Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGENAL PENYAKIT PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK)


KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
DI RUANG PALEM II RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :
Amita Pratama Putri (P27820715010)
Afifa Dwi Mas’udah (P27820715011)
Intan Ayu Agustin (P27820715013)
Dhinda Yulia Puspitasari (P27820715014)
Mohammad Risky Aulia R. (P27820715017)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
2016-2017
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH

Oleh :
KELOMPOK 3 TINGKAT II SEMESTER III
D IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

Telah disahkan
Pada tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Ruangan Palem II Pembimbing Akademik

Widji Lestari, S.Kep.Ns Lembunai Tat Alberta. SKM, M.Kes


NIP. 196904131993032004 NIP. 196210051986032003
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Pokok Bahasan : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruangan Palem II RSUD Dr. Soetomo

Hari / tanggal : Rabu, 5 Oktober 2016

Waktu : Pukul 09.00 (45 menit)

Tempat : Ruang Palem II RSUD Dr. Soetomo Surabaya

I. PENDAHULUAN

PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE)


merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara
sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005)
PPOK merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat yang menyebabkan
26.000 kematian/tahun di Inggris. Prevalesinya adalah ≥ 600.000. Angka ini lebih
tinggi di negara maju, daerah perkotaan, kelompok masyarakat menengah ke bawah,
dan pada manula (Davey,2002:181). The Asia Pacific CPOD Roundtable
Group memperkirakan jumlah penderita PPOK sedang berat di negara-negara Asia
Pasific mencapai 56,6 juta penderita dengan angka pravalensi 6,3 persen
(Kompas,2006). merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang
telah menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan oleh
meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor resiko seperti
faktor pejamu yang di duga berhubungan dengan kejadian PPOK semakin banyaknya
jumlah perokok kususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di
dalam ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat kerja Data badan kesehatan
dunia ( WHO ) menunjukkan bahwa pada tahun 1990 PPOK menempati urutan ke 6
sebagai penyebab utama kematian di dunia sedangkan pada tahun 2002 telah
menempati urutan ke 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker (WHO,2002).
Hasil survey penyakit tidak menular oleh direktorat jenderal PPM dan Pl di 5 rumah
sakit provinsi di Indonesia (jawa barat, jawa tengah, jawa timur, lampung dan sumatra
selatan) pada tahun 2004 , menunjukkan PPOK menempati urutan pertama
penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma brokial (33%), kanker paru (30%)
dan lainya (2%) (depkes RI2004). Oleh karena itu penyuluhan tentang Penyakit paru
Obstruktif Kronik ini akan sangat penting dilakukan sebagai bentuk pemberian
pendidikan.

II. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga


pasien dapat memahami tentang penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) .

III. TUJUAN KHUSUS

1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, penyebab, jenis penyakit
serta cara penanganan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang menderita PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

IV. MATERI

Terlampir

V. METODE

Ceramah dan tanya jawab.

VI. MEDIA

Leaflet dan lembar balik/flipchart

VII. PENGORGANISASIAN
Penyaji : Amita Pratama Putri
Moderator : Mohammad Risky Aulia R.
Observer : Afifa Dwi Mas’udah
Fasilitator I : Dhinda Yulia Puspitasari
Fasilitator II : Intan Ayu Agustin

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

Proses Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Waktu


1. Registrasi 1. Melakukan registrasi
2. Memberi salam 2. Menjawab salam
Pembukaan 5 menit
3. Pengenalan diri 3. Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan dari 4. Mendengarkan
penyuluhan
Pemberian materi, 1. Mendengarkan 15 menit
meliputi :
a) Pengertian PPOK
b) Klasifikasi PPOK
c) Tanda dan gejala
PPOK
d) Cara penanganan
PPOK
e) Cara Pencegahan
kekambuhan dan
pencegahan
terjadinya PPOK
f) Cara perawatan
PPOK
Penyajian
g) Makanan dan
diperbolehkan dan
tidak diperbolehkan
bagi penderita
PPOK
2. Pemberian kesempatan 2. Bertanya 5 menit
kepada peserta untuk
bertanya.
3. Menjawab pertanyaan 3. Mendengarkan 5 menit
peserta
4. Menanyakan kembali 4. Menjawab 10 menit
materi yang telah
disampaikan kepada
peserta (3 soal )
1. Pemberian kesimpulan 1. Mendengarkan
Penutup 2. Menutup 2. Mendengarkan 5 menit
3. Memberi salam 3. Menjawab salam
IX. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Palem II RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
c. Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib dan pasien mengikuti penyuluhan sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil
Keluarga pasien dapat:

a. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang pengertian PPOK (Penyakit


Paru Obstruktif Kronik)
b. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang penyebab PPOK (Penyakit
Paru Obstruktif Kronik)
c. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang tanda dan gejala dari PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
d. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang jenis PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik)
e. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang penanganan pasien dengan
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
f. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang pencegahan PPOK (Penyakit
Paru Obstruktif Kronik)
Lampiran

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik dengan karakteristik adanya hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial,
serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (Gold,
2009).
PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan
istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama
dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran
patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005)
PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang
membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPDadalah : Bronchitis kronis,
emfisema paru-paru dan asma bronchiale (S Meltzer, 2001)
P P O K adalah merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat
aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru (Bruner & Suddarth,
2002).
PPOK merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel,
terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003).
2. Klasifikasi
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai
berikut:
1) Bronchitis Kronis
a. Definisi
Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan
mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk
kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun
berturut – turut (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu:
1) Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae.
2) Alergi
3) Rangsang : missal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll
c. Manifestasi klinis
1) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang
mana akan meningkatkan produksi mukus.
2) Mukus lebih kental
3) Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan
mukus. Oleh karena itu, "mucocilliary defence" dari paru mengalami kerusakan
dan meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika infeksi
timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga
produksi mukus akan meningkat.
4) Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan
normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-sama dengan
produksi mukus yang banyakakan menghambat beberapa aliran udara kecil dan
mempersempit saluran udara besar. Bronchitis kronis mula-mula
mempengaruhi hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran
nafas akan terkena.
5) Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan nafas,
terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps, dan udara
terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan
penurunan ventilasi alveolar, hypoxia dan asidosis.
6) Klien mengalami kekurangan oksigen jaringan ; ratio ventilasi perfusi abnormal
timbul, dimana terjadi penurunan PaO2. Kerusakan ventilasi dapat juga
meningkatkan nilai PaCO2.
7) Klien terlihat cyanosis. Sebagai kompensasi dari hipoxemia, maka terjadi
polisitemia (overproduksi eritrosit). Pada saat penyakit memberat, diproduksi
sejumlah sputum yang hitam, biasanya karena infeksi pulmonary.
8) Selama infeksi klien mengalami reduksi pada FEV dengan peningkatan pada
RV dan FRC. Jika masalah tersebut tidak ditanggulangi,
hypoxemia akan timbul yang akhirnya menuju penyakit cor pulmonal dan CHF
2) Emfisema
a. Definisi
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus,
duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
1) Faktor tidak diketahui
2) Predisposisi genetic
3) Merokok
4) Polusi udara
c. Manifestasi klinis
1) Dispnea
2) Takipnea
3) Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
4) Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru
5) Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
6) Hipoksemia
7) Hiperkapnia
8) Anoreksia
9) Penurunan BB
10) Kelemahan
3) Asthma Bronchiale
a. Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari
trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan
manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan
yang menyeluruh dari saluran nafas (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
1) Alergen (debu, bulu binatang, kulit, dll)
2) Infeksi saluran nafas
3) Stress
4) Olahraga (kegiatan jasmani berat)
5) Obat-obatan
6) Polusi udara
7) Lingkungan kerja
8) Lain-lain (iklim, bahan pengawet)
c. Manifestasi Klinis
1) Dispnea
2) Permulaan serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa
berat),
3) wheezing,
4) batuk non produktif
5) takikardi
6) takipnea
3. Tanda dan Gejala PPOK
Menurut Mansjoer (2008:480) tanda dan gejala pada penderita PPOK adalah:
 Batuk.
 Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulent atau mukopurulen.
 Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernapasan tambahan untuk bernapas.
 Dada terasa berat
 Pernafasan lambat
 Nadi cepat
4. Cara Penanganan PPOK
a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan
b. Obat-obatan
c. Terapi Oksigen
d. Pemasangan alat bantu napas
e. Nutrisi (Diit TKTP)
f. Perawatan di Rumah Sakit
5. Cara Pencegahan kekambuhan dan pencegahan terjadinya PPOK
a. Hindari merokok
b. Hindari konsumsi alkohol
c. Menghindari lingkungan yang polusi
d. Gunakan penutup hidung (masker) saat bekerja ditempat berpolusi / tercemar
e. Minum obat secara teratur
f. Pola hidup bersih dan sehat
6. Cara Perawatan
a. Minum yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi dan secret (dahak) encer
b. Mengurangi sekresi lendir
Minum yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi dan sekret encer
c. Pengeluaran sekresi bronkial dengan cara: postural drainage, clapping, vibrasi dan
latihan batuk efektif.
 Postural drainage
Pengeluaran sekret dengan prinsip gravitasi bumi
Caranya:
Posisikan klien sesuai bagian paru yang mengandung banyak sekret (untuk
membersihkan paru kanan maka klien miring kiri dan begitu jg sebaliknya), lanjutkan
dengan prosedur clapping dan vibrasi, lakukan 10-15 menit.
 Clapping dan vibrasi
Caranya:
Atur posisi klien, duduk atau miring. Menepuk punggung dengan kedua tangan masing-
masing sisi 30 kali tepukan, sampai ada rangsangan batuk. Vibrasi dilakukan dengan
cara melakukan getaran-getaran lembut disamping depan cekungan iga saat klien
menarik napas dalam.
 Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan latihan batuk yang mengeluarkan sekret (Kusyati, 2006:263).
Caranya:
Anjurkan klien menarik napas dalam, tahan selama 3 detik dan batukkan. Sekret
ditampung dalam sputum pot
Postural drainase, clapping, vibrasi dan batuk efektif dilakukan secara berurutan
sebagai suatu paket manajemen pengeluaran sekret.
7. Komplikasi PPOK
· Korpulmonale
· Pneumotoraks spontan sekunder
· Infeksi paru
· Gagal napas.
8. Makanan dan kebiasaan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan bagi
penderita PPOK
Makanan yang diperbolehkan bagi penderita PPOK
Jahe
Jahe dapat melegakan semua jenis penyakit pernapasan.Tambahkan jahe parut
ke dalam teh dan baik dikonsumsi pagi saat perut kosong.
Sereal dan roti gandum
Sereal dan roti gandum serta produk lain yang tinggi serat berpotensi memiliki
kemampuan menjaga kesehatan paru-paru
Makanan yang mengandung vitamin c

Vitamin C harus rutin dikonsumsi oleh pasien yang menderita


pneumonia/radang paru-paru. Stroberi, jambu biji, dan tomat adalah beberapa
makanan yang mengandung vitamin C dosis tinggi.
Wortel

Tidak hanya baik untuk mata, tapi juga untuk paru-paru. Wortel yang
mengandung vitamin A baik untuk pasien yang memiliki radang paru-paru.
Madu
Sebaiknya tambahkan madu, bukan gula, dalam makanan Anda. Sifat
antibakteri dalam madu membantu membunuh kuman yang berkembang dalam tubuh.
Teh hitam

Penderita dengan penyakit paru sebainya menjauhi semua jenis produk susu.
Konsumsi teh hitam yang dapat membantu mengobati penyakit paru.
Makanan yang tidak mengandung protein hewani

Penderita penyakit paru juga sebaiknya menghindari protein hewani. Namun


jika ingin makan makanan hewani, cobalah seafood, seperti ikan salmon, dan ikan
tuna yang kaya asam lemak omega-3.
Kedelai
Produk-produk berbahan dasar kedelai contohnya seperti tahu, tempe, dan
susu kedelai juga diakui sangat bermanfaat untuk selalu meningkatkan kesehatan
paru-paru
Biat
Sayuran merah ini memiliki energi yang tinggi dan membangun sistem
kekebalan tubuh

Makanan dan kebiasaan yang tidak diperbolehkan bagi penderita PPOK


Ikan asin

Mengapa ikan asin dikatakan sebagai pantangan untuk penderita penyakit paru
Dalam ikan asin terdapat zat Nitrosamin yang merupakan salah satu zat karsinogenik
yang dapat memicu terjadinya peradangan pada organ tubuh manusia. Bukan hanya
nitrosamin, ada kandungan zat lain dalam ikan asin yang merupakan mediator utama
dalam pembentukan dan perkembangan virus Epstein-Barr. Virus ini berperan dalam
timbulnya peradangan pada organ paru-paru manusia.

Daging Kambing
Perlu kita ketahui bahwa didalam daging kambing,terdapat beberapa kandungan zat
yang dapat mempengaruhi sistem sirkulasi darah dan juga pembentukan zat
nitrosamin yang telah kita jelaskan dapat memicu terjadinya peradangan paru-paru
dan berakibat fatal pada kesehatan seseorang yang berujung pada penyakit penumonia
(Radang Paru-Paru).

Terasi merah

Di masyarakat kita sendiri terasi sudah menjadi salah satu bahan konsumsi
yang cukup populer, akan tetapi perlu kita ingat bahwa dalam terasi merah ini
mengandung Rhodamin B, suatu zat yang memicu timbulnya iritasi pada saluran
pernafasan. Dan jika Rhodamin B dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat
karsinogenik dalam jangka waktu yang lama, kemungkinan besar dapat
mengakibaktan timbulnya peradangan pada tubuh, terutama pada sistem pernafasan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.


Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Dasar. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan
Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth.
Volume 2 Ed 8. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai