Anda di halaman 1dari 42

Kelompok Kerja PPSP Kab.

Luwu Utara
Tahun 2013

BAB II

GAMBARAN UMUM
KABUPATEN LUWU UTARA

2.1 Kondisi Umum


2.1.1 Geografis. Administratif dan Kondisi Fisik
A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah

Kabupaten Luwu Utara adalah merupakan salah satu Kabupaten di


bagian selatan Sulawesi Selatan yang berjarak kurang lebih 420 Km
dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan terletak diantara 01° 53’ 019” -
02° 55’ 36” Lintang Selatan (LS) dan 119° 47’ 46” - 120° 37’ 44” Bujur
Timur (BT) dengan batas-batas administrasi:

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Sulawesi Tengah

 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Luwu & Teluk


Bone

 Sebelah Barat : berbatasan dengan Prov. Sulawesi


Barat

 Sebelah Timur : berbatasan dengan Luwu Timur

Luas wilayah Kabupaten Luwu Utara sekitar 7.843,57 Km² terbagi


dalam 12 kecamatan yang meliputi 173 desa/kelurahan yang terdiri
dari 4 kelurahan dan 169 desa. Dan terdapat 8 sungai besar yang
mengaliri wilayah Kabupaten Luwu Utara. Dan sungai terpanjang
adalah Sungai Rongkong dengan panjang 108 Km. Serta curah hujan
beragam rata-rata selama tahun 2010

Diantara 12 Kecamatan, Kecamatan seko kerupakan Kecamatan


yang terluas dengan luas 2.109,19 Km² atau 28,11 % dari total
wilayah Kabupaten Luwu Utara, sekaligus merupakan kecamatan
yang terletak paling jauh dari Ibukota Kabupaten Luwu Utara , yakni
berjarak 198 Km. Urutan kedua ádala Kecamatan Rampi dengan luas
1.565,65 Km² atau 20,87 % dan yang paling sempit wilayahnya
adalah Kecamatan Malangke Barat dengan luas wilayah 93,75Km²
atau 1,25 % dan pada tahun 2012 di bentuk satu kecamatan baru

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

yang pemekarannya dari kecamatan Bone-Bone berdasarkan


Peraturan Daerah Kab. Luwu Utara Nomor : 01 tahun 2012 tanggal
05 April 2012 dan Peraturan Bupati Luwu Utara Nomor : 19 Tahun
2012 Tanggal 04 Juni 2012 tentang pembentukan Kecamatan Tana
Lili dengan jumlah 10 Desa.

Peta Administratif Provinsi Sulawesi Selatan

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

LUAS DAERAH DAN PEMBAGIAN DAERAH ADMINISTRASI DI KABUPATEN


LUWU UTARA Tahun 2012

BANYAKNYA DESA/ KELURAHAN


LUAS PESENTASE
No KECAMATAN
(Km²) (%)
DEFENITIF PERSIAPAN JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7

1. SABBANG 525,08 7,00 20 - 20

2. BAEBUNTA 295,25 3,94 21 - 21

3. MALANGKE 350,00 4,67 14 - 14

4. MALANGKE BARAT 93,75 1,25 13 - 13

5. SUKAMAJU 255,48 3,41 25 - 25

6. BONE-BONE 122,23 1,75 11 - 11

7. MASAMBA 1.068,85 14,25 19 - 19

8. MAPPEDECENG 275,50 3,67 15 - 15


9. RAMPI 1.565,65 20,87 6 - 6

10. LIMBONG 686,50 9,15 7 - 7

11. SEKO 2.109,19 28,11 12 - 12

12. TANA LILI 155,1 1,95 10 10

Kab. Luwu Utara 7.502,58 100,00 173 0 173

Sumber: Luwu Utara Dalam Angka Tahun 2012

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 19


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

B. Daerah Aliran Sungai (DAS)


Pada umumnya kondisi hidrologi di Kabupaten Luwu Utara sangat
berkaitan dengan tipe iklim dan kondisi geologi yang ada. Kondisi
hidrologi permukaan ditentukan oleh sungai-sungai yang ada yang
pada umumnya berdebit kecil, oleh karena sempitnya daerah aliran
sungai sebagai wilayah tadah hujan (cathmen area) dan sistem
sungainya. Kondisi tersebut diatas menyebabkan banyaknya aliran
sungai yang terbentuk.

Air tanah bebas (watertable groundwater) dijumpai pada endapan


aluvial dan endapan pantai. Kedalaman air tanah sangat bervariasi
yang tergantung pada keadaan dan jenis lapisan batuan.

Diwilayah wilayah Kabupaten Luwu Utara terdapat 8 (delapan) sungai


besar yang melintas diwilayah tersebut, dan sunga yang terpanjang
adalah Sungai Rongkong dengan panjang sekitar 108 Km dan
melewati 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sabbang, Baebunta, dan
Kecamatan Malangke. Sungai-sungai di wilayah Kabupaten Luwu
Utara yang berfungsi sebagai cathmen area.
(Lihat Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Luwu Utara, Peta 2.1 Peta
Daerah Aliran Sungai, Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
dan Peta 2.2 Peta Wilayah Administratif)

Tabel 2. 1.
Daftar Sungai Dan Daerah Aliran Sungainya Di Kabupaten Luwu Utara

Daerah Tangkapan (Km)


Panjang
No Nama Sungai Daerah Aliran
(Km) < 100 m > 100 m Total

1 Rongkong Sabbang, Baebunta, 108 1.245,2 423,8 1.669,0


2 Baebunta Baebunta, Masamba 48 96,8 281,1 377,9
3 Masamba Masamba 55 102,2 203,7 305,9
4 Baliase Masamba, Baliase 95 826,3 172,6 998,9
5 Lampuawa Bone-Bone 34 56,5 115,6 172,1
6 Kanjiro Bone-Bone 41 111,3 92,2 203,5
7 Bone-Bone Bone-Bone 20 64,1 57,6 121,7
8 Bungadidi Bone-Bone 20 80,9 29,0 109,9
Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2012

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 20


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Tabel 2.2.
Nama, Luas wilayah per-Kecamatan dan Jumlah kelurahan

Jumlah Luas (Km2)


Kelurahan/Desa Persentase
Kecamatan Jumlah Jumlah Administrasi Terbangun
Wilayah Wilayah
(%) thd (%) thd
Perdesaan Perkotaan (KM2) (ha)
total total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sabbang 20 0 525.08 7.00 107,379 1,43
Baebunta 21 0 295.25 3.94 60,969 0,81
Malangke 14 0 350.00 4.67 36,225 0,48
Malangke Barat 13 0 93.75 1.25 14,484 0,19
Sukamaju 25 0 255.48 3.41 77,794 1,04
Bone-Bone 11 0 122.23 1.75 12,773 0,17
Masamba 15 4 1068.85 14.25 218,580 2,91
Mappedeceng 15 0 275.50 3.67 28,790 0,38
Rampi 6 0 1565.65 20.87 320,175 4,27
Limbong 7 0 685.50 9.15 57,925 0,77
Seko 12 0 2109.19 28.11 220,410 2,94
Tana Lili 10 0 155.1 1.95 48,003 0,64
Kab. Luwu
169 4 7502.58 100.00 1197,508 100.00
Utara
Sumber: BPS Luwu Utara 2012

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 21


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Peta 2.1
Peta Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Peta 2.2
Peta Administrasi Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

2.2. KONDISI DEMOGRAFI

Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu daerah dengan komposisi


penduduk yang multi etnis, agama dan budaya yang terdiri dari penduduk asli
(Luwu), pendatang (Bugis, Makassar dan Toraja). Dan para pendatang atas
program pemerintah melalui transmigrasi (Jawa, Bali, dan Lombok). Secara
umum menyebar pada semua Kecamatan sedang para pendatang menyebar
pada dataran rendah yang subur dan daerah pesisir. Sementara pendatang
dari etnis Jawa, Bali dan Lombok terkonsetrasi pada 3 Kecamatan masing –
masing Kecamatan Bone – Bone, Sukamaju dan Mappedeceng dengan mata
pencaharian mayoritas bergerak pada sektor pertanian.

Kemajemukan penduduk ini membawa konsekwensi dengan terjadinya


pembauran (Assimilasi) budaya dan social antar etnis, termasuk perkawinan,
pengalaman usaha perdangangan dan pertanian.

Jumlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2011 data hasil Sensus
penduduk 2011 tercatat 290.365 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 146.312
jiwa dan perempuan sebanyak 144.053 jiwa. Dengan laju pertumbuhan
penduduk per tahun 0,98 %. Pertumbuhan penduduk setiap tahun terus
meningkat harus menjadi perhatian pemerintah dalam perencanaan
pembangunannya. Jumlah penduduk tersebut terbagi habis kedalam 68.904
rumah tangga, dimana rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4
jiwa. Kecamatan Bone-bone merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk
terbesar yaitu sebesar 46.364 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah
Kecamatan Rampi, sebesar 2.912 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di
Luwu Utara sebesar 39 jiwa /Km².

(Lihat Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun Terakhi dan Tabel 2.4 Jumlah dan
Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Tabel 2.3.
Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 – 5 tahun terakhir

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk


Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011

Sabbang 37.224 38.192 39.017 34.839 35.327 8.825 9.097 9.204 9.039 9.176 2,60 2,16 -10.71 1,40 71 73 74 66 67

Baebunta 46.779 47.529 48.253 43.068 43.468 10.884 10.884 11.360 11.173 11.288 1,60 1,52 -10,75 0,93 158 161 163 146 147

Malangke 31.094 31.912 30.368 27.005 27.105 7.589 7.589 7.079 7.012 7.040 2,63 -4,84 -11,07 0,37 89 91 87 77 77
Malangke
26.490 27.182 26.327 23.512 23.631 6.272 6.272 6.038 5.872 6.007 2,61 -3,15 -10,69 0,51 283 290 281 251 252
Barat
Sukamaju 43.829 45.166 45.650 40.780 40.939 11.409 11.546 11.497 11.048 11.405 3,05 1,07 -10,67 0,39 172 177 179 160 160

Bone-Bone 47.907 49.163 51.346 45.862 46.364 11.700 11.700 12.114 11.954 12.106 2,62 4,44 -10,68 1,09 173 177 185 165 167

Masamba 30.493 31.286 34.921 31.237 31.988 8.141 8.117 8.508 8.218 8.334 2,60 11,62 -10,55 2,40 29 29 33 29 30

Mappedeceng 22.064 22.642 24.543 21.925 22.142 5.847 5.852 6.179 6.044 6.110 2,62 8,40 -10,67 0,99 80 82 89 80 80
12,6
Rampi 2.999 3.378 3.210 2.860 2.912 645 715 661 568 575 -4,97 -10,90 1,82 2 2 2 2 2
4
Limbong 4.184 4.495 4.283 3.824 3.826 893 893 873 774 778 7,43 -4,72 -10,72 0,05 6 7 6 6 6

Seko 12.405 12.729 14.061 12.560 12.663 2.912 3.704 3.141 3.107 3.115 2,61 10,46 -10,67 0,82 6 6 7 6 6

Jumlah Total 305.468 313.674 321.979 287.472 290.365 75.117 76.369 76.654 74.809 75.934 3,91 2,00 -10,73 0,98 41 42 43 38 39

Sumber : Luwu Utara Dalam Angka, BPS Tahun 2012

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Tabel 2.4.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk


Nama Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

Sabbang 35.785 36.250 36.721 37.198 37.682 9.295 9.415 9.537 9.660 9.785 1,30 1,30 1,30 1,30 1,30 67 67 67 67 67

Baebunta 44.258 45.063 45.882 46.717 47.566 11.493 11.702 11.914 12.130 12.350 1,82 1,82 1,82 1,82 1,82 149 151 153 155 157

Malangke 28.019 28.965 29.942 30.952 31.997 7.277 7.522 7.775 8.037 8.308 3,37 3,37 3,37 3,37 3,37 79 81 83 85 87
Malangke
24.296 24.980 25.683 26.406 27.149 6.176 6.349 6.527 6.710 6.898 2,81 2,81 2,81 2,81 2,81 259 266 273 280 287
Barat
Sukamaju 41.631 42.335 43.050 43.778 44.519 11.597 11.793 11.992 12.194 12.400 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 162 164 166 168 170

Bone-Bone 46.741 47.122 47.507 47.894 48.284 12.204 12.303 12.403 12.504 12.605 0,82 0,82 0,82 0,82 0,82 168 169 170 171 172

Masamba 32.373 32.762 33.157 33.556 33.960 8.434 8.535 8.637 8.740 8.845 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20 30 30 30 30 30

Mappedeceng 22.161 22.181 22.200 22.220 22.239 6.115 6.120 6.125 6.130 6.135 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 80 80 80 80 80

Rampi 2.933 2.954 2.976 2.998 3.020 579 583 587 591 595 0,73 0,73 0,73 0,73 0,73 2 2 2 2 2

Limbong 3.910 3.997 4.085 4.175 4.268 795 812 829 847 865 2,21 2,21 2,21 2,21 2,21 6 6 6 6 6

Seko 12.728 12.794 12.860 12.926 12.993 3.131 3.147 3.163 3.179 3.195 0,52 0,52 0,52 0,52 0,52 6 6 6 6 6

Jumlah Total 294.835 299.403 304.063 308.820 313.677 77.096 78.281 79.489 80.722 81.981 1,51 1,51 1,51 1,51 1,51 1.008 1.022 1.036 1.050 1.064

Sumber : Luwu Utara Dalam Angka, BPS Tahun 2012

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Peta 2.2a :
Kepadatan Penduduk Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

2.3.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah

Sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Luwu


Utara meliputi pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari
pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Pajak (DBHP), dan Dana Bagi Hasil
Bukan Pajak (DBHBP).
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang dilakukan pada kurun
waktu 2005-2010 diarahkan pada intensifikasi dan ekstensifikasi
pengelolaan pendapatan daerah terutama sumber penerimaan dari
Pendpatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak daerah dan retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah, serta penerimaan lain-lain PAD yang
sah. Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah juga dilakukan dengan
mengoptimalkan dana perimbangan termasuk dana alokasi khusus dan
dana bagi hasil.
Realisasi pengelolaan pendapatan daerah selama periode 2005-2010
menunjukkan bahwa pendapatan daerah telah memenuhi target yang telah
ditetapkan. Pendapatan daerah terus meningkat sebesar 68,81 persen pada
tahun 2006; 22,65 persen pada tahun 2007; 7,03 persen pada tahun 2008;
7,44 persen pada tahun 2009 dan 5,05 persen pada tahun 2010 dengan
pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 22,2 persen. Dalam periode 2005-
2010 Pendapatan Asli Daerah juga terus meningkat dengan pertumbuhan
rata-rata per tahun sebesar 18,68 persen. Sementara, pertumbuhan dana
perimbangan rata-rata per tahun sebesar 22,55 persen.

(Lihat tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Luwu Utara Tahun 2005-
2010 dan Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Luwu Utara Tahun 2007-2011).

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Tabel 2.5a
Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2005-2010

KONTRIBUSI
DANA LAIN-LAIN PENDAPATAN PAD THD
TAHUN PAD
PERIMBANGAN PENDAPATAN DAERAH PENDAPATAN
DAERAH (%)

T 13.665.588.000 164.127.659.000 7.549.290.000 185.342.537.000


2005 6,62
R 12.249.158.282 165.162.779.883 7.548.290.000 184.960.228.165
T 12.670.909.000 304.702.479.000 2.749.000.000 320.122.388.000
2006 4,21
R 14.042.353.360 306.891.205.138 12.949.000.000 333.882.558.498
T 15.441.878.000 357.000.894.000 15.051.378.000 387.494.150.000
2007 4,41
R 17.261.839.634 354.940.222.803 19.636.409.089 391.838.471.526
T 15.017.073.700 397.760.699.000 25.914.015.300 438.691.788.000
2008 3,85
R 16.925.239.144 393.724.231.314 28.560.438.626 439.209.909.084
T 21.402.907.499 409.780.125.000 23.835.699.000 455.018.731.499
2009 4,55
R 20.985.393.452 407.846.269.354 31.832.590.392 460.664.253.198
T 28.564.919.723 420.543.244.134 90.010.025.556 539.118.189.413
2010 5,24
R 27.616.674.804 421.923.547.921 77.757.598.156 527.297.820.881

Keterangan : T = Target R=Realisasi


Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Luwu Utara

Struktur pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara


menunjukkan bahwa sumbangan PAD terhadap pendapatan daerah rata-
rata sebesar 4,81 persen pertahun selama periode 2005-2010. Sementara,
sumbangan dana perimbangan terhadap pendapatan daerah rata-rata
sebesar 91,45 persen pertahun dan sumbangan lain-lain pendapatan rata-
rata sebesar 4,07 persen pertahun. Struktur pendapatan tersebut
menunjukkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap dana
perimbangan sebagai sumber utama pendapatan daerah. Dengan demikian,
tantangan dalam lima tahun mendatang adalah perlunya optimalisasi PAD
sebagai sumber utama pendapatan daerah dengan memperhatikan
keberlanjutan fiskal dan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Luwu Utara Tahun 2005-
2010 menegaskan bahwa sumber utama PAD berasal dari retribusi daerah
rata-rata pertahun sekitar 54,78 persen, dan lain-lain pendapatan yang sah
rata-rata sekitar 27,99 persen. Sementara, sumbangan pajak daerah
sebagai sumber PAD masih terbatas rata-rata pertahun hanya 15,42 persen
(lihat Tabel 2.5b).

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Struktur PAD tersebut menunjukkan bahwa pajak daerah bukan menjadi


sumber utama. Hal ini disebabkan oleh masih belum optimalnya transakasi
ekonomi yang dapat menumbuhkan potensi pajak, terbatasnya wajib pajak
dan belum berkembangnya sistem pengelolaan pajak daerah. Oleh sebab
itu, dalam lima tahun mendatang tantangan yang harus diatasi antara lain
adalah perlunya percepatan pembangunan ekonomi untuk menumbuhkan
potensi pajak, intensfikasi pendataan dan penataan pajak daerah,
pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan pelayanan perpajakan,
sosialiasi dan penyuluhan pajak untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam membayar pajak. Selain itu, tantangan yang perlu dihadapi adalah
meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan
asset daerah, dan memberikan kemudahan perijinan usaha. Langkah lain
yang perlu dilakukan adalah penguatan koordinasi antardinas/instansi
pemungut retribus daerah. Berbagai langkah tersebut secara bertahap
diharapkan akan meningkatkan PAD Kabupaten Luwu Utara.
Tabel 2.5b
Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2005-
2010

Hasil Pengelolaan Lain-lain PAD yang


Pajak Daerah Retribusi Daerah Total
Kekayaan Daerah sah
Tahun
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
(%) (%) (%) (%) (%)
(Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000)

2005 1.945.806,464 15,88 7.502.061,385 61,25 72.159,979 0,59 2.729.130,454 22,28 12.249.158,282 100

2006 2.386.518,053 16,99 7.350.745,434 52,35 81.737,816 0,58 4.223.352,057 30,08 14.042.353,360 100

2007 2.561.000,585 14,84 7.603.986,562 44,05 282.382,652 1,64 6.814.469,835 39,48 17.261.839,634 100

2008 2.832.357,787 16,73 8.604.928,851 50,84 435.938,137 2,58 5.051.996,370 29,85 16.925.239,144 100

2009 3.390.366,214 16,16 10.284.999,973 49,01 493.270,912 2,35 6.816.756,354 32,48 20.985.393,452 100

2010 3.287.316,894 11,90 19.651.488,351 71,16 865.784,951 3,14 3.812.084,607 13,80 27.616.674,804 100

Rata-
2.733.894,333 15,42 10.166.368,426 54,78 371.879,074 1,81 4.907.964,950 27,99 18.180.109,779 100
Rata

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2012

Sumber pendapatan daerah Kabupaten Luwu Utara juga berasal dari dari
Dana Perimbangan. Dalam kurun waktu 2005-2010, Dana Perimbangan
Kabupaten Luwu Utara rata-rata mencapai Rp. 320.282,31 juta pertahun,
dana penyeimbang dan dana penyesuaian sebesar Rp. 2.150,5 juta
pertahun, dan lain-lain dana pendapatan yang sah sebesar Rp. 16.970,06
juta pertahun. Dari segi pertumbuhan selama periode tersebut, penerimaan
total dana perimbangan meningkat rata-rata sebesar 24,98 persen pertahun,

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 19


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

dana penyeimbang dan dana penyesuaian rata-rata sebesar 37,19 persen,


dan lain-lain pendapatan yang sah rata-rata sebesar 68,06 persen.

Struktur penerimaan Kabupaten Luwu Utara dari dana perimbangan


menunjukkan bahwa dana alokasi umum rata-rata menyumbang sebesar
76,43 persen terhadap dana perimbangan, dana alokasi khusus rata-rata
sebesar 10,59 persen dan bagi hasil pajak/bukan pajak rata-rata sebesar
12,97 per tahun (Tabel 2.5c).
Tabel 2.5.c
Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2005-2010 (Rp. Juta)

URAIAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010

A. Bagi Hasil Pajak


dan Bagi Hasil 23.441,344 27.941,627 39.164,054 33.746,516 33.244,534 38.218,353
Bukan Pajak
B. Dana Alokasi
123.785,000 239.742,000 268.664,000 303.617,715 325.495,735 343.114,194
Umum
C. Dana Alokasi
10.140,000 27.585,000 47.112,168 56.360,000 49.106,000 40.591,000
Khusus
TOTAL DANA 157.366,344 295.268,627 354.940,222 393.724,231 407.846,269 421.923,547
PERIMBANGAN
D. Lain-lain
Pendapatan
7.548,290 12.949,000 19.636,409 28.560,438 31.832,590 77.757,598
Daerah yang
Sah
E. Dana
Penyeimbang
- - - - - -
dan Dana
Penyesuaian
TOTAL DANA 164.914,634 308.217,627 374.576,631 422.284,669 439.678,859 499.681,145
DAERAH

Sumber: DPKAD Kabupaten Luwu Utara Tahun 2012

2.3.2. Pengelolaan Belanja Daerah

Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari pelaksaaan program


pembangunan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan. Kebijakan pengelolaan belanja daerah secara bertahap
didasarkan pada anggaran berbasis kinerja dengan orientasi pada
pencapaian hasil, dan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan
efektivitas.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 20


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 beserta revisinya dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, struktur belanja daerah tahun dibedakan menjadi belanja langsung
dan belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung diarahkan untuk
pemenuhan kebutuhan belanja pegawai, belanja bantuan sosial, belanja
bantuan keuangan kepada desa, serta belanja tidak terduga. Sedangkan
belanja langsung diarahkan untuk mendukung terwujudnya visi, misi, tujuan
dan sasaran Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2005-2010.

Komponen belanja terbagi atas belanja aparatur dan belanja modal dan
komponen belanja yang digunakan dalam struktur APBD meliputi:

(1) Kebijakan belanja tidak langsung diarahkan untuk:


a. Meningkatkan efisiensi, efektivitas mutu dan nilai tambah dalam
pelayanan umum dan administrasi pemerintahan;
b. Melaksanakan kegiatan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
memenuhi kriteria kesesuaian antara masukan dan daya dukung
setiap unit kerja, antara keluaran dan manfaat yang dirasakan
masyarakat, serta antara dampak dan nilai tambah bagi kemajuan
daerah;
c. Meningkatkan efektivitas organisasi dengan kriteria kegiatan yang
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja, tidak terjadi
tumpang tindih, dan dapat mendorong keterpaduan tindakan
antarunit.
(2) Kebijakan Belanja Langsung diarahkan untuk:
a. Mempercepat terwujudnya visi, misi dan tujuan dan sasaran
pembangunan 2005-2010 terutama peningkatan mutu
sumberdaya manusia melalui penyediaan layanan pendidikan dan
kesehatan, serta mendorong peningkatan perekonomian
masyarakat;
b. Mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui percepatan
pembangunan ekonomi berbasis agribisnis, dan memperkuat
pemberdayaan ekonomi masyarakat;
c. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana daerah untuk
meningkatkan daya saing daerah dan mendorong pemerataan
pembangunan.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 21


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Struktur belanja Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2005-2010


memuat belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun 2005
belanja tidak langsung adalah 20,8 persen dari total belanja sedangkan
belanja langsung sekitar 79,2 persen. Namun proporsi ini terus menurun dan
pada 2010 proporsi belanja tidak langsung lebih tinggi daripada belanja
langsung.

Tabel 2.5d
Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2005-2010

2005 2006 2007 2008 2009 2010


URAIAN
Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta %

BELANJA TOTAL 187.537,91 100.0 315,624.90 100.0 392.556,87 100.0 442.333,00 100.0 492.273,00 100.0 496.175,34 100.00
1. BELANJA TIDAK
38.948,86 20.8 138,851.80 44.0 172.325,52 43.9 191.399,00 43.3 234.817,00 47.7 289.120,28 58.27
LANGSUNG
- Belanja Pegawai 18.531,35 9.9 111.553,84 35.3 148.865,37 37.9 161.102,00 36.4 203.774,00 41.4 223.978,07 45.14
- Belanja Bunga - 0.0 120,20 0.0 - 0.0 - 0.0 - - 0.00
- Belanja Subsidi - 0.0 - 0.0 - 0.0 - 0.0 - - 0.00
- Belanja Hibah - 0.0 240,00 0.1 - 0.0 3.160,00 0.7 3.370,00 0.7 36.363,23 7.33
- Belanja Bantuan Sosial - 0.0 16.284,14 5.2 4.483,34 1.1 4.470,00 1.0 3.489,00 0.7 3.876,21 0.78
- Belanja Bagi Hasil Ke ke
- 0.0 - 0.0 12.898,81 3.3 453,00 0.1 553,00 0.1 576,89 0.12
Prop/Kab/Kota/Desa
- Belanja Bantuan
Keuangan ke - 0.0 10.653,63 3.4 6.078,00 1.5 22.214,00 5.0 23.631,00 4.8 24.325,88 4.90
Prop/Kab/Kota/Desa
- Belanja Tidak Terduga - 0.0 - 0.0 1.101,73 0.3 500,00 0.1 1.000,00 0.2 800,00 0.16
2. BELANJA LANGSUNG 148.589,05 79.2 176.773,10 56.0 220.231,36 56.1 250.934,00 56.7 257.456,00 52.3 207.055,07 41.73
- Belanja Pegawai 67.152,94 35.8 3.285,46 1.0 24.793,61 6.3 29.878,00 6.8 30.587,00 6.2 25.223,27 5.08
- Belanja Barang dan
23.583,75 12.6 75.006,65 23.8 72.366,94 18.4 91.708,00 20.7 119.007,00 24.2 125.640,22 25.32
Jasa
- Belanja Modal 29.165,75 15.6 98.480,99 31.2 123.070,80 31.4 129.348,00 29.2 107.862,00 21.9 56.191,58 11.32

Sumber : DPKAD Kabupaten Luwu Utara Tahun 2012

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan belanja daerah antara


lain adalah:

(1) Belum adanya konsistensi peraturan perundang-undangan yang


mengatur tentang struktur keuangan daerah. Selain itu, peraturan
perundang-undangan tentang pengelolaan keuangan daerah terus
mengalami perubahan yang menyebabkan keterlambatan dalam

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 22


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

proses penyusunan anggaran, mengganggu kelancaran dalam


pelaksanaan anggaran dan menghambat kecepatan dalam pelaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;

(2) Adanya perubahan peraturan perundangan yang sangat cepat tanpa


diikuti oleh sosialisasi juga telah menyebabkan keterlambatan
penyesuaian terhadap peraturan yang baru dan berdampak terhadap
kurang optimalnya penyerapan belanja daerah;

(3) Terbatasnya pemahaman aparatur terhadap teknis penyusunan


anggaran dan teknis pengalokasian dana terutama dalam penentuan
prioritas belanja dengan mengacu pada prinsip anggaran berbasis
kinerja;

(4) Belum adanya standar pelayanan minimal sebagai acuan dalam


mengalokasikan anggaran belanja daerah;

(5) Belum adanya standar analisis belanja sebagai acuan yang digunakan
untuk mengukur tingkat kewajaran belanja dan beban kerja;

(6) Belum semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik Dinas,
Kantor, Badan maupun Bagian menggunakan anggaran berbasis
kinerja sebagai dasar penyusunan anggaran. Kondisi ini menyebabkan
kesulitan dalam menetapkan indikator kinerja program dan kegiatan
setiap SKPD dan ketidaktepatan dalam mengalokasikan belanja
daerah untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 23


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

2.3.3. Pengalokasian Anggaran Sanitasi

Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan


pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri dari drainase, pengelolaan
limbah dan persampahan di Kabupaten Luwu Utara selama 5 tahun terakhir
memiliki proporsi yang hanya bekisar di 0,12 %. Tahun 2007, proposi
anggaran sanitasi terhadap belanja total di Kabupaten Luwu Utara hanya
berkisar di angka 0,10 %. Begitu pula di tahun 2008 hanya berkisar pada
angka 0,10 %. Pada tahun 2009, proporsinya meningkat di angka 0,12 % .
Proporsi tersebut sangat menurun di Tahun 2010 sama dengan tahun 2009
yang hanya mencapai 0.12 % dari total belanja dengan pengalokasian
anggaran terbesar di dinas PU sebesar 61,2 % dari total penganggaran
sanitasi di tahun 2010. Proporsi tersebut meningkat di tahun 2011 dengan
capaian 0,15 % dari total belanja dan ini adalah persentase tertinggi dari
proporsi belanja sanitasi terhadap belanja total. Peningkatan tersebut
diakibatkan adanya pembangunan peningkatan sarana TPA dan juga
pembangunan IPAL pada Rumah Sakit Kabupaten Luwu Utara.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 24


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Tabel 2.6.
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Kab. Luwu Utara Tahun 2007-2011

Tahun Rata2
No. Realisasi Anggaran
2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. PU - CK 14.053.140.196 16.863.768.235 18.356.914.381 19.850.060.527 21.255.374.547 18.075.851.577
1.a Investasi 13.174.818.934 15.809.782.721 16.688.103.983 18.049.501.939 19.323.067.770 16.609.055.069
1.b Operasional/Pemeliharaan (OM) 878.321.262 1.053.985.515 1.668.810.398 1.800.558.588 1.932.306.777 1.466.796.508
2. Kantor Lingkungan Hidup - - 342.105.484 873.134.892 676.551.890 378.358.453
2.a Investasi - - 306.363.120 816.968.320 561.665.720 336.999.432
2.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - 35.742.364 56.166.572 114.886.170 41.359.021
3. Dinas Kesehatan 4.114.267.558 4.757.121.864 11.526.377.707 8.807.103.992 9.674.957.305 7.775.965.685
3.a Investasi 3.824.983.121 4.146.410.274 10.896.380.487 8.003.536.110 8.646.390.416 7.103.540.081
3.b Operasional/Pemeliharaan (OM) 289.284.438 610.711.591 629.997.220 803.567.883 1.028.566.890 672.425.604
4. Bappeda - - 150.000.000 250.000.000 150.000.000 110.000.000
4.a Investasi - - 150.000.000 250.000.000 150.000.000 110.000.000
4.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - - -
5 Belanja Sanitasi (1+2+3+4) 18.167.407.755 21.620.890.100 30.375.397.572 29.780.299.411 31.756.883.742 26.340.175.716
6 Pendanaan Investasi Sanitasi Total (1a+2a+3a+4a) 16.999.802.055 19.956.192.994 28.040.847.590 27.120.006.369 28.681.123.905 24.159.594.583
7 Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b) 1.167.605.700 1.664.697.105 2.334.549.982 2.660.293.042 3.075.759.837 2.180.581.133
8 Belanja Langsung 176.773.000.000 220.231.000.000 250.934.000.000 257.456.000.000 207.055.000.000 222.489.800.000
9 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung (5/8) 0,10 0,10 0,12 0,12 0,15 0,12
Proporsi Invstasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi
10 0,94 0,92 0,92 0,91 0,90 0,92
(6/5)
11 Proporsi OM anitasi – Total Belanja Sanitasi (7/5) 0,064 0,077 0,077 0,089 0,097 0,08
Sumber : Realisasi APBD Tahun 2007– 2011
Keterangan : investasi termasuk didalmnya pembangunan sarana prasarna, pengadaan Lahan, pelatihan koordinasi, advokasi, kampaye dan studi-studi yang terkait sanitasi

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Tabel 2.7.
Belanja Sanitasi Perkapita Kab. Luwu Utara Tahun 2007-2011

Tahun
No. Deskripsi Rata-rata
2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Belanja Sanitasi

1.a Drainase 7.904.891.360 8.275.700.594 8.628.811.730 9.956.321.227 11.947.585.472 9.342.662.077

1.b Air Limbah 0 0 0 0 0 0

1.c Persampahan 702.657.010 682.745.299 862.881.173 1.062.007.598 1.393.884.972 940.835.210

1.d Promosi PHBS 498.212.087 507.182.618 740.053.994 852.183.386 1.121.293.930 743.785.203

2 Total Belanja Sanitasi (1a+1b+1c+1d) 9.957.732.082 10.086.306.056 10.895.501.645 12.733.393.384 15.524.771.971 11.839.541.028

3 Jumlah penduduk 305.468 313.674 321.979 287.472 290.365 303.792

Belanja Sanitasi perkapita (2/3) 22.598 22.155 23.839 24.294 23.466 29.271

Sumber : Realisasi APBD Tahun 2007– 2011

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Tabel 2.8.
Tabel Peta Perekonomian Kab. Luwu Utara
Tahun 2007-2011

Tahun
No. Deskripsi Rata-rata
2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

PDRB harga konstan (struktur


1. 1.864.447,42 2.328.502,48 2.678.044,36 3.068.339,43 3.570.912,84 2.702.049
perekonomian) (Rp.)
Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota
2. 6.144.610,00 7.673.860,00 8.868.065,00 10.615.739,00 11,722.777,00 6.660.455
(Rp.)
Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota
3. 800.000,00 900.000,00 1.000.000,00 1,100.000,00 1,100.000,00 540.000
(Rp.)
4. Inflasi (%) 9,01 13,89 8,10 4,75 4,35 8

5. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,83 9,65 6,68 5,93 7,29 7

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Luwu Utara Tahun 2012

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 19


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
2.4. TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

2.4.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Utara:

Terwujudnya kabupaten yang berbasis agro dan kelautan dengan


memperhatikan aspek lingkungan dan aspek bencana demi
terciptanya kesejahteraan masyarakat luwu utara.

2.4.2. Kebijakan Penataan Ruang Daerah:

Pengembangan struktur ruang daerah meliputi:

1. Penetapan pusat-pusat kegiatan yang mencakup pusat


pelayanan kawasan (ppk) dan pusat pelayanan lingkungan (ppl);
dan

2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan


prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya
air yang terpadu dan merata diseluruh wilayah kabupaten.

2.4.3. Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi :

a. Kebijakan pengembangan kawasan lindung, meliputi :

1. Perlindungan dan pelestarian fungsi dan daya dukung


lingkungan; dan

2. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat


menimbulkan kerusakan/pencemaran lingkungan hidup

b. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:

1. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan


antar kegiatan budidaya;

2. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak


melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

c. Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi:

1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung


lingkungan.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
2. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian kabupaten yang produktif,
efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional.

3. Pemanfaatan sumber daya alam dan atau perkembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara optimal.

d. Kebijakan penetapan pusat-pusat kegiatan dilakukan dengan


strategi:

1. Kota masamba telah ditetapkan sebagai PKL dalam tata


ruang wilayah propinsi sulawesi selatan;

2. Menetapkan kawasan PPK yang melayanani skala kabupaten


atau beberapa kecamatan; dan

3. Menetapkan kawasan sebagai PPL yang tersebar di ibu kota


kecamatan yang berfungsi untuk mendukung PPK.

e. Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan


jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan
sumber daya air yang terpadu dan merata diseluruh wilayah
kabupaten dilakukan dengan strategi:

1. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan


keterpaduan pelayanan transportasi darat;

2. Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi


terutama di kawasan daerah tertinggal; dan

3. Meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh


kembangakan pemanfaatan sumber daya yang ramah
lingkungan.

f. Kebijakan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang


dapat menimbulkan kerusakan/pencemaran lingkungan hidup
dengan strategi :

1. Menyelengarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi


sistem ekologi wilayah;

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

2. Melindungi dan mengoptimalkan kemampuan lingkungan


hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

3. Melindungi dan mengoptimalkan kemampuan lingkungan


hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain
yang dibuang ke dalamnya;

4. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara


bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini
dan generasi masa depan;

5. Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya


adaptasi bencana di kawasan rawan bencana; dan

6. Mengelola sumber daya alam yang terbaru untuk menjamin


ketersediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai serta keanekaragamnya

g. Kebijakan perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan


keterkaitan antar kegiatan budidaya dilakukan dengan strategi:

1. Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis


kabupaten.

2. Mengembangan kegiatan budidaya unggulan di dalam


kawasan beserta prasarana secara sinergis dan
berkelanjutan.

3. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek


politik, pertahanan keamanan, sosial budaya, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan

4. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya


pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan
kabupaten

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 19


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
h. kebijakan pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar
tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
dilakukan dengan strategi :

1. Membatasi perkembangan budidaya terbangun di kawasan


rawan bencana;

2. Menumbuhkembangkan kawasan agropolitan, agroindustri


dan minapolitan pada sentra-sentra produksi unggulan;

3. Mengembangan ruang terbuka hijau.

4. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di perkotaan

i. kebijakan pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung


lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan ekosistem, melestarikan keanegaraman hayati,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan
kawasan sebagaimana dilakukan dengan strategi :

1. Menetapkan kawasan strategis berfungsi lindung;

2. Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional,


propinsi maupun kabupaten yang berpotensi mengurangi
daya lindung kawasan;

3. Membatasi dan mencegah pemanfatan ruang disekitar


kawasan strategis yang berpotensi mengurangi fungsi
lindung;

4. Membatasi dan mencegah pengembangan prasarana dan


sarana di dalam dan sekitar kawasan strategis yang dapat
memicu perkembangan kegiatan budidaya;

5. Memulihkan/merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang


menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang
berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis.

j. Kebijakan pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan


dalam pengembangan perekonomian kabupaten yang produktif,

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 20


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional
dilakukan dengan strategi :

1. Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi


sumber daya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai
pengerak utama pengembangan wilayah;

2. Menciptakan iklim investsi yang kondusif;

3. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam.

4. Menjaga dampak negatif kegiatan budidaya.

5. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang


kegiatan ekonomi

k. Kebijakan pemanfaatan sumber daya alam dan atau


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
optimal untuk meningkatkan kesejahtraan rakyat, dilakukan
dengan strategi:

1. Mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan


turunan dari pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi
tinggi;

2. Meningkatkan keterkaitan pemanfaatan sumber daya


dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang
dan/atau turunannya; dan

3. Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam


dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup
dan keselamatan masyarakat.

2.4.4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

A. Rencana Sistim Perkotaan

1. Pengembangan Sistim Perkotaan Luwu Utara sebagai Pusat


Kegiatan Lokal (PKL) adalah Kota Masamba

2. Pengembangan Kawasan (PPK) Kabupaten

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 21


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
a) Pusat pengembangan kawasan agroindustri di
Kecamatan Sabbang;

b) Pusat pengembangan kawasan agropolitan pertanian di


Kecamatan Sukamaju,

c) Pusat pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan


Malangke

d) Pusat pengembangan kawasan tertinggal adalah di


Kecamatan Seko

3. Pusat Pelayanan Lokal (Ppl) adalah di Wilayah Kecamatan


Sukamaju, Bone-Bone, Malangke Barat, Baebunta, Rampi
dan Limbong;

(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.3 Rencana Pusat Layanan Kab.
Luwu Utara dan Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Utara yang
termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2009 – 2019 berikut ini:)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 22


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Peta 2.3
Peta Pusat Layanan Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

2.4.5. Rencana pengembangan sistem prasarana yaitu sistem


prasarana utama merupakan sistem jaringan transportasi yang
terdiri atas:

A. Sistem transportasi jaringan darat;

1. Pemeliharaan rutin berkala dan rehabilitasi jalan pada arus


jalan disesuaikan dengan kriteria tingkat kerusakan;

2. Pembukaan jalan baru untuk menghubungkan antar wilayah


serta upaya peruntukan pembangunan;

3. Penataan dan peningkatan jaringan jalan kolektor primer


yang tersebar di wilayah kabupaten; dan

4. Pengembangan jalan lingkar luar, serta membuka akses


jalan baru sesuai kepentingan dan potensi daerah.

B. Sistem jaringan transportasi laut; dan

1. Sistem jaringan transportasi laut meliputi, alur


penyeberangan dermaga pelabuhan rakyat di Kecamatan
Malangke dan Malangke Barat.

2. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut


meliputi mengembangkan dermaga penyeberangan
pelabuhan rakyat direncanakan pelabuhan munte di
Kecamatan Bone-Bone.

C. Sistem jaringan transportasi udara.

1. Bandar udara andi djemma masamba di Kecamatan


Masamba

2. Bandar udara seko di Kecamatan Seko dan

3. Bandar udara rampi di Kecamatan Rampi.

(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.3a : Jaringan Sarana dan Prasarana
Kabupaten Luwu Utara yang termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2009 –
2019 berikut ini:)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Peta 2.3a : Rencana Jaringan Sarana dan Prasarana Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
2.4.6. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Utara

A. Rencana pengembangan kawasan lindung kabupaten luwu utara,


meliputi:

1. Kawasan hutan lindung;

2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan


dibawahnya;

3. Kawasan perlindungan setempat; dan

4. Kawasan rawan bencana alam

B. Kawasan budidaya terdiri atas :

1. Kawasan peruntukan hutan produksi;

2. Kawasan peruntukan hutan rakyat;

3. Kawasan peruntukan pertanian;

4. Kawasan peruntukan perikanan;

5. Kawasan peruntukan pertambangan;

6. Kawasan peruntukan industri;

7. Kawasan peruntukan pariwisata;

8. Kawasan peruntukan permukiman;

(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Utara
yang termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2009 – 2019 berikut ini:)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Peta 2.4
Peta Pola Ruang Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

2.5. KONDISI SOSIAL BUDAYA KABUPATEN LUWU UTARA

2.5.1. Sektor Pendidikan

Salah satu faktor keberhasilan pembangunan suatu negara adalah


tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten
berupaya meningkat SDM penduduk Indonesia. Ketersedian fasilitas
pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang
dalam mutu pendidikan. Luwu Utara mencoba menciptakan suatu
masyarakat yang berpendidikan, hal ini tersebut dapat di lihat
dengan peningkatan kuantitas guru dan jumlah sarana sekolah
tingkat dasar maupun tingkat menengah. Keberlangsungan kegiatan
pendidikan selain dikelola oleh Dinas Pendidikan dan
kebudayaan,terdapat juga sekolah Agama yang di kelola oleh
Departemen Agama.

Pendidikan pada tahap awal adayang dimulai dari Taman Kanak-


Kanak (TK). Diharapkan dengan mengikuti tahapan ini anak akan
lebih siap menerima pelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Sekolah Dasar terdiri atas sekolah negeri dan swasta seluruhnya
berjumlah 257 sekolah (232 Sekolah Dasar dan 25 Madrasah
Ibtidaiyah) dengan menampung murid 42.107 murid.

Sekolah menengah pertama seluruhnya sebanyak 87 Sekolah (52


SMP dan 35 Madrasah Tsanawiyah), dengan jumlah murid 18.258
orang dan guru sebanyak 1.176 orang. Sementara untuk SMA/MA
berjumlah 36 sekolah yang menampung 12.976 murid.

(Lihat Tabel 2.9 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Luwu Utara)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Tabel 2.9.
Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kab. Luwu Utara

Jumlah Sarana Pendidikan

Nama Kecamatan Umum Agama

SD SLTP SMA SMK MI MTs MA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Sabbang 24 7 2 - 1 3 1
Baebunta 33 6 3 - 3 4 2
Malangke 19 7 2 - 6 7 3
Malangke Barat 19 3 2 - 4 5 -
Sukamaju 28 4 3 - 1 3 1
Bone-Bone 32 6 3 1 6 5 1
Masamba 22 6 3 1 2 4 3
Mappedeceng 14 3 2 1 2 3 -
Rampi 6 3 1 - 2 - -
Limbong 11 2 1 - - - -
Seko 24 5 1 - - 1 -
Sumber : BPS Kab. Luwu Utara Tahun 2012

2.5.2. Kemiskinan

Jumlah Keluarga Sejahtera dapat menjadi gambaran


keberhasilanpemerintah. Besarnya jumlah keluarga miskin
menandakan tingkat kesejahteraan tersebut masih kurang

Pada tahun 2011 menurut data BKBPP Kab. Luwu Utara, jumlah
keluarga pra-sejahtera adalah sebesar 13.585 keluarga. Jumlah
keluarga pra-sejatera terbanyak berada di Kec. Sabbang yaitu 2.743
keluarga (30.07% dari total keluarga Sabbang dan 3.62% dari total
Keluarga di Kab. Luwu Utara). Sedangkan jumlah Keluarga
Sejahtera III+ sebanyak 1.689 keluarga terbanyak di Kec. Baebunta.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Tabel 2.10.
Jumlah Keluarga Miskin dan Klasifikasi Keluarga
Di kabupaten Luwu Utara Tahun 2011

Keluarga Sejahtera
Pra-
No KECAMATAN Jml
Sejahtera
I II III III+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 SABBANG 2.743 2.528 2.405 1.300 145 9.121

2 BAEBUNTA 2.513 2.105 3.662 2.073 396 10.749

3 MALANGKE 1.804 1.849 1.883 1.611 327 7.474

4 MALANGKE BARAT 1.140 2.093 1.414 1.360 56 6.063

5 SUKAMAJU 1.754 2.215 4.992 2.464 332 11.755

6 BONE-BONE 1.986 2.601 3.818 3.289 210 11.904

7 MASAMBA 526 761 5.628 732 107 7.754

8 MAPPEDECENG 796 1.060 2.482 1.590 107 6.034

9 RAMPI 201 44 162 42 9 463

10 LIMBONG 27 380 494 12 0 913

11 SEKO 98 1.064 2.088 30 0 3.208

Jumlah 13.585 16.900 29.033 14.503 1689 75.710


Sumber : Luwu Utara Dalam Angka Tahun 2012.

Tabel 2.10.a.
Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin
Di kabupaten Luwu Utara Tahun 2006-2011

Garis Penduduk Miskin


TAHUN Kemiskinan
(Rp/Kap/bulan) Jumlah (000) Persentase (%)
(1) (2) (3) (4)
2006 139.105 43.3 14.48
2007 147.862 42.6 14.03
2008 160.517 57.5 18.38
2009 192.085 52.5 16.40
2010 206.944 46.8 16.25
2011
Sumber : Luwu Utara Dalam Angka Tahun 2012.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 19


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Tabel 2.11.
Jumlah Rumah Per Kecamatan Di kabupaten Luwu Utara

No KECAMATAN JUMLAH RUMAH

(1) (2) (8)

1 SABBANG 9.121

2 BAEBUNTA 10.749

3 MALANGKE 7.474

4 MALANGKE BARAT 6.063

5 SUKAMAJU 11.755

6 BONE-BONE 11.904

7 MASAMBA 7.754

8 MAPPEDECENG 6.034

9 RAMPI 463

10 LIMBONG 913

11 SEKO 3.208

Jumlah 75.710
Sumber : Luwu Utara Dalam Angka Tahun 2012

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 20


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013
Peta Sebaran Tingkat Kemiskinan Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

2.6. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam hal pelaksanaan program-program yang terkait sanitasi, dari


aspek kelembagaan daerah telah dibentuk beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah untuk mendukung program dimaksud yang terdiri
dari 14 Dinas, 6 Badan, 5 kantor, Sekretariat Daerah, Sekretariat
DPRD dan 8 kecamatan. Dari lembaga Perangkat Daerah tersebut di
dalamnya terdapat lembaga-lembaga yang terkait dengan program
sanitasi antara lain:

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaskanaan


perencanaan pembangunan di daerah dimana dalam
pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi
BAPPEDA merumuskan dan menyusun strategi yang mana
menyatukan semua stakeholder terkit sanitasi dan
menggabungkan semua kontribusi dari SKPD untuk
menyelesaikan masalah sanitasi secara bersama-sama.

2) Dinas Pekerjaan Umum

Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana


prasarana umum. Pembangunan sarana ini juga termasuk
sarana sanitasi seperti bak sampah, pengadaan kontainer
sampah, TPA, IPLT, drainase dan lain-lain. Bidang yang
bertanggung jawab dalam pembangunan sarana sanitasi adalah
bidang keciptakaryaan

3) Dinas Kesehatan

Dinas ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-


urusan di bidang kesehatan masyarakat, sehingga dalam upaya
peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat
menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-program
kesehatan.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 17


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

4) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa


(BPM & PD)

Tak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan


dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam penanganannya.
Selama ini penanganan masalah sanitasi mengalami
permasalahan terutama dama pengoperasionalannya dan
pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki
aspek keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya. Perlu
keterlibatan masyarakat dalam penuntasan masalah sanitasi
dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting sebagai
ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan
masyarakat agar mendukung penyelesaian masalha sanitasi di
masyarakat.

5) Kantor Lingkungan Hidup

Dalam penyusunan strategi penanganan permasalahan sanitasi,


kondisi lingkungan daerah sangat memegang peran penting.
Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan
sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang mengurusi
lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan
pembangunan sanitasi.

6) Bagian Hubungan Masyarakat SETDA Kab. Luwu Utara

Aspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat


permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer
dimasyarakat. Dimana masalah sanitasi menjadi isu yang tidak
penting dan tampak pada hasil usulan musrenbang dari
masyarakat yang menempatkan usulan pembangunan sarana
sanitasi sebgaia hal yang jarng diusulkan. Untuk itu SKPD ini
sangat penting untuk memberikan dan menyebarluaskan
informasi kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi
yang baik dan akibat buruk akibat sanitasi buruk.

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 18


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait
dengan permasalahan sanitasi diantaranya Dinas Pendidikan
yang memiliki kaitan dengan pembangunan sarana sanitasi di
sekolah-sekolah dan bagaimana menanamkan kpada anak
sekolah tentang pentingnya masalah sanitasi. Dinas Koperindag
yang bisa menjadi penaggungjawab dalam pengembangan
sektor industri dalam pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dan
pengembangan usaha yang berkaitan pengelolaan sampah
menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. Tapi melihat dari
permasalahan yang terjadi di kabupaten Luwu Utara, ketujuh
SKPD diatas memiliki kaitan langsung dengan permasalahan
sanitasi di Kabupaten Luwu Utara.

(Lihat Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 19


Kelompok Kerja PPSP Kab. Luwu Utara
Tahun 2013

Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Luwu Utara

BUPATI SEKRETARIAT DPRD


DPRD
WAKIL BUPATI - Bagian Persidangan, Risalah
- Bagian Keuangan
SEKRETARIAT DAERAH
- Bagian Perundang-undangan

Asisten Pemerintahan
Asisten Perekonomian Asisten Administrasi
STAF AHLI dan Kesejahteraan
dan Pembangunan Umum
Rakyat
- Staf Ahli Bidang - Bag. Adm. - Bag. Adm. - Bag. Hukum dan
Hukum, Politik dan Pemerintahan Umum Pembangunan Perundang-undangan
Pemerintahan - Bag. Adm. Kesejah- - Bag. Adm. Sumber - Bag. Organisasi dan
- Staf Ahli Bidang teraan Rakyat Daya Alam Tatalaksana
Sosial dan SDM - Bag. Adm. - Bag. Adm. - Bag. Ekonomi
- Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan Perekonomian - Bag. Umum
Ekonomi, Keuangan - Bag. Humas dan
dan Pembangunan Protokol

DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH


Kecamatan
- Dispora - BAPPEDA
- Dinas Kesehatan - INSPEKTORAT
- Dinas PU - BKD DAERAH
- Dinas Pemberdayaan Pr & KB - BPMD
Kelurahan
- Dinas Pertambangan & Energi - BKP3
- Dinas Dikbudpar - BADAN KESBANG,
- Dinas Perhubungan dan Kominfo - POLITIK & LINMAS
- Dinas Koperindag - KANTOR PERPUSTAKAAN
- Dinas Dukcapil Nakertrans - & ARSIP DAEAH
- Dinas Kelautan & Perikanan - KANTOR LINGKUNGAN
- Dinas Pertanian HIDUP
- Dinas Kehutanan dan Perkebunan - KANTOR SATPOL PP
- Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & - Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu & PM
Aset Daerah .

Sumber: Data Bagian Organisasi dan Tatalaksana Setda Kabupaten Luwu Utara

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Luwu Utara 20

Anda mungkin juga menyukai