernapas secara
perlahan dan teratur. Apabila kulit ibu sensitif
terhadap intensitas kontraksi yang meningkat
maka teknik effleurage dapat dilakukan pada
area yang lain atau bila perlu dihentikan saja
bila ibu semakin merasa tidak nyaman
(Yuliatun, 2008). Massase teknik counter
pressure dapat dilakukan pada daerah
punggung dan sacrum. Teknik ini dapat
membantu mengurangi nyeri pinggang
persalinan akibat kontraksi uterus dan
memberikan kenyamanan pada ibu selama
persalinan. Teknik counter pressure dapat
dilakukan dengan menggunakan kepalan
tangan pada daerah punggung atau sacrum
yang dirasakan paling nyeri, dengan
melakukan penekanan yang bertujuan untuk
meredakan nyeri saat kontraksi (Yuliatun,
2008).
Penerapan terapi nonfarmakologis untuk
mengatasi nyeri pada persalinan merupakan
metode yang harus dikembangkan oleh
semua bidan / penolong persalinan. Hal ini
secara tidak langsung akan membantu ibu
bersalin dalam mengatasi nyeri akibat
persalinan yang terjadi dan menekan resiko
terjadinya komplikasi akibat persalinan yang
terjadi. Disamping itu, penerapan terapi
nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
persalinan juga dapat membantu menurunkan
angka kejadian persalinan dengan cara
cesarea yang membutuhkan biaya yang tidak
sedikit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisa perbandingan efektivitas
massase effleurage dan massase
counterpressure terhadap penurunan nyeri
persalinan.

TINJAUAN TEORI
1. Konsep Persalinan
a. Definisi Persalinan

Halaman Halaman
| |
127127 127127
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) pembukaan menjadi lamban


lahir spontan dengan presentasi kembali dalam waktu 2 jam
belakang kepala yang berlangsung pembukaan 9 cm menjadi
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu lengkap (Prawirohardjo,
maupun janin (Prawirohardjo, 2005). 2
Persalinan kala II adalah proses 0
0
pengeluaran buah kehamilan sebagai
5
hasil pengenalan proses dan )
penatalaksanaan kala pembukaan yang .
dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya
bayi (Saifudin, 2007).
b. Tahap Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2005),
persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :
1) Kala I (kala pembukaan)
Kala satu persalinan adalah
permulaan kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan
serviks yang progresif yang diakhiri
dengan pembukaan lengkap (10 cm)
pada primipara kala I berlangsung
kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam (Varney,
2007). Terdapat 2 fase pada kala
satu, yaitu : fase laten dan fase aktif.
Fase laten merupakan periode waktu
dari awal persalinan hingga ketitik
ketika pembukaan mulai berjalan
secara progresif, yang umumnya
dimulai sejak kontraksi mulai muncul
hingga pembukaan tiga sampai
empat sentimeter atau permulaan
fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam.
Selama fase ini presentasi
mengalami penurunan sedikit hingga
tidak sama sekali. Fase aktif
merupakan periode waktu dari awal
kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi,
pembukaan pada umumnya dimulai
dari 3-4 cm hingga 10 cm dan
berlangsung selama 6 jam.
Penurunan bagian presentasi janin
yang progresif terjadi selama akhir
fase aktif dan selama kala dua
persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3
fase, antara lain : Fase akselerasi,
yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan
3 cm menjadi 4 cm, Fase dilatasi,
yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9
cm, Fase deselerasi, yaitu

Halaman Halaman
| |
128128 128128
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

2) Kala II (kala pengeluaran janin) Menurut


Depkes RI (2002), beberapa tanda dan
gejala persalinan kala II adalah Ibu
merasakan ingin meneran bersamaan
terjadinya kontraksi, Ibu merasakan
peningkatan tekanan pada rectum
atau vaginanya, perineum terlihat
menonjol, vulva vagina dan sfingter
ani terlihat membuka, peningkatan
pengeluaran lendir darah. Pada kala
II his terkoordinir, kuat, cepat dan
lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala
janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadi tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris timbul rasa mengedan,
karena tekanan pada rectum, ibu
seperti ingin buang air besar dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu his
kepala janin mulai terlihat, vulva
membuka dan perenium meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahirlah kepala dengan diikuti seluruh
badan janin. Kala II pada primi : 1½ -
2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar,
2002)

3) Kala III (pengeluaran plasenta) Menurut


Depkes RI (2002), tanda- tanda
lepasnya plasenta mencakup beberapa
atau semua hal dibawah ini: Perubahan
bentuk dan tinggi fundus, tali pusat
memanjang, semburan darah tiba-tiba.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim
istirahat sebentar. Uterus teraba
keras dengan fundus uterus setinggi pusat,
dan berisi plasenta yang menjadi tebal
2 kali sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-
10 menit plasenta terlepas, terdorong ke
dalam vagina akan lahir spontan
atau sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc (Mochtar, 2002).
4) Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah
plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama bahaya perdarahan postpartum.

Halaman Halaman
| |
129129 129129
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

2. Konsep Massase yang digunakan untuk aplikasi


a. Definisi Massase penguatan dan meningkatkan
Massage merupakan sentuhan yang
dilakukan pada bagian tubuh yang dapat
mengurangi ketegangan otot dan
memperlancar peredaran darah (Bryce,
2002). Massage adalah salah satu
teknik integrasi sensori yang
mempengaruhi aktivitas saraf otonom,
pelaksanaan massage dapat
mengurangi ketegangan otot serta
individu dapat mempersepsikan pijatan
sebagai stimulus untuk rileks, kemudian
muncul respon relaksasi sehingga dapat
mengurangi tingkat nyeri (Potter &
Perry, 2005).
b. Macam Massase
Macam-macam massage yang biasa
dimanfaatkan, yaitu (Novey, 2000 dalam
Wahyuningsih, 2014 :
1) Aromatherapy Massage.
Aromatherapy Massage merupakan
pijatan yang menggunakan satu atau
lebih tetes sari tanaman yang
beraroma pada minyak pijat, seperti
lavender dll, sehingga berguna untuk
mengurangi stress, santai, atau
menambah energi. Massage ini
cocok untuk kondisi yang berkaitan
dengan emosional.
2) Hot Stone Massage. Hot stone
massage merupakan pijatan yang
menggunakan batu halus yang
direndam pada air panas, kemudian
diletakkan pada beberapa titik
dibadan sehingga terasa hangat
membantu mengendurkan otot kaku
serta menjaga keseimbangan pusat
energi di dalam tubuh. Hot stone
massage baik untuk orang-orang
yang memiliki ketengangan otot.
3) Sport Massage. Sport Massage
merupakan pijatan yang dirancang
khusus untuk orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan fisik, akan
tetapi pijatan ini juga dapat
digunakan oleh orang-orang aktif
bekerja. Sport massage tidak hanya
berfokus pada relaksasi akan tetapi
juga dapat mencegah dan merawat
luka, mengendurkan otot dan
meningkatkan kinerja atletik.
4) Low Back Massage. Low back
massage merupakan pijatan yang
dilakukan pada punggung bawah

Halaman Halaman
| |
130130 130130
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

sirkulasi darah serta mengurangi


ketegangan otot sehingga dapat
menimbulkan relaksasi.
5) Therapeutic Massage. Therapeutic
massage biasanya digunakan pada
kasus traumatological and non
traumatological situations. Kasus
tersebut termasuk kondisi kontraksi otot
yang parah, otot yang terkilir, fraktur,
tendon yang terkilir serta dapat
digunakan pada kasus rheumatological.
c. Teknik Massase
Menurut Yuliatun (2008), dalam
melakukan massage ada beberapa
teknik massage yang bisa dilakukan
dalam proses persalinan, yaitu:
1) Teknik Effleurage. Teknik efflleurage
merupakan teknik massage yang
ringan, berirama, dan menggunakan
pukulan ringan pada abdomen,
pinggang atau paha. Teknik ini dapat
memberi relaksasi dan
menghilangkan nyeri, terutama bila
dilakukan pada permukaan tubuh tanpa
dihalangi kain atau pakaian.
Penggunaan bedak dapat membantu
pergerakan tangan penolong saat
melakukan teknik efflleurage. Teknik ini
biasanya dilakukan selama kontraksi saat
proses persalinan
2) Teknik Kneading (Remasan). Teknik
kneading (menekan dan melepas
bagian tubuh) merupakan teknik yang
bisa digunakan untuk mengurangi nyeri
persalinan. Teknik ini dapat
dilakukan di beberapa bagian tubuh,
muka leher, bahu, punggung, paha,
kaki, dan tangan. Massage pada
bahu dapat membantu ibu menjadi
rileks, relaksasi pada bahu
menyebabkan relaksasi pada seluruh
tubuh dan membantu pola pernapasan
yang teratur. Pemijatan pada tangan dan
kaki pada ibu bersalin dapat
menghangatkan kaki ibu yang biasanya
dingin saat persalinan, dengan
pemijatan dapat melancarkan sikulasi
darah pada daerah kaki.
3) Teknik Counterpressure. Teknik
counterpressure dapat dilakukan pada
daerah punggung dan sacrum. Teknik ini
dapat membantu mengurangi nyeri
pinggang persalinan akibat kontraksi
uterus dan memberikan kenyamanan
pada

Halaman Halaman
| |
131131 131131
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

ibu selama persalinan. Teknik massase effleurage, sebagian besar


counterpressure dapat dilakukan berusia 20-25 tahun sebanyak 12
dengan menggunakan kepalan responden (85,7%) dan untuk kelompok
tangan pada daerah punggung atau
sacrum yang dirasakan paling nyeri,
dengan melakukan penekanan yang
bertujuan untuk meredakan nyeri
saat kontraksi

METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian quasi eksperiment dengan
rancangan pre test – post test kontrol group
design. Pengukuran dilakukan pada dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. Perbedaan pengaruh
pemberian massase effleurage dan massase
counterpressure terhadap penurunan nyeri
persalinan diukur pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. Penelitian ini dilakukan
di BPM yang masuk wilayah kerja Desa
Sooko Kabupaten Mojokerto. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang
memenuhi kriteria penelitian. Variabel dalam
penelitian ini adalah Pemberian teknik
massase dan Intensitas nyeri. Sampel data
diambil dari 2 kelompok responden yaitu
kelompok perlakuan yang diberikan massase
effleurage dan kelompok perlakukan yang
diberikan massase counterpressure.
Intensitas nyeri yang dialami ibu bersalin
diukur menggunakan skala visual yang
ditabulasi dalam lembar observasi.
Pengolahan data penelitian dilakukan dengan
tahap editing, coding, scoring dan tabulating.
Analisis univariate digunakan untuk
menganalisis variabel karakteristik responden
dan untuk mendeskripsikan intensitas nyeri
yang dialami masing-masing kelompok. Data
dianalisis untuk mengetahui skor maksimal,
skor minimal, rata-rata dan standar deviasi.
Analisis bivariate digunakan untuk melihat
pengaruh dari variable menggunakan uji
statistik uji beda / uji t. Jika nilai signifikasi
yang didapatkan < ρ (0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa terapi nonfarmakologis
yang diberikan pada ibu bersalin efektif untuk
meredakan nyeri yang dialami saat persalinan

HASIL PENELITIAN
1. Usia Responden
Dari hasil penelitian didapatkan untuk
kelompok responden yang diberikan terapi

Halaman Halaman
| |
132132 132132
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

responden yang diberikan terapi massase effleurage didapatkan sebagian besar


counterpressure, sebagian besar berusia responden mengalami nyeri persalinan
20-25 tahun sebanyak 10 responden dalam kategori hebat (skor 7-8) yaitu
(71,4 sebanyak 10 responden (71,4%). Dari hasil
%)
2. Pendidikan Responden
Dari hasil penelitian didapatkan
untuk kelompok responden yang
diberikan terapi
massase effleurage, sebagian besar
memiliki latar belakang pendidikan
menengah (SMA/SMK) yaitu sebanyak 12
responden (85,7%) dan untuk kelompok
responden yang diberikan terapi massase
counterpressure, seluruhnya memiliki latar
belakang pendidikan menengah
(SMA/SMK) yaitu sebanyak 14 responden
(100%).
3. Paritas Responden
Dari hasil penelitian didapatkan
untuk kelompok responden yang
diberikan terapi
massase effleurage, sebagian besar
adalah primipara yaitu sebanyak 11
responden (78,6%) dan untuk kelompok
responden yang diberikan terapi massase
counterpressure, sebagian besar adalah
primipara yaitu sebanyak 10 responden
(71,4
%)
4. Efektivitas massase effleurage
terhadap penurunan nyeri persalinan
Tabel 1 Analisis efektivitas massase
effleurage terhadap penurunan nyeri
persalinan
Kriteria Jumlah %
Pre test
Nyeri hebat (skor = 7-8) 7 50,0
Nyeri terburuk (skor = 9- 7 50,0
10)
Post test 2 14,3
Nyeri sedang (skor = 5- 10 71,4
6) 2 14,3
Nyeri hebat (skor = 7-8)
Nyeri terburuk (skor = 9-
10)
Jumlah 14 100
Correlation 0,487
Signifikasi 0,078
Dari tabel diatas, untuk hasil pretest
pada kelompok responden yang diberikan
terapi massase effleurage, sebanyak 7
responden (50%) mengalami nyeri hebat
(skor = 7-8) dan yang mengalami nyeri
terburuk (skor 9-10) sebanyak 7 responden
(50%). Setelah diberikan terapi massase

Halaman Halaman
| |
133133 133133
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

uji t-test dengan tingkat kemaknaan α = Dari uji analisa, untuk terapi massage
0,05 didapatkan nilai signifikasi sebesar effleurage didapatkan nilai mean sebesar
0,078 dengan nilai korelasi sebesar 0,487 0,785, standar deviasi sebesar 0,801 dan
yang berarti terapi massage effleurage standar error mean sebesar 0,214.
tidak efektif untuk meredakan nyeri Sedangkan pada kelompok responden
persalinan yang diberikan terapi massage
5. Efektivitas massase counterpressure conterpressure didapatkan nilai mean
terhadap penurunan nyeri persalinan sebesar 0,571, standar deviasi sebesar
Tabel 2 Analisis efektivitas massase 0,531 dan standar error mean sebesar
counterpressure terhadap penurunan nyeri 0,137. Dari uji paired sample t-test
persalinan didapatkan untuk nilai signifikasi pada
Kriteria Jumlah % terapi massase effleurage sebesar 0,003
Pre test dan untuk terapi massase counterpressure
Nyeri hebat (skor = 7-8) 7 50,0 sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa
Nyeri terburuk (skor = 9- 7 50,0 terapi massase counterpressure lebih
10) efektif digunakan sebagai terapi
Post test 12 85,7 nonfarmakologis untuk meredakan nyeri
Nyeri hebat (skor = 7-8) 2 14,3 persalinan.
Nyeri terburuk (skor = 9-
10) PEMBAHASAN
Jumlah 14 100 1. Efektivitas massase effleurage terhadap
Correlation 0,602 penurunan nyeri persalinan
Signifikasi 0,023 Dari hasil penelitian yang dilakukan,
Dari tabel diatas, untuk hasil pretest untuk hasil pretest pada kelompok
pada kelompok responden yang diberikan responden yang diberikan terapi massase
terapi massase counterpressure, sebanyak effleurage, sebanyak 7 responden (50%)
7 responden (50%) mengalami nyeri hebat mengalami nyeri hebat (skor = 7-8) dan yang
(skor = 7-8) dan yang mengalami nyeri mengalami nyeri terburuk (skor 9-10)
terburuk (skor 9-10) sebanyak 7 responden sebanyak 7 responden (50%). Setelah
(50%). Setelah diberikan terapi massase diberikan terapi massase effleurage
counterpressure didapatkan sebagian didapatkan sebagian besar responden
besar responden mengalami nyeri mengalami nyeri persalinan dalam kategori
persalinan dalam kategori hebat (skor 7-8) hebat (skor 7-8) yaitu sebanyak 10
yaitu sebanyak 12 responden (85,7%). Dari responden (71,4%). Dari hasil uji t-test
hasil uji t-test dengan tingkat kemaknaan α dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
= 0,05 didapatkan nilai signifikasi sebesar didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,078
0,023 dengan nilai korelasi sebesar 0,602 dengan nilai korelasi sebesar 0,487 yang
yang berarti terapi massage berarti terapi massage effleurage tidak
counterpressure efektif untuk meredakan efektif untuk meredakan nyeri persalinan.
nyeri persalinan Massase merupakan metode yang
6. Perbandingan efektivitas massase memberikan rasa lega pada banyak wanita
effleurage dan massase counterpressure selama tahap pertama persalinan.
terhadap penurunan nyeri persalinan Massase juga merupakan manipulasi yang
Tabel 3 efektivitas massase effleurage dan dilakukan pada jaringan lunak yang
massase counterpressure terhadap bertujuan untuk mengatasi masalah fisik,
penurunan nyeri persalinan fungsional atau terkadang psikologi.
Massase Massase Masase dilakukan dengan penekanan
effleurage counterpressure terhadap jaringan lunak baik secara
Mean 0,785 0,571 terstruktur ataupun tidak, gerakan-gerakan
Std. 0,801 0,513 atau getaran, dilakukan menggunakan
Deviasi 0,214 0,137 bantuan media ataupun tidak (Walsh,
Std. Error 3,667 4,163 2007). Effleurage merupakan teknik pijatan
Mean 0,003 0,001 dengan menggunakan telapak jari tangan
Skor t dengan pola gerakan melingkar pada
Sig (2- abdomen, pinggang atau paha. Effleurage
tailed)
Halaman Halaman
| |
134134 134134
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

pada abdomen adalah salah satu metode


non farmakologis yang biasanya digunakan

Halaman Halaman
| |
131131 131131
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

dalam metode Lamaze untuk mengurangi persalinan dipengaruhi pula oleh kondisi fisik
nyeri pada persalinan normal. Effleurage ibu saat persalinan, usia ibu, ukuran janin,
merupakan aplikasi dari Gate Control dan pendamping persalinan. Di
Theory karena pada teknik ini dilakukan
stimulasi kulit dengan cara memijat
permukaan tubuh yang hasilnya akan lebih
maksimal bila dilakukan tanpa penghalang
berupa pakaian. Kekuatan penekanan saat
effleurage berbeda pada masing – masing
ibu bersalin. Mungkin sebagian ibu bersalin
lebih suka dengan tekanan yang sangat
ringan namun sebagian yang lain lebih
suka dengan penekanan yang lebih keras.
Pemijatan harus dilakukan secara ritmis
sehingga ibu dapat bernapas secara
perlahan dan teratur. Apabila kulit ibu sensitif
terhadap intensitas kontraksi yang
meningkat maka teknik effleurage dapat
dilakukan pada area yang lain atau bila
perlu dihentikan saja bila ibu semakin
merasa tidak nyaman (Yuliatun, 2008)
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa perubahan nyeri yang dialami ibu
saat persalinan setelah diberikan terapi
massase effleurage tidak terjadi perubahan
yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa
antara teori yang dikemukan dengan
praktik yang ada tidak sesuai. Penelitian
yang dilakukan Utami (2015) didapatkan
hasil bahwa massase effleurage efektif
untuk meredakan nyeri persalinan. Dari
penelitian yang telah dilakukan, meskipun
telah dilakukan massase effleurage, masih
ditemukan 2 responden yang mengalami
nyeri terburuk (skala nyeri 9-10). Hal ini
dapat disebabkan karena subyektivitas dan
persepsi ibu terhadap nyeri. Nyeri adalah
perasaan yang normal terjadi dalam proses
persalinan. Perasaan nyeri tersebut tidak
dapat dihilangkan namun dapat diturunkan.
Ibu primigravida belum memiliki
pengalaman terhadap persalinan sehingga
persiapan diri belum maksimal. Hanya klien
yang paling mengerti dan memahami
tentang nyeri yang dirasakan. Selain itu
terdapat beberapa faktor fisiologis yang
dapat mempengaruhi persepsi dan reaksi
dari masing-masing individu terhadap
nyeri. Nyeri persalinan berkaitan dengan
kontraksi uterus, dilatasi, dan penipisan
serviks, serta penurunan janin selama
persalinan. Semakin besar dilatasi serviks
maka akan semakin meningkatkan nyeri
persalinan yang dirasakan. Nyeri

Halaman Halaman
| |
130130 130130
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

samping faktor fisiologis, faktor- faktor bahwa hasil uji t didapatkan hasil nilai
psikologis dapat berpengaruh pada mean pada teknik counter pressure adalah
intensitas nyeri yang dialami yaitu takut
dan cemas terhadap persalinan yang akan
dialami, kemampuan melakukan kontrol
diri, dan rasa percaya diri. Pemberian
terapi massase dan informasi yang
berkelanjutan tentang nyeri pada ibu
selama kehamilan dan persalinan sangat
diperlukan untuk mempersiapkan ibu
secara fisik dan psikologi guna
menghadapi proses persalinan.
2. Efektivitas massase counterpressure
terhadap penurunan nyeri persalinan
Dari hasil penelitian yang dilakukan,
untuk hasil pretest pada kelompok
responden yang diberikan terapi massase
counterpressure, sebanyak 7 responden
(50%) mengalami nyeri hebat (skor = 7-8)
dan yang mengalami nyeri terburuk (skor
9-10) sebanyak 7 responden (50%).
Setelah diberikan terapi massase
counterpressure didapatkan sebagian
besar responden mengalami nyeri
persalinan dalam kategori hebat (skor 7-8)
yaitu sebanyak 12 responden (85,7%). Dari
hasil uji t-test dengan tingkat kemaknaan α
= 0,05 didapatkan nilai signifikasi sebesar
0,023 dengan nilai korelasi sebesar 0,602
yang berarti terapi massage
counterpressure efektif untuk meredakan
nyeri persalinan. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ma’rifah (2014) yang didapatkan hasil
bahwa nilai rata-rata nyeri pada ibu
melahirkan sebelum diberikan teknik
counter pressure adalah 9,45, dengan nilai
nyeri terendah adalah 9 dan tertinggi
adalah 10, sedangkan nilai rata-rata nyeri
pada ibu melahirkan setelah diberikan
teknik counter pressure adalah 7,09,
dengan nilai nyeri terendah adalah 6 dan
tertinggi adalah 9. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas
nyeri pada ibu melahirkan sebelum
diberikan teknik counter pressure adalah
nyeri berat sebanyak 6 responden (54,5%)
dan responden dengan nyeri berat sekali
sebanyak 5 responden (45,5%).
Sedangkan mayoritas nyeri pada ibu
melahirkan setelah diberikan teknik counter
pressure adalah nyeri berat sebanyak 7
responden (73,6%) dan responden dengan
nyeri sedang sebanyak 4 responden
(36,4%). Dari hasil analisa data diketahui

Halaman Halaman
| |
131131 131131
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

2,364 dan pada teknik endorphin massage oleh ibu saat persalinan. Tujuan utama dari
adalah 2,273, sedangkan nilai t pada teknik massase ini adalah untuk mengalihkan
counter pressure adalah 8,480 dan pada
teknik endorphin massage adalah 8,333.
Dengan nilai ρ-value adalah 0,000.
Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
teknik counter pressure dan teknik
endorphin massage dengan nilai ρ-value
adalah 0,000. Berdasarkan hasil uji t juga
dapat diketahui bahwa teknik counter
pressure lebih efektif dibandingkan teknik
endorphin massage dikarenakan nilai
mean teknik counter pressure lebih besar
dari teknik endorphin massage (2,364 >
2,273).
Massase counter pressure adalah
pijatan yang dilakukan dengan memberikan
tekanan yang terus-menerus selama
kontraksi pada tulang sakrum pasien
dengan pangkal atau kepalan salah satu
telapak tangan (Simkin dan Ancheta,
2005). Tekanan dalam massage counter
pressure dapat diberikan dalam gerakan
lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif
menghilangkan sakit punggung akibat
persalinan.Namun perlu disadari bahwa
ada ibu yang tidak biasa dipijat, bahkan
disentuh saat mengalami kontraksi, hal ini
disebabkan karena kontraksi sedemikian
kuatnya sehingga ibu tidak sanggup lagi
menerima rangsangan apapun pada tubuh.
Penolong persalinan harus memahami hal
ini dan menghormati keinginan ibu
(Danuatmadja dan Meilasari, 2011).
Nyeri saat persalinan adalah hal yang
wajar dialami terutama pada primipara
karena merupakan pengalaman pertama
dalam menjalani persalinan. Intensitas
nyeri persalinan pada primipara seringkali
lebih berat daripada nyeri persalinan pada
multipara. Primipara juga mengalami
proses persalinan lebih lama dibandingkan
proses persalinan pada multipara sehingga
primipara mengalami kelelahan yang lebih
lama. Kelelahan berpengaruh terhadap 5
peningkatan persepsi nyeri. Massase
counterpressure dilakukan dengan
memberikan penekanan pada area nyeri
yang dirasakan oleh ibu saat persalinan.
Tekanan yang diberikan bergantung
kepada intensitas nyeri yang dialami oleh
ibu. Keras atau tidaknya tekanan cukup
dengan melihat ekspresi yang ditampakkan

Halaman Halaman
| |
132132 132132
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

rasa nyeri yang dialami ibu bersalin dengan


menekan bagian tubuh yang terasa nyeri.
Prinsip dasar yang dari massase
counterpressure adalah melakukan
pemijatan secara terus menerus. Dengan
adanya pengalihan rasa nyeri yang dialami
saat persalinan diharapkan persalinan
dapat berjalan dengan lebih cepat dan
semakin menurunkan resiko akibat
terjadinya persalinan lama.
3. Perbandingan efektivitas massase
effleurage dan massase counterpressure
terhadap penurunan nyeri persalinan
Dari uji analisa, untuk terapi massage
effleurage didapatkan nilai mean sebesar
0,785, standar deviasi sebesar 0,801 dan
standar error mean sebesar 0,214.
Sedangkan pada kelompok responden
yang diberikan terapi massage
conterpressure didapatkan nilai mean
sebesar 0,571, standar deviasi sebesar
0,531 dan standar error mean sebesar
0,137. Dari uji paired sample t-test
didapatkan untuk nilai signifikasi pada
terapi massase effleurage sebesar 0,003
dan untuk terapi massase counterpressure
sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa
terapi massase counterpressure lebih
efektif digunakan sebagai terapi
nonfarmakologis untuk meredakan nyeri
persalinan.
Nyeri saat persalinan merupakan
kondisi fisiologis yang secara universal
dialami oleh hampir semua ibu bersalin.
Menurut Danuatmaja dan Meiliasari (2008)
saat yang paling melelahkan dan berat,
dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit
atau nyeri pada saat persalinan adalah
kala I fase aktif. Dalam fase ini kebanyakan
ibu merasakan sakit yang hebat karena
kegiatan rahim mulai lebih aktif. Pada fase
ini kontraksi semakin lama semakin kuat
dan semakin sering. Kondisi nyeri yang
hebat pada kala I persalinan
memungkinkan para ibu cenderung
memilih cara yang paling gampang dan
cepat untuk menghilangkan rasa nyeri.
Fenomena yang terjadi saat ini ibu memiliki
kecenderungan untuk melakukan operasi
sesar walau tanpa indikasi yang jelas.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Gulardi dan Basalamah
(2001) dalam Kasdu (2003) didapatkan
data bahwa dari 64 rumah sakit di Jakarta
terdapat 17.665 kelahiran dimana
sebanyak 33,7% – 55,3% melahirkan
dengan operasi sesar. Semakin banyaknya
Halaman Halaman
| |
133133 133133
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

wanita yang ingin melahirkan dengan pemijatan dapat dijelaskan dengan gate
proses persalinan yang berlangsung tanpa theory. Tekanan pemijatan mencapai otak
rasa nyeri menyebabkan berbagai cara lebih cepat daripada rasa nyeri sehingga
dilakukan untuk menurunkan nyeri pada
persalinan, baik dengan teknik farmakologi
maupun nonfarmakologi. Menurut Potter
dan Perry (2005) tindakan peredaan nyeri
persalinan secara nonfarmakologi antara
lain dapat dilakukan dengan cara distraksi,
biofeedback atau umpan balik hayati,
hipnosis–diri, mengurangi persepsi nyeri,
dan stimulasi kutaneus (masase, mandi air
hangat, kompres panas atau dingin,
stimulasi saraf elektrik transkutan).
Menurut penelitian Brown, Douglas, dan
Flood (2001) pada sampel 46 orang
dengan menggunakan 10 metode
nonfarmakologi didapatkan bahwa teknik
pernapasan, relaksasi, akupresur dan
massase merupakan teknik yang paling
efektif untuk menurunkan nyeri saat
persalinan. Menurut Mc Caffery dan Beebe
(1989) yang dikutip oleh Chang, Wang, dan
Chen (2002) transmisi nyeri dapat
dimodifikasi/diblokir oleh counter-
stimulation dan masase merupakan teknik
kuno yang telah banyak digunakan selama
persalinan. Masase diperkirakan bekerja
dengan baik dalam memblokir impuls nyeri
ke otak dan merangsang pelepasan
endorfin lokal (hormon yang berguna untuk
menurunkan nyeri). Dasar teori masase
adalah teori gate control yang
dikemukakan oleh Melzak dan Wall (1965).
Kedua peneliti ini menemukan bahwa
stimulasi ringan secara aktual dapat
menghambat sensasi nyeri (Mander,
2003). Terdapat banyak teknik dalam
melakukan masase, diantaranya adalah
teknik effleurage dan counterpressure.
Kedua teknik tersebut terdapat perbedaan
dalam cara ataupun tempat pemijatan
sehingga mempunyai efek dan sensasi
yang berbeda. Counterpressure dilakukan
menggunakan tumit tangan untuk memijat
daerah lumbal selama kontraksi yang
dapat membantu mengurangi sensasi rasa
sakit dan transmisi impuls nyeri ke otak.
Counterpressure dapat dilakukan dalam
posisi ibu tiduran ataupun posisi setengah
duduk, sesuai dengan kenyamanan ibu
(Lane, 2009)
Penurunan sensasi nyeri yang terjadi
pada saat persalinan dengan teknik

Halaman Halaman
| |
134134 134134
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

rangsang pemijatan tersebut dapat kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai


menutup gerbang terhadap rasa nyeri.
Menurut Melzack dan Wall (1965 dikutip
Utami, 2015), selama proses persalinan
impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang
serat-serat syaraf besar ke substansia
gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel
transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke
otak. Adanya stimulasi massage
mengakibatkan pesan yang berlawanan
yang lebih kuat, cepat dan berjalan
sepanjang serat saraf kecil. Pesan yang
berlawanan ini menutup gate di substansi
gelatinosa dengan memproduksi senyawa
pereda nyeri yaitu endorfin lalu memblokir
pesan nyeri supaya tidak ditransmisikan
sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri
tersebut. Dari hasil penelitian ini nampak
bahwa terapi counterpressure lebih efektif
untuk dilakukan pada persalinan jika
dibandingkan dengan terapi effleurage.
Penekanan pada daerah lumbal secara
kontinu menjadikan sensasi nyeri yang
dialami responden saat persalinan
cenderung mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan effleurage yang
dilakukan dengan cara memukul dengan
perlahan pada daerah yang nyeri.
Tindakan massase counterpressure lebih
dapat dikontrol terutama mengenai tekanan
yang harus diberikan kepada ibu bersalin
dibandingkan dengan terapi effleurage.
Dibutuhkan pemahaman yang baik
antara penolong persalinan dengan pasien.
Ibu bersalin yang tidak diberikan
penjelasan mengenai terapi massase baik
yang dilakukan sebelum persalinan atau
saat menjelang persalinan dapat
menjadikan ibu bersalin merasa tidak
nyaman dengan terapi yang diberikan.
Diperlukan tindakan sosialisasi mengenai
terapi massase pada ibu bersalin melalui
health education yang dapat dilakukan saat
ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan / ANC. Selain itu penolong
persalinan juga dituntut untuk menguasai
teknik massase yang benar dengan tujuan
untuk mengurangi nyeri yang muncul saat
persalinan, mencegah terjadinya
persalinan lama akibat rasa cemas dan
nyeri yang berlebihan serta dapat
menurunkan angka terjadinya persalinan
sesar.

KESIMPULAN
1. Dari hasil uji t-test dengan tingkat
Halaman Halaman
| |
135135 135135
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan
dan Kebidanan

signifikasi sebesar 0,078 dengan nilai Mander, R. 2003. Nyeri Persalinan


korelasi sebesar 0,487 yang berarti terapi (Terjemahan Bertha Sugiarto). Jakarta:
massage effleurage tidak efektif untuk Penerbit Buku Kedokteran EGC
meredakan nyeri persalinan Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba,
2. Dari hasil uji t-test dengan tingkat dan I.B.G. Fajar Manuaba. 2007.
kemaknaan α = 0,05 didapatkan nilai Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :
signifikasi sebesar 0,023 dengan nilai Penerbit Buku Kedokteran EGC
korelasi sebesar 0,602 yang berarti terapi Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri.
massage counterpressure efektif untuk Edisi 2. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Buku
meredakan nyeri persalinan. Kedokteran EGC
3. Terapi massase counterpressure (sig : Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar
0,001) lebih efektif digunakan sebagai Fundamental Keperawatan : Konsep,
terapi nonfarmakologis untuk meredakan Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih
nyeri persalinan dibandingkan dengan Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta
terapi massase effleurage (sig : 0,003) : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu
REFERENSI kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Bryce. 2002. Massage. Diakses dari : Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul. 2007. Buku Acuan Nasional
http://www.greatcycling.com/content/featu
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
re/ massage.pdf.
Chang, M.-Y., Wang, S.-Y., & Chen, C.-H. Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
2002. Effects Of Massage On Pain And Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Simkin, P dan Ruth Ancheta. 2005. Buku
Anxiety During Labour: A Randomized
Saku Persalinan. Jakarta : Penerbit Buku
Controlled Trial In Taiwan. Journal of
Kedokteran EGC
Advanced Nursing, 38 (1), 68-73
Smeltzer, S. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Danuatmaja, B., & Meiliasari, M. 2008.
Medikal Bedah Brunner Suddarth.
Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit:
Volume 2 Edisi 8. Jakarta : Penerbit Buku
Tidak Harus Sakit Untuk Menjadi Seorang
Kedokteran EGC
Ibu (Cetakan 4). Jakarta: Puspa Swara
Utami, R.N., 2015. Perbedaan Efektivitas
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas (Edisi
Lama Pemberian Rose Effleurage
2). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif
EGC pada Persalinan Normal Primigravida di
Guyton A.C. and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Kota Semarang Tahun 2013. JURNAL
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : KEBIDANAN, 2(4), pp.20-30.
Penerbit Buku Kedokteran EGC Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan
Hidayat, A. A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta ; Penerbit
Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Buku Kedokteran EGC
Proses Keperawatan. Jakarta ; Salemba Wahyuningsih, Marni. 2014. Efektivitas
Medika Aromaterapi Lavender (Lavandula
Kasdu, D. 2003. Operasi Caesar: Masalah
Angustifolia) dan Massage Effleurage
dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I
Kemenkes RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2013. Jakarta ; Badan Penelitian Fase Aktif Pada Primigravida Di BPS Utami
Dan Pengembangan Kesehatan dan Ruang Ponek RSUD Karanganyar.
Kementerian Kesehatan RI Surakarta ; Program Studi S-1
Ma’rifah, A.R., 2014. Efektifitas Tehnik Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Counter Pressure Dan Endorphin Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan.
Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
1 Pada Ibu Bersalin Di RSUD Ajibarang. Prawirohardjo
In Prosiding Seminar Nasional & Yuliatun, L. 2008. Penangangan Nyeri
Internasional. Persalinan Dengan Metode
Nonfarmakologi. Malang: Bayumedia
Publishing

Halaman Halaman
| |
136136 136136

Anda mungkin juga menyukai