Anda di halaman 1dari 15

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA SISTEM PERSEPSI SENSORIK

(Dosen Pengajar: Reski Wahyuni S. kep, Ns, M.kep)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V1:

HASNAWATI

YENNI ANGEL SAINJAKIT

DEWI HARTINA

KARTIVA PENINA TURALELY

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR

2019/2020
INTERVENSI KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PERSEPSI SENSORIK

1. Gangguan Persepsi Sensotik Visual ( Penglihatan)

Diagnosa:

1. Gangguan persepsi sensosri penglihatan bd gangguan penerimaan sensori,


gangguan status organ
2. Gangguan rasa aman nyaman: Nyeri bd peningkatan tekanan intra okuler
(TIO) yang ditandai dengan mual muntah
3. Ansietas, bd fakor biologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan
4. Kurang pengertahuan bd kurang terpajang informasi, penurunan fungsi
penglihatan

DX1 : Gangguan persepsi sensosri penglihatan bd gangguan penerimaan sensori,


Gangguan status organ

Kriteria hasil:

1. Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3x24 jam diharapkan


masalah keperawatan Gangguanpersepsi sensori penglihatan teratasi
dengan kriteria hasil:
- fklien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
penglihatan
- Klien mengidentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan


masalahkeperawatan gangguan rasa nyaman:Nyeri teratasi dengan kriterria
hasil :
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
- Klien menyebutkan factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
- Klien mampu melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri

3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan


masalah keperawatan ansietas dapat teratasi dengan kriterria hasil :
- Klien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai
tingkat dapat diatasi
- Klien menunjukkan keterampilan pemecahan masalah
- Klien menggunakan sumber secara efektif
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
masalahkeperawatan gangguan rasa nyaman:Nyeri teratasi dengan kriterria
hasil :
- Klien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan
- Klien mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses
penyakit
- Klien melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan atas
tindakan

Intervensi
Mandiri:
1. pastikan / tentukan tipe kehilangan penglihatan
rasional: mempengaruhi harapan masa drasionelepan pasien dan pilihan intervensi
2. Dorong pasien untuk mengekpresikan perasaan tentang kehilangan/kemungkinan
kehilangan penglihatan
Rasional : sementara intervensi dini mencegah kebutaan pasien, pasien menghadapi
kemungkinan atau mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau
total. Meskipun kehilangan penglihatan telah terjadi tak dapat diperbaiki (meskipun
dengan pengobatan), kehilangan lanjut dapat dicegah.
3. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak
salah dosis
Rasional : mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut

4. Lakukan indakan untuk membantu pasien menangani keterbatsan penglihatan, contoh


kurangi kekacauan, atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat,
perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.
Rasional : menurunkan bahaya kemanan sehubungan dengan perubahan lapang
pandang / kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhdap sinar lingkungan.
Kolaborasi:
5. Berikan obat sesuai indikasi :
- Kronis, sederhana, tipe sudut terbuka :
Pilokarpin hidroklorida (isoptocarpine, ocuserpilo,/Pilopine HS Gel)
Rasional : obat miotik topical ini menyebabkan konstriksi pupil, memudahkan
keluarnya akueus humor
- Timotol maleat (timopic); betaksalol (Betopic)
Rasional : Menurunkan pembentukan akueus humor tanpa mengubah ukuran pupil,
penglihatan atau akomodasi, catatan: timoptic kontrainidikasi pada adanya
bradikardia atau asma
DX 2: Gangguan rasa aman nyaman: Nyeri bd peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
yang ditandai dengan mual muntah

Kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam diharapkan masalah keperawatan:
gangguan rasa nyaman:nyeri teratasi kriterria hasil :
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri
- Klien menyebutkan factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
- Klien mampu melakukan indakan untuk mengurangi nyeri

Intervensi:
Mandiri:

a. Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering mungkin ungkin


Rasional : nyeri glaucoma umumnya sangat parah
b. Jelaskan penyebab nyeri dan factor tindakan yang dapat memicu
timbulnya nyeri
Rasional : penyebab munculnya nyeri adalah peningkatan tekanan
intraokular yang dapat dipicu oleh batuk, mengejan, nengangkatg
benda berat, gerakan kepala tiba-tiba
c. Anjurkan klien untuk menghindari perilaku yang dapat memprovokasi
nyeri
Rasional : untuk mencegah peningkatan TIO lebih lanjut

d. Ajarkan pada klien tindakan distraksi dan relaksasi pada klien


Rasional : menurunkan sensasi nyeri dan memblokir sensari nyeri
menuju otak
Kolaborasi:
e. Berikan obat sesuai indikasi: relaksasi otot misalnya dantren(antrium)
alagesik, antiansietas, isalnya diazepam (Valium)
Rasional : dibutuhkan menghilangkan spasme/nyeri otot atau untuk
menghilangkan ansietas dan meningkatkan istirahat
DX 3: Ansietas, bd fakor biologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan

Kriteria hasil:

a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah


keperawatan dapat teratasi dengan kriterria hasil :
- Klien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi
- Klien menunjukkan keterampilan pemecahan masalah
- Klien menggunakan sumber secara efektif

Intervensi :
Mandiri :
1. kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbulnya gejala tiba-tiba dan
pengetahuan kondisi saat ini
Rasional: factor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial
siklus ansietas dan dapat mempengaruhi upaya medic untuk mengontrol TIO
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan
pengubahan dapat mencegah kehilangan penglihatan tambahan
Rasional : menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan/pemeliharaan yang
akan datang dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang
pengobatan
3. Dorong pasien untuk mengakui dan mengekspresikan perasaan
Rasional : memberikan kesempatan untuk pasien enerima situasi nyata, mengklarifikasi
salah konspesi dan pemecahan masalah.
4. Identifikasi sumber / orang yang menolong
Rasional: memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi
masalah

DX 4: Kurang pengertahuan bd kurang terpajang informasi, penurunan fungsi


penglihatan

Kriteria hasil:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah


keperawatan Kurang pengetahuan teratasi dengan kriterria hasil :

- Klien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan


- Klien mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit
- Klien melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan atasan tindakan

Intervensi :
Mandiri :
1. Diskusiskan perlunya menggunakan identifikasi, contoh: Gelang sapada medic
Rasional : vital untuk memberikan informasi pada perawat kasus darurat untuk
menurunkan resiko menerima obat yang dikontraindikasikan,contoh: atropine
2. Tunjukkan teknik yang benar untuk pemberian tetes mata. Izinkan pasien mengulang
tindakan
Rasional : meningkatkan keefektifan pengobatan, memberikan kesempatan untuk
pasien menunjukkan kompetensi untuk pasien menanyakan pertanyaan.
3. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat
yang harus dihindari, contoh tetes midriatik (atropine / propantelin bromin) kelebihan
pemakaian steroid topika
Rasional : penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati, dan memeprtahankan
konsistensi program obat adalah kontrol vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi
pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan.
4. Identifikasi efek samping / reaksi merugikan dari pengobatan, contoh
penurunan selera makan, mual/muntah, diare, kelemahan, perasaan mabuk,
penurunan libido, impoten, jantung tak teratur, pingsan, GJK.
Rasional : efek samping obat/ merugikan mempengaruhi rentang dari nyaman
sampai ancaman kesehatan berat. Kurang lebih 50% pasien akan mengalami
sensifitas/ alergi obat parasimpatis (contoh pilokarpin) atau obat anti kolnestrase,
masalah ini memerlukan evaluasi medik dan kemungkinan perubahan program
terapi.
5. Dorong pasien membuat perubahan yang diperlukan untuk pola hidup
Rasional : pola hidup tenang menurunkan respon emosi terhadap stress, mencegah
perubahan ouler yang mendorong iris kedepan yang dapat mencetuskan serangan
akut.
6. Dorong menhndari aktivitas, seperti mengangkat berat/mendorong, menyekop
salju menggunakan baju ketat/sempit.
Rasional: dapat meningkatkan TIO mencetuskan serangan akut. Catatan : bila
pasien tidak mengalami nyeri, kerja sama dengan program pengobatan dan
penerimaan perubahan pola hidup sering sulit dilanjutkan.
7. Diskusikan pertimbangan diet, contoh cairan adekuat makanan berserat.
Rasional : tindakan untuk mempertahankan konsistensi feses untuk mengidari
konstipasi/mengejan selama defekasi.
8. Tekankan pentingnya periksa rutin.
Rasional : penting untuk mengawasi kemajuan/ pemeliharaan penyakit untuk
memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan penglihatan lajut.
9. Nasehatkan pasien untuk melaporkan dengan cepat nyeri mata hebat, inflmasi,
peningkatan fotofobia, peningkatan lakrimasi, perubahan lapang pandang,
penglihatan kabur, kilatan sinar/pertikel ditengah la[ang pandang
Rasional : upaya tindakan perlu untuk mencegah kehilangan penglihatan lanjut/
komplikasi lain contoh robek retina
10. Anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tanda glaukoma.
Rasional: kecenderungan herediter, dangkalnya bilik interior, menempatkan anggota
keluarga berisiko pada kondisi ini.

2. Gangguan Persepsi Sensotik Auditori (pendengaran)


Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
2. Gangguan sensori persepsi (auditori) berhubungan dengan perubahan sensori
persepsi
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang
penyakit, pengobatan.
Rencana Keperawatan

Diagnosis Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
Nyeri Tujuan : 11. Observasi keluhan 1. Dapat
berhubungan Setelah diberikan nyeri, perhatikan mengidentifikasi
dengan proses tindakan keperawatan lokasi atau karakter terjadinya komplikasi
inflamasi rasa nyeri pasien dapat dan intensitas skala dan untuk intervensi
berkurang, nyeri (0-5) selanjutnya.
Kriteria hasil: 22. Ajarkan tehnik
- Melaporkan nyeri relaksasi progresif, 2 2. Membantu klien
berkurang/ terkontrol. nafas dalam guided untuk mengurangi
- Menunjukkan ekspresi imagery. persepsi nyeri atau
wajah/ postur tubuh 33. Kolaborasi: mangalihkan perhatian
rileks. Berikan obat klien dari nyeri.
analgetik sesuai
3 3. Membantu mengurangi
indikasi nyeri
Diagnosa Tujuan dan Kreteria
Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
Gangguan Tujuan : 
Setelah 1.Observasi 1. Mengetahui tingkat
sensori persepsi diberikan tindakan ketajaman ketajaman pendengaran
(auditori) b.d. keperawatan diharapkan pendengaran, catat pasien dan untuk
perubahan ketajaman pendengaran apakah kedua telinga menentukan intervensi
sensori persepsi pasien meningkat terlibat. selanjutnya.
KriteriaHasil : 2. Membantu untuk
Pasien dapat mendengar  2. Berikan menghindari masukan
dengan baik tanpa alat lingkungan yang sensori pendengaran
bantu pendengaran, tenang dan tidak yang berlebihan dengan
mampu menentukan kacau, jika mengutamakan kualitas
letak suara dan sisi diperlukan seperti tenang.
paling keras dari musik lembut. 3. Mematuhi program
garputala, membedakan terapi akan mempercepat
suara jam dengan proses penyembuhan.
gesekan tangan
- Pasien tidak meminta 3. Anjurkan pasien
mengulang setiap dan keluarganya
pertanyaan yang untuk mematuhi
diajukan kepadanya program terapi yang
diberikan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
Kurang Tujuan : Kaji tingkat Mengetahui tingkat
pengetahuan Setelah diberikan pengetahuan pasien. pemahaman dan
berhubungan tindakan keperawatan, pengetahuan pasien
dengan kurang diharapkan terjadi tentang penyakitnya serta
terpaparnya peningkatan indikator dalam
informasi pengetahuan mengenai melakukan intervensi
tentang kondisi dan penanganan Berikan informasi Meningkatkan
penyakit, yang bersangkutan pada pasien tentang pemahaman klien tentang
pengobatan Kreteria hasil : perjalanan kondisi kesehatan
- Melaporkan penyakitnya. Mengurangi tingkat
pemahaman mengenai kecemasan dan
penyakit yang dialami 1. Berikan membantu meningkatkan
- -Menanyakan tentang penjelasan kerjasama dalam
pilihan terapi yang pada pasien mendukung program
merupakan petunjuk tentang setiap terapi yang diberikan
kesiapan belajar tindakan
keperawatan
yang
diberikan.

3. Gangguan Persepsi Sensotik Sinusitis (penciuman)

Intervensi dan Rasional

1. Gangguan perseopsi sensori pembau/penciuman

Tujuan : mengembalikan fungsi penciuman ke normal

Kriteria Hasil : individu akan mendemonstrasikan penurunan gejala beban sensori berlebih yang
ditandai dengan penurunan persepsi penciuman

INTERVENSI RASIONAL
 Anjurkan klien untuk mengubah posisi
secara sering,meskipun hanya
mengangkat satu sisi tubuh dengan
sedikit berulang

 Rujuk ke perubahan proses pola


berpikir yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mengevaluasi realitas
untuk mengetahui intervensi tambahan
 Dengan meningkatkan stimulus sensori
yang bervariasi hal ini dapat membantu
mencegah perubahan akibat
kemunduran sensori yang lain
 Dengan terlebih dahulu menjelaskan
tentang stimulus sensori yang akan
dialami individu, kondisi distress,
tekanan dan konfusi akan berkurang
Kualitas/kuantitas input sensori
berkurang akibat
immobilitas/pengurangan

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d adanya massa dalam hidung

Tujuan : Bersihan jalan nafas menjadi efektif dalam 10 – 15 menit setelah dilakukan tindakan.

Kriteria Hasil :

- RR normal (16 – 20 x/menit)

- Suara napas vesikuler

- Pola napas teratur tanpa menggunakan otot bantu pernapasan

- Saturasi oksigen 100%

INTERVENSI RASIONAL
Observasi: Rasional:

 Observasi RR tiap 4 jam, bunyi napas,  Mengetahui keefektifan pola napas


kedalaman inspirasi, dan gerakan dada
 Auskultasi bagian dada anterior dan
posterior
 Mengetahui adanya penurunan atau
tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi
tambahan
 Pantau status oksigen pasien  Mencegah terjadinya sianosis dan
keparahan

 Mencegah obstruksi/aspirasi, dan


Mandiri : meningkatkan ekspansi paru
 Membantu pengenceran sekret
 Berikan posisi fowler atau semifowler  Mengkompensasi ketidakadekuatan O2
tinggi akibat inspirasi yang kurang maksima

 Lakukan nebulizing  Mukolitik untuk menurunkan batuk,


ekspektoran untuk membantu
 Berikan O2 (oksigenasi) memobilisasi sekret, bronkodilator
menurunkan spasme bronkus dan
analgetik diberikan untuk
meningkatkan kenyamanan

 Membantu pasien untuk mengeluarkan


sekret yang menumpuk
Kolaborasi:  Membantu melapangkan ekspansi paru

 Berikan obat sesuai dengan indikasi


mukolitik, ekspetoran, bronkodilator.

Edukasi:

 Ajarkan batuk efektif pada pasien


 Ajarkan terapi napas dalam pada pasien

3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d menurunnya nafsu makan

Tujuan : Menunjukkan peningkatan nafsu makan setelah dilakukan tindakan dalam 3 x 24 jam.

Kriteria hasil :

- Klien tidak merasa lemas.

- Nafsu makan klien meningkat

- Klien mengalami peningkatan BB minimal 1kg/2minggu

- Kadar albumin > 3.2, Hb > 11

INTERVENSI RASIONAL
Observasi:  Untuk mendukung peningkatan nafsu
makan pasien
 Pastikan pola diet biasa pasien, yang  Mengetahui keseimbangan intake dan
disukai atau tidak disukai. pengeluaran asuapan makanan
 Pantau masukan dan pengeluaran dan  Sebagai data penunjang adanya
berat badan secara pariodik. perubahan nutrisi yang kurang dari
 Kaji turgor kulit pasien kebutuhan
 Untuk dapat mengetahui tingkat
kekurangan kandungan Hb, albumin,
dan glukosa dalam darah
 Pantau nilai laboratorium, seperti Hb,
albumin, dan kadar glukosa darah  Mempertahankan berat badan yang ada
agar tidak semakin berkurang
Mandiri:  Meningkatkan nafsu makan pasien
 Merangsang nafsu makan pasien
 Pertahankan berat badan dengan  Meningkatkan rasa nyaman pasien
memotivasi pasien untuk makan untuk makan
 Menyediakan makanan yang dapat
meningkatkan selera makan pasien  Meningkatkan asupan makanan pada
 Berikan makanan kesukaan pasien
 Ciptakan lingkungan yang pasien
menyenangkan untuk makan (misalkan,
pindahkan barang- barang yang tidak
enak dipandang)
 Dorong makan sedikit demi sedikit dan  Mengetahui adanya bising atau
sering dengan makanan tinggi kalori peristaltik usus yang mengindikasikan
dan tinggi karbohidrat berfungsinya saluran cerna
 Auskultasi bising usus,
palpasi/observasi abdomen  Mengetahui kandungan biokimiawi
darah pasien

 Memberikan asupan nutrisi yang sesuai


Kolaborasi: dengan kebutuhan pasien

 Kolaborasi dengan tim analis medis  Memberi rangsangan pada pasien untuk
untuk mengukur kandungan albumin, menimbulkan kembali nafsu makannya
Hb, dan kadar glukosa darah.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk  Agar pasien mengetahui kebutuhan
memberikan diet seimbang TKTP pada nutrisinya dan cara memenuhinya yang
pasien sesuai dengan kebituhan
 Agar pasien mendapatkan gizi yang
 Diskusikan dengan dokter mengeni seimbang dengan harga yang relatif
kebutuhan stimulasi nafsu makan atau terjangkau
makanan pelengkap  Merangsan nafsu makan pasien

Edukasi:

 Berikan informasi yang tepat tentang


kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
 Ajarkan pada pasien dan keluarga
tentang makanan yang bergizi dan tidak
mahal
 Dukung keluarga untuk membawakan
makanan favorit pasien di rumah

4. Gangguan Persepsi Sensotik pengecap


Diagnose
1. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh bd ketidakmampuan
mencerna nutrien yang tidak adekuat akibat kondisi oral
2. Nyeri akut bd lesi oral
No / Kriteria hasil Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan 1.Pantau berat badan 1. Untuk
asuhan keperawatan tiap minggu mengidentifikasi
selam 3x24 jam kemajuan-kemajuan
presentase makanan
kebutuhan nutrisi klien atau penyimpangan
dapat terpenuhi, dengan yang dikonsumsi dari sasaran yang
kriteria hasil : setiap kali makan, diharapkan
• BB stabil, jika makanan per 2. Tambahan makanan
• masukan melalui jalan
makanan oral
oral dimunkinkan alternatif diperlukan
meningkat dan
adekuat untuk memberikan
2.Berikan makanan nutrisi yang adekuat
untuk penyembuhan
melalui selang NGT
luka sampai makanan
sesuai dengan jadwal tier oral dapat
pemberiannya. dimulai Untuk
mengurangi nyeri
Ajarkan kepada
pada saat menelan.
pasien cara Ahli diet ialah
memberikan spesialis nutrisi yang
dapat mengevaluasi
makanan sendiri
kebutuhan nutrisi dan
melalui selang bersama
merencanakan
3.Jika dimulai kebutuhan dan
pemberian makanan kondisi pasien 4.
untuk merangsang
per oral, berikan
nafsu makan
makanan yang
lembut, mudah
dicerna seperti
kentang, nasi dsb.
Konsultasi kepada
ahli diet untuk
memilih makanan
yang tepat
4.berikan makanan
sedikit tapi sering

2 Setelah dilakukan - kaji tingkat nyeri - mengetahui tingkat nyeri yang


tindakan keperawatan - mempertahankan tirah dirasakan dan memudahkan untuk
klien mengatakan nyeri baring selama fase aktif intervensi selanjutnya
berkurang dengan - beri perawatan oral - meminimalkan stimulus dan
kriteria hasil: ekspresi tiap 2 jam meningkatkan relaksasi
wajah dan tubuh klien -berikan obat analgetik - untuk menghilangkan sakit dan
rileks masukan oral sesuai anjuran jika perlu mengontrol bernafas
meningkat - obat analgetik bisa menurunkan
persepsi nyeri

5. Gangguan Persepsi Sensotik integument (peraba)

Diagnosa

1. Gangguan integritas kulit b.d peradangan pada kulit.


2. Gangguan resiko kerusakan kulit b.d terpapar alergen.
3. Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan.

Dx 1: Gangguan integritas kulit b.d peradangan pada kulit.

Tujuan dan kriteria hasil:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan dapat menunjukkan tidak
ada integritas kulit denganKriteria Hasil :

a. Rasa gatal berkurang


b. Stres dan gelisah berkurang
Intervensi keperawatan :
1. Jelaskan gejala gatal berhubungan.
2. Jaga kebersihan kulit pasien
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gata
4. Ajarkan distraksi relaksasi untuk mengurangi stress dan emosional

Dx 2: Gangguan resiko kerusakan kulit b.d terpapar allergen


Tujuan dan Kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gangguan resiko
kerusakan kulit pasien teratasi dengan criteria hasil:
a. Kulit tidak bersisik dan tidak kering
b. Pasien tampak rilek
Intervensi keperawatan:
1. Anjurkan pasien untuk diseka 2x sehari dengan menggunakan sabun mengandung
pelembab
2. Mengatur suhu ruangan yang lembab
3. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk perawatan kulit.

Dx 3: Defisiensi pengetahuan b.d kurang pajanan


Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 45menit diharapkan pengetahuan pasien
tentang penyakit meningkat dengan kriteria hasil pasien tidak banyak bertanya, pasien dan
keluarga mengetahui penyakit dan nutrisi atau diitnya.

Intervensi keperawatan:
1. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya
2. Diskusikan dengan pasien dankeluarga tentang penyakit dan tingkat kesembuhannya
3. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaanya

Anda mungkin juga menyukai