Pendanaan Dan Investasi Dalam Pariwisata
Pendanaan Dan Investasi Dalam Pariwisata
BAGIAN II
Oleh :
Devi Zaenika Sari
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1
C. Kasus : Tentang Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri di Bidang Pariwisata di Bali...4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6
1
PENDANAAN DAN INVESTASI DALAM PARIWISATA BAGIAN II
2
Adapun kepariwisataan sebagai stimulan kegiatan ekonomi dapat dibuktikan
dengan adanya penerimaan devisa yang dibayarkan wisman kepada hotel, biro
perjalanan, angkutan umum, restoran dan sebagainya memberikan dampak ekonomi yang
lebih luas, sebutlah pembayaran gaji pegawai hotel, pembayaran listrik, pembayaran
telepon, pembayaran supplier sayur mayur, buah-buahan, telor, daging, rempah-rempah
dsb., yang secara nyata dinikmati atau diterima bukan saja oleh kalangan pariwisata,
melainkan juga kalangan petani dan peternak (kaum marginal) yang menghasilkan
jumlah penghasilan pariwisata yang berlipat ganda dalam kontribusi terhadap pendapatan
nasional, yang disebut sebagai multiplier effect.
3
ke obyek wisata baik itu roda dua ataupun roda empat , dihitung berdasarkan
tiket karcis parkir di obyek wisata. Seharusnya berpengaruh secara langsung
terhadap pendapatan pariwisata. Karena setiap karcis yang terjual hasilnya
secara langsung disetorkan kepada dinas pariwisata dan diakumulasikan juga
dalam pendapatan pariwisata.
Dapat dilihat dari hasil estimasi bahwa variabel arus kendaraan tidak
signifikan terhadap pendapatan pariwisata. Hal ini disebabkan karena tidak
semua lahan parkiran obyek wisata di Kabupaten Klaten dikelola oleh
Pemerintah Derah. Dari 35 obyek wisata di Kabupaten Klaten hanya 17 lahan
parkiran yang dikelola Pemerintah Daerah, dan 18 lahan parkir yang lain
dikelola oleh pihak swasta dan pihak ketiga (masyarakat disekitar obyek
wisata).
Lahan parkir yang dikelola Pemerintah Daerah berada di dalam lokasi
obyek wisata, dan lahan parkir yang dikelola pihak swasta dan pihak ketiga
(masyarakat sekitar obyek wisata) berada diluar areal obyek wisata. Sehingga
Pendapatan Pariwisata yang berasal dari tiket karcis parkir yang terjual pada
obyek wisata tidak maksimal.
C. Kasus : Tentang Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri di Bidang Pariwisata
di Bali
Salah satu penunjang sektor ekonomi Indonesia adalah kegiatan penanaman
modal asing. Salah satu sektor yang terdorong berkembang karena adanya penanaman
modal asing adalah sektor pariwisata. Salah satu contoh nyata adalah kegiatan pariwisata
di Denpasar Bali. Sebagian besar hotel dan restoran-restoran yang ada di Denpasar Bali
adalah merupakan kegiatan yang berlangsung akibat adanya campur tangan investor
asing. Penelitian ini hendak meneliti apakah pengaturan tentang penanaman modal di
sektor pariwisata khususnya di Bali telah melindungi penanam modal dalam negeri, yang
dilakukan dengan metode normatif/doktrinal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah telah berusaha untuk
memberikan perlindungan yang memadai bagi penanam modal dalam negeri dengan
memberikan batasan bagi penanam modal asing dalam melakukan usahanya di sektor
pariwisata di Indonesia, khususnya di Bali. Pembatasan itu tertuang dalam Peraturan
Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang
4
Kepariwisataan Budaya Bali dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2009 tentang
Rencana Tata ruang wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029, yang menentukan bahwa
investor asing hanya dapat melakukan penanaman modalnya di kawasan pariwisata yang
telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali. Pelanggaran
terhadap rencana tata ruang ini dapat berakibat si pelanggar dikenai sanksi administratif.
5
DAFTAR PUSTAKA