Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Matematika III
Penyelesaian Sistem Persamaan Linier
(SPL) Konsisten dan Tidak Konsisten

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Fakultas Teknik Teknik Sipil W111700035 Hendy Yusman F, M.Pd

Abstract Kompetensi
Tujuan utama dalam Agar Mahasiswa :
menyelesaiakan suatu Sistem 1. Memahami SPL konsisten dan
Persamaan Linier (SPL) adalah tidak konsisten
mencari nilai dari variabel dari SPL 2. Dapat menentukan solusi SPL
tersebut, namun tidak semua konsisten dan tidak konsisten
variabel dalam SPL tersebut
mempunyai nilai. Pada modul ini
akan dipelajari tentang menetukan
nilai penyelesaian dari variabel pada
SPL
I. Sistem Persamaan Linier Tidak Homogen
Bentuk umum :
a11 x1 + a12 x2 + ……….+ a1n xn = b1
a21 x1 + a22 x2 + ……….+ a2n xn = b2
am1 x1 + am2 x2 + ……..+ amn xn = bn
dalam bentuk matriks :

a11 a12 .......... a1n �


� x1 � �
� b1 �

a a .......... a ��
x � �
b �
� 21 22 2n �� � � �
2 2

� �� �= � �
� �� � � �
� �� � � �
� ��
xn �
a m1 a m2 .......... a mn �
� � � �
bn �
� �
II. Sistem Persamaan Linier Homogen
Bentuk Umum :

Jenis SPL Homogen terdiri dari 2 macam, yaitu :


1) SPL Homogen dimana banyaknya persamaan (m) sama dengan banyaknya variabel
(n) atau m = n
2) SPL Homogen dimana banyaknya persamaan tidak sama dengan banyaknya
variabel (m ≠ n)
III. Definisi Kekonsistenan SPL
Suatu SPL dikatakan konsisten bila sekurang-kurangnya memiliki satu
penyelesaian dan dikatakan takkonsisten bila tidak mempunyai penyelesaian.

2018 Matematika III


2 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a. Teorema Kekonsistenan SPL
Sistem persamaan linear AX = B, dengan A matriks berordo mxn, konsisten jika
dan hanya jika p(A) = p(A|B). Jika SPL konsisten dan
1. p(A) = n, maka SPL tersebut mempunyai penyelesaian tunggal.
2. p(A) < n, maka SPL tersebut mempunyai banyak penyelesaian.
b. Teorema Kekonsistenan SPL homogen
Sistem persamaan linear homogen AX = 0, dengan A matriks berordo mxn
selalu konsisten.
1. Jika m < n, maka SPL homogen tersebut mempunyai banyak penyelesaian.
2. Jika m = n dan det(A) ¹ 0, maka SPL homogen tersebut mempunyai
penyelesaian tunggal.
Artinya : SPL Homogen selalu merupakan SPL Konsisten, karena paling tidak
mempunyai 1 penyelesaian, yaitu x1 = x2= x3 = ….=xn=0
Secara grafis untuk SPL 2 variabel :
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
Masing-masing persamaan berupa garis lurus. Penyelesaiannya adalah titik potong
kedua garis ini.

2018 Matematika III


3 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Jenis penyelesaian yang selalu Konsisten pada SPL Homogen
1. Penyelesaian Trivial
Merupakan penyelesaian yang selalu ada pada setiap SPL Homogen, yaitu
nilai nilai x1 = x2 = x3 =… = 0.
Cirinya : nilai determinannya ≠ 0.
2. Penyelesaian Non Trivial
Jika SPL Homogen mempunyai penyelesaian Non Trivial, maka banyaknya
penyelesaian Non Trivial ini, tak terhingga banyak.
Cirinya : nilai determinannya = 0
Jika digambarkan dalam bagan :

2018 Matematika III


4 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
IV. RANK MATRIKS {r(A)}

Matriks A yang bukan matriks nol dikatakan mempunyai rank jika salah satu minor r
x r ≠ 0. r(A) ≠ 0

Contoh 1.

 2 1 0
A= 
 1 3 0

Dikatakan matriks persegi dengan ordo terbesar yaitu 2x2.

 2 1
misal 
 1 3

A = -7 ≠ 0 maka r(A) = 2

Contoh 2.

2  1
B= 
3 1 

B = 5 ≠ 0 maka r(B) = 2

Contoh 3.

 2 1 1 
 2 
C=  3 4
 2 1  1

C =0

ordo diturunkan menjadi 2x2, ada yang nilai determinannya ≠ 0.

Maka r(C) = 2

Contoh 4.

 2 1 0
D= 
 0 0 0

Semua minor 2x2 adalah D =0

Ordonya diturunkan 1x1, ada yang D ≠0

Maka r(D) = 1

Contoh 5.

2018 Matematika III


5 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1 3 1  1
 2 0 
E=  5 0
 2 6 1 1 

 1 3 1
 2 0 
Misal E diambil minor terbesar 3x3  5
  2 6  1

E = 39 ≠ 0 maka r(E) = 3

Contoh soal :
1. Tentukan Jenis penyelesaian dari SPL berikut :
a. 3x1 + 2x2 = 18
-x1 + 2x2 = 2
b. -½ x1 + x2 = 1
-½ x1 + x2 = ½
c. - ½ x 1 + x2 = 1
-2.3/5 x1 + x2 = 1.1
d. -½ x1 + x2 = 1
-1 x1 + 2x2 = 2
Penyelesaian :
a. 3x1 + 2x2 = 18
-x1 + 2x2 = 2
Bentuk matriks

 3 2  x1  18
  1 2  x  =  2 
  2   

Det = (3)(2) - (-1)(2) = 8


Penyelesaian : Ada dan tunggal (well condition)
b. -½ x1 + x2 = 1
-½ x1 + x2 = ½
Bentuk matriks

 1 1  x   1 
 2  1  =  1 
 1 2 1  x2   2 
Det = (-1/2) (1)1 - (-1/2)(1) = 0
Penyelesaian: Tak ada
c. - ½ x 1 + x2 = 1
-2.3/5 x1 + x2 = 1.1

2018 Matematika III


6 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bentuk matriks

  1 1  x   1 
 2  1  =  
 2.3 5 1  x2  1.1
Det = (-1/2) (1) - (-2.3/5)(1) = -0.04
Penyelesaian: Ada, Kondisi buruk (ill condition)
d. -½ x1 + x2 = 1
-1 x1 + 2x2 = 2
Bentuk matriks :

 1 1  x1  1
 2   =  
  1 2  x 2  2
Det = (-1/2)(2) - (-1)(1) = 0
Penyelesaian: Tak berhingga
2 . Selesaikan SPL berikut :
x1 – 2x2 + x3 = 2
-2x1 + 3x2 – 4x3 = 1
-5x1 + 8x2 – 9x3 = 0
Penyelesaian :
Lakukan OBE, ubah (AIB) menjadi bentuk eselon baris

 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
     
(A IB) =   2 3 4 1 ~ 0 1 2 5 ~ 0 1 2 5
5 8 9 0  0 2 4 10  0 0 0 0 
  

Banyaknya variabel bebas = n – r = 3 – 2 = 1


Variabel bebasnya (yg tidak memuat unsur kunci) adalah : x3
Persamaan baru menjadi :
x1 – 2x2 + x3 = 2
– x2 – 2x3 = 5
Berikan nilai parameter tertentu pada variabel bebas, kemudian subtitusikan pada
persamaan baru. Misalkan x3 = α, dengan α bilangan real
– x2 – 2x3 = 5 maka – x2 – 2α = 5
x2 = - 2α – 5
x1 – 2x2 + x3 = 2 maka x1 – 2(- 2α – 5) + α = 2
x1 = -5α – 8
Jadi penyelesaian umum : {(-5α – 8, -2α – 5, α)}.
Jika diambil nilai α = 0, maka salah satu penyelesaian khusus adalah {(-8, -5, 0)}.

2018 Matematika III


7 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Selesaikan SPL berikut :
x1 – x2 + 2x3 – 3x4 = - 2
-x1 + x2 – 3x3 + x4 = 1
2x1 – 2x2 + 3x3 – 8x4= - 5
Penyelesaian :
Lakukan OBE, ubah (AIB) menjadi bentuk eselon baris

 1 1 2 3  2 1 1 2 3  2 1 1 2 3  2
     
1 1 3 1 1  0 0 1 2 1  0 0 1 2 1 
(AIB) =  ~ ~
 2 2 3 8  5  0 0 1 2  1  0 0 0 0 0 
  

Banyaknya variabel bebas = n – r = 4 – 2 = 2


Variabel bebasnya (yg tidak memuat unsur kunci) adalah : x2 dan x4
Persamaan baru menjadi :
x1 – x2 + 2x3 – 3x4 = - 2
– x3 – 2x4 = - 1
Misalkan x2 = α, dan x4 = β dengan α, β bil. Real.
– x3 – 2x4 = - 1 maka – x3 – 2β = - 1
x3 = - 2β + 1
x1 – x2 + 2x3 – 3x4 = - 2 maka x1 – α + 2 (-2β + 1) – 3β = -2
x1 = α + 7β – 4
Jadi penyelesiaan umum : {(α + 7β – 4, α, - 2β + 1, β)}.
misal diambil nilai α = 1, dan β = 0, maka salah satu penyelesaian khusus adalah
{(-3, 1, 1, 0)}.
4. Selesaikan SPL berikut :
x1 – x2 + 2x3 – 3x4 = - 2
-x1 + x2 – 3x3 + x4 = 1
2x1 – 2x2 + 3x3 – 8x4= - 3
Penyelesaian :
Lakukan OBE, ubah (AIB) menjadi bentuk eselon baris

 1 1 2 3  2 1 1 2 3  2 1 1 2 3  2
     
 1 1 3 1 1  0 0 1 2 1  0 0 1 2 1 
(AIB) =  ~ ~
 2 2 3 8  3  0
 0 1 2 1  0
 0 0 0 2 

Persamaan baru yang terakhir dapat dibaca : 0x1 + 0x2 + 0x3 + 0x4 = 2
Apakah ada nilai x yang memenuhi ?
Sistem tidak punya penyelesaian

2018 Matematika III


8 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
IV. SPL Overdetermined
1. SPL Disebut overdetermined jika jumlah persamaan (m) lebih banyak dari jumlah
variabelnya (n).
2. Dalam penulisan matrik, jumlah baris selalu lebih besar dari jumlah kolom
3. Umumnya inkonsisten (tetapi tidak selalu)
Contoh :
(a) 2 x1 – x2 = 7 (b) 2 x 1 + x2 + x3 = 4 (c) x1 +2x2 + x3 = 1
–2 x1 – x2 =– 5 –2 x1 – x2 –3 x3 = – 5 2x1 – x2 + x3 = 2
x1 +2x2 = 2 2 x1 – 3x2 +3 x3 = – 3 4x1 +3x2 + 3x3 = 4
x1 +2x2 –2 x3 = 9 3x1 + x2 + 2x3 = 2
Untuk sistem (a)

 2 1 7  2 1 7 
   
 2 1  6 0 1 1 
 1 ~
 2 2  0
 0 32 

Baris terakhir menyatakan bahwa SPL inkonsisten, karena tidak ekivalen atau tidak
memiliki himpunan penyelesaian yang sama satu sama lain.
Untuk sistem (b)

~ 1 1 1 4
 
0 1 1 3
0 0 1 1
 
0 0 0 0 

Matrik berbentuk segitiga, SPL konsisten dan memiliki


tepat satu himpunan penyelesaian yaitu : (3, 2, -1)
Untuk sistem (c)

1 2 1 1 1 2 1 1
   1
2 1 1 2 0 0 1 
4 3 3 4 ~ 5
 
3
 1 2 3  0 0 0 0
0 0 0 0 

SPL dikatakan konsisten. Himpunan penyelesainnya tidak terhingga dengan variabel


bebasnya x3.Himpunan penyelesainnya adalah :
{(1- 0,6 x3), (-0,2 x3), x3}. Nilai x3 bebas
V. SPL Underdetermined

2018 Matematika III


9 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Disebut underdetermined jika jumlah persamaan (m) lebih sedikit dari jumlah
variabelnya (n).
2. Dalam penulisan matrik, jumlah baris selalu lebih kecil dari jumlah kolom
3. Bisa inkonsisten dan memiliki penyelesaian tak berhingga.
4. Tidak mungkin menghasilkan penyelesaian unik
Contoh :
(a) 2 x1 + x2 – 2x3 = 4 (b) x1 + x2 + x3 – x4 – 2x5 = 3
–2 x1 – x2 +2x3 =3 2 x 1 + x 2 + x 3 – x4 – x 5 = 3
2 x1 – x2 – x3+ x4 + 6x5 = 7
Untuk sistem (a)

 2 1 2 4 2 1 2 4
   
 2 1 2 3  ~ 0 0 0 7 

SPL underdetermined juga mungkin tidak memiliki himpunan penyelesaian (inkonsisten

Untuk sistem b :

1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 3
   
2 1 1 1 1 3 0 1 1 1 0 3
2 1 1 1 6 7 ~ 0 0 0 0 1 1 
 

Terdapat 2 variabel bebas, sehingga SPL memiliki penyelesaian tak terhingga


Jika diteruskan diperoleh hasil :

1 0 0 0 0 2
 
0 1 1 1 0 3
0 0 0 0 1 1 

x1 = 2, x2 = 3 – x3 + x4, x5 = 1 ( x3 dan x4 = variabel bebas)

VI. Beberapa contoh aplikasi SPL


SPL dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah di bidang, biologi, kimia,
fisika, ekonomi, arus lalu lintas dan lain-lain.
1) Aplikasi SPL dalam bidang biologi.
Ahli biologi menempatkan 3 jenis bakteri pada tabung reaksi yang diberi tanda Strain
I, Strain II dan Strain III. Ada 3 macam makanan yang berbeda (A, B dan C) yang
setiap hari disediakan yaitu 2300 satuan A, 800 satuan B dan 1500 satuan C.
Masing-masing bakteri mengkonsumsi sejumlah satuan makanan seperti ditunjukkan

2018 Matematika III


10 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam tabel 1. Berapa banyak bakteri setiap Strain yang berada dalam tabung
reaksi yang menghabiskan makanan?
Tabel 1. Konsumsi makanan
Strain I Strain II Strain III
Makanan A 2 2 4
Makanan B 1 2 0
Makanan C 1 3 1
Penyelesaian :
Misalkan : x1, x2 dan x3 adalah jumlah bakteri dari Strain I, Strain II dan Strain III.
Bakteri Strain I mengkonsumsi makanan A per-hari sebanyak 2 satuan, sehingga
jumlah total makanan A yang dikonsumsi per-hari adalah 2 x1.Demikian pula untuk
Strain II dan Strain III, mengkonsumsi makanan A per-hari sebanyak 2x2 dan 4x3
Makanan A yang disediakan berjumlah 2300 satuan, dengan demikian dapat
dituliskan persamaan berikut :
2x1 + 2x2 + 4x3 = 2300
Dengan cara yang sama dapat dituliskan persamaan untuk jenis makanan B dan C
sebagai berikut :
x1 + 2x2 = 800
x1 + 3x2 + x3 = 1500
Jadi terbentuk SPL dengan 3 variabel. Dengan OBE diperoleh :

2 2 4 2300  1 0 0 100 
    Strain I : 100
1 2 0 800  0 1 0 350 
1 3 1 1500 
~
0 0 1 350 
Strain II : 350
 
Strain III: 350

2) Aplikasi Pada Lalu lintas


Pada suatu daerah terdapat jalan raya seperti gambar di bawah ini :

2018 Matematika III


11 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Angka-angka yang terdapat pada gambar menyatakan jumlah kendaraan yang
melintasi jalan. Dengan prinsip bahwa jumlah mobil yang masuk menuju ketitik
persimpangan A, B, C dan D harus sama dengan jumlah yang, keluar, tentukan
jumlah kendaraan pada x1, x2, x3 dan x4!
Penyelasaian :
SPL dari permasalahan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Titik persimpangan A:
x1 + 380 = x2 + 430 maka x1 – x2 = 50 ......(1)
Titik persimpangan B:
x2 + 540 = x3 + 420 maka x2 – x3 = –120 ..... (2)
Titik persimpangan C:
x3 + 470 = x4 + 400 maka x3 – x4 = –70 ..... (3)
Titik persimpangan D:
x1 + 590 = x4 + 450 maka x1 – x4 = – 140.. (4)
Dengan menggunakan OBE dari matriks, diperoleh

1 1 0 0 50  1 1 0 0 50  1 1 0 0 50 
     
0 1 1 0  120  0 1 1 0  120  0 1 1 0  120 
0 ~
 70  0 ~ 0  70 

0 1 1
 0 1 1  70  
0 1 1

1  
 0 0 4  140  0
 1 0 1 190 
0
 0 1 1 70 

1 1 0 0 50  1 0 0 1  140 
   
0 1 0 1  190  0 1 0 1  190 
~  0  70 ~  0
0 1 1  0 1 1  70 
  
0 0 0 0 0  1 0 0 0 0 
 

x1 = - 140 + x4
x2 = - 190 + x4
x3 = -70 + x4
x4 = variabel bebas
Hasil akhir SPL adalah konsisten dan mempunyai banyak himpunan
penyelesaian.
Jika diambil : x4= 420, maka :
x1= 280
x2= 230
x3= 350
3) Perhatikan potongan peta yang sudah diperbesar (zoom) sebagai berikut :

2018 Matematika III


12 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus,
sehingga tampak kasar. Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis
dengan kurva yang dibentuk dengan fungsi pendekatan polinomial. Dari fungsi
polinomial yang dihasilkan kurva dapat digambarkan dengan lebih halus.
4 titik yang ditunjuk adalah (2,3), (7,6), (8,14) dan (12,10). 4 titik ini dapat didekati
dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu : y = ax 3  bx 2  cx  d

Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan ke dalam persamaan di atas akan diperoleh
model persamaan simultan sebagai berikut :
Titik 1 à 3 = 8 a + 4 b + 2 c + d
Titik 2 à 6 = 343 a + 49 b + 7 c + d
Titik 3 à 14 = 512 a + 64 b + 8 c + d
Titik 4 à 10 = 1728 a + 144 b + 12 c + d
Nilai a, b, c dan d adalah penyelesaian dari permasalahan di atas.
4) Aplikasi SPL dalam bidang komputer Menganalisa jaringan komputer .
Prinsipnya : Aliran masuk = aliran keluar

2018 Matematika III


13 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dengan menggunakan OBE Gauss-Jordan diperoleh :

1 0 0 1 15  1 0 0 1 15 
   
1 1 0 0 10  1 1 0 1 5 
0 ~
1 1 0 25  0 0 1 1 20 
   
0 0 1 1 20  0 0 0 0 0 
 

Hasil akhir menunjukkan SPL konsisten dengan banyak solusi dan f4 merupakan variabel
bebas. Solusi umum : f1 = 15 – t
f2 = 5 – t
f3 = 20 + t
f4 = t

Soal Latihan :
1. Selesaikan sistem persamaan berikut:
x1  x2  x3 = 6
x1  2 x2  x3 = 2
2 x1  x2  2 x3 = 10

2. Tentukan penyelesaian SPL Homogen berikut ini:


2x1 – x2 +3x3 – x4= 0
x1 +2x2 – x3 + 2x4= 0
3x1+ x2 – 4x3 + x4= 0
4x1–3x2 – 2x3 + 3x4= 0
3. Tentukan x1, x2, x3 dan x4 dari SPL berikut :
a) x1 – x2 + 2 x3 – x4 = – 8

2018 Matematika III


14 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2x1 – 2 x2 +3 x3 – 3 x4 = –20
x1 + x2 + x3 =–2
x1 – x2 + 4x3 – 3 x4 = 4
b) 3 x1 –13 x2 + 9 x3 + 3 x4 =–19
6 x1 – 2 x2 + 2 x3+ 4 x4 = 16
12 x1 –8 x2 +6 x3 + 10 x4 = 26
–6 x1 + 4 x2 – x3 – 18 x4 = –34
4. Setiap tahun, sektor barang dagangan (A) menjual 80% outputnya kepada sektor
jasa dan sisanya disimpan.Sedangkan sektor jasa (B) menjual 60% outputnya
kepada sektor barang dagangan dan sisanya disimpan. Bagaimana cara penentuan
biaya ekuilibrium setiap sektor pertahun sehingga pendapatan masing-masing sektor
sesuai dengan pengeluaran ?
Petunjuk : Buat daftar pengeluaran masing-masing sektor

Kolom menunjukkan output, sedangkan baris menunjukkan pengeluarannya masing-


masing sektor, lalu selesaikan dengan menggunakan matriks

2018 Matematika III


15 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2018 Matematika III
16 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka:

1. Anton, Howard, Chris Rerres .,Elementery Linear Algebra,John Wiley & Sons, 2005.
2. Kreyzig, Erwin. (2003). Matematika Teknik Lanjutan. Edisi ke-6, Jakarta:
Erlangga
3. Purcell,Edwin J., Kalkulus dan Geometri Analitik II, Erlangga, Jakarta, 2003
4. Yusuf Yahya, D.Suryadi H.S., Agus Sumin, Matematika dasar Untuk Perguruan
Tinggi, Ghalia Indonesia, 2004

2018 Matematika III


17 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2018 Matematika III
18 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai