Anda di halaman 1dari 3

Family Centered Care (FCC)

FAMILY CENTERED CARE (FCC)

Profesi keperawatan merupakan ladang amal, ilmu dan kemanusiaan. Hal ini dikarenakan bahwa perawat
tidak hanya berfokus pada pelayanan yang diberikan kepada pasien atau sering disebut sebagai Patient
Centered Care (PCC) tapi juga perawat memberikan pelayanan dengan melibatkan keluarga pasien atau
sering disebut Family Centered Care (FCC). Dalam kaitannya dengan PCC, perawat selalu berada disisi
pasien, menjaga pasien dan memberikan terapi atau tindakan keperawatan baik mandiri maupun
kolaborasi medis kepada pasien. Peran perawat juga sangat terlihat begitu berarti pada kondisi pasien
kritis di tatanan ruang intensive care unit (pembahasan terkait ICU dan pasien kritis sudah ada di blog ini
pada posting sebelumnya…silahkan bisa dibaca juga pada postingan sebelumnya). Di ICU perawat harus
stanby memonitor kondisi pasien secara terus menerus dan tidak boleh lengah. Jika perawat lengah
dalam memonitor kondisi pasien kritis, akan dapat berdampak sangat serius pada pasien tersebut.
Misalnya dalam hal pemantauan kondisi pasien kritis dengan gangguang jantung, perawat harus benar-
benar memonitor hemodinamik pasien tersebut. Hemodinamik yang tidak stabil, misalnya tekanan darah
turun dan frekuensi heart rate juga turun bisa menyebabkan berkurangnya perfusi ke seluruh jaringan
tubuh. Hal ini dapat berakibat pada terjadinya MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome) yaitu
kegagalan beberapa fungsi organ karena suplay oksigen ke organ-organ tersebut berkurang. Suplay
oksigen yang turun akan menyebabkan jaringan tersebut tidak bisa melakukan metabolism aerob
(metabolism dengan menggunakan oksigen supaya didapatkan energy dengan jumlah yang dibutuhkan
tubuh) melainkan metabolism anaerob (metabolism tanpa menggunakan oksigen). Metabolism anaerob
ini jika berlanjut terus produk yang dihasilkan adalah asam laktat. Penumpukan asam laktat yang terlalu
banyak ini sifatnya dapat merusak jaringan, sehingga jaringan mulai dari hipoksia bahkan sampai bisa
nekrosis.

Keluarga berdasarkan teori keluarga itu dipandang sebagai suatu hubungan saling ketergantungan dan
saling keterikatan. Antar anggota keluarga memiliki rasa kasih sayang yang kuat dan saling memiliki,
bahkan ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain akan merasakan
kesedihan dan selalu mendampingi supaya cepat sembuh (Gavaghan & Carroll, 2009). Beberapa
penelitian atau studi banyak yang menjelaskan dampak anggota keluarga yang sakit terhadap unit
keluarga. Dampak tersebut antara lain akan menimbulkan permasalahan psikologis pada anggota
keluarga yang tidak sakit bahkan jika masalah psikologis tersebut tidak segera diatasi maka dapat
memicu terjadinya permasalahan fisik seperti timbulnya kondisi fisik yang menurun sehingga mudah
terkena penyakit. Pada unit ICU, perawat harus menyadari apa yang menjadi kebutuhan keluarga dengan
anggota keluarga yang sedang dirawat karena kondisi yang kritis. Akan tetapi, menurut Cannon (2011)
antara perawat dan keluarga mempunyai alokasi waktu yang tidak sama, sehingga jarang sekali bertemu
saat conference, saat dilakukan prosedur tindakan dan saat visitasi pasien. Perawat cenderung
mengesampingkan keluarga saat melakukan conference dan saat dilakukan prosedur tindakan, padahal
ini sangan penting bagi keluarga pasien. Keluarga akan kebingungan jika mereka tidak memahami
lingkungan ICU dan tidak tahu kondisi anggota keluarganya yang dirawat. Bahkan keluarga dapat
memberikan kesimpulan atau persepsi yang salah terkait kondisi pasien atau pelayanan, jika mereka
tidak lengkap dalam menerima informasi dan pengetahuan dari perawat di ruang ICU. Hal ini seuai
dengan studi dari Morrison (1997) bahwa keluarga pasien terkejut atau kaget saat berada di dalam
lingkungan ICU karena merasa tidak ada perbedaan antara siang dan malam, suara yang berisik karena
banyaknya alarm alat monitoring pasien yang berbunyi, dan banyaknya selang dan kabel kabel yang ada
di pasien.

Menurut Van dan Kautz (2007) menjelaskan bahwa selama pasien dirawat di rumah sakit terutama di
ICU, perawat mempunyai peran dalam memberikan dukungan dalam keluarga, mempertahankan
integritas keluarga, dan membantu anggota keluarga untuk mampu membantu merawat pasien. Perawat
harus bisa menjadi sarana yang memberikan strategi untuk lebih mendekatkan keluarga dalam
pelayanan pasien kritis di ICU, karena akan memberikan keuntungan secara psikis dan fisiologis bagi
keluarga dan bagi pasien (Cannon, 2011). Pasien akan lebih merasa diperhatikan jika keluarga lebih dekat
dengannya, sedangkan keluarga juga lebih tenang karena lebih dekat dengan pasien.

Beberapa tindakan yang dapat diterapkan sebagai bentuk aplikasi di tatanan klinik terkait penerapan
Family Centered Care (FCC):

1. Orientasi keluarga: Mengorentasikan keluarga di lingkungan tatanan klinis atau ICU baik
lingkungannya, peralatan-peralatannya, dan tindakan medisnya.

2. Terbentuknya Family Care Specialist (FCS): Perawat yang tergabung dalam FCS ini yang
mengkoordinasi dan bertanggungjawab dalam menerapkan strategi supaya keluarga juga terlibat dalam
perawatan pasien kritis

3. Visitasi terbuka: visitasi dengan melibatkan keluarga didalamnya

4. Mengijinkan keluarga untuk ada didekat pasien selama pasien dilakukan tindakan/prosedur

5. Dibentuk dan dijalankannya family support group

6. Mendorong keterlibatan keluarga dalam perawatan

(Sumber gambar: http://www.durhamcollege.ca/)


Inti dari FCC adalah melibatkan keluarga dalam perawatan pasien di ICU. FCC tidak hanya meningkatkan
kepuasan keluarga, tetapi juga bagi perawat supaya memandang bahwa pasien itu adalah bagian dari
suatu sistem keluarga. Keluarga harus berpartisipasi secara tepat dalam keterlibatannya merawat
anggota keluarganya yang sedang sakit. Keluarga tidak hanya terlibat tetapi juga membutuhkan
informasi. Informasi yang disediakan oleh tim medis dan keperawatan akan mengurangi kecemasan yang
dialami oleh keluarga. Perawat juga harus mampu memelihara keutuhan dan dukungan keluarga selama
fase stress yang dialami oleh keluarga tersebut. INGAT: DUKUNGAN KELUARGA ADALAH HAL YANG
SANGAT BERARTI BAGI PASIEN KONDISI KRITIS.

Daftar Pustaka:

Cannon, S. 2011. Family Centered Care in the Critical Care Setting. Dimens Crit Care Nurs. 30(5):241/245

Gavaghan SR & Carroll DL. 2009. Families of Critically Ill Patients and the Effect of Nursing Interventions.
Dimens Crit Care Nurs. 29(3):28-33.

Morrison M. 1997. Body-Guarded: The Social Aesthetics of Critical Care. In: deRase M, Grace VM, eds.
Bodily Boundaries, Sexualized Genders and Medical Discourse. Palmerston North, New Zealand: The
Dunmore Press Ltd.

Van Horn E, Kautz D. 2007. Promotion of Family Integrity in the Acute Care Setting. Dimens Crit Care
Nurs. 26(3):101-107.

Anda mungkin juga menyukai