Latar Belakang
Kementerian Pemuda dan Olahraga selalu berusaha mengikuti
perkembangan zaman di dalam pemanfaatan Teknologi Infomasi dan
Komunikasi. Apalagi saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komputer
sudah sangat mendukung kegiatan keolahragaan ataupun kepemudaan. Sistem
Informasi Manajemen saat ini sudah tak dapat dipisahkan lagi dari pengelolaan
suatu organisasi modern. Suatu organisasi modern yang baik akan
memaksimalkan menggunakan Sistem Informasi untuk perencanaan, pengelolaan
serta evaluasi dari organisasi tersebut. Tentu saja tanpa suatu strategi yang tepat
maka penggunaan Teknologi Informasi seperti halnya Sistem Informasi
Manajemen ini malah dapat menjadi bumerang, dan hanya menghasilkan
pemborosan dana serta ketidak efisienan kerja.
Mengembangkan Sistem Informasi yang baik tidak bisa dilakukan hanya
dengan pendekatan yang sifatnya kasus per kasus. Pengembangan untuk
kebutuhan organisasi harus dilakukan secara teintegrasi dan holistik. Dengan kata
lain semua aspek harus dipertimbangkan baik teknis maupun non teknis. Dari
kebutuhan perangkat keras dan jaringan, hingga kebutuhan SDM dan organisasi.
Pertimbangan hukum dan efisiensi pembiayaan juga perlu dilakukan.
Pengembangan Sistem Informasi yang baik harus memiliki suatu arah
sasaran yang tertuang dalam strategi dan road map. Di dalam pelaksanaan
pengembangan Sistem Informasi tersebut, harus dilaksanakan dengan mengikuti
kaidah-kaidah yang tertuang dalam bakuan-bakuan. Hal ini menyebabkan
pengembangan dapat dilakukan secara baik dan tertata dengan baik.
Kemampuan pertukaran informasi antar pihak di tempat yang berbeda
(terpisah pada jarak yang jauh) merupakan salah satu ciri era globalisasi. Bahkan
penggunaan teknologi komputer tersebut akan menjadi syarat utama untuk
menunjukkan kualitas sesuatu bidang dan menjadi modal terpenting dalam
memenangkan persaingan. Oleh karena itu berbagai organisasi berlomba-lomba
memanfaatkan Teknologi Infor-masi dengan tujuan dapat memberikan manfaat di
dalam pengambilan keputusan di organisasi tersebut, dan juga sebagai sistem
evaluasi pada organisasi tersebut.
Pada saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mulai
bermetamorfosa menjadi suatu tahapan teknologi yang pervasif. Artinya teknologi
tersebut akan terasa keberadaannya ketika tidak ada (atau tak bekerja). Dengan
kata lain manusia sudah makin tergantung pada teknologi informasi. Pada
umumnya teknologi akan melewati ta-hapan dalam pengembangan seperti berikut
ini :
1. Berawal dari rasa penasaran di tingkat laboratorium penelitian.
2. Digunakan oleh sekelompok kecil spesialis untuk mengerjakan suatu
masalah khusus.
3. Lalu menjadi dapat diproduksi masa, dan sudah mulai umum
digunakan tapi masih membutuhkan pelatihan yang khusus dan
masih digunakan oleh sekelompok pengguna yang sedikit.
4. Akhirnya menjadi pervasif dan dipandang sebagai bagian dari
kehidupan normal pada sebagian besar masyarakat
Secara umum dapat dikatakan teknologi informasi saat ini dapat dikatakan
berada pada tahapan dari ke tiga menuju ke empat. Sebelum menjadi pada tahapan
pervasif, maka TI haruslah menjadi dapat terak-ses secara intuitif oleh masyarakat
banyak dan memberikan nilai yang mencukupi sehingga investasi besar yang
dilakukan untuk penyediaan infrastruktur tidaklah menjadi sia-sia.
Kemajuan perkembangan Internet dan World Wide Web (WWW) telah
menunjukkan suatu langkah ke arah ini. Konsekuensi dari sistem informasi yang
menjadi pervasif adalah timbulnya dampak yang besar pada masyarakat secara
luas. Akan banyak industri yang berubah atau digantikan sama sekali. Atau juga
akan banyak tumbuh industri baru sesuai dengan kebutuhan perkembangan
teknologi informasi itu.
Dari pandangan rekayasa informasi, informasi dapat dipandang sebagai
media pertukaran murni. Walaupun ada biaya untuk mengakses,
mendistribusikan, ataupun menyimpan informasi, informasi itu dianggap tak ada
biayanya. Pada organisasi modern, informasi telah menjadi komoditas yang
sangat berharga, dan telah berubah dan di-anggap sebagai sumber daya habis
terpakai, bukan lagi barang bebas. Dalam suatu organisasi perlu dipertimbangkan
bahwa informasi me-miliki karakter yang multivalue, dan multidimensi. Dari sisi
pandangan teori sistem, informasi memungkinkan kebebasan beraksi,
mengendalikan pengeluaran, mengefisiensikan pengalokasian sumber daya dan
waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas merupakan kondisi yang
optimal untuk pemanfaatan informasi.
Di samping iming-iming keuntungan dari pemanfaatan teknologi
informasi, sangatlah tidak realistik bila mengasumsikan bahwa teknologi
informasi tidak menimbulkan permasalahan dalam penerapannya. Berikut ini
diberikan potensi-potensi kerugian yang disebabkan pemanfaatan teknologi
informasi tersebut secara kurang tepat :
Rasa ketakutan. Banyak orang mencoba menghindari pemakaian komputer,
karena takut merusakkan, atau takut kehilangan kontrol, atau secara umum
takut menghadapi sesuatu yang baru. Hal ini ditambah-tamah oleh perilaku
beberapa sistem misalnya sistem komputer yang sangat ringkih atau mudah
hang tanpa adanya penjelasan yang logikal. Sehingga ketakutan ak-an
kehilangan data, atau harus diinstal ulang sistem program menjadikan
pengguna makin memiliki rasa ketakutan ini.
Penggunaan data oleh pihak lain: tidak ada data, artinya data dari
SIM ini belum banyak dimanfaatkan secara langsung kepa-da pihak
lain
Format data: tidak ada pendefinisian format data baku dari SIM ini.
Kondisi implementasi berjalan baik dengan URL:
http://simpeg.kemenpora.go.id
Problem yang ada: aplikasi SIM ini belum menyediakan kemampuan untuk
bertukar data dengan SIM lain atau melakukan interoperabiltias data dengan baik.
Lisensi: tidak ada dalam kontrak, walaupun demikian source code dari
program ini diserahkan kepada pihak Kemenpora sebagai pemberi kerja.
User :
Gambar 7.2.1
Gambar 7.2.1 menunjukkan perubahan trend dalam Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) mulai dari perubahan sumber daya utama seperti infrastruktur
yang berubah dari sistem telepon menjadi jaringan digital, kecepatan penyebaran
informasi yang sekuensial dan lambat hingga menjadi cepat bahkan tergolong
sangat cepat. Hal ini pun mempengaruhi penambahan sumber informasi maupun
pengguna informasi yang di masa industrialisasi bersifat terpusat artinya hanya
bagian tertentu yang dapat mengakses informasi menjadi tersebar artinya seluruh
informasi dapat diakses jika informasi bersifat terbuka. Perubahan struktur dan
perkembangan teknologi informasi menuntut juga perubahan aksesibilitas data
yang semakin tinggi artinya data dan informasi dapat diakses kapan dan di mana
saja.
Perubahan trend yang terjadi dalam TIK menuntut terjadinya tranformasi di dalam
lingkungan khususnya Kemenpora. Hal ini bertujuan untuk membentuk TI yang
dapat menunjang dan mendorong transformasi keseluruhan informasi dan data di
lingkungan Kemenpora sehingga dapat mendukung perkembangan TIK.
Transformasi ini hanya bisa didapatkan dengan perubahan dalam cara pengelolaan
TI:
Kustomisasi Aplikasi
Maintenance OSS
Support OSS
Kustomisasi Aplikasi
Hal ini terlihat dengan penerapan aplikasi open source di beberapa daerah
seperti yang terlihat pada tabel 7.3.1. Penerapan OSS tidak hanya dilakukan di
Indonesia tapi berbagai negara telah melakukan hal yang sama seperti pada
gambar 7.3.2 Beberapa contoh apilikasi OSS yang sering dan telah digunakan
antara lain:
Aplikasi Desktop: Sistem Operasi (Linux), Office Application
(Open Office), Gambar/Grafik (Gimp, Blender),
Aplikasi Statistik: R-statistik, GIS: MapServer, GRASS
Pemrograman: PHP, GCC, Fortran, Java, Phyton, dll
Server: Database, Web, Mail, Virtualisasi, DNS, Proxy
Berdasarkan data tersebut maka implementasi Open Source di lingkungan
Kemenpora merupakan suatu strategi yang penting. Hal ini tidak saja untuk
memberikan kinerja tinggi, tetapi juga untuk memecahkan masalah legalitas dan
pertimbangan pemanfaatan dana publik secara optimal. Untuk itu beberapa
aplikasi yang terlanjur disusun dengan menggunakan aplikasi proprietary harus
secara bertahap dimigrasi menjadi aplikasi open source untuk mendukung
program pemerintah tersebut.
Tabel 7.3.2 Implementasi OSS di berbagai Negara
belanja TIK
industri software
Pemerintahan
Sistem help desk. Sistem ini akan membantu mengelola pelaporan dari
pengguna bila terjadi kerusakan. Sehingga setiap pengguna di lingkungan
Kemenpora dapat melaporkan dengan lebih ditail dan akan langsung dicatat
oleh bagian teknis. Proto-type sistem ini tampak seperti pada Gambar 8.2.2.2
Gambar 8.2.1.1 Road Map SIM di Kemenpora