A DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : TYPHOID DI RUANG
CIPARAY
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata
kuliah Keperawatan Dasar 2 (KD II) dengan judul “Asuhan Keperawatan An.A
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Typhoid Diruang Sakura Rumah
Sakit Konoha Ciparay” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
B. Etiologi
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap dapat menjadi
masukan dan pelajaran baru buat para tenaga kesehatan, khususnya untuk
penulis sendiri.
C. Manifestasi Klinis
1. Demam
2. Nyeri daerah perut atau otot
3. Begah
4. Diare
5. Mual
6. Muntah
7. Sembelit
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Tes Widal : Pemeriksaan Widal mengukur kadar antibodi terhadap antigen
O dan H dari S. Typhi dan sudah digunakan lebih dari 100
tahun. Pemeriksaan Widal memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang rendah, sehingga penggunaannya sebagai
satu-satunya pemeriksaan penunjang di daerah endemis dapat
mengakibatkan overdiagnosis. 30% dari sampel biakan positif
demam Typhoid
2. Tes Darah : Pemeriksaan lab lainnya untuk mendiagnosis gangguan yang
menimbulkan demam adalah dengan tes darah. Tes ini
mempunyai fungsi untuk mengetahui jumlah komponen dari
darah pada seseorang. Jika penilaian dari tes ini di luar angka
normal, berarti terdapat masalah yang lebih besar sehingga
tubuh mengalami demam.
E. Patofisiologi
Demam Typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan
Salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan.
Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan
mikroorganisme penyebab penyakit, baik ketika ia sedang sakit atau sedang
dalam masa penyembuhan. Pada masa penyembuhan, penderita pada masih
mengandung Salmonella spp didalam kandung empedu atau didalam ginjal.
Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier
sementara,sedang 2 % yang lain akan menjadi karier yang menahun.Sebagian
besar dari karier tersebut merupakan karier intestinal (Intestinal Type) sedang
yang lain termasuk Urinarytype. Kekambuhan yang yang ringan pada karier
demam tifoid,terutama pada karier jenisintestinal,sukar diketahui karena gejala
dan keluhannya tidak jelas.
F. Penatalaksanaan
1. Antibiotik
Antibiotik untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri.
2. Penisilin
Penisilin untuk mengatasi infeksi pada tubuh yang terjadi karena bakteri.
3. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh.
1. IDENTITAS
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Tanggal/tgl lahir : 25 mei 2013 Umur : 10 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Dx medis : Typhoid
Tanggal masuk RS : 9 Maret 2023
Tanggal pengkajian : 9 Maret 2023
Alamat : Jl. Wibu No. 96 RT 05 RW 03 Kota Shina
No. Telp :-
KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh demam
: Perempuan : Perkawinan
X : Mengidap HT : Keturunan
KEADAAN LINGKUNGAN/TEMPAT TINGGAL
1. Lingkungan bersih
3. Pemeriksaan Antropometri
TB: 139 cm IMT: 16,84
BB sebelum sakit: 32 kg BB saat sakit : 30 kg
Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, bersih, tidak ada lesi, warna rambut hitam,
distribusi rambut merata dan tipis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
Mata
Inspeksi : Bentuk mata simetris kanan kiri, konjungtiva ananemis, sklera
tidak ikterik, fungsi penglihatan klien baik, tanpa menggunakan alat bantu
kacamata.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dikedua matanya.
Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, fungsi pendengaran klien baik, tidak ada
serumen.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak tampak
pembesaran polip, fungsi penciuman klien baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering, bentuk simetris, warna bibir merah muda,
keadaan gigi bersih, tidak ada Caries, tidak ada Stomatitis, tidak ada
pendarahan digusi, fungsi pengecap klien baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Leher
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran Kelenjar Typhoid,
fungsi menelan baik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Dada
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, warna kulit sama dengan warna
kulit lain, tidak ada penggunaan otot pernafasan tambahan.
Palpasi : Integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : paru-paru normal vesikuler, tidak terdapat suara tambahan.
Perkusi : suara paru normal.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, warna kulit sama dengan warna kulit lain, tidak
ada Ikterik/Sianosis.
Auskultasi : bising usus 10x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Tidak dilakukan pengkajian.
Reproduksi
Inspeksi : Tidak dilakukan pengkajian.
Palpasi : -
Ekstremitas
Atas
Inspeksi : Terpasang Infus RL 1000 cc/24jam pada bagian sinistra, bentuk
simetris, tidak ada edema, turgor kulit baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Kekuatan otot : 4 5
Bawah
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada edema.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : kekuatan otot :
5 5
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
STATUS PSIKOLOGIS
1. Status Emosi
Status emosi klien stabil, klien tidak mudah marah.
2. Kecemasan
Klien mengatakan sedikit cemas tentang penyakitnya.
3. Pola Koping
Klien mengatakan jika terjadi permasalahan maka akan dirundingkan
dengan orang tuanya.
4. Gaya komunikasi
Klien sangat kooperatif dan tidak terdapat streotipi/ gangguan bicara.
5. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien tidak merasa malu terhadap tubuhnya sekarang walaupun sedang
sakit.
b. Peran diri
Klien menyadari perannya sebagai seorang anak dari 1 saudaranya dan
seorang kakak. Klien merasa perannya sedikit terganggu karena sakit
namun keluarganya tidak mempersalahkannya, sehingga klien merasa
masih diterima ditengah keluarganya.
c. Ideal diri
Klien mengharapkan agar cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti
biasanya.
d. Harga diri
Klien tidak merasa rendah diri.
e. Identitas diri
Klien masih menyadari bahwa klien seorang laki-laki.
STATUS PENGETAHUAN
Klien dan keluarga menanyakan tentang makanan yang harus dihindari, supaya
menghindari terjadinya komplikasi.
STATUS SOSIAL
Sosial klien terlihat baik, terbukti, ada yang menjenguk klien.
STATUS SPIRITUAL
1. Agama
Selama dirawat klien tetap menjalankan sholat 5 waktu.
2. Keluarga
Keluarga klien selalu memberikan dukungan dan mendoakan klien agar cepat
sembuh.
DATA MENUNJANG
1. Laboratorium
2. Radiologi : -
TERAPI PENGOBATAN
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan
adanya infeksi bakteri salmonella typi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
R = rencana
keperawatan tidak di
rubah karena telah
teratasi
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeski salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang
terinfeksi salmonella, ( Liswidyawati Rahayu, 2010:50)
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C sinonim
dari penyakit ini adalah typhoid dan paratyphoid abdominalis.
Salmonella thyposa, hasil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar,
tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya 3 macam antigen yaitu:
1. Antigen O (somatic, terdiri dari zat komplek biopolisakarida)
2. Antigen H (flagella)
3. Antigen VI dan protein membrane hialin
4. Salmonella parathypi A
5. Salmonella parathypi B
6. Salmonella parathypi C
7. Feces dan urine dari penderita thypus (Rahman Juwono, 1996)
Penulran salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbgai cara,
yang dikenal dengan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku),
Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feces.
1.2 Saran
Agar kita terhindar dari thypoid, hendaknya kita memperhatikan
cara pencegahan penyakit thypoid tersebut. Untuk tenaga kesehatan,
hendaknya memperhatikan setiap pasien yang datang berobat ke rumah
sakit atau puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Veronica, D. P. (2021, Desember Rabu). Demam, Perut Kembung, dan Bising Usus
Meningkat pada Anak Usia 5 Tahun. Retrieved Maret 2023, from
Alodokter.com: https://www.alodokter.com/komunitas/topic/bising-usus-pada-
anak