Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN AN.

A DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : TYPHOID DI RUANG

SAKURA RUMAH SAKIT KONOHA

CIPARAY

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KD II

Dosen Pengampu: Reza Andini S.Kep.,Ners

Disusun Oleh:

Anggraeni Sabila (1222B0121) Febby Rahma A (1222B0135)


Anggriani (1222B0122) Intan Rohmawati (1222B0141)
Anisa Tri Cahyani (1222B0123) Intan Salsabila (1222B0142)
Cindy Aulia Putri (1222B0127) Niken Naila H (1222B0153)
Dina Gustira (1222B0130) Usi Winarti (1222B0177)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA (STKINDO)
WIRAUTAMA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata
kuliah Keperawatan Dasar 2 (KD II) dengan judul “Asuhan Keperawatan An.A
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Typhoid Diruang Sakura Rumah
Sakit Konoha Ciparay” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusun makalah ini, ditulis berdasarkan pengetahuan kami yang


telah dipelajari di mata kuliah KD 2 ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun dari kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Bandung, 16 Maret 2023

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Demam Typhoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan


rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka
kejadian tinggi pada daerah tropik dibandingkan daerah berhawa dingin.
Sumber penularan penyakit demam Typhoid adalah penderita yang aktif,
penderita dalam fase konvalesen, dan kronik karier. Demam Typhoid juga
dikenali dengan nama lain yaitu Typhus Abdominalis, Typhoid fever atau
Entericfever. Demam Typhoid adalah penyakit sistemik yang akut yang
mempunyai karakteritik demam, sakit kepala dan ketidakenakan abdomen
berlangsung lebih kurang 3 minggu yang juga disertai gejala-gejala perut,
pembesaran limpa dan erupsi kulit. Demam Typhoid (termasuk Para-Typhoid)
disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi, S Paratyphi A, S Paratyphi B dan S
Paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S Paratyphi, gejalanya lebih ringan
dibanding dengan yang disebabkan oleh S Typhi.

B. Etiologi
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap dapat menjadi
masukan dan pelajaran baru buat para tenaga kesehatan, khususnya untuk
penulis sendiri.

C. Manifestasi Klinis
1. Demam
2. Nyeri daerah perut atau otot
3. Begah
4. Diare
5. Mual
6. Muntah
7. Sembelit
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Tes Widal : Pemeriksaan Widal mengukur kadar antibodi terhadap antigen
O dan H dari S. Typhi dan sudah digunakan lebih dari 100
tahun. Pemeriksaan Widal memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang rendah, sehingga penggunaannya sebagai
satu-satunya pemeriksaan penunjang di daerah endemis dapat
mengakibatkan overdiagnosis. 30% dari sampel biakan positif
demam Typhoid
2. Tes Darah : Pemeriksaan lab lainnya untuk mendiagnosis gangguan yang
menimbulkan demam adalah dengan tes darah. Tes ini
mempunyai fungsi untuk mengetahui jumlah komponen dari
darah pada seseorang. Jika penilaian dari tes ini di luar angka
normal, berarti terdapat masalah yang lebih besar sehingga
tubuh mengalami demam.

E. Patofisiologi
Demam Typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan
Salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan.
Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan
mikroorganisme penyebab penyakit, baik ketika ia sedang sakit atau sedang
dalam masa penyembuhan. Pada masa penyembuhan, penderita pada masih
mengandung Salmonella spp didalam kandung empedu atau didalam ginjal.
Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier
sementara,sedang 2 % yang lain akan menjadi karier yang menahun.Sebagian
besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal (Intestinal Type) sedang
yang lain termasuk Urinarytype. Kekambuhan yang yang ringan pada karier
demam tifoid,terutama pada karier jenisintestinal,sukar diketahui karena gejala
dan keluhannya tidak jelas.
F. Penatalaksanaan
1. Antibiotik
Antibiotik untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri.
2. Penisilin
Penisilin untuk mengatasi infeksi pada tubuh yang terjadi karena bakteri.
3. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh.

G. Diagnosa Yang Mungkin Muncul


1. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya infeksi
bakteri.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelelahan.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhungan dengan intake yang kurang.
4. Cemas berhubungan dengan Hipertermia.
BAB II

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. Ahmad Jeno Maulana Ruang : Sakura

Umur : 10 Tahun No.Medrec :

1. IDENTITAS

A. Identitas Klien
Nama : An. A
Tanggal/tgl lahir : 25 mei 2013 Umur : 10 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Dx medis : Typhoid
Tanggal masuk RS : 9 Maret 2023
Tanggal pengkajian : 9 Maret 2023
Alamat : Jl. Wibu No. 96 RT 05 RW 03 Kota Shina
No. Telp :-

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. U
Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Magister
Pekerjaan : Sutradara Film
Alamat : Jl. Wibu No. 96 RT 05 RW 03 Kota Shina
Hub. Dengan klien : Ibu

KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh demam

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


Riwayat Kesehatan Klien Sekarang
- Pada tanggal 09 Maret 2023 pukul 14:00, ibu klien datang dengan klien ke IGD
RS Konoha Ciparay. Klien mengeluh demam disertai mual. Pada pukul 23:00
klien dipindahkan ke ruang rawat inap untuk dilakukan perawatan lebih lanjut.
- Pada saat melakukan pengkajian tanggal 09 Maret 2023, klien mengeluh
demam. Demam dirasakan bertambah apabila klien kecapean, rasanya panas di
seluruh bagian tubuh dengan suhu 38°C dan demam dirasakan dimalam hari,
demam dirasakan sudah 3 hari.

A. Riwayat Kesehatan Klien Dahulu


Ibu klien mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya
dan baru pertama kali dirawat di Rumah Sakit Konoha Ciparay.

B. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
1) Genogram : -

Keterangan : : Laki laki : Meninggal

: Perempuan : Perkawinan

X : Mengidap HT : Keturunan
KEADAAN LINGKUNGAN/TEMPAT TINGGAL

1. Lingkungan bersih

2. Kebersihan di rumah dalam keadaan bersih

PEMERIKSAAN FISIK PENDEKATAN HEAD TO TOE

1. Keadaan Umum : klien tampak lelah


2. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
GCS: 15
E: 4
V: 5
M: 6

3. Pemeriksaan Antropometri
TB: 139 cm IMT: 16,84
BB sebelum sakit: 32 kg BB saat sakit : 30 kg

4. Tanda – Tanda Vital


T : 100/70 mmHg
N : 87 x/meniT
P : 18 x/menit
S : 38 °C
Saturasi : 97%

Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, bersih, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
distribusi rambut merata dan tipis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
Mata
Inspeksi : Bentuk mata simetris kanan kiri, konjungtiva ananemis, sklera
tidak ikterik, fungsi penglihatan klien baik, tanpa menggunakan alat bantu
kacamata.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dikedua matanya.

Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, fungsi pendengaran klien baik, tidak ada
serumen.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak tampak
pembesaran polip, fungsi penciuman klien baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, bentuk simetris, warna bibir merah muda,
keadaan gigi bersih, tidak ada Caries, tidak ada Stomatitis, tidak ada
pendarahan digusi, fungsi pengecap klien baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran Kelenjar Typhoid,
fungsi menelan baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Dada
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, warna kulit sama dengan warna
kulit lain, tidak ada penggunaan otot pernafasan tambahan.
Palpasi : Integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : paru-paru normal vesikuler, tidak terdapat suara tambahan.
Perkusi : suara paru normal.

Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, warna kulit sama dengan warna kulit lain, tidak
ada Ikterik/Sianosis.
Auskultasi : bising usus 10x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Tidak dilakukan pengkajian.

Reproduksi
Inspeksi : Tidak dilakukan pengkajian.
Palpasi : -
Ekstremitas
Atas
Inspeksi : Terpasang Infus RL 1000 cc/24jam pada bagian sinistra, bentuk
simetris, tidak ada edema, turgor kulit baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Kekuatan otot : 4 5

Bawah
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada edema.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : kekuatan otot :
5 5
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

Jenis ADL Sebelum Sakit/ Dirumah Saat di RS


a. Nutrisi
 Frekuensi 2-3x/hari 2x/hari
 Jenis Nasi + Lauk pauk Bubur
 Jumlah ½-1 Porsi ½-1 Porsi
 Keluhan - Mual
b. Minum
 Jumlah 800 ml /hari 600 ml /hari
 Jenis Air Putih Air Putih
 Keluhan - -
c. Eliminasi BAB
 Frekuensi 1x/hari 1x/hari
 Konsistensi Padat Padat
 Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
 Keluhan - -
d.Eliminasi BAK
 Frekuensi 6x/hari 7-8x/hari
 Warna Kuning agak keruh Kuning urine
 Keluhan - -
e.Istirahat/Tidur
1. Tidur
a). Siang
 Lama tidur 2 jam ½ jam
 Waktu 13.00- 15.00 12.00-12.30
 Keluhan - -
b). Malam
 Lama tidur 9 Jam 7 Jam
 Waktu 21.00-06.00 22.30-5.30
 Keluhan - -
f.Personal Hygiene
1. Mandi
 Frekuensi 2x/hari 1x/hari
 Keluhan - -
2.Keramas
 Frekuensi 1x/hari -
 Keluhan - -
3.Gosok gigi
 Frekuensi 2x/hari 1x/hari
 Keluhan - -
4.Gunting kuku
 Frekuensi 1x/minggu -
 Keluhan - -
g. Aktivitas Sekolah Berbaring ditempat
tidur/bedrest

STATUS PSIKOLOGIS
1. Status Emosi
Status emosi klien stabil, klien tidak mudah marah.
2. Kecemasan
Klien mengatakan sedikit cemas tentang penyakitnya.
3. Pola Koping
Klien mengatakan jika terjadi permasalahan maka akan dirundingkan
dengan orang tuanya.
4. Gaya komunikasi
Klien sangat kooperatif dan tidak terdapat streotipi/ gangguan bicara.
5. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien tidak merasa malu terhadap tubuhnya sekarang walaupun sedang
sakit.
b. Peran diri
Klien menyadari perannya sebagai seorang anak dari 1 saudaranya dan
seorang kakak. Klien merasa perannya sedikit terganggu karena sakit
namun keluarganya tidak mempersalahkannya, sehingga klien merasa
masih diterima ditengah keluarganya.
c. Ideal diri
Klien mengharapkan agar cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti
biasanya.
d. Harga diri
Klien tidak merasa rendah diri.
e. Identitas diri
Klien masih menyadari bahwa klien seorang laki-laki.

STATUS PENGETAHUAN
Klien dan keluarga menanyakan tentang makanan yang harus dihindari, supaya
menghindari terjadinya komplikasi.

STATUS SOSIAL
Sosial klien terlihat baik, terbukti, ada yang menjenguk klien.

STATUS SPIRITUAL
1. Agama
Selama dirawat klien tetap menjalankan sholat 5 waktu.
2. Keluarga
Keluarga klien selalu memberikan dukungan dan mendoakan klien agar cepat
sembuh.
DATA MENUNJANG
1. Laboratorium

Tanggal Hasil pemeriksaan Nilai Interpretasi


rujukan/normal
09/03/2023 Urine Rutin KLINIK RUTIN
15.27 -
Warna Kuning KLINIK RUTIN
B.J 1.015 KLINIK RUTIN
PH 6,5 KLINIK RUTIN
Protein.. (-) Negatif KLINIK RUTIN
Reduksi (+) Positif : 2 KLINIK RUTIN
Hemoglobin 11,5 KLINIK RUTIN
Hematokrit 34,1 KLINIK RUTIN
Sedimen KLINIK RUTIN
>Leukosit 13,130 KLINIK RUTIN
>Eritrosit. 4,11 KLINIK RUTIN
>Kristal - KLINIK RUTIN
>Silinder - KLINIK RUTIN
>Sel epitel + KLINIK RUTIN

Tanggal Hasil Pemeriksaan Nilai Interpretasi


rujukan/normal
09/03/2023 Tes Widal Positif PEMERIKSAAN
15.35 S. Thypi ‘O’ 1:160 KHUSUS
S. Thypi ‘H’ 1:160
S. Parathypi ‘AH’ 1:160
S. Parathypi ‘BH’ 1:160

2. Radiologi : -
TERAPI PENGOBATAN

Tanggal Nama Obat Dosis Fungsi


09/03/2023 Kloramfenikol 4 x 50mg IV Untuk mengobati
infeksi bakteri
Ringer Laktat 1000 cc/24 jam Untuk mempertahankan
hidrasi/ mengembalikan
cairan tubuh yang
hilang
Vitamin C 3 x 100mg Untuk membentuk
sistem kekebalan tubuh
Amoxilin 1 x 100 mg Untuk menghentikan
pertumbuhan bakteri

Analisa Data

No Data senjang Masalah Penyebab


1 DS: Klien mengeluh Hipertermia Proses Penyakit
demam
DO: - TTV
T : 100/70
mmHg
N : 87 x/menit
P : 18 x/menit
S : 38 °C
- Tes Widal (+) Positif
- Klien Tampak lelah
- Saturasi O2 : 97%

Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan
adanya infeksi bakteri salmonella typi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Hipertemia Setelah dilakukan Observasi Observasi 09/03/2023 S: Klien masih mengeluh
berhubungan dengan tindakan - Identifikasi - Jika mengetahui 1. mengobservasi demam
proses penyakit keperawatan dalam penyebab hipertermia penyebabnya, TTV O: S: 38 °C
dibuktikan dengan 2 x 24 jam - Monitor suhu tubuh intervensi yang akan Hasil : T: 110/70 A: Masalah tidak teratasi
adanya infeksi bakteri hipertermia klien Teraupetik dilakukan bisa mmHg P: Lanjutkan Intervensi
salmonella typi teratasi dengan - Anjurkan klien secara mudah N: 87
DS: Klien mengeluh kriteria hasil: menggunakan dilakukan untuk x/menit
demam 1. Klien tidak pakaian tipis dan mencapai hasil yang P: 18 x/menit
DO: - TTV mengeluh demam menyerap keringat diinginkan S: 38 °C
T : 100/70 2. TTV normal Edukasi - untuk mengetahui St: 97 %
mmHg T: 120/80 mmHg -Anjurkan tirah apakah setelah Respon : ketika di
N : 87 x/menit N: 60-100 x/menit baring intervensi adakah observasi pada
P : 18 x/menit P: 12-20 x/menit Kolaborasi perubahan suhu pukul 20.00 WIB
S : 38 °C S: 36,5-37,5 °C -Kolaborasi tubuh atau tidak klien masih
- Saturasi O2: 97% - Saturasi O2 pemberian cairan dan Teurapetik mengeluh demam
- Tes Widal (+) Normal elektrolit intravena, - untuk menjaga 2. Menganjurkan
Positif - Tes Widal (-) jika perlu agar pasien merasa pasien
- Klien Tampak lelah Negatif nyaman, dan menggunakan
- Klien Tampak melonggarkan/mele pakaian tipis dan
segar paskan pakaian menyerap keringat.
untuk membantu Hasil: ibu klien
penguapan tubuh. memakaikan
Edukasi pakaian tipis dan
- untuk menghindari menyerap keringat
aktivitas fisik yang pada pasien
dapat membuat suhu 3. Mengkolaborasi
tubuh meningkat pemberian cairan
Kolaborasi dan elekrolit IV
- peningkatan suhu Hasil: Pasien
tubuh terpasang cairan
mengakibatkan infus RL 20tpm di
penguapan tubuh ekstremitas atas
meningkat sehingga sinistra.
perlu diimbangi
dengan asupan TTD
cairan yang banyak Nama Perawat
untuk mencegah 10/03/2023 S: klien sudah tidak
terjadinya dehidrasi. 1. mengobservasi mengeluh demam
TTV O: S: 37,5 °C
Hasil : T: 110/70 A: Masalah teratasi
mmHg P: Hentikan Intervensi
N: 87
x/menit
P: 18 x/menit
S: 37,5 °C
St: 97 %
Respon : ketika di
observasi pada
pukul 08.00 WIB
klien sudah tidak
mengeluh demam
2. Menganjurkan
pasien
menggunakan
pakaian tipis dan
menyerap keringat.
Hasil: ibu klien
memakaikan
pakaian tipis dan
menyerap keringat
pada pasien
3. Mengkolaborasi
pemberian cairan
dan elekrolit IV
Hasil: Pasien
terpasang cairan
infus RL 20tpm di
ekstremitas atas
sinistra.
TTD
Nama Perawat
CATATAN PERKEMBANGAN

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Perkembangan Pelaksana

1. 11 Maret Hipertermia berhubungan S = Klien mengatakan TTD & Nama


2023 dengan proses penyakit sudah tidak demam Perawat
dibuktikan dengan O = - TTV
09.30
adanya infeksi bakteri T: 120/80
salmonella typi mmHg
P: 87 x/menit
R: 18 x/menit
S: 36,6 °C
A = Masalah teratasi
P = Hentikan Intervensi
(Pasien pulang)

I = tidak ada intervensi


tambahan

E = tidak ada evaluasi


tambahan

R = rencana
keperawatan tidak di
rubah karena telah
teratasi
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeski salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang
terinfeksi salmonella, ( Liswidyawati Rahayu, 2010:50)
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C sinonim
dari penyakit ini adalah typhoid dan paratyphoid abdominalis.
Salmonella thyposa, hasil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar,
tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya 3 macam antigen yaitu:
1. Antigen O (somatic, terdiri dari zat komplek biopolisakarida)
2. Antigen H (flagella)
3. Antigen VI dan protein membrane hialin
4. Salmonella parathypi A
5. Salmonella parathypi B
6. Salmonella parathypi C
7. Feces dan urine dari penderita thypus (Rahman Juwono, 1996)
Penulran salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbgai cara,
yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku),
Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feces.

1.2 Saran
Agar kita terhindar dari thypoid, hendaknya kita memperhatikan
cara pencegahan penyakit thypoid tersebut. Untuk tenaga kesehatan,
hendaknya memperhatikan setiap pasien yang datang berobat ke rumah
sakit atau puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

I. G. (2020). Makalah Demam Typhoid. Retrieved Maret 2023, from Academia.edu:


https://www.academia.edu/8892603/Makalah_Demam_Typoid

Nabilah, E. Z. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Demam Typhoid.


Retrieved Maret 2023, from Academia.edu:
https://www.academia.edu/43901467/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_
DENGAN_DEMAM_THYPOID

Necis, N. C. (2014). Makalah Demam Typhoid. Retrieved Maret 2023, from


Slideshare.net: https://www.slideshare.net/NovaCiNecis/makalah-demam-
tyfoid

Syahrul, A. M. (2022). LP Demam Typhoid - 1. Retrieved Maret 2023, from Studocu.com:


https://www.studocu.com/id/document/universitas-muslim-indonesia/medical-
faculty/lp-demam-typhoid-1-laporan-pendahuluan/27866481

Veronica, D. P. (2021, Desember Rabu). Demam, Perut Kembung, dan Bising Usus
Meningkat pada Anak Usia 5 Tahun. Retrieved Maret 2023, from
Alodokter.com: https://www.alodokter.com/komunitas/topic/bising-usus-pada-
anak

Anda mungkin juga menyukai