2.1 Teori - Produksi PDF
2.1 Teori - Produksi PDF
Secara lebih umum, produk total dari suatu faktor produksi bisa ditunjukkan
A. FUNGSI PRODUKSI
sebagai sebuah fungsi yang menghubungkan output dengan kuantitas sumber
daya yang digunakan.
Sebuah fungsi produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi tersebut
menentukan kemungkinan output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah
Melanjutkan contoh dimuka, produk total dan X ditujukan oleh fungsi produksi
input tertentu atau sebaliknya, kuantitas input minimum yang diperlukan untuk
Q = {f (X) | Y=2} Persamaan ini menghubungkan kuantitas output Q (produk total dari
memproduksi suatu tingkat Output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh
X) dengan kuantitas input X yang digunakan, dengan menetapkan kuantitas Y yang
teknologi yang tersedia bagi sebuah perusahaan. Karena itu, input/output untuk
digunakan adalah 2 unit. Tentunya kita akan memperoleh fungsi produksi produksi Y
setiap sistem produksi merupakan suatu fungsi dari hubungan tingkat teknologi dari
ditetapkan pada tingkat-tingkat selain 2 unit.
pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan dan lain-lain yang digunakan
perusahaaan tersebut. Setiap perbaikan teknologi seperti pemakaian komputer
Ciri-ciri tersebut juga ditunjukkan dalam gambar 5.2.(b) sebagai titik B'. Disini
untuk melakukan proses pengendalian yang memungkinkan sebuah perusahaan
kita melihat lagi bahwa MPx = Apx dan Apx berada pada keadaan maksimum.
industri bisa memproduksi sejumlah output tertentu dengan bahan baku yang lebih
sedikit, energi dan tenaga kerja yang sedikit, atau adanya suatu program latihan yang
Titik ketiga yaitu C, menunjukkan di mana slope kurva TP adalah nol dan kurva
bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja, akan menghasilkan sebuah fungsi
tersebut berada pada keadaan maksimum. Setelah titik C, MPx menjadi negatif,
produksi yang baru. Sifat-sifat dasar dari fungsi produksi bisa dilukiskan melalui
dimana adanya satu kenaikan penggunaan input X akan menyebabkan suatu
penelaahan sebuah fungsi produksi sederhana dengan fungsi produksi baru yang
penurunan produk total (TP). Titik yang sesuai dalam gambar 5.2.(b) adalah C
lebih kompleks.
yaitu suatu titik di mana kurva MP berpotongan dengan sumbu X.
Sifat-sifat dasar dan fungsi produksi bisa dilukiskan melalui penelaahan sebuah
fungsi produksi sederhana dengan sistem dua-input satu-output. Perhatikan suatu
proses produksi dimana berbagai kombinasi kuantitas antara 2 input (X dan Y) bisa
digunakan untuk memproduksi produk Q. Input X dan Y tersebut bisa melambangkan
sumber daya-sumber daya seperti tenaga kerja dan modal atau enegi dan bahan
baku. Produk Q bisa terwujud TV, video cassette recorder, kapal penumpang,
makanan bayi, susu, tekstil dan bisa juga terwujud jasa seperti perawatan
kesehatan, pendidikan, perbankan dan asuransi, biro konsultan dan lain-lain.
Produk Total (Q)
20
Q* B
TP
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 input X
0 X1 X2 X3
20
10 C. THE LAW OF DIMINISHING RETURNS
Hukum kenaikan hasil yang berkurang ini bukanlah hukum yang bisa
diturunkan secara deduktif ia merupakan sebuah generalisasi dari suatu hubungan D. ISOKUAN PRODUKSI
empiris yang telah diamati dengan seksama dalam setiap sistem produksi yang
dikenal. Dasar pijakan hubungan ini secara gampang ditunjukkan oleh input tenaga Walaupun kita bisa menelaah sifat-sifat fungsi produksi secara grafis dengan
ke dalam suatu proses produksi dimana jumlah modal yang digunakan adalah tetap. menggunakan permukaan produksi tiga dimensi seperti yang digambarkan dalam
gambar 5.3 tetapi penyajian secara dua dimensi dengan menggunakan isokuan
Perhatikan sebuah pabrik yang merakit bagian-bagian mesin untuk memproduksi biasanya, lebih mudah untuk digunakan. Istilah isokuan, berasal dari kata iso yang
mobil. Jika sebuah pegawai dipekerjakan untuk merakit mobil, maka orang tersebut berarti sama dan quant yang berarti kuantitas, menggambarkan sebuah kurva yang
harus melakukan semua kegiatan yang diperlukan untuk merakit sebuah mobil. menunjukkan semua kombinasi input yang berbada yang dikombinasikan secara
Output dari kombinasi tenaga kerja dan modal seperti itu tampaknya akan sangat efisien untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.
kecil.
Kurva isokuan tersebut bisa dipindahkan ke permukaan input seperti ditunjukkan
Jika ada tambahan tenaga ke dalam sistem produksi tersebut, dengan oleh kurva-kurva Q2' dan Q2" dalam gambar 5.4 dan kemudian dipindahkan ke
menganggap input modal tetap, output bisa ditingkatkan dengan tepat. Intensitas gambar dua dimensi yang ditunjukkan dalam gambar 5.5. Kurva-kurva yang terakhir
penggunaan sumber daya modal meningkat dengan adanya tambahan input tenaga ini menunjukkan bentuk standar dari sebuah isokuan.
kerja dan kombinasi input menjadi lebih efisien. Perbaikan dalam pengunaan
modal yang disebabkan oleh pengadaan tenaga kerja yang semakin banyak Input Y
tersebut bisa meningkatkan MP (output) setiap pekerja sampai pada kisaran
pertambahan tenaga kerja tersebut. Kenaikan produktivitas marjinal ini terjadi 10
karena setiap tenaga kerja semakin mampu mengelola sejumlah modal yang 9
digunakannya daripada jika jumlah tenaga kerja tersebut merupakan suatu kerja 8
faktor lain yang bisa meningkatkan W tenaga kerja jika ada tambahan unit tenaga 7 Q=122
yang digunakan. 6
5
Dalam gambar 5.2 kisaran-kisaran di mana input variabel X menunjukkan 4
penerimaan hasil yang meningkat, menurun dan negatif telah ditunjukkan. 3 Q=91
Walaupun informasi yang diberikan oleh hubungan tingkat penerimaan hasil 2
atau produktivitas ini tidak memadai untuk memungkinkan seseorang dalam suatu 1
sistem produksi, tetapi hubungan ini bisa menbantu sesorang untuk menghindari
syarat-syarat ekonomis yang realistis. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Input X
Konsep tahap produksi yang tidak rasional ini, bisa ditelusuri lebih jauh dengan Gambar 5.3. Isokuan
menggunakan analisis isokuan yang secara eksplisit menyadari potensi variabilitas
kedua faktor produksi dua input satu output. Teknik ini dibahas pada bagian berikut Substitutabilitas Input (Faktor Produksi)
Bentuk isokuan menunjukkan pula substitutabilitas input (faktor produksi) yaitu Input Y
kemampuan untuk saling menggantikan antara satu input dengan input lannya
dalam proses produksi. Ini dilukiskan dalam gambar 5.6 (a), (b) dan (c).
MRP adalah nilai dan unit marjinal input tertentu yang digunakan untuk
C2 memproduksi suatu produk tertentu. Misalnya, jika pertambahan satu orang tenaga
kerja bisa menghasilkan dua unit tambahan output yang bisa dijual seharga Rp
5.000,- per unit maka MP tenaga kerja tersebut adalah 2, dan MRP-nya adalah Rp
C1 5.000,- x 2 = Rp 10.000,-.
L1 L2 L3 Tenaga kerja Tabel 5 menunjukkan konsep MRP tersebut untuk suatu sistem produksi
sederhana dengan satu input. Nilai-nilai MRP yang ditunjukkan pada kolom 4 pada
Gambar 5.6. Beberapa Model Isokuan tabel tersebut menganggap setiap unit X yang digunakan sama dengan 3 unit output
yang dihasilkan dikalikan dengan penerimaan sebesar Rp 5.000,- yang diterima untuk
Sebagian besar subtitusi tenaga kerja modal dalam sistem produksi
per unit output. Dua, NW dari unit X Yang pertama atau NW x-1 = Rp 15.000,-. Unit
menunjukkan subtitubilitas yang menurun ini. Dokter dan perawat menyediakan jasa
X yang kedua menambah output sebanyak 4 unit (MPX-2=4), maka NWx-2= 4 x Rp
perawatan kesehatan menunjukkan substitutabilitas yang menurun, demikian juga
5.000,- = Rp 20.000,-. NRP untuk kuantitas-kuantitas x lainnya ditentukan dengan
untuk kasus-kasus yang serupa.
cara ini juga.
Konsep penggunaan input yang optimal ini bisa diperjelas dengan Mengikuti analisis di atas, jelas bahwa kurva permintaan akan input
penelaahan terhadap fungsi produksi yang sangat sederhana, dimana hanya ditentukan oleh MRPnya. Gambar 5.7 menggambarkan hal ini. Disitu MRP
satu input variabel yang digunakan yaitu L (tenaga kerja) untuk input L ditunjukkan bersama-sama dengan harga pasarnya PL*, peningkatan
penggunaan L akan meningkatkan laba total, karena MRP yang dipreroleh dari Kurva-kurva isokos yang dilukiskan dalam gambar 5.8 dibuat dengan cara
pemakaian penggunaan setiap unit L adalah lebih besar dari harganya. berikut: Misalnya Px = Rp 500.000,00 dan Py = Rp 250.000,-. Untuk sejumlah
Melampaui L*, kenaikan penggunaan L justru akan mengurangi laba, karena pengeluaran tertentu, misalnya El = 4 unit (Rp 1.000.000/Rp 250.000 = 4) dan
manfaat yang diperoleh (MRPL) lebih kecil dari biaya yang terjadi (PL). Hanya tidak ada X yang dibeli atau membeli X sebanyak 2 unit (Rp 1.000.000/ Rp
pada L*, dimana PL = MRPL, laba total akan maksimum. Tentu saja, jika PL* lebih 500.000 = 2) tetapi tidak ada Y yang dibeli. Kedua kuantitas ini
rendah, maka kuantitas L yang dibeli akan lebih banyak. menunjukkan kurva Isokos terhadap sumbu X dan Y, dan garis lurus yang
menghubungkan kedua kuantitas itu merupakan tempat kedudukan dari semua
Harga (Rp) kombinasi X dan Y yang bisa dibeli dengan pengeluaran sebesar Rp
1.000.000,00.
Input Y
12
PL* E1 = 1.000.000
8 E2 = 2.000.000
E3 = 3.000.000
DL = MRPL = MRQ x MPL
Kombinasi ini menyimpang dari aturan proporsi yang optimal: rasio antara Sekarang karena MC akan sama dengan MR pada tingkat output yang
NIP dengan harga tidak sama. Dalam keadaan ini perusahaan tersebut bisa optimal persamaan 5.13. bisa juga dituliskan dengan cara berikut ini:
mengurangi penggunaan Y sebesar I unit, dengan mengurangi output total PX P
sebesar 9 unit dan biaya total sebesar Rp 3,00. Kemudian, dengan menggunakan = MRQ Y = MRQ
I unit tambahan X dari 9 ke 10 pada biaya sebesar Rp 1,80 maka 9 unit produksi MPX MPY
yang hilang akan diperoleh kembali. Hasilnya adalah 9 unit output pada biaya
total yang lebih kecil dari pada keadaan mula-mula penghematan Y sebesar Rp Kemudian persamaan tersebut bisa dirubah kembali menjadi:
1,80 yang dibelanjakan untuk X untuk suatu penurunan biaya bersih sebesar Rp Px = MPx, MRQ = MRPx,
1,20. Dan
Py = MPy MRy = MRPy
Tingkat Optimal Input Berganda Dua laba sebuah perusahaan akan maksimum jika harga input sama
dengan MRP untuk setiap input. Perbedaan antara minimisasi biaya dengan
Dengan mengkombinasikan input dengan proporsi-proporsi yang maksimisasi laba adalah bahwa minimisasi biaya (proporsi input yang optimal)
memenuhi syarat-syarat persamaan 5.6 maka setiap kuantitas output akan hanya memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan maksimisasi laba
menghasilkan dengan biaya yang minimum. Karenanya, minimisasi biaya hanya memperhatikan kedua faktor tersebut serta penerimaan marjinal output.
Jika sebuah perusahaan menggunakan setiap input dalam suatu G. LATIHAN SOAL
sistem produksi dimana MRP = P, maka hal itu akan menjamin bahwa input-input
tersebut dikombinasikan secara optimal dan menjamin sumber daya secara total 1. a. Terangkan sifat-sifat dari perusahaan perseorangan!
juga optimal. b. Apakah keburukan yang utama dari perusahaan berkongsian?
Bagaimakah caranya menghindari keburukan ini?
c. Apakah sifat-sifat dari perusahaan perseorangan terbatas? Terangkan
F. RETURN TO SCALE kebaikan dan keburukan bentuk perusahaan seperti itu?
d. Apakah yang mendorong pemerintah mendirikan perusahaan?
Sebegitu jauh pembahasan kita tentang produksi masih ditekankan pada
produktivitas secara individual. Suatu topik yang berkaitan erat dengan hal itu adalah 3. a. Apakah tujuan dari setiap perusahaan? Apakah syarat yang harus dipenuhi
bagaimana pengaruh suatu kenaikan yang proporsional dari semua input terhadap untuk mencapai tujuan tersebut!
produksi total. Inilah masalah dari return to scale yang memiliki tiga kemungkinan b. Terangkan perbedaan pengertian "Firma" dan Industri" dalam teori ekonomi?
keadaan. Pertama, jika proporsi kenaikan semua input sama dengan proporsi
kenaikan input, maka returns to scale adalah konstan. Misalnya, jika semua 3. Dimisalkan suatu usaha pertanian mempunyai sebidang tanah dan sejumlah alat-
input didua kalilipatkan dan menyebabkan output menjadi dua kali lipat juga, maka alat pertanian. Tanah dan peralatan pertanian tersebut tidak ditambah
returns to scale adalah konstan. jumlahnya. Jumlah tenaga kerja dan tingkat produksi yang akan dicapai pada
setiap jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah seperti ditunjukkan dalam
Kedua, jika proporsi kenaikan output lebih besar dari proporsi kenaikan input, tabel di bawah ini.
maka dinamakan increasing returns to scale. Ketiga, jika proporsi kenaikan output
lebih kecil dari proporsi kenaikan input, maka dinamakan decreasing returns to scale. Tenaga Kerja Produksi pertanian (ton)
Y (orang)
1 2
2 6
3 12
4 24
5 34
2Y2
Q2 6 42
7 46
8 47
Y1 Q1 9 45
10 40
a. Hitunglah porduksi marjinal dan produksi rata-rata. Pada tenaga kerja yang
0 X1 2X2 X manakah produksi marginal mencapai maksimum? Produksi rata-rata
mencapai maksimum?
Gambar 5.10. Return of Scale
b. Lukiskan kurva produksi total, produksi marginal dan produksi rata-rata.
Bedakan grafik fungsi produksi tersebut menjadi tiga tahap kegiatan
memproduksi!
5. Apakah: (i) produksi (ii) produksi rata-rata, dan (iii) produksi marginal?
Bagaimana sifat-sifat dari kurva yang menggambarkan produksi total,
produksi rata-rata dan produksi marjinal? Gunakan contoh angka yang anda buat
untuk menjawab pertanyaan nomor 4 di dalam mengambarkan masing-masing
kurva tersebut.
6. Dengan menggunakan kurva produksi sama dan garis ongkos sama terangkan
bagaimana keadaan berikut dicapai:
(i) Meminimumkan ongkos untuk mencapai tingkat produksi tertentu.
(ii) Memaksimumkan produksi dengan menggunakan sejumlah tertentu biaya
yang tersedia.
7. Suatu perusahaan usaha tani mempunyai pilihan kombinasi barang modal dan
tenaga kerja seperti ditunjukkan dalam tabel berikut untuk menghasilkan 100 ton
beras.
1 120
2 70
3 40
4 25
5 15
a. Upah tenaga kerja adalah R.p 1.000,- dan harga modal seunit adalah Rp.
20.000,- hitunglah biaya yang harus dibelanjakan untuk menggunakan
kombinasi tenaga kerja dan barang-barang modal di atas. Yang manakah
merupakan kombinasi modal dan tenaga kerja yang paling murah?
b. Gambarkan (i) garis ongkos sama dan (ii) kurva produksi sama dalam satu
grafik. Adakah grafik yang anda buat sesuai dengan kesimpulan anda
dalam menjawab pertanyaan (a)?