Inspeksi Kualitas Las Dengan Metode Liqu PDF
Inspeksi Kualitas Las Dengan Metode Liqu PDF
PENDAHULUAN
Industri minyak dan gas ( migas ) merupakan salah satu bidang yang paling besar
memberikan dana kontribusi dalam pembangunan suatu Negara. Migas juga merupakan
salah satu sector industri vital di Indonesia. Industri migas memproduksi bahan bakar
yang membantu untuk kegiatan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Tanpa bahan bakar
minyak masyarakat Indonesia saat ini akan kesulitan dalam menjalankan aktivitas
mereka. Oleh karena itu industry migas di Indonesia memegang peranan pening dalam
mendukung dan menjaga ketahanan energi nasional. PT Pertamina ( persero )
merupakan bahan usaha milik negara ( BUMN ) yang bergerak di bidang energy yaitu
minyak dan gas. PT Pertamina ( Persero ) memeiliki 6 unit pengolahan ( refinery ) yang
tersebar di berbagai daerah di Indonesia. PT Pertamina ( Persero ) Refenery Unit IV
Cilacap merupakan refinery unit terbesar dari enam unit yang masih beroperasi. Sebagai
unit pengolahan terbesar tentunya memiliki sarana dan prasarana yang memadai
termasuk kilang dan pipa-pipa yang menyertainya.
Sebagai salah satu divisi yang berada di PT Pertamina Refenery Unit IV Cilacap
maka stationary and inspection engineering memiliki fungsi untuk melakukan inspeksi
terhadap kualitas dari peralatan yang akan dipakai dan melakukan maintenance planning
terhadap umur pakai semua perlatan yang ada di lapangan. Welding inspection
merupakan salah satu inspeksi yang dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses
pengelasan yang dilakukan.
Hasil dari proses welding merupakan salah satu unsur yang cukup penting dalam
berjalannya proses produksi di PT Pertamina karena menentukan umur pakai dari sebuah
alat. Hasil dari maintenance yang dilakukan pun menentukan apakah alat tersebut bisa
digunakan kembali atau tidak. Welding proses yang biasa dilakukan biasanya
diakibatkan dari korosi yang menyebabkan cacat pada alat yang digunakan sehingga
alat tersebut tidak berjalan normal. Pada proses pemeriksaan pengelasan, kualitas las
1
2
hasil pengelasan dilakukan dengan menggunakan metode uji tanpa rusak (non
destructive test). Salah satu metode yang digunakan dalam uji tanpa rusak adalah metode
uji penetran yaitu mengetahui cacat las pada permukaan.
1.4. Tujuan
Tujuan kerja praktek yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Mampu mengetahui proses pengujian penetran
b. Mampu menganalisa hasil pengujian penetran pada sambungan las
c. Menerapkan ilmu teknik mesin dan ilmu lainnya dalam industri pengolahan
minyak dan gas.
d. Menambah pengetahuan mengenai dunia kerja di industri migas sebagai
bekal kami untuk terjun ke dalam dunia kerja nantinya.
e. Untuk mengetahui berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan dan
solusi
yang tepat untuk setiap masalah tersebut.
3
1.5. Metodologi
Praktek kerja ini menggunakan metodologi adalah sebagai berikut.
a. Pengumpulan Data
Data-data dan keterangan diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Studi lapangan (data lapangan)
Studi literature yang berkaitan dengan masalah yang dibahas
Melakukan wawancara dengan pekerja atau staf ahli
b. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahaan dan Analisa data yang dilakukan dengan mengolah data yang telah
diperoleh dengan melakukan perbandingan dengan teori-teori yang telah
dipelajari dan litelatur yang berhubungan dengan data tersebut sehingga dapat
diambil suatu kesimpulan atau solusi dari permasalahan yang dibahas.sehingga
dapat diambil suatu kesimpulan atau solusi dari pemasalahan yang dibahas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelasan
Welding Proses atau yang biasa kita sebut proses pengelasan adalah proses
dimana meyambungkan dua buah besi menjadi satu dengan cara di panaskan sampai ke
titik rekristalisasi. Metode pengelasan sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu pada
saat itu teknik pengelasan digunakan oleh seorang pandai besi yang saat ini dikenal
dengan nama las karbit. Teknik pengelasan sendiri baru mengalami perubahan sejak
akhir abad 19 dimana telah ditemukan cara untuk menggunakan gas oksigen dan
asetilena untuk menghasilkan panas yang cukup. Pada saat yang bersamaan juga
ditemukan bahwa arus listik yang cukup juga bisa digununakan untuk melakukan
pengelasan dan inilah yang menjadi cikaal bakal dari resistance welding dan Arc
Welding. Tetapi untuk penggunaan dari Las Listrik masih tergolong langka pada saat itu.
Menurut Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilakukan pada saat keaadan lumer atau
cair.Sampai saat ini terdapat 40 jenis pengelasan dan di Indonesia ada dua yang lebih
dikenal adalah Shield Metal Arc Welding ( SWAT ) dan Gas Tungsten Arc Welding.
Jenis las SWAT sendiri lebih dikenal dengan nama las busur listrik dan jenis las GTAW
lebih dikenal dengan nama las karbit.
Dalam pengelasan dugunakan sebuah mesin las. Mesin las adalah perangkat yang
menyediakan arus listrik untuk mengelas. Arus yang digunakan biasanya cukup tinggi
yaitu diatas 80 A tetapi terkadang bisa juga menggunakan arus yang rendah yaitu pada
saat tipe pengelasan GTAW. Mesin las diklasifikasikan berdasarkan penggunakan arus
yang digunakan yaitu AC ( Alternating Current ) dan DC ( Direct Current ). Dalam
penggunaannya AC dan DC memiliki perbedaan pada saat proses pengelasan.Untuk tipe
dari mesin las sendiri dibagi menjadi tiga yaitu:
6
Keuntungan dan kerugian dari mesin las ini adalah sebagai berikut :
1) Keuntungan:
A. Perawatan dan perlengkapan lebih murah
8
2) Kerugian:
A. Tidak bisa digunakan disemua jenis elektroda
B. Setiap habis melakikan pengelasan harus dilakukan pembersihan
b. Mesin Las DC
Mesin las DC adalah mesin las yang menggunakan arus searah sebagai
sumber arusnya.Arus searah ini didapatkan dari dynamo motor listrik yang
berada di dalamnya.Dinamo dapat digerakan menggunakan motr listrik,
motor diesel atau alat penggerak lainnya.Biasanya mesin las DC ini
digunakan pada saat menggunakan tipe pengelasan jenis Gas Tungsten Arc
Welding.Karena arus listrik yang digunakan bersifat konstan.Keuntungan
dari menggunakan mesin las jenis ini adalah
A. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil
B. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC
C. Tingkat kebisingan lebih rendah
D. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik
atau arus searah
E. Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis
9
transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran
alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolak - balik atau arus searah dapat
dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari
mesin las.[6] Mesin las jenis ini biasanya digunakan pada pekerjaan las yang
bermacam-macam sehingga tidak perlu repot-repot mengganti mesin las. Mesin
las arus ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere sampai 140 ampere yang
digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti karat (stainless steel) dan
alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal ,arus dapat disetel 60 – 300
ampere.
Shield Metal Arc Welding ( SMAW ) merupakan tipe pengelasan yang paling
simple dalam proses pengelasan. Tipe pengelasan ini juga dapat digunakan pada semua
jenis metal dan ketebalan dari hasil las bisa mencapai 18 gauge.Arus listik yang
dikeluarkan juga bisa diataur oleh welder atau tukang las. Penggunaan dari las busur
listrik ini juga dikatakan sangat sederhana karna elektroda hanya ditempatkan di
elektroda holder lalu pengelas akan memposisikan elektroda ke titik yang ingin di
las.Jika terjadi crak bisa langsung dihentikan oleh pengelas ( welder ). Dalam Shield
12
Metal Arc Welding posisi titik pengelasan bisa dimana saja yang bisa dicapai oleh
elektroda dan elektroda yang akan digunakan juga bisa dubah sehingga bisa ditempatkan
di posisi yang acak.Penggunaan dari pengelasan tipe ini tidak terpengaruh dari kondisi
angina jadi bisa melakukan pengelasan di tanah lapang ini salah satu kelebihan dari tipe
pengelasan ini dibandingankan dengan Gas Shield Arc Welding. Pengelasan tipe ini juga
bisa digunakan pada berbagai ketebalan benda kerja sehingga bisa dengan mudah
dilakukan pengelasan pada titik mana saja. Pengelasan tipe ini biasanya popular pada
proses pengelasan pipa dan pada sambungan las yang memerlukan kekuatan yang bagus.
Kekurangan dari proses ini ada elektroda yang digunakan panjangnya terbatas
sehingga tidak dapat dilakukan pengelasan dalam waktu yang lama karena harus
mengganti elektroda jika sudah habis.Selain itu tipe pengelasan ini posisi elektoda dan
elektorda holder juga tidak dapat terlalu dekat dan tipe pengelasan ini juga menghasilkan
slag yang harus dihilangkan setiap selesai pengelasan karena akan berpengaruh pada
kualitas lasan. Tipe pengelas ini juga tidak dapat dilakukan pada beberapa non-ferrous
metal.
Shield Metal Arc Welding menggunakan panas dari arus listrik untuk melelhkan
elektroda ke titik penglasan. Kelengkapan dalam proses pengelasan tipe ini adalah
Sumber Listrik, Kabel Las, electrode holder, material yang akan di welding, dan kawat
las.Proses pengelasan terjadi ketikan percikan listik yang terjadi memanaskan elektroda
dan bersentuhan dengan metal dasar. Welder melakukan control terhadap proeses
pengelasan dengan cara mengatur jarak antara elektorda dan benda kerja. Panas yang
dihasilkan akan melelehkan material benda kerja dan akan membentuk lubang untuk
menjadi titik pengelasan.Elektroda akan mengisi area pengelasan dan akan mengering.
Dalam pengelesan tipe ini juga akan menghasilkan slag di sekita area pengelasan
dan sisanya berubah menjadi asap hasil pengelasan.Pada proses pengelasan tipe ini
dibutuhkan arus listrik yang konstan yang dihasilkan dari mesin yang bisa menghasilkan
listrik yang konstan. Karena dengan aliran listrik yang konstan maka akan menurunkan
voltage yang ada karena tegangan dan arus listrik berbanding terbalik itu berarti semakin
tinggi arus listrik yang digunakan maka tegangan akan semakin turun.
13
Tipe mesin ini sangat berguna bagi tipe pengelasan jenis shield metal arc welding
mesin tipe ini biasanya menggunakan tipe elektroda berdiameter besar dan
menggunakan arus yang tinggi.Intensitas panas yang dihasilkan akan melelehkan
elektroda dan material dasar dari benda kerja.Temperatur dari arus listrik ini sekitar
9000oF ( 5000O C ) yang akan melelehkan material dasar benda kerja lebih
cepat.Lelehan dari elektroda yang dihasilkan akan mengisi titik pengelasan di benda
kerja.Ketika gelembung dari lelehan elektroda terlalu kecil maka ini disebut perpindahan
metal type spray dan jika lebih besar maka disebut type globular. Koncangan di
permukaan biasanya menyebabkan globe di sambungan antara lelehan elektorde dan
titik Pengelasan.
14
1) Power Supply
Tujuan dari adanya power supply ini adalah untuk menghasilkan arus listrik dan
tegangan listrik yang akan digunakan.Banyak tipe dari power supply yang
biasanya digunakan untuk shield metal arc welding yang paling sering digunakan
adalah yang memiliki tegangan input antara 230-460 volt tetapi 200-575 volt
juga tersedia.Ada 2 jenis power supply yaitu Alternating Current ( AC ) dan
Direct Current ( DC ). Masing-masing jenis power supply memiliki
kelebihannya sendiri tergantung dari jenis pengelasan yang dilakukan dan jenis
elektroda yang digunakan.Karakteristik dari output dari power supply biasanya
antara 25-500 Ampere dan 15-35 Voltage
Pada power supply terdapat generator biasanya generator digerakan motor listrik
atau bisa juga menggunakan motor bakar ( bensin, gas, dan diesel ). Generator
ini biasanya digunakan untuk menghasilkan arus AC.
15
Transformator
b. Transformator Welder
Di industry tipe yang biasa digunakan adalah transformator welder
transformator tipe ini biasanya menggunakan energy mekanis dan energy
listrik.Dilain sisi transformator welder ini mempunyai karakteristik yang
banyak diminati tetapi transformator tipe ini juga memiliki keterbatasan
dimana sumber listrik untuk transformator ini harus dipasok dari sistem
single phase yang menyebabkan arus yang keluar tidak seimbang sehingga
menggunakan daya yang cukup besar pada perusahaan.Dan kelebihan yang
dimiliki transformator welder ini adalah hanya menggunakan modal yang
sedikit, hanya menggunakan ruang yang kecil, dan tidak berisik.
c. Transformator Rectifier Welding Machines
Transformator Rectifier Welding Machines menggunakan sumber listrik satu
phasa. Mesin ini bisa digunakan pada arus listrik AC atau DC. Mesin las ini
dilengkapi switch yang bisa digunakan oleh operator untuk mengubah output
yang ingin digunakan untuk mengelas. Transformator tipe ini tersedia
dengan berbagai ukuran dan menggunakan daya listrikyang lebih efisien
dibandingkan dengan Transformator tipe welding machine.
17
2) Electrode Holder
Elektrode Holder yang biasanya kita gunakan untuk memegang elektroda yang
akan digunakan untuk mengelas yang memiliki kegunaan untuk mentrasferkan
19
3) Welding Cable
Welding cable atau yang bisa kita sebut kabel las adalah kabel yang
menghubungkan electrode holder dan power source dan ke benda kerja yang
biasanya terbuat dari tembaga dan alumunium.Kabel yang menguhubunkan
electrode holder dan power source dinamakan work lead.Ukuran dari kabel las
ini berdasarkan arus output yang dikeluarkan oleh mesin las dan berdasarkan
jarak antara mesin las dan tempat pengelasan.Ukuran dari kabel ini dari yang
terkecil AWG No.8 sampai AWG No 410 yang kekuatan arusnya antara 75A
keatas. Pada table dbawah ini akan diberikan rekomendari ukuran kabel
bedasarkan arus yang digunakan dan panjang kabel.
20
Tabel 2.1 Suggested Copper Welding Cable Sized for Shielded Metal Arc Welding[7]
Gas Tungsten Arc Welding atau Tungsten Inert Gas adalah tipe pengelasan yang
menggunakan non consumable tungsten electrode yang mengenai material benda kerja
yang ingin dilas. Panas yang dihasilkan membuat area benda kerja dan elektroda
tungsten gas yang biasanya digunakan adalah gas Argon dan ada juga helium, tetapi gas
argon dan helium tidak bisa sama sekali digabung dengan gas lainnya.Pada saat
mengelas terkadang gas hydrogen bisa digunakan untuk mempercepat perpindahan
panas.GTAW biasanya digunakan untuk mengelas material jenis stainless steel, nikel
alloy, titanium, aluminum, magnesium,copper, brass, bronze dan gold. Suhu pada saat
menggunakan Gas Tungsten Arc Welding bisa mencapai 35.000oF ( 19,426oC ). GTAW
21
juga bisa digunakan untuk mengelas benda kerja yang menggunakan material
kombinasi.
Kelebihan dari menggunakan pengelasan tipe Gas Tungsten Arc Welding ini
adalah:
Busur listrik yang dihasilkan lebih terpusat sehingga menyebabkan panas
yang dihasilkan membuat area penyebaran lebih sempit sehingga lebih
terfokus.
Tidak ada slag
Hanya menghasilkan percikan api yang sangat sedikit.
Asap yang dihasilkan sedikit dibandingkan dengan pengelasan SMAW
tapi terkadang material dari benda kerja dapat menghasilkan asap yang
sangat mengganggu pernafasan
Bisa mengelas lebih banyak jenis material dibandingkan tipe pengelasan
lainnya
Bagus untuk pengelasan dengan ukuran tipis
22
Kekurangan dari menggunakan pengelasan tipe Gas Tungten Arc Welding ini
adalah:
Kecepatan proses pengerjaan lebih lambat dari proses SMAW
Merlukan koordinasi mata dan tangan yang sangat baik
Sinar UV yang dihasilkan lebih terang dari proses lainnya
Biaya untuk peralatan lebih tinggi dari proses pengelasan SMAW
Konsentrasi gas yang dihasilkan bisa menggantikan oksigen jika dilakukan
di tempat yang tertutup, sehingga dianjurkan untuk melakukan pengelasan
di area terbuka atau menggunakan ventilasi yang cukup.
A. Power Source
Pada proses pengelasan tipe GTAW ( Gas Tungsten Arc Welding ) biasanya
menggunakan tipe arus DC ( Direct Current ) atau terkadang bisa juga
menggunakan AC-DC power source.Pemilihan dari tipe power source yang akan
digunakan bisa didasari dari beberapa factor yaitu :
1. Tipe material yang akan diproses
2. Ketebalan dari benda kerja yang akan diproses
3. Komponen yang dibutuhkan dalam proses.
23
Dalam welding proses juga terdapat symbol-symbol dalam melakukan tes hasil
welding yang harus dilakukan. Tes ini dilakukan untuk mengecek kualitas dari hasil
welding yang sudah dilakukan.
26
Dalam penempatan lokasi symbol test ini terdapat beberapa jenis yaitu
5. kombinasi test
Dalam proses ini juga terdapat symbol panjang area yang harus di cek
berdasarkan panjang atau dengan persentase
29
2. Lap Joint
Lap Joint adalah tipe sambungan yang menyatukan dua buah benda
kerja dengan cara menindih satu sisi benda kerja dengan sisi benda
kerja lain.
31
4. Corner joint
Corner joint adalah tipe sambungan yang menyatukan dua buah
benda kerja dengan cara menyatukan sisi benda kerja membentuk
32
sudut 90o perbedaan dari tee joint adalah sambungan berada tidak
membentuk huruf T. Pada corner joint terdapatdua jenis sambungan
yaitu open corner dan close corner.
A. Open corner joint
B. Close corner joint
mata.Alat bantu yang digunakan yaitu kaca pembesar (magnifying glass ), cermin
pembesar (magnifying mirror), mikroskop, dan beoreskop.
adalah untuk mengetahui cacat permukaan yang disebabkan karena cracks, porositas,
seams, laps, fold, small discontinuities, dan lain lainya.
e. Penggunaan uji liquid penetran tidak terbatas pada logam freeous dan non
ferrous saja tetapi bisa juga pada keramik, plastic, dan gelas
f. Dapat diaplikasikan pada produk cor, tempa ( forging ), komponen hasil
permesinan, dan cutting tools, inspeksi lapangan, turbine blades untuk retak
permukaan
Kualitas dari hasil akhir proses pengelasan merupakan salah satu factor utama
dalam industry migas. Pengelasan merupakan salah satu cara maintenance yang paling
sering digunakan dalam industry migas. Banyak peralatan yang menggunakan welding
dalam maintenacenya yaitu piping, exchanger, tank, dll. Hasil dari sebuah pengelasan
juga berpengaruh terhadap umur pakai dari sebuah alat yang sudah di maintenance. Cara
yang biasanya sering dipakai untuk melihat dan menilai hasil dari sebuah pengelasan
adalah dengan cara visual.
Kelebihan dari metode ini adalah dapat digunakan dengan mudah dan waktu
yang digunakan cukup cepat dan penggunaannya pun dapat digunakan hanya dengan
mata telanjang. Dalam penggunaanya visual method ini juga bisa menggunakan cerin
pembesar sebagai alat bantu. Akan tetapi metode tersebut memiliki kekurangan yaitu
tidak bisa melihat crack yang terjadi bila tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Crack
bisa saja terjadi di permukaan yang secara visual terlihat bagus karena crack yang terjadi
memiliki bentuk yang sama dengan surface dari specimen benda.Metode tersebut juga
memerlukan alat bantu yang lain untuk melihat crack yang hanya memiliki ketebalan
yang sangat tipis.
Salah satu alternative yang bisa digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan menggunakan liquid penetran testing ( PT ) yang merupakan pengembangan dari
38
metode inspeksi tak merusak dalam dua decade terakhir. Metode ini pertama kali
dikembangkan pada akhir tahun1940.Liquid penetran methode dapat mendeteksi
berbagai jenis crack yang terjadi di surface specimen dan bisa mendeteksi crack di
berbagai jenis material. Liquid penetran methode ini juga bisa digunakan secara
kovensional untuk menentukan letak crack yang terjadi.Kemampuan dari liquid penetran
methode dalam mendeteksi cacat bergantung pada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi penyerapan liquid penetran kedalam benda specimen yang memiliki
Dwell times
Material Form Type of Discontinuity
(minutes)
Alumunium, Casting and welds Cold
5
magnesium, steel, Wrought materials- shuts,porosity,lack
10
brass and extrusions, forgings, of fusion, cracks
crack sebagai contoh adalah dwell time atau waktu yang dibutuhkan liquid penetran
untuk meresap kedalam specimen sehingga hal tersebut harus diperhatikan kerena
39
Liquid penetran masuk kedalam crack yang terjadi di surface specimen benda uji
yang bisa dilakukan di berbagai jenis material. Oleh karena itu liquid penetran ini bisa
dilakukan untuk mengetes kualitas hasil welding di berbegai surface yang memili
material yang tidak halus dan biasanya dilakakukan pada benda uji misalkan pada :
Pada hasil daerah yang telah dilakukan pengelasan dilakan uji penetran
untuk mengetahui kualitas dari hasil pengelasan di beberapa titik yang pada sebelum
pengelasan terjadi cacat.
47
BAB III
Eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia pertama kali dilakukan pada tahun
1871, dimana John Reenik ( Belanda ) melakukan pencarian (eksplorasi) sumber minyak
bumi di Indonesia pada kaki Gunung Ceremai. Sedangkan pada tahun 1885 eksploitasi
minyak bumi pertama kali dilakukan di Telaga Tunggal, yang merupakan sumur migas
komersial pertama di kawasan Hindia-Belanda.
Dengan pecahnya perang dunia II, karena serbuan tentara jepang ke Indonesia
dan politik bumi hangus yang dilakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda, sebagian
besar instalasi kilang minyak hancur. Satu-satunya kilang minyak yang berhasil dikuasai
oleh pejuang Indonesia adalah kilang minyak yang berada di pangkalan Brandan dan
daerah Aceh, bekas milik shell BPM, yang selanjutnya didirikan perusahaan Minyak
Negara Republik Indonesia (PTMNRI). Pada tahun 1946 kilang plaju dan sungai gerong
dkembalikan ke BPM dan Stanvac untuk di rekontruksi. Sedangkan di Jawa Tengah
BPM tidak berhasil mendapatkan lapanan minyak Kawengan, ledok dan kilang minyak
cepu karena telah dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang menjadi cikal bakal
perusahaan Negara PERMIGAN. Pada April 1955 PTMNRI diubah namanya menjadi
Tambang Minyak Sumatra Utara (TMSU) karena belum menunjukan usaha-usaha
pembangunan. Selanjutnya pada 10 Desember 1957 TMSU diubah menjadi PT Perusaan
Pertambangan Minyak Nasional ( PT PERMINA)[2]. Dengan penyerahan kedaulatan dari
pemerintahan Hindia-Belanda ke Republik Indonesia, pada tanggal 1 januari 1959 nama
NVNIAM diubah menjadi PT Pertambangan Minyak Indonesia (PT PERMINDO). Pada
tahun 1960 pemerintah Indonesia mengluarkan UU No 19/1960 tentang perusahaan
49
Negara dan UU No 44/1960.. Pada 1 juli 1961 statusnya diubah menjadi Perusahaan
Negara (PN PERMINA). Pada Tahun 1961 sesuai Undang-undang tersebut didirikan
perusahaan pertambangan minyak (PERTAMIN) dan perusahaan minyak nasional (PN
PERMINA) dan pada tahun 1968 perusahaan tersebut digabung menjadi PN
PERTAMIN ( Perusahaan Minyak Nasional). Pada tanggal 5 September 1971 PN
PERTAMINA diubah namanya menjadi PERTAMINA berdasarkan UU NO 8/1971.
Pertamina terus berkembang menjadi BUMN yang handal hingga saat ini.
TAHUN KETERANGAN
1871 Usaha pencarian minyak pertama di Indonesia oleh Jan Reering,
dimana dilakukan pengeboran di lereng Gunung Ciremai ( Jawa
Barat)
1885 Aeliko Jana Zijkliker berhasil menemukan kandungan minyak
bumi yang komersial di Talaga Tunggal
1890-an Pendirian pabrik-pabrik pengilangan minyak di berbagai daerah di
pulaj Jawa, Sumatra, dan Kalimantan
1920-an s/d Perusahaan minyak asing bermunculan di Indonesia
1930-an
1947 Berdirinya Perusahaan Minyak Republik Indonesia (PERMIRI)
oleh lascar minyak
1968 Dibentuknya PN PERTAMINA yang merupakan gabungan dari
PERMINA dan PERTIMIN
50
Pertamina sebagai salah satu perusahaan vital Negara memiliki visi untuk menjadi
perusahaan energi nasional kelas dunia. Untuk mewujdkan visi tersebut pertamina
mempunyai misi menjalankan usaha minyak gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi.
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai salah satu perusahaan kelas dunia, maka
Perseroan sebagai perusahaan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan
terbarukan, minyak dan gas bumi baik didalam maupun di luar negeri,serta kegiatan lain
untuk menunjang kegiatan usaha di bidang energy, yaitu energy baru dan terbarukan.[2]
Misi Perserosan yaitu menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati seta
kegiatan pengembanga, eksplorasi, produksi dan niaga energy baru dan terbarukan
secara terintegrasi.[2].
51
Pertamina menenetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman
bagi seluaruh karyawan PT PERTAMINA dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata
nilai perusahaan disingkat menjadi 6C adalah sebgai berikut:
a. Clean ( Bersih )
Dikelola secara professional, emnghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
b. Competitive ( kompetitif )
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja
1. Biru adalah mencerminkan sifat handal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab
2. Hijau adalah mencerminkan sumber daya energy yang berwawasan lingkungan
3. Merah adalah mencerminkan keuleta, ketegasan dan keberanian menghadapi
berbagai macam keadaan.
Selain dengan pembangunan yang cukup melesat kebutuhan akan produk minyak
bumi juga terus meningkat. Untuk itu perlu dibangunnya refinery unit minyak bumi
untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat tersebut. Pertamina mempunyai
unit-unit operasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang meliputi beberapa
operas eksplorasi dan produksi, Tujuh Refenery Unit, 8 Unit pemasaran dalam negeri
dan Unit Penunjang lainnya.Unit-unit pengolahan minyak yang dikelola oleh Pertamina
adalah sebagai berikut :
Kilang minyak I Refinery Unit IV Cilacap mulai dibangun pada tahun 1974 dan
mulai beroperasi pada tanggal 24 Agustus 1976 setelah diresmikan oleh Presiden
58
Kilang Minyak I di desain untuk menghasilkan produk BBM dan Non BBM
dengan bahan baku Crude Oil yang berasal dari Timur Tengah, Arabian Light Crude (
ALC ) dengan kandungan sulfur yang cukup tinggi ( 1,88 % berat ). Kandungan sulfur
di dalam minyak mentah juga dibutuhkan untuk menjaga stabilitas oksidasi pada
komponen Lube Base Oil juga untuk menjingkatkan ketahanan Aspalt dari deformasi
dan cuaca yang berubah – ubah. Namun kandungan sulfur yang tinggi juga dapat
minumbalkan masalah baru pada kilang itu sendiri karena bisa menyebabkan terjadinya
korosi pada peralatan proses. Disamping ALC sebagai bahan baku utama dari pegolahan
minyak dalam kilang ini digunakan juga Crude Oil dari Iranium Light Crude ( ILC ) dan
Basrah Light Crude ( BLC ). Kilang minyak I memiliki kapasitas pengolahan sebesar
10.000 barrel/hari dengan area meliputi
Kilang minyak 2 ini dirancang untuk mengolah minyak mentah dari dalam negeri.
Dengan pembangunan kilang minyak ini minyak mentah yang berasalal dari Indonesia
dapat langsung diolah di dalam negeri dimana sebelumnya minyak mentah yang berasal
dari Indonesia pengolahannya harus dilakukan di kilang minyak luar neger yang
60
kemudian di impor kembali ke Indonesia dalam bentuk BBM. Kandungan sulfur dalam
crude oil dalam negeri sendiri lebih rendah dari crude oil timur tengah dengan
kandungan sulfur 0,1 % berat namun dalam perkembangannya pengolahannya
menggunakan cokkail yang merupakan campuran dari minyak mentah dalam dan luar
negeri.
Pada awalnya kilang ini memeliki kapasitas sebsar 200.000 barrel/hari . Namun
setelah dilakukan debottlenecking project pada tahun 1998-1999 kapasitasnya dapat
ditingkatkan menjadi 230.000 barrel/hari. Kilang minyak 2 meliputi
Berdasarkan pertimbangan adanya bahan baku nafta yang cukup, sarana pendung
berupa dermaga, tangki, dan utilitas serta peluang pasar yang terbuka lebar di dalam dan
di luar negeri maka Pertamina membangun kilang Paraxylene yang dirancang oleh
Universal Oil Product ( UOP ) dan kontraktor Japan Gasoline Corporation ( JGC ) pada
tahun 1998 dan diresmikan pada tanggal 20 Desember 1990 oleh presiden
Soeharto.Tujuan dari pembangunan kilang ini adalah untuk mengolah nafta dari FOC II
untuk dileah menjadi produk petrokimia yaitu paraxylene dan benzene sebagai produk
utama raffinate, heavy aromate, toluene, dan LPG sebagai produk sampingan.
( C5) sebanyak 28-103 metrik ton/hari sedangkan hasil atas yang berupa gas dengan H2S
sangat rendah dari unit LPG Recovery akan dikirim ke luar sebagai fuel system.
debottlenecking RU IV Cilacap yang dibangun dari Tahun 1996 dan mulai dioperasikan
pada tahun 1998. Untuk perencana proyek kotrak EPC ( Engineering, Procurenemen,
and Construction) adalah Fluor Daniel. Sementara untuk perancang dan pemilik lisensi
untuk Lube Oil Complex adalah SIPM ( Shell International Petroleum Maatschappij ).
Pendanaan proyek Debotlenecking Cilacap berasal dari pinjaman 29 bank dunia yang
dikordinasikan oleh CITICORP dengan pinjaman US Exim Bank dana yang dipinjam
sebesar US$ 633 JUTA Dengan pola Tyrustee Borrowing Scheme pengembalian berasal
dari jasil penjualan produk sehingga tidak membebani cashflow pertamina.
FOC I
CDU Fraksi Minyak 100.000 118.000 18.000 (18 %)
NHT Naptha dan gaseoline 20.000 25.600 5.600 ( 28 % )
Kerosene-Merox Avtur/Kerosene 15.708 17.300 1.592 (10,13 %)
FOC II
CDU Fraksi Minyak 200.000 230.000 30.000 ( 15 %)
AH Unibon Kerosene 20.000 23.000 3.000 ( 28 % )
LPG Recovery Ga Propane/Butane 7.321 7.740 419 ( 5,72 % )
LOC I, II, DAN III
Asphalt Asphalt 512.000 720.000 208.000 (40,63%)
LPG Recovery Gas Propane/Butane 7.321 7.740 419 ( 5,72% )
Lube Base Oil HV 60/100/160s/650 255.000 428.000 173.000 (69%)
Tabel 3.3 Tabel Perbandingan produksi pra dan pasca debottlenecking[2]
Dengan selsainya proyek ini kapasitas pengolahan Kilang minyak I meningkat menjadi
118.000 barrel/hari, dan kilang minyak II meningkat menjadi 230.000 barrel/hari. Total
kapasitas produksi keseluruhan menjadi 348.000 barrel/hari.Sementara kapsitas produk
minya dasar pelumas ( Lube Base Oil ) meningkat menjadi menjadi 428.000 ton/tahun
dan aspal menjadi 720.000 ton/tahun.
Tabel 3.4 Tebel kapasitas produksi kilang I dan II pra dan pasca debottlenecking[2]
64
FOC I FOC II
UNIT KAPASITAS UNIT KAPASITAS
TON/HARI TON/HARI
CDU I 16.126 CDU II 30.680
NHT 2.805 NHT II 2.441
Gas Oil and HDS 2.300 AH Unibon 3.084
Platformer I 1.650 Platformer II 2.441
Propane Manufacturing 43,5 LPG Recovery 636
Merox Treater 2.116 Naptha Merox 1.311
Sour Waste Stripper 780 SWS 2.410
THDT 1.802
Visbreaker 8.390
Tabel 3.5 Tabel kapasitas LOC I, II, dan III pra dan pasca debottlenecking
Lokasi sebuah perusahaan adahal hal yang penting karena akan menentukan
kelancaran perusahaan dalam menjalankan operasinya. Demikian pula dalam
65
menentukan lokasi sebuah kilang. Hal-hal yang menjadi pertimbangan meliputi biaya
produksi, biaya operasi, dampak social, kebutuhan bahan bakar,sarana, studi lingkungan
dan letak geografisnya. Pertamina RU-IV Cilacap terletak di Lomanis,Kecamatan
Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap,Jawa Tengah.Beberapa pertimbangan dipilihnya
Cilacap sebagai lokasi kilang sebagai berikut :
Atas dasar pertimbangan tersebut maka dipilihlah cilacap karena area tanah yang
tersedia memenuhi persyaratan untuk membangun sebuh kilang maka Refenery unit IV
dibangun diatas tanah seluas 536 Ha.
No Area Luas ( Ha )
1 Area kilang minyak dan perluasan 227+73
2 Area terminal dan pelabuhan 22,5
3 Area pipa track dan jalur jalan 10,5
4 Area perumahan dan jalur jalan 87,5
5 Area rumah sakit dan lingkungannya 27
6 Area lapangan terbang 70
7 Area kilang paraxiline 9
Total 526,5
Selain ketujuh direktur tersebut, direktur utama masih dibantu oleh dua pejabat
lainnya yaitu :
a. Manager Production I
b. Manager Production II
c. Manager Refenery Planing and Operation
d. Manager Maintenance Planing and Support
e. Manager Maintenance Execution
f. Manager Turn Around
B. Sarana Kesehatan
Klinik darurat, terletak di kilang sebagai sarana pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Pertamina Hospital Cilacap, terletak di komplek Tegal Katiyu yang
juga melayani kesehatan bagi masyarakat umum.
C. Sarana Pendidikan
Patra Graha
Patra Ria
Lapangan Teknis
Lapangan Golf
Kolam Renang
Arena Bowling dan Billyard
Untuk pekerja yang sudah memasuki masa pensiun akan menerima uang
pensiun setiap bulannya. Untuk keperluan cuti bagi pekerja di pertmaina
diberikan kesempatan cuti selama 12 hari kerja setiap tahunnya dan setiap
tiga tahun mendapat cuti sebanyak 26 hari kerja.
70
BAB IV
PROSES INSPEKSI KUALITAS LAS
Floating head yang akan diinspeksi dengan menggunakan liquid penetran method
yaitu pada lube oil complex II ( LOC II ) Floating head ini bagian dari heat exchanger
021E-110B yang terletak pada unit 21 area Lubricant Oil Complex I.
o
Design Temp C 154 52
Corrosion
mm 3.2 3.2
Allowance
Number of passes 1 2
Fllow arragment 2 paralel 1 series 2 paralel 1 series
Merek liquid penetrant yang digunakan untuk inspeksi dengan Liguid penetrant
adalah :
4.1.3 Peralatan Lain yang digunakan Untuk Inspeksi Las Liquid Penetrant
Peralatan yang dimaksudkan disini adalah peralatan bantu yang digunakan untuk
inspeksi Las dengan Metode Liquid Penetrant adalah :
a. Brush
Brush digunakan untuk membersihkan permukaan benda uji dalam hal ini adalah
las lasan yang akan diperiksa dari kotoran yang keras dan masuk dalam sela las
lasan agar pada saat pemberian liquid penetrant dapat masuk secara sempurna
kedalam cacat yang ada. Agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
b. Ultraviolet Laser
Dalam menganalisa kualitas pengelasan dengan metode liquid penetran dapat
menggunakan visual mata lansung atau menggunakan alat bantu Sinar ultraviolet
untuk melihat jenis cacat pada hasil las.
c. Kain Lap
Kain lap atau majun digunakan untuk membersihkan permukaan las dari minyak
atau kotoran yang menempel dan pada saat akan diberikan developer setelah
melewati dweling time.
74
d. Spidol
Spidol digunakan oleh welding inspector untuk menandai daerah cacat yang
masih bisa diperbaiki atau masih dalam batas toleransi setelah dilakukan pengujian
menggunakan penetran.
Dalam melakukan inspeksi kualitas Las dengan metode liquid penetrant haruslah
mengikuti cara-cara atau prosedur yang telah ada. Adapun prosedurnya sebagai berikut:
a. Memastikan semua peralatan inspeksi mempunyai serifikasi dan sudah
memiliki standard
b. Mengikuti welding prosedur specification yang sudah ada dan mengikuti
intruksi dari welding inspector
c. Memastikan semua peralatan yang digunakan sudah memenuhi standar
keamanan yang berlaku dan semua pekerja sudah memahami welding
prosedur specification agar pekerja melakukan sesuai dengan hal tersebut.
d. Permukaan yang akan dilakukan pengujian harus dalam kondisi bersih dan
terbebas dari segala kotoran dengan menggunakan kain lap, brush, dan
cleaner.
e. Menyemprotkan cairan penetran ke atas permukaan las yang akan di
inspeksi.
f. Memberikan dwell time atau waktu untuk cairan penetran menyerap kedalam
cacat pada permukaan. Waktu dwelling time yang digunakan biasanya
tergantung dengan jenis material. Pada jenis material floating head waktu
yang diperlukan 10-15 menit.
g. Setelah dwell time selesai, permukaan las yang ada penetrant dibersihkan
h. Setelah penetrant dibersihkan, selanjutnya disemprotkan developer, jika
terdapat cacat pada las maka pada permukaan las yang terdapat developer
terlihat warna merah (penetrasi penetrant yang masuk kecacat las di absorb
atau diserap oleh developer) maka cacat las terlihat. Cacat las ini dapat dilihat
dengan mata langsung (tampak luar)
76
i. Jika membutuhkan penglihatan yang lebih yakin akan adanya cacat las dapat
menggunakan senter Ultraviolet Laser.
j. Membersihkan sisa dari cairan developer yang terjadi menggunakan cairan
cleaner dan lap.
k. Menandai permukaan las yang terdapat cacat dengan menggunakan spidol
atau alat penanda lainnya yang memiliki warna yang berbeda dengan warna
penetran.
l. Membuat laporan inspeksi berapa banyak cacat yang terjadi.
Tabel 4.2 Laporan Inspeksi Liquid Penetrant pada Floating Head 012E-110B
Defect Remark
Porocity 1
Porocity 2
Porocity 3
Porocity 4
77
Porocity 5
Porocity 6
Porocity 7
Crack 8
Crack 9
Uncomplete Welding 10
1 2
3
7
10
8
9
4.3 Analisis
Dari hasil inspeksi Liquid penetrant yang dilakukan pada Floating Head 012E-
110B yang diperlihatkan pada tabel 4.2 dapatlah di Analisa sebagai berikut:
a. Kebanyakan cacat las yang terjadi adalah porocity hal ini kemungkinan
disebabkan karena penggunaan metode pengelasan shield metal arc welding
(SMAW) dimana kawat las lembam atau saat las banyak angin atau hujan
78
BAB V
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan proses inspeksi kualitas las dengan metode liquid penetrant
pada lube oil complex II ( LOC II ) floating head exchanger 021E-110B dapat
disimpulkan :
a. Proses Inspeksi Kualitas Las dengan metode liquid penentrant dilakukan dengan
prosedur:
Sambungan Las yang akan diinspeksi dilakukan perbersihan kotoran dan
minyak dengan menggunakan lap dan brush serta menyemprotkan cleaner agar
tidak ada kotoran pada permukaan benda uji.
Sambungan las yang telah bersih di semprotkan liquid penetrant dengan warna
merah, setelah itu ditungggu beberapa saat (dwelling time kira kira 10-15
menti) agar liquid penetrant yang telah diberikan meresap masuk kedalam cacat
las ( jika ada).
Liquid penetrant yang sudah melewati dwelling time dibersihkan dengan lap.
Selanjutnya sambungan las yang telah diberikan liquid penetran disemprot
dengan Developer berwarna putih, lalu diamati jika terdapat titik atau garis,
lingkaran warna merah pada developer, maka disimpulkan ada cacat pada hasil
las
Cacat las di evaluasi untuk keterimaan atau perlu perbaikan
Jika cacat las perlu diperbaiki, developer di bersihkan dan las diberi tanda untuk
perbaikan dengan menggunakan spidol.
b. Dari hasil inspeksi kualiatas las dengan liquid penetrant pada lube oil complex II
( LOC II ) floating head exchanger 021E-110B dilaporkan sebagai berikut :
Cacat las sejumlah : 10 Titik
80
5.3. Saran
Cacat las tipe porosity, agar saat pengelasan dihindari dari pengaruh angin ,
hujan sehingga dianjurkan untuk melakukan pengelasan tidak diruangan terbuka
dan kawat las harus dipanaskan kedalam oven las untuk menghindari
kelembaban pada kawat las.
Cacat las tipe retak (crack), agar dilakukan pemanasan awal (preheat) pada base
material yang akan dilas dan pastikan bahwa base material panas sebelum dilas
agar elektroda yang digunakan menyatu dengan base metal benda tersebut.
Cacat incompleted penetration, agar ayunan dan kecepatan kawat las oleh
jurulas/welder sesuai WPS yang telah diberikan.
81