PENDAHULUAN
Sains dan teknologi telah menuntun manusia menuju peradaban yang lebih maju dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan masyarakat. Pada era globalisasi seperti
sekarang ini, penguasaan sains dan teknologi merupakan indikator signifikan dalam
percepatan pertumbuhan pembangunan suatu bangsa. Upaya mengejar ketertinggalan sains
dan teknologi bangsa-bangsa yang sedang membangun terhadap bangsa-bangsa yang sudah
maju bukanlah suatu hal yang mudah karena kondisinya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya
masyarakat setempat. Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk
dalam pengetahuan alamiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang
struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku sistem tersebut. Sistem yang
dimaksud dapat berupa sistem alami maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran
manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Sains
sebagai proses ilmiah, menurut Ritchie Calder, (1955 : 37), dimulai ketika manusia
mengamati sesuatu. Pengamatan tersebut disebabkan oleh adanya kontak langsung antara
manusia dengan dunia empiris yang menimbulkan berbagai macam permasalahan. Jadi
proses berpikir manusia dilakukan ketika manusia menemukan masalah dan karena masalah
itu berasal dari dunia empiris maka proses berpikir itu di arahkan pada pengamatan obyek
yang bersangkutan dengan dunia empiris pula Kita dapat mempelajari sains dari alam
semesta yang dimulai dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang alam. Dari pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan
secara empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi yang valid dan
dapat dipercaya. Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia.
Untuk itu sains harus menjadi bagian internal dari sistem pendidikan nasional supaya para
siswa menjadi warga negara dan masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa
kini.
Anonim. NETRALITAS SAINS : Perbedaan Cara Pandang Saintis dan Pakar Filsafat Ilmu
dimuat dalam “Radar Bandung”,
Ramadhan 1424, 10 & 11 November 2003. Ahmad Rifa’i. ILMU, Antara Bebas atau Terikat
Nilai.
Diambil dari “http://www.inilahjalanku.com/fisika_dan_kimia”Diakses pada tanggal 25 Oktober
2013. Djohar. 1996. Reformasi Pendidikan Sains. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. No.
1-2/ I. FPMIPA IKIP Yogyakarta. Yogyakarta Poedjiadi, Anna. 1994. Pembaharuan Pandangan
dalam Pendidikan Sains. Mimbar Pendidikan. No. 4/XIII. IKIP Bandung. Sukarno, dkk. 1981.
Dasar-dasar Pendidikan Sains. Bhratara Karya Aksara. Jakarta Sumaji,dkk. 1998. Pendidikan
Sains Yang Humanitis. Penerbit Kanisius. Jakarta.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi bebas nilai dalam sains
2.2 Teori tentang nilai
2.3 Ilmu, antara bebas atau terikat nilai
2.4 Hakikat dan tanggung jawab pendidikan sains
2.5 Pendidik dan pengajar sains
BAB III PENUUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, karunia, serta kasih sayang terbesarnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ilmiah ini dengan judul ” FILSAFAT SAINS”
Makalah ilmiah telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar makalah ini .untuk itu penulis sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepehnumya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena dengan tangan terbuka
penuis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang “FILSAFAT SAINS ” dapat
memberikan maanfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
MAKALAH SEMINAR FISIKA
FILSAFAT SAINS