“Y”
DI RUANG TULIP 1
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi yang
dibimbing oleh Ibu Dra. Ani Mulyaningrum,S.Kp
Oleh :
Kelompok 8
Tingkat I-B
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ny. “Y” Dengan Gangguan
Haematologi : Demam Di Ruang Tulip 1 Rs. Hasan Sadikin Bandung” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya,serta bimbingan dari pihak dosen sendiri.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
C. Pathway
D. Manifestasi klinis
E. Pemeriksaan penunjang
BAB III APLIKASI
A. Pengkajian
B. Diagnosa
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
D. Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan ditopang
dengan bakterimia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endocardial dan
invasi bakteri sekaligus multiplikasi dalam sel fagosit monocular dari hati,
Kelenjar limfa usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain
melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (Sumarmo, 2002)
B. Etiologi
Salmonella typhi = salmonella yang lain adalah bakteri gram negatif
mempunyai flagela, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif
anaerob. Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari oligosakarida,
flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang
terdiri dari polisakarida . Mempunyai makromolekular lipoposakarida
kompleks yang membentuk lapis luar dr dinding sel yang di namakan
endotoksin. Salmonella thypi juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang
berkaitan dg resistensi terhadap multiple.
C. Pathway
D. Manifestasi Klinis
1. Gejala pada anak : Inkubasi anatara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan Koma .
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
8. Batuk.
9. Epitaksis.
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor).
14. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai
penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipertermia.
E. Pemeriksaan Penunjang
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
4. Kultur
Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
BAB III
APLIKASI
DI RUANG TULIP 1
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny.Y
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Gol. Darah :A
Dx medis : Demam Thypoid
Tgl masuk RS : 09-10-2018
Tanggal Pengkajian : 09-10-2018
Alamat : Asrama Yon Zipur 9/1 Kostrad
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.Agung
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : D-3
Pekerjaan : TNI-AD
Alamat : Asrama Yon Zipur 9/1 Kostrad
2. Riwayat Kesehatan
a) Penampilan umum
Klien tampak lemas.
b) Pemeriksaan antropemtri
TB : 160 cm
BB saat sakit : 52kg
BB sebelum sakit : 55 kg
IMT : 20, 31
c) Tingkat kesadaran
Composmentis (Sadar penuh)
d) Tanda tanda Vital
T : 110/80 mmHg
P : 90 x / menit
R : 20x / menit
S : 39°C
e) Kepala
Bentuk kepala klien simetris, tidak ada Lesi ,tidak
ada edema, tidak terdapat alopecia, distribusi penyebaran
rambut rata, warna rambut hitam, keadaan rambut rontok,
rambut tidak lengket , tidak ada mikroorganisme seperti
kutu, rambut lurus, ubun-ubun klien datar , tidak terdapat
benjolan dan nyeri tekan di kepala.
f) Mata
Bentuk mata simetris dan sejajar , tidak ada Lesi,
tidak ada edema, konjungtiva anemis ,sklera tidak ikterik
,alis simetris dan tebal, tidak terdapat kantung mata ,bulu
mata melengkung ke atas ,bulu mata tidak rontok, tidak ada
edema pada valvebra, tidak stabismus, pupil sama dan bulat
,tidak ada peradangan pada kornea dan iris, pergerakan bola
mata normal, tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada
daerah mata dan valvebra. Fungsi penglihatan baik klien
dapat membaca papan nama perawat dengan jarak 30 cm.
g) Hidung
Bentuk hidung simetris ,tidak ada pendarahan, tidak
ada Lesi, bersih tidak terdapat serumen, hidung lembab,
tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak terpasang oksigen,
lubang hidung atau posisi septum nasi tidak ada
pembengkakan, tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan .
Klien dapat membedakan wangi jeruk dan kayu putih
dengan mata tertutup.
h) Mulut
Bentuk mulut simetris, papila tidak luka ,tidak
terdapat karies dentis ,jumlah gigi lengkap (32) ,tidak ada
stomatitis pada bibir ,mukosa bibir kering, tidak sianosis
,tidak ada peradangan pada gusi ,terdapat lidah kotor tidak
berbau, uvula simetris, tidak ada peradangan pada tonsil,
tidak ada benjolan dan nyeritekan .
Pasien dapat membedakan rasa manis pada gula dan
asin pada biskuit dengan mata tertutup.
i) Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada pendarahan,
ukuran telinga sedang, tidak terdapat Lesi dan edema ,tidak
terdapat serumen, tidak ada kemerahan ,tidak terdapat
tindikan anting pada daun telinga, tidak terdapat benjolan
dan nyeri tekan. tes Weber (+), tes rinne(+), test swabach
(-).
j) Leher
Bentuk leher simetris, leher berada di tengah badan,
tidak ada Lesi dan edema, tidak ada pembesaran KGB atau
kelenjar getah bening, tidak terdapat benjolan dan nyeri
tekan, tidak ada pembesaran Vena jugularis, nadi carotis 76
kali permenit.
Perawat menaruh tangan di leher kain lalu klien
diminta untuk menelan dan fungsi reflek menelan baik.
k) Thorax
Bentuk thorax anterior simetris, tidak ada reaksi dan
edema, pengembangan paru sama, suara perkusi paru
resonan dan jantung pekak, tidak terdapat benjolan dan nyeri
tekan, fremitus vokal dan taktil terasa saat klien berbicara
“tujuh puluh tujuh”, suara nafas vesikuler, tidak ada suara
tambahan seperti wheezing atau ronchi, suara jantung Lup-
Dub (S1,S2), irama reguler, tidak ada suara tambahan seperti
gallops, bentuk thorax posterior simetris,tidak ada Lesi dan
edema, tidak ada nyeri tekan pada thorax.
l) Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat lesi dan
edema, abdomen rata, tidak ada bekas sayatan pada
abdomen, bising usus 35 kali permenit, terdapat nyeri tekan
pada kuadran 1, tidak terdapat benjolan, terdapat
hepartomegali, suara lambung timpani, Suara Hati dullnes,
suara abdomen bagian atas timpani, dan bagian bawah redup,
dengan skala nyeri 6( 0-10).
m) Ekstremitas Atas
Bentuk tangan simetris, tangan sama panjang, warna
kulit putih, kuku pendek, tidak terdapat reaksi dan edema,
jari tangan lengkap(10), terpasang infus di tangan kiri 20
TPM, akral hangat, turgor kulit >2 detik, CRT normal < 2
detik, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, kekuatan otot
tangan 5 (0-5).
n) Ekstremitas bawah
Bentuk kaki simetris, kaki sama panjang, kuku
pendek, tidak terdapat Lesi dan edema, jari kaki lengkap
(10), turgor > 2 detik, CRT <2 detik, kekuatan otot kaki 5 (0-
5), tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan, patella (+),
babinski(+).
o ) Pola Aktivitas
Jenis ADL Sebelum sakit / Saat di RS
dirumah
a. Makan
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Jenis Nasi dan lauk pauk Bubur nasi dan buah
s ) Data Penunjang
1. Hasil Laboratorium
Selasa, 09-10-2018
Hitung Jenis
-Eosinophill 0 % 1- 3
- Basopil 0 % 0-1
-Netrofil batang 0 % 2- 6
- Netrofil segmen 89 % 50- 70
- Limphosit 11 % 20- 40
- Monosit 0 % 2 -8
Darah Kimia/
serologi
- AST (SGPT) 30 L : < 38 P: < 31
- ALT (SGPT) 17 L : <40 P : < 32
Widal
- S. Thypi O 1/60 +
-S. Prothypi A- O 1/60 +
-S. Prothypi B- O 1/320 +
-S. Prothypi C- O 1/320 +
-S. Thypi H 1/80 _
-S. Parathypi A-H 1/ 320 _
-S. Parathypi B-H 1/80 _
-S. Parathypi C-H 1/80 _
2. Therapy
Analisa Data
1 DS : Hipertermia
DO :
T : 110/80 mmHg
P : 90 x / menit
R : 20x / menit
S : 39°C
- Akral Hangat
2 DS : Defisit Nutrisi
DO :
- Lidah kotor
3 DO : Resiko
Ketidakseimbang
- Klien tampak lemas
an Cairan
- Turgor Kulit > 2detik
- Konjungtiva anemis
4 DS : Nyeri Akut
DO :
- Terdapat hepartomegally
II. DIAGNOSA
1. Hipertermia b.d
III. INTERVENSI
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif.Amin Huda, Kusuma.Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic- Noc Edisi Revisi Jilid I.
Jogjakarta : Mediaction Jogja
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia