Anda di halaman 1dari 11

Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc.

(lahir di
Pemalang 2 April 1961) adalah dosen dan
peneliti di Jurusan Agroteknologi dan di
Program Studi Magister Agronomi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
(UNILA). Penulis yang sudah menjadi
dosen sejak tahun 1986 ini menekuni
bidang kajian fisiologi dan bioteknologi
tanaman. Pendidikan Sl bidang agronomi diselesaikannya di
Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1985, 52 bidang fisiologi
tanaman dr Universif of Kentuclty, Lexington, Amerika Serikat, tahun
1991, dan S.: bidang bioteknologi tanaman.diselesaikannya di IPB
Bogor tahun 2oo5. Sebagian penelitian untuk disertasinya diker.jakan
di The Uniaersitlt of Queensland, Brisbane, Australia. Beberapa topik
penelitian kultur jaringan tanaman yang telah dikeriakan meliputi
tanaman kedelai, kacang tanah, anggrek, r,anili, nanas, semangka,
duku, pisang, melinjo, tebu, dan kelapa sar,vit. Selain untuk maksud
perbanyakan, sebagian penelitian kultur jaringan diarahkan untuk
tujuan pemuliaan tanaman, misalnya mutagenesis in vitro untuk
mendapatkan klon tebu unggul, identifikasi dan karakterisasi
genotipe pisang lokal Lampung dan pemuliaan tanaman anggrek.
Penelitian yang melibatkan teknik molekuler juga dilakukan oleh
penulis, misalnya rekayasa genetika untuk mendapatkan kacang
tanalr resisten peanut stripe virus dan keragaman genetik tebu
berdasarkan penanda moleltuler RAPD. Dalam kegiatan
akademiknya, penulis membimbing mahasiswa St dan Sz dalam
melaksanakan penelitian. Selain mengajar Bioteknologi Pertanian,
Fisiologi Tumbuhan, Pengantar Budidaya Tanaman dan Bahasa
Inggris Prof'esi untuk mahasiswa Sl jurusan Agrteknologi, penulis
juga mengajar mata kuliah Biokimia Tanaman, Kultur Jaringan
Tanaman, Filsafat Ilmu dan Fisiologi Tanaman di Magister
Agronomi UNILA. Dr. Dwi Hapsoro adalah Ketua Program Studi
Magister Agronomi Universitas Lampung sejak tahun 2oo7 sampai
sekarang.

KULTUR JARINGAN UnIuK PTRBANYAKAN KLONAL


Kelapa Sawit lflaeis guineensrs Jacq.)
Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. adalah
dosen dan peneliti di Jurusan
Agrotehnologi Fakultas Pertauian
Universitas Lampung (UNILA) sejak
1986 hingga sekarangS. Penulis (lahir di
Jombang, 3 Agustus 1961) menyelesaikan
Si jurusan agronomi di Institut Pertanian
Bogor (lPB) tahun rs84, Sz bidang
hortilrultura di Departmertt of Horticulture and Lanscape Architecture
Llniaersitl, of Kentuclty, USA, tahun 1990, dan Ss bidang bioteknologi
tanaman di IPB tahun 2oo5. Bidang kajian yang ditekuni penulis
adalah fisiologi dan bioteknologi tanaman, khususnya tentang
penggunaan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan dan
pemuliaan tanaman. Kultur jaringan berbagai jenis tanaman telah
dipelajari oleh penulis sejak i991. Pengalamannya bekerja di
laboratorium telah diajarkannya kepada banyak mahasis'ir''anya,
terutama melalui pembimbingan skripsi St dan tesis Sz. Selain
menga.jar Fisiologi Tumbuhan, Pembiakan Vegetatif dan Pengantar
Budidaya Tanaman r-rntuk mahasisr,va Sl Agroteknologi' penulis.f uga
mengajar Kultur Jaringan Tanaman dan Fisiologi Tanaman di
Magister Agronomi, dan meniabat kepala Laboratorium Ilmu
Tanaman UNILA. Buku ini adalah buku keenam yang telah
ditulisnya setelah (t) Kultur ,Iaringan : Cara Memperbaryak Tanaman
Secara Efisien; (c) Perbanlahan In llitro Tanaman Anggrek; (g)
Pemuliaan Tanaman (Jntuk menghasilkan Anggrek Hibrida Unggul, (+)
Kultur Jaringan Tanaman Pisang dan (5) Kultur Jaringan Tanamatt
sebagai Teknik Penting Bioteknologi untuk Menunjang Pembangunan
pertanian (yang merupakan pidato ilmiah dalam pengultuhan sebagai
guru besar tetap Fakultas Pertanian bidang ilmu bioteltnologi
tanaman). Buku tentang hultur jaringan kelapa sawit ini penulis
dedikasikan untuk Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertantan
Universitas Lampung, kedua buah hati penulis, Aby Hapsari, dan
Ir-rdira Hapsarini, serta para mahasisr'va yang haus ilmu pengetahuan
dan tehnolosi.

KULTUR J,ARINGAN UNIUK PERBANYAKAN KLONAL


Kelapa Sawit If/a eis guineensis Jacq.)
Perpustakaan Nasional Rl:
Katalog Dalam Terbitan (KDT) Kata Pengantar
KUTTUR JARINGAN
UNTUK PERBANYAKAN KLONAL
Kelapa Sawit (E oeis gurneensisJacq.) Pertama-tama kami mengucapkan syukur alhamdulillah,
segala puji semata-mata hanya untukNya, atas terselesaikannya
Penulis I penulisan buhu ini. Btrkr-r ir-ri hami beri .jLrdr.rl, "Kultur Jaringan
Dwi Hapsoro
Yusnita untuh Perbanyakan Klor-ral Kelapa Sawit". Alasan utama yang
nrendorong penerbitan bukr-r ini adalah langkanya pr"rblikasi
Desaln Cover & Layout ilnriah mengenai kultur jaringan kelapa sawit. Langkanya
publikasi tersebut mtrngkin disebabkan oleh nilai komersial
:H''creative yang tinggi dari teknologi ini. Perbanyakan klonal kelapa sau'it
CV. Anugrah Utama Raharja (AURA) dengan kultur jaringan terdiri atas serangltaian tahapan yang
Anggota IKAPI
No.003/LPU/201 3 semuanya krusial sehingga setiap detil tahapan harus
rnendapatkan perhatian serius Lrntuk keberhasilannya. Dari sisi
Alamat inilah penulis n'rengharapkan buku ini bisa rnemberikan
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro, Komplek Unila
Gedongmeneng Bandar Lampung manfaat, terutama kepada mereka yang akan memulai
HP.081281430268 mengkultur.iaringankan kelapa sawit, karena mereka tidak
E-mail : aura*print@ymail.com harus memulai dari nol sebab apa yang diuraikan dalam buku
Website : www.aura-publishing.com
ini sudah mencahr-tp tahapan utama dalam menghasilkan bibit
x+ 122 hal :'l 5,5 x 23 cm klonal kelapa sawit.
Cetakan, Februari 201 6 Agar penrbaca mendapatkan pentahaman yang utuh,
maka dalarn buku ini juga diuraikan mengenai teori datr praktek
hultr-rr .jaringan tanaman secara umunt beserta contoh-contoh
sejurnlah tanarnan bukan kelapa sawit. Br-rltu ini dimulai dengan
rrlaian rrretrgenai pelltil)gnya tatlalttan kelapa sarvit,
fl[illmililflrlillflilil rnorfologinya dan perbanyakan bibitnya (Bab t). Selanjutnya
Hak Cipta dilindungi Undang-undang cliulas mengenai prinsip dasar kultur jaringan dan pernbialtan iz
vttro tanaman (Bab 2). Di bab ini diulas bagaimana bagian
tanalnan dapat nrenjadi tananran utuh. Pemahaman nrengenai
Iral tersebut diharaphan dapat digunahan sebagai dasar untttk
r)lcnyusun strategi rnendapatkan teknologi perbanyaltan klonal
rlcngan l<ultur.jaringan. Topih-topilt yang bersilat teknis diulas
rli Flirlr:t (l"lrsilitirs tlzrtt l'cralatan LaboratoriLrnr) dan Bab +
(Mt'rliir lirrlttrr' .fitt'ittg:ttt: l"ot'tttttlitsi tlatt Clara rnenrbLratnya).
I'icrlrrlr lr:rlr tt'r'st,lrrrt tlilrlrrrrpk;rrr rl;rllrrt Ittt'tttlrt'riltittt llitttclttntt
lrirgi pirlir pilrirk yirrrg tertarili rrrrtuk rrrcnrpraktekharr litrltrrr
,jirringarr tanarrran. f)aftar Isi
Uraian secara khusus rnengenai kultur .jaringan
tanaman kelapa sawit diuraikan pada Bab S (Ernbriogenesis
Kelapa Sawit In vitro). Di Bab 5 ini, uraian disajikan dengan Halaman
sangat teknis dan detil dari mulai pengambilan eksplan sampai
Kata Pengantar
pengLrlturannya, lalu dilanjutkan transfer ke se.jumlah media
yang komposisinya tersaji dengan jelas. Buhu ini ditutup Daftar Isi
dengan Bab o yang mengulas mengenai prospek dan kendala
penggunaan bibit klor.ral kelapa sawit dari kultur jaringan. Bab Daftar Tabel
ini diharapkan memberikan kesadaran bahwa prospek Kelapa Sawit: Kegunaan, Morfologi, dan
penggunaan bibit klonal kelapa sawit hasil kultur jaringan Perbanyakan Bibit
sangat cerah, tetapi ada sejumlah kendala yang harus dihadapi.
Dalam kesempatatr ini penulis ingin menyampaikan Penghasil rninyak yang efisien
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Ristek Morfblop;i
yang bekerjasarna dengan Masyarakat perkelapasawitan
Itrdonesia (MAKSI) melalui program Rusnas dan Direktorat Pemuliaan tanaman dan pentingnya perbanyakan l3
klonal
Jendral Pendidikan Tinggi (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan) melalui program Hibah Kompetensi yang telah Prinsip Dasar Kultur Jaringan dan Pembiakat't In Vitro l8
menyediakan dana penelitian sehingga dapat dihasilkan Tanaman
protokol kultur jaringan tanaman kelapa sawit yang tertuang
I{r-rltur jaringan: definisi dan kegunaan l8
dalam buku ini. Ungkapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah Karakteristik ktrltur3aringan tananlan t9
menyediakan fasilitas penelitian dan biaya penerbitan buku ini.
Pertumbr"rhan dan perkembangan tanaman tergantung 2l
Tiada gading yang tak retak. Penulis membuka selebar- pada potensi genetik total dari sel
lebarnya pintu kritik dari pembaca demi perbaikan karya ini.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat. Pola regenerasi pada perbanyakan tananran dengan 22
kultur.jaringan

Perbanyakan tunas samping dan perbanyakan buku oq

Morfogenesis sebagai proses perkembangan 25


Bandar Lampung, Februari zoto
Pembentukan etnbrio somatik 28

Tahapan perbanyakan in aitro


Penulis
Fasilitas dan Peralatan Laboratorium 39

KULTUR JARINGAN UnfuK PTRBANYAKAN KLONAL


KULTUR JARIN0AN Untuk PTRBANYAKAN KLONAL
Kelapa Sawit (flaeis guineensls Jacq.)
Kelapa Sawi[ (flaeis guineensis Jacq.)
ll rrirrrg lu,rrrlrt'r'siltirrr <larr purarrganan l)crtalrra cksplirrr l, I

I'crrrbuatern nreclia -+2


Daftar Tabel
Ruangan untuk pekerjaan aseptrk 46
-I'abel Halaman
Ruang kultur atau mang inkubasi +7

Media Kultur Jaringan: Formulasi dan Cara 4,9


:J. l. Peralatan yang dibutuhkan di ruang persiapan 4s

Membuatnya media

F-ornrulasi dan komponen nredia 50


+.1. Beberapa fbrmulasi media yang digunakan 51

pada kultur in uitro tanaman


Pernbuatan media 67
4.2. Zat pengatur tumbuh yang untum digunakan 65
Embriogenesis Somatik Kelapa Sawit aa
dalam kultur jaringan tanantan, bobot
Persiapan eltsplan, sterilisasi, dan pemantapan kultur t3 molekulnya, dan respons tanaman yang
dilaporhan dalarn literatur.
lndr"rksi kalus i8
4..) , Pengelompokan komponen kimia dalam 68
Incluksi kalus embriogenik dan ernbriogenesis 82
pembuatan larutan stok untuk membuat rnedia
Perherntrangan enrbrio somatik dan regenerasi tunas 82 MS
Penranjangan tunas, pengaharan, dan aklirnatisasi 87 5.1. Formulasi rnedia untuk induksi kalus primer 84'

Prospek clan Kendala Penggunaan Bibit Klonai Kelapa


pada eksplan daun pada kulturjaringan
90
Sawit clari Kr,rltur .laringan tanaman kelapa sawit

Da{tar Pustaka 9fl


5.2. Formulasi media EM untuk induksi kalus 85
embriogenik kelapa sawit
Karnus Istilah I 1.3

Indeks I lu

KULTUR JARINGAN UnIuK PIRBANYAKAN KLONAL


KULTUR JARINGAN Untuk PTRBANYAKAN KLONAL
Kelapa Sawit If/a eis gulneensls Jacq.) Ke ap; Saw r (l-lae,:; Eu,'neensis Jaco)
r'l

;rcrlit'llrttirn tli Mirlirysia i,,5-1J,1) tott ('l'()/ln (lirrslrrrili r'l rrl,


zrittt). l)otensi produltsi kclitpit sirrvit, .yalrg rlirlclirrisili:rrr
sebag;ai prodtrksi dari suatu kLrltivar yarrg <litrrttirttr tl;rl;rttr
lingkungan optimal dengatr kecttkttptttt air datt ltitt'rt tttittt't';tl
tanpa adanya stress hama dan penyahit diperl<irakittt tttt'tt.:tp:ti
Prospek dan Kendala Penggunaan 17 ton CPO/ha/th (Ng et al.,zoos). Peningkatatt yatrg rlrrrstis

Bibit Klonal Kelapa Sawit Dari akan permintaan minyalt sayur dtrnia dan besarrrya tittttrrrrg;rn
upaya peninghatan produksi nrelalui perlrtasatt itt'r'rtl
Kultur Jaringan pertanaman kelapa sawit karena isu perusakan lingkttnq-;rtr
menuntut per-ringkatan prodtrktivitas secara signifikan.
Kesenjangan produktivitas antara potensi protltrlisi
Kelapa sawit adalah salah satu komoditas penting bagi dengan kenyataannya, di antaranya disebabkan olt'lr
perekononrian Indonesia, karena merupakan tanaman penghasil pen€Jgunaan bahan tanaman yang berasal dari betrilt r/tzt'tr x
minyak paling efisien, dan berpotensi untuk menjadi sumber
l>istfera (fl x P) atau tenera yang produktir.'itasnya tnayorit;rs
minyak utama baik untuk minyak makan maupun bahan baku masih rendah. Bahan tanaman teneru lnelnpunyai keseragatttatt
industri terbarukan. Se.jak tahun 2006 Indonesia telah rnenjadi pada karakter ketebalan canpJkang yang sedang, nalnur)
produsen minyak sawit terbesar di dunia. Pada tahun eotT, mempLrnyai keragantan yang tinggi dari segi perttttrtbttltittt
produksi minyak sawit Indonesia diperkirahan sebesar 26 luta vegetatif dan produktir,'itas tandan btrah segar (TBS) per lta pcr'
ton. Dari total produksi tersebut, el,z.juta ton diekspor dalam tahun (Gillbank, 2offi).
bentuk crttde palm oil (CPO), palm kernel oit (pKO) dan Peningkatan produktivitas yang signifikan cliperluli;ru
turunannya (GAPKI, qo14). Menurut predilisi USDA GAIN untuh rnencapai potensi produksi. I)i samprng petnupuliittt
Report (zotS), produksi CPO Indonesia pada tahun eots/eot6 yang tepat dan kultur teknis lain yang intensii, tindakan lairr
nrencapai 35 juta ton, dengan volume ehspor nencapai 22,7 juta yang dapat meninghatkan produktivitas adalah pengFlr.uraan
ton. Prediksi l-rasil ini diproyehsihan dari luas areal pertanaman bahan tanaman klonal dari indtrk (ortet) berproduktivitas tirrgur
helapa sawit sebesar 1o,8 juta hektar dengan luas panen sebesar yang dihasilhan nrelalr,ri ltultur .iaringan. Penggunaan balurn
8,9 juta hektar. tanaman klonal berproduksi tinggi (high.ytelding clonal plunlin.q
Namun demikian, rata-rata produktivitas minyak sawit materials) menyebabhan rata-rata produksi kelapa sawit itntirt'-
di Indonesia dan di Malaysia tergolong masih rendal-r. Selama populasi lebih seragam dan terladi pergeseran ke kanan ptr<l;r
lebih dari dua dekacle, produktivitas kelapa sawit di Indonesia' puncak kurva distribusi produksi atau peningkatan protltrlisi
maupun di Malaysia mengalami stagnasi, yaitu hanya 5,4 ton tandan buah (kglpohon) yang signifikan. Dari hasil stutli rli
CPO/l-ra, sedanghan produhtivitasnya di hebanyaltan Malaysia dilaporkan bahwa penggunaan bibit klonal ltt'litprr

KUTTUR JARIN0AN Untuk PTRB,ANYAKAN KLONAL


Kelapa Sawii (flaers guineensis Jacq.)
KULTUR rARrN€Ax
i:l[ [i::l)::],l i]l t[
wf

s;r\\'rl (lirr.r irrrlrrli (rItt,t) yrrrrg lrt'r'pr.orlrrlisi


tirrgei lrrgrrglrirsilli;rrr
Jrlrrrlrrlisi t;rrr<llrrr lrturlr sr,11ar- rtO-,F|%t lcIrilr tipggi clap pr't.lulisi
tirrugi rl;rrillirtl:r tirnlurrirrr I)xl'rrorrnlrl, tlrrrr 1l'otlrrst.rr lrr,rrrlr

rrrrrryirli P.r' lrelitzrr- so'zo lcbih tinggi clibanclingkan liclapa sar.l,it dapat nrengcks;rloitir tliryzr grrlrrrr)s- ullrurn lt,r'lr;rrl,
clengan
dari tetrra-tetua durtt dan pisit'brtL terpilih (lirrslrairi rl trl.,,toto)
P,Prrlirsi t,rrn'ra' yarg nlerggr,rrahan bibit asal be'ih Dxp
(Ne .l ul, zoos). pcr"ringkatan produksi tanclan buah Di samping berbagai kelebihan dari pcnggurrrr;rrr lrilri(
segar per
lrt'kta. hare.a pe'ggr.r.aan bibit klonal juga dilaporkan klonal kelapa sawit, teknologi ini masih r-rrenghadapiri lrt'r'lrrrg;ri
oleri
Af rvre ct al' (zoto). Ilerdasarka' percobaan kendala. Teknik perbanyakan kelapa sar,r,it rrrr'l;rlrri
terrradap so klon
krl.'a sa'vit koleksi FELDA yang ditananr menggunakan enrbriogenesis somatik in aitro terdiri dari beberapa talralr .yrrrrg
bibit masing-ntasing mernerlukan penger.jaan yang intensif' rlrrn
kl.ral dan hasilnya cribandingkan dengan rrasil crari
memerlukan operator berkeahlian khr-rsus. Di sarnping itrr,
I)crggulraar bibit D x p, terb,kti bahwa 98%o dat-i klon-klon
yarg menggunakan bibit klonal mengrrasilkan 6 ton rninyak secara urnllm e{lsiensi proses dari awal hingga akhir tcrgolorrg
sawit/ha atau lebih da' sebany ak +go/o dari masih sangat rendal'r.
klon yang ditanam
r'erggunaka' bibit kl.nal lna'rpil rnenghasilkan 8 ton Keberhasilan produksi bibit klonal kelapa sarv il
mrnyak
snwrt per hektar ataLr lebih dibandingkan berproduksi tinggi sangat tergantung dari progranr penrulialrr
dengan penggllnaan
bibit D x p (Alwee et al., zotct). yang menghasilkan benih dan bibit kelapa sawit berproduksi
Di sarnping untuh perbanyakan tananran tenera elit tinggi yang nantinya diseleksi untr-rk digunakan sebagai ortet
Lrerproduksi tinggi, nranfaat lain penggunaan atau tanarnan induk surnber eksplan. Proses perbanyakan
perbanyakan
klo.ral kelapa sawit melalui kultur.iaringan di klonal kelapa sawit melalui kultur jaringan dimulai dari seleksi
antaranya adalah
untuk (1) perbanyakan tananran interspectftc hlbrids dan penanganan ortet elite. Pemilihan ortet harus dilakukan
Eraeis
dengan kriteria tertentu yang ntencerminkannya sebagai pohorr
,gutneensts x E. olerJbrayang hanya sebagian yang lertil nanlun
seringkali tahan terhadap hama dan penyakit; kelapa sawit yang benar-benar berproduksi tinggi, nrisalnya
(z) perbanyakan
tetua dttra dan pistfera unggul untuk proclr-rksi benih FELDA dari Malaysia rnenggunakan kriteria ortet yang sccara
kelapa
sawit biklonal atau senri-klonal, serta (s) untuk menrfasilitasi konsisten menghasilkan minyak sawit g ton/ha/th atau lelrilr,
rekayasa genetika (Kushairi et ar., 2o1o). mempunyai nisbalr oillbunch
Benih biklonal adarah
benilr ya.g dihasilltan dari rribridisasi tetua tinggi tanaman < o.5 r\/tahun (Alwee et a/., zoto).
kron durd dan klon
ptstfero terpilih, sedangkan benilr semi-klor-ral Jurnlah planlet yang dihasilkan dari satu ortet sangat
diproduksi dari
ldon dura terpilih dart pisy'bra normal. penggunaan bervariasi karena rentlahnya e{isiensi dan tingginya pengarrrlr
benih semi
klonal yang dihasilkan crari satu tetua rdonal faktor genetih ortet terhadap daya regenerasinya ntelalrri
ini lebih ekononris
dibandingkan dengan benih biklonal karena embriogenesis. Alwee et al. (zoto) melaporkan bahwa dari satrr
penggunaan
fasilitas kultur .iaringan tiibatasi. Di sar'pi'g itr_r, ortet, planlet yang dihasilkan berkisar antara too hingga ro
benih serni
Itlonal ini masih rrrenghasilhan produksi rninyak Ooo. Di santping itu, karena lantbatnya pertunrbuhan prr<.rrli
to_zo% lebih kelapa sawit, maka setelah pengambilan 'urnbut' atau spcar rlrrr.i

KULTUR JARINGAN UnIuK PTRBAN\AKAN


KLONAL
Kelapa Sawit If/a ers gurneensis JatqJ KULTUR JARINGAN Untuk PIRIIANYAKAN Kl 0NA
Kelapa SawiI lt laels guine,en::r'; J,t
'1.t
rl

()r't('l s('l)irgili lrirlrrrr.li.s1rlirrr, rrrirlirr tlc'rrgiu)


l)crirwatrrrr yrrrrg tcrirlt'rrtililiasi tcljadirrya ltcragarrrarr sorrrrklonirl, .yrrittr
rrrl.rrsif . rl;r.i ,r'tt't tt'r'sclrrrt lrarrr dapat clipancn lagi .urrrbut'nya
abnorrrralitas pada buah tanarnan kelapa sawit lrasil lirrltrrr'
s.lr;r'l;ri srrrrrlrcr chsPla. sctelah tiga hingga lirna tahun. Dengan
.;aringan. Corley et al. (1986) menyebut abnorrnalitas tersebLrt
rl.rrrilii.rr, r'rtuk .st:altng n/ produksi bibit klonal, ketersediaan dengan sebutan buah mantel. Buah sawit mantel rnemiliki
,r'(<'l .y.rrg [rc.ku.litas dalar' jurnlah yang cukup banyak harus
struktur berdaging mirip karpel yang menggantikan stamen
It'r'Pt'.rrhi u'tuk menjanri' produksi panlet tlalam jurnlah sehingga rnenyebabkan bentuk khusus seperti mahkota pada
I.r'lt'rrtrr sc.ara ko'tiny'. persyaratan seperti i'i hanya dapat ujung buah kelapa sawit (Gambar 6. t b).
rliP.rrrrlrr .iika progranr pemuliaa' berjalan dengan baik dan
rrt'rrglr.silkan benili Dxl' berproduksi tinggi secara
lrt'r'liclan jutan.
Kendala berikutnya adalah pada rencrahnya efisiensi
l)r'()s('s ernbriogenesis somatih dari eksplan daun, tingliat
f,t';rlrliarr <tperat.r, dan persyaratan ya'g ketat untuk qualet
t,,lrol pada setiap tahapan kultur.iaringan. proses regenerasi
t'rrar'an dari eksplan daun kelapa sawit melalui embriogenesis
s,rrratik bersifat padat karya, perlu keahlian dan ketelitian
opcrator pada setiap tahapan dan tergolong lambat. Tingkat
li.berhasilan eksplan daun kelapa sawit membentuk kalus
urnunlnya hanya sekitar 17-zg % (yusnita dan Hapsoro,
ztrl lb); Alwee et al., zoto). Selanjutnya kalus primer ha*rs
tlis'bkultur beberapa kali agar menjadi enrbriogenik dan
rrrcnghasilkan embrio sornatik atau embrioid. persentase Gambar 6.1. Fenotipe buah mantel kelapa sawit tenera normal
rlifbrensiasi embrio sonratik dari kalus hanya sekitar s%. (N) dan buah abnormal mantel (M) (lrrtPs://l rr *.ij.,,,,.glc.corr
Sctelah terbentuk kalus en-rbriogenik, subkultur clapat
/searchPq=nrantled+trr"rit+oil+palm&biw= 1366&bil'r=6'57&source=lnms&t
bm =isch&sa=X&l'ed=oahUKEwi 5 t c-x.ilhKAhXFBY+KHeunCI sO_AUI
rlilakultan untuk prolofbrasi atau perbanyakan embrio sornatik, BigB dialises t5 Februari zoto)
srhingga dapat dihasilkan tunas-tunas, yang selaryutnya dapat
diakarkan dan membentuk planlet. Pengarul-r abnormalitas br"rah terhadap penurunan
sejak diternukannya prot'hol kultur jaringan kerapa produksi minyah bisa sangat drastis, harena akumulasi minyak
sarvit dan upaya produksi bibit klonal berskala besar akibat pada mesoharpnya jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan
rre'ingkatnya minat penanaman bibit klonal oleh berbagai pada buah normal (Rival, 2ooo; Rival & Parveez, 2oob).
Perusahaan perkebunan kelapa sawit, pada tahun l9g6 telah Abnormalitas buah mantel ini teiah disimpulhan sebagai
fenomena epigenetik dan tergantung pacla tinghat
Wh
rr..,Ltup,aRr\GA\ unr,,. tLaBAN.A{Ar{ KL0\A_
W t KULTUR JARINGAN Untuk PTRBANYAKAN Ktl]NAL
W -,"0, Sawll (
f lae,> gu,nr.,c/r5ls JdLu.J
(eJapa Sawit Il be,s gur:neens,s Jacq.)
"!

L,';,;rr';rlr:rrrrr.y;r. 'l'rrrr:rrniur rrlrrrolrrlrl dapirt sctrrlrrrlr rrrt,rr.j;r<li


rr,,r'rurrl scirirrg clcrngarr bcrjalannya wahtr-r. Narnun dcrrriliian,
l)l'llrl('ll,lNS, scrt:r tcrkait clcngan irrtrorr .tplir itt14 tlrrrr
lirr't'rr;r l)l'()scsi Pcnyernbuhan yang cukup lama, ditambah lrcrrglrentian transkrip si (termmutioir). Mctilasi ya r-rg padat patla
tl.rrgrrrr l)r'oses pengulturan in vitro pada saat produksi bibit
sisi epialel Karma l3agr-rs (the Good Karrnu epialtele) diduga
menghasilkan buah normal.
lil'rirl (z-'+ tahur) dan juvenil kelapa sawit yang lama serta
lrt'lrrrrr diternukannya metode identifikasi dini buah mantel,
Untuk meningkatkan ellsiensi produksi bibit klonal,
rrrirkr tcr"jadinya abnormalitas buah rnantel ini dianggap telali
para peneliti telah menemukan dan terus nlengembangkan
sistem kultur suspensi sel dengan media cair (Tarmizi &
rrrt'rr1'ebabkan defisit dan ketidakefisiean dari segi produksi
Zaiton, aoo7) dan lemporarjt inmersion systen (Sumaryono el al.,
rrrirryak, penggunaan infrastruktur bioteknologi, area tanam,
2oo8) yang.jauh lebih cepat dan efrsien mengliasilkan propagul
wirlitu dan tenaga terampil (Jaligot et al., zott). Untuk
serta menghasilkan bibit klonal dengan persen abnormalitas
rrrt'rrsuak misteri penyebab abnormalitas, mendapatkan marker
yang lebih rendal'r. Peningkatan efisiensi produksi bibit klonal
rrrolckuler pengidentifikasi dini abnormalitas dan mengatasi
tentunya juga bermakna peningkatan efisiensi dari segi biaya,
tt'r' jadinya abnormalitas buah nrantel, berbagai penelitian
sehingga produksi bibit klonal kelapa sawit rnenjadi layak
rrrcndalam telah dilakukan dan banyak data telah terkumpul.
secara ekonomi.
l3cbcrapa group peneliti dan konsorsium, telah mengumumkan
sc:l<uens lengkap dari genom kelapa sawit (Zieler et al., zoto;
Wahid, 2oo9). Terlepas dari masih banyak pertanyaan yang
bclum terjawab, beberapa hasil penting mengarah pada
Itcsimpulan bahwa rvalaupun masih mempunyai banyak
harakter aslinya, tanama' yang mempunyai buah mantel secara
rrrorfblogi maupun molehuler mengalami mutasi pada gerr-gen
MADS-box, yaitu gen-gen penyandi protein kunci dalam
perkembangan bunga dan buah dan adanya kemungkinan
Iteterlibatan transposable element (Jarigot et al., zo11). Analisis
t'anshriptom dari bunga dan buah normal vs buah mantel;uga
telal.r dilahukan (shearman et al., zolg). Hasil penelitian
rrronumental terkini telah dipublikasi oleh ong-Abdulla}t et al.
\2015), yang menyimpulkan bahwa varian somaklonal buah
nrantel pada kelapa sawit disebabkan oleh hipo-metilasi pada
retrotransposon LINE (yurg ada kaitannya dengan transposon
l{arma pada padi), yaitu pada intron .qen homeotic

KULTUR JARINGAN Un[uK PTRB,ANYAKAN KLONAL


Kelapa Sawit If/a eis gulneensis Jacq.) KULTUR J,ARINGAN Untuk PTRBANYAKAN KLONAL
Kelapa Sawrl [[7.:e[' gulneensis Jacq.)

Anda mungkin juga menyukai