Bab 2
Bab 2
BAB II
sebelah barat Kota Surabaya. Kota Mojokerto berada diantara koordinat kurang
o o
lebih 7 27’ lintang selatan sampai dengan 7 29’ lintang selatan dan kurang lebih
o o
112 24’ bujur timur sampai dengan 112 28’ bujur timur. Kota Mojokerto memilik
Nomor 17 Tahun 1950 mempunyai tanah seluas 7,25 km² dan pada tahun 1971
dengan sungai Brantas dan daerah Kecamatan Gedeg dan Kecamatan Jetis
35
Imam Sampurno, Profil Kota Mojokerto Tahun 2007, (Mojokerto: Badan
Perencanaan dan Pembangunan Kota Mojokerto, 2007), hlm.5.
36
Chabib Sjarbini, Lima Tahun Menjadi Walikota Kepala Daerah Kotamadya
Mojokerto, (Mojokerto: SUB-DIT-SUS Kotamadya Mojokerto, 1974), hlm. 7.
21
22
Gambar. 1.
Peta Kota Mojokerto Tahun 1982
Beberapa kebutuhan penting seperti bahan makanan dan air warga Kota Surabaya
di suplai dari Mojokerto. Pengendalian air bersih dan irigasi yang bersumber dari
Sungai Brantas diatur di Mlirip yang sejak lama dibuat bendungan agar Surabaya
tidak kekuarangan air saat kemarau dan sebaliknya, tidak banjir saat musin hujan,
37
Slamet Harijadi, Satu Dasawarsa Pengabdianku, (Mojokerto: Pemerintah
Kotamadya Mojokerto, 1989), hlm. 2.
23
bendungan atau dam itu disebut Rolak Songo38. Di Kota Mojokerto juga terdapat
beberapa sungai, diantaranya Sungai Brangkal yang berada di sebelah barat kota
sepanjang ± 2,25 km, Sungai Sadar yang berada disebelah selatan kota sepanjang
rendah yang luas, dan tidak satupun terdapat gunung berapi maupun dataran
tinggi. Luas dataran rendah Kota Mojokerto yang mencapai 7,25 km² terdiri dari
tanah sawah seluas 3,4 km², tanah tegalan seluas 0,47 km², tanah pekarangan
seluas 2,35 km² dan tanah lainnya seluas 1,01 km²40. areal tanah persawahan yang
tahun 1950 terdiri dari satu kecamatan, yaitu Kecamatan Kota Mojokerto yang
Tahun 1982, luas Kota Mojokerto mengalami perubahan dari 7,25 km2 menjadi
38
Ayuhanafiq, Garis Depan Pertempuran Laskar Hizbullah 1945-1950,
(Yogyakarta: Azza Grafika, 2013), hlm. 8.
39
Badan Pusat Statistik Kotamadya Mojokerto, Kotamadya Mojokerto Dalam
Angka 1991, (Mojokerto: Pemerintah Kotamadya Mojokerto, 1991), hlm. 1.
40
Harijadi, log. cit.,
41
Wahyudi, Seraut Wajah Kotamadya Mojokerto Dalam Sorotan Pers,
(Mojokerto: Pemerintah Kotamadya Mojokerto, 1982), hlm. 51.
42
Selanjutnya 41 Dukuhan tersebut terdiri dari 44 RK dan 333 RT yang
merupakan hasil realisasi dari Peraturan Daerah Kotamadya Mojokerto Nomor 4 tahun
1970. Sjarbini, op. cit., hlm. 9.
24
menjadi 16,48 km243 yang terdiri dari sawah seluas 9,02 km2, tanah tegalan seluas
0,65 km2, tanah pekarangan seluas 6,08 km2, tanah lainnya seluas 0,72 km244.
Magersari dan Kecamatan Prajurit Kulon. Dari dua kecamatan itu Kota Mojokerto
suatu kota, penduduk kota sangat bervariasi baik dari segi etnis, lapangan
Penduduk Kota Mojokerto pada tahun 1971 merupakan jumlah penduduk sebelum
mengalami perluasan wilayah, Jumlah penduduk Kota Mojokerto pada tahun 1971
43
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Mojokerto, “Karya Lima Tahun
DPRD Kotamadya Dati II Mojokerto (Kurun Waktu Tahun 1977-1982) Sebagai Wakil
Rakyat”, (Mojokerto: Pemerintah Kotamadya Mojokerto, 1982), hlm. 28.
44
Harijadi, op. cit., hlm. 3.
45
Sampurno, op. cit., hlm. 10
46
Sapari Imam Asy’ari, Sosiologi Kota dan Desa, (Surabaya: Usaha Nasional
Surabaya, 1993), hlm. 60.
25
Tabel. 1.
Penduduk Kota Mojokerto Tahun 1971
Sumber: Chabib Sjarbini, Lima Tahun Menjadi Walikota Kepala Daerah Kotamadya
Mojokerto, (Mojokerto: Sub-Dit-Sus, 1973), hlm. 8.
sejumlah 9%, industri rakyat sejumlah 2%, angkutan sejumlah 5%, perdagangan
30% dan pegawai negeri sejumlah 29%47. Sektor yang paling besar adalah sektor
perdagangan yang terpusat di Jalan Majapahit yang sejak lama kawasan ini
Kliwon, Pasar Kranggan, dan Pasar Pon. Pada sektor pertanian, penduduk yang
47
Chabib Sjarbini, Lima Tahun Menjadi Walikota Kepala Daerah Kotamadya
Mojokerto, (Mojokerto: Sub-Dit-Sus, 1973), hlm. 8.
48
Wahyudi, Seraut Wajah Kota Mojokerto Dalam Sorotan Pers, (Mojokerto:
Pemerintah Kota Mojokerto, 1982), hlm. 351.
26
penduduk pada tahun 1971 sebanyak 57.295 orang dengan tanah seluas 7,25 km².
Jika dikalkulasi maka kepadatan penduduk Kota Mojokerto pada tahun 1971
dalam wilayah 1 km2, rata-rata terdapat penduduk berjumlah 7.902 jiwa. Jumlah
dengan adanya peningkatan jumlah penduduk Kota Mojokerto pada tahun 1979
berpenduduk sejumlah 66.289 orang, pada tahun 1980 sejumlah 68.507 orang,
tahun 1981 sejumlah 68.642 orang49. Jumlah penduduk pada tahun 1979-1982
1982 hingga 1988 jumlah penduduk Kota Mojokerto setelah perluasan wilayah.
Selanjutnya jumlah penduduk Kota Mojokerto sejak tahun 1979 hingga 1988
Tabel. 2.
Penduduk Kota Mojokerto Tahun 1979-1988
49
Harijadi, op. cit., hlm. 4.
27
kesehatan serta berbagai fasilitas kota lainnya berada di pusat kota ini.
akses pekerjaan51.
50
Asy’ari, op. cit., hlm. 88.
51
Wawancara dengan Bapak Irfan Sugiyanto (60 tahun) pada tanggal 1 Maret
2014 di Jalan Argopuro 1 Nomor 11 Kota Mojokerto.
52
Wawancara dengan Bapak Dzakir Mukti (70 tahun) pada tanggal 1 Maret 2014
di Balongsari Gang 8 Nomor 2 Kota Mojokerto.
28
Eropa di Kota Mojokerto dirasa telah mencukupi sehingga bisa dipercaya untuk
pembangunan sarana fisik di kota ini cukup pesat. Pembangunan sarana fisik
dan penduduk asing lainnya juga ikut merasakan dampak dari pembangunan
53
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Mojokerto, op. cit., hlm 36.
54
Volkstellingen 1930, Voorloopige Uitkomsten le Gedeelte Java en Madoera.
Departemen Van Landbouw, Nigherheid en Handel. Landsdrukkerij, Batavia Centrum
1931, mengutip Yulianingsih, op. cit., hlm. 4-5.
29
dinas-dinas kota55.
kemudian digantikan oleh Jepang yang berkuasa antara tahun 1942 hingga 1945.
Pemerintah kota yang pada masa kolonial Belanda bernama gemeente dan
shico56. Adanya perubahan tersebut juga merubah status Kota Mojokerto dari
berstatus sebagai Shi, yang menjadi Shico di Kota Mojokerto saat itu adalah Ki Ro
kemerdekaan Indonesia di tandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada
55
Ibid., hlm. 5.
56
Basundoro, 2012, op. cit., hlm. 112-113.
57
Sampurno, op. cit., hlm. 4.
58
Roeslan Abdulgani, Seratus Hari di Surabaya yang Menggemparkan
Indonesia, (Jakarta: Jayakarta Agung, 1994), hlm. 7.
30
Indonesia Serikat akan berakhir dan akan terwujud kembali Negara Kepresidenan
Republik Indonesia Kesatuan. Negara Jawa Timur buatan Belanda juga telah di
lebur menyatukan diri dengan Negara Republik Indonesia, hal inilah yang
Kota Mojokerto dibentuk sebagai daerah otonomi kota kecil. Pada saat itu
sejak tahun 1950 hingga 195461. Pada masa ini pembangunan tidak banyak
31
menjabat sejak tanggal 10 Juni 1954 kemudian berakhir pada tanggal 1 Juli
195462.
terhitung sejak tanggal 1 November 1961 kemudian berakhir pada tanggal 30 Juli
besar angkatan darat telah membuat kekacauan di ibu kota jakarta yang dikenal
62
Harijadi, op. cit., hlm. 1.
63
Sampurno, log. cit.,
64
Wahyudi, op. cit., hlm. 261.
65
Harijadi, log. cit.,
32
awalnya tenang-tenang saja. Kondisi ini terjadi karena dalam masyarakat beredar
isu terdapat gerakan yang mendukung PKI yang dipelopori oleh TNI yang
mengadakan gerakan perlawanan, kemudian muncul salah satu tokoh PKI yang
provokasi. Sejak bulan Oktober masyarakat memulai gerakan anti PKI di Kota
di masjid jami’ Al-fattah untuk mengadakan pengajian. Pada siang hari ormas
milik KH. Achyat Halimy yang berlokasi disebelah selatan kantor PKI. Pertemuan
ini dilakukan untuk merencanakan pergerakan yang akan dilakukan pada malam
hari, karena tidak ada yang mau menjadi komando pasukan, akhirnya pergerakan
anti komunis di Kota Mojokerto di komandoi sendiri oleh KH. Achyat Halimy68.
66
M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, (Jakarta: Serambi,
2008), hlm. 552.
67
Wawancara Dengan Bapak Yazid Qohar (64 tahun) pada tanggal 9 Maret 2014
di Miji Gang 3, Kota Mojokerto.
68
Wawancara dengan Bapak Yazid Qohar (64 tahun) pada tanggal 9 Maret 2014
di Miji Gang 3, Kota Mojokerto.
33
pembakaran kantor PKI yang berada di Jalan Prapanca69. Di kantor PKI ini
bergerak ke arah timur untuk melakukan pengrusakan di SMP Udaya yang berada
di Jalan Taman Siswa, sekolah ini merupakan sekolah yang berafiliasi dengan
PKI. Setelah itu pasukan bergerak ke arah selatan menuju daerah panggreman,
daerah ini menjadi sasaran pengrusakan karena di daerah ini sejak lama menjadi
Mojokerto. Rangkaian pengrusakan itu dilakukan dalam waktu satu malam, pasca
kejadian tersebut kondisi Kota Mojokerto relatif stabil, namun pada malam hari di
keluar malam70.
provokasi oleh kematian orang etnis China. Menurut kabar yang beredar di
masyarakat, mayat tersebut merupakan etnis Cina yang berasal dan dibunuh di
Adanya provokasi ini kemudian ketegangan terjadi kembali pada malam hari,
Sungai Brangkal mulai dari daerah Prajurit Kulon hingga daerah Brangkal. Pada
69
Jalan Prapanca merupakan salah satu jalan di Kota Mojokerto yang terletak di
dekat sungai Brantas, kira-kira berjarak 1 km dari Alun-Alun Kota Mojokerto.
70
Wawancara dengan Bapak Yazid Qohar (64 tahun) pada tanggal 9 Maret 2014
di Miji Gang 3, Kota Mojokerto.
34
sore hari berikutnya mayat-mayat yang telah di eksekusi itu hanyut terbawa air
memasuki Sungai Brantas, kondisi ini menjadi tontonan rutin masyarakat Kota
Mojokerto setiap sore hari. Kondisi mayat-mayat itu paling banyak tanpa kepala,
kondisi ini berlangsung kurang lebih selama dua bulan. Bahkan gelandangan juga
desa, anggota team screaning G30S/PKI, anggota PMI (Palang Merah Indonesia),
anggota kelompok kerja DPD Golkar, sekretaris Dewan Pembina KORPRI Kota
Mojokerto73.
71
Wawancara dengan Bapak Yazid Qohar (64 tahun) pada tanggal 9 Maret 2014
di Miji Gang 3, Kota Mojokerto.
72
Direktorat Khusus ini merupakan eselon bawahan dari Direktorat Khusus
Propinsi dan Dirjen Khusus Departemen Dalam Negeri yang bertugas untuk
melaksanakan tugas-tugas administrasi Sub Direktorat Khusus sendiri serta melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat politis didalam
Daerah Kotamadya Mojokerto. Sjarbini, op. cit., hlm. 31.
73
Ibid., hlm. 35.
35
Tabel. 3.
Data Screaning Pegawai Pemerintah Daerah Kota Mojokerto:
Dari tabel tersebut dapat dianalisis bahwa dari 312 orang pegawai
maninggal karena sakit, 47 dipecat, 45 sudah pensiun, dan 181 masih bekerja
74
Ibid., hlm., 34.
36
aktif75. Pengaruh G30/SPKI itu telah menyebar di kalangan pegawai dalam bentuk
yang di rehabilitasi, dan terkena tindakan pemecatan, kemudian ada juga yang
setelah tepatnya pada tanggal 11 Maret 1966 permainan halus antara Soekarno
pastian pasca kudeta tahun 1965, masa depan politik Indonesia belum jelas. Pada
akhirnya, Soeharto membangun apa yang dikenal dengan “Orde Baru” untuk
terjadi ketika Orde lama, jika pada masa Orde Lama berpikir bahwa kebebasan
75
Ibid.,
76
Yang dimaksud Orde Baru ialah tatanan seluruh kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara yang di letakkan kembali kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Orde baru dilihat dari prosesnya merupakan suatu proses
yang panjang, mengingat penyelewengan yang terjadi pada masa lampau telah berjalan
bertahun-tahun, sehingga hampir menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Soebijono,
dkk., Dwi fungsi ABRI : Perkembangan dan Peranannya Dalam Kehidupan Politik di
Indonesia. (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1992), hlm. 33.
77
Rickleft, op. cit., hlm. 558.
37
pembangunan yang diusung oleh rezim Orde Baru kemudian dirangkai menjadi
Pada masa awal Orde Baru Kota Mojokerto dipimpin oleh Walikota
Oktober 1968 sampai dengan 7 Januari 197480. Pada tahun 1971 di Kota
78
Soegeng Sarjadi, Kaum Pinggiran Kelas Menengah Quo Vadis (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 24.
79
Trilogi pembangunan itu antara lain pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Sedangkan 8 jalur
pemerataan itu meliputi pemerataanpemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan,
pelayanan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan, pemerataan
pembagian pendapatan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan pemuda dan wanita, pemerataan penyebaran
pembangunan, pemerataan kesempatan kerja, dan pemerataankesempatan memperoleh
keadilan.
80
Harijad., op. cit., hlm. 1.
38
Tabel. 4.
Daftar Anggota Dewan Terpilih Tahun 1971
secara nasional adalah pemberian bantuan atau subsidi kepada desa yang diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1969 dan Instruksi Presiden yang
dikeluarkan setiap tahun. Bantuan tersebut dikenal dengan nama Inpres Bantuan
Desa, dengan subsidi yang diberikan berupa uang sebesar Rp 100.000 untuk tiap
desa yang digunakan untuk membangun prasarana desa81. Pemberian subsidi pada
81
Taliziduhu Ndraha, Pembangunan Masyarakat: Menciptakan Masyarakat
Tinggal Landas, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1990), hlm. 64.
39
masyarakat Desa Miji pada tahun 1972/1973 telah mewujudkan bangunan dari
450.00082.
Berencana (KKB) yang berasal dari beberapa unit, yaitu dari unit Departemen
Kesehatan sejumlah 7 klinik, dari unit swasta sejumlah dua klinik, dari unit ABRI
satu unit, dari unit instansi pemerintah lainnya satu klinik83. Keberhasilan itu
82
Sjarbini, op. cit., hlm 13.
83
Ibid., hlm. 57.
84
Ibid., hlm. 58.
40
yang menjabat sebagai Walikota Mojokerto sejak tanggal 15 Januari 197485. Pada
satuan unit kerja dijajaran pemerintah daerah mempunyai sikap cepat tanggap
Soeharto yang mengambil langkah untuk mengubah tata tertib yang menempatkan
DPR dan MPR sebagai institusi politik yang sepenuhnya berada dibawah
diantaranya adalah menunjuk seperlima anggota DPR dan tiga perlima anggota
MPR. Tata tertib mengenai pembagian kursi DPR dan MPR tersebut sangat
membatasi peran politik dari PDI dan PPP, serta hanya menguntungkan Golkar
85
Sampurno, op. cit., hlm. 5.
86
Abdullah Masrur, Birokrat Tanpa Keberanian Tanpa Hati Nurani, (Bogor:
Swawedar 69, 2001), hlm. 71
41
yang tentu saja menjamin berlanjutnya dominasi pemerintah Orde Baru yang
DPR Kota Mojokerto terpilih yang terdiri atas wakil-wakil dari organisasi peserta
Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) serta wakil
dari Golongan Karya ABRI. Perwakilan dari keempat kekuatan politk tersebut
Orang89. Adapun nama-nama anggota DPRD pemilihan tahun 1977 dapat dilihat
87
Dwi Wahyono Hadi, “Propaganda Pemerintah Orde Baru Tahun 1966-1980”,
(Skripsi, tidak diterbitkan pada Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Airlangga, 2012), hlm. 19.
88
Fraksi ABRI dalam melaksanakan fungsi sosial politik dilembaga
permusyawaratan/ Perwakilan Rakyat merupakan ujung tombak ABRI untuk
memperjuangkan konsepsi-konsepsinya tentang pembangunan Nasional di segala bidang.
ABRI mewakili golongan karya ABRI seperti halnya dengan fraksi lain. Soebijono dkk,
Dwifungsi ABRI : Perkembangan dan Peranannya Dalam Kehidupan Politik di
Indonesia, (Yogyakarta: Gadjahmada University Press. 1992), hlm. 146-147.
89
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Mojokerto, op. cit.,hlm. 35.
42
Tabel. 5.
Daftar Nama Anggota DPRD Kota Mojokerto Tahun 1977
Sumber: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Mojokerto, Karya Lima Tahun
DPRD Kotamadya Dati II Mojokerto (Kurun Waktu Tahun 1977-1982) Sebagai Wakil
Rakyat, (Mojokerto: Pemerintah Kota Mojokerto.1982), hlm. 49.
dua kali yang kemudian digantikan oleh anggota baru dari fraksi yang sama.
Anggota DPRD dari fraksi PPP yang mengundurkan diri yaitu Machfoed Ali,
kemudian digantikan oleh Yazid Qohar yang diangkat sebagai anggota DPRD
fraksi PPP sejak tanggal 21 Mei 1979 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Pronoprawiro yang digantikan oleh Astro sejak tanggal 13 Maret 1982 yang
43
170.416.13/1982/SK90.
90
Ibid., hlm. 52.